Disusun Oleh :
PSIKOLOGI
FALKUTAS PSIKOLOGI
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan dan menyusun makalah yang berjudul
“Pendekatan Psikoanalisis Dalam Konseling ini dengan bentuk maupun isinya yang
sederhana. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk Meningkatkan pemahaman lebih
mengenai pendekatan psikoanalisis dalam koseling.
Dalam menyelesaikan dan menyusun makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik
secara tulisan, bahasa, ataupun materi, mengingat kami masih banyak belajar dalam mengkaji
makalah tersebut. Tidak lupa kamimengucapkan terima kasih kepada.Dosen Pengampu Mata
Kuliah Dasar-dasar Konseling Bu Siti Hafsah Budi Argiati, Dra., S.Psi., M.A.yang telah
membimbing kami.
Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah awal yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun akan senantiasa kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna
bagi kami dan pihak lain yang berkepentingan.
Ttd
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
a. Meningkatkan pemahaman lebih mengenai pendekatan psikoanalisis dalam
koseling.
b. Untuk memahami teknik-teknik yang digunakan dalam pendekatan psikoanalisis
pada konseling.
c. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kelebihan dan kekuramgan psikoanalis
pada konseling
d. Untuk mengetahui cara implikasi konseling psikoanalisi bagi pendindikan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Konseling adalah hubungan yang berfokus pada pertumbuhan dan penyesuaian pribadi
untuk memenuhi kebutuhan dalam menyelesaikan masalah (Gibson dan Mitchel, 2011).
Menurut pendapat (Prayitno dan Amti, 2014) mendefinisikan konseling adalah proses
pemberian bantuan melalui wawancara konseling dari konselor dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah yang di hadapi konseling.
Pengertian Psikoanalis merupakan teori yang kembangakan oleh Sigmud Freud dengan
memandang bahwa manusia sifatnya dinamis saat terjadinya pertukaran energi (id, ego,
superego). Hal tersebut dianggap sebagai perilaku abnormal yang disebabkan oleh factor
intropsikis. Sigmud Freud beranggapan bahwa inti dari kepribadian seseorang bukan dari apa
yang tampak pada waktu sadar, melainkan apa yang tersembunyi dalam ketidaksadarannya
itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa konseling Psikoanalisis merupakan metode
penyelesaian masalah konseling dengan mengontrol alam bawah sadarnya atau
ketidaksadarannya.
Selain itu, Psikoanalisis juga didefinisikan sebagai metode penelitian, teknik
penyembuhan, serta pengetahuan psikologi. Berikut ini Definisi modern tentang konselig
Psikoanalisis menurut(Trinurmi, 2021) sebagai berikut:
1. Pengetahuan psikologi yang menekankan pada faktor dinamika psikis yang menentukan
tingkah laku manusia, juga sangat penting pengalaman masa kecil untuk kepribadian
dimasa dewasa;
2. Teknik khusus dalam menelusuri dan mendalami alam ketidaksadaran, konseling
psikoanalisis yang membantu penyelesaian masalah bahwa sadar.
3. Metode penafsiran dan penyembuhan gangguan mental.
6
1. Manusia secara esensial bersifat biologis, terlahir dengan dorongan-dorongan instingtif,
sehingga perilaku merupakan fungsi yang di dalam ke arah dorongan itu.
2. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinyadan orang
lain. Libido mendorong manusia ke arah pencarian kesenangan.
3. Di mana manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi-motivasi
tidak sadar, kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis dan naluriah, dan
oleh peristiwa-pristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama dari
kehidupan.
4. Alam sadar adalah bagian kesadaran yang memiliki fungsi mengingat, menyadari dan
merasakan sesuatu secara sadar. Alam sadar ini memiliki ruang yang terbatas dan saat
individu menyadari berbagai rangsangan yang ada di sekitar kita.
5. Alam prasadar yaitu bagian dasar yang menyimpan ide, ingatan dan perasaan yang
berfungsi mengantarkan ide, ingatan dan perasaan tersebut ke alam sadar jika kita
berusaha mengingatnya kembali.
6. Alam bawah sadar adalah bagian dari dunia kesadaran yang terbesar dan sebagian besar
yang terpenting dari struktur psikis, karena segenap pikiran dan perasaan yang dialami
sepanjang hidupnya yang tidak dapat disadari lagi akan tersimpan didalamnya.
7
Fase ini terjadi ketika aktivitas seksual yang dialami anak telah mulai berkurang
dikarenakan anak sedang fokus pada perkembangan fisik dan kognitifnya karena mereka
mulai memasuki masa sekolah.
5. Fase genital (12 tahun ke atas)
Merupakan fase terakhir tahap perkembangan psikoseksual, hal ini dikarenakan organ
seksual dan hormon seksual pada diri anak mulai aktif sehingga anak sudah menikmati
aktivitas seksual secara sadar.
8
1. Memfokuskan pada perasaan klien, kesadaran pada saat yang sedang berjalan, serta
hambatan terhadap kesadaran.
2. Menantang klien sehingga mereka mau memanfaatkan indera mereka sepenuhnya dan
berhubungan dengan pesan-pesan tubuh mereka.
3. Menaruh perhatian pada bahasa tubuh klien, sebagai petunjuk non verbal.
4. Secara halus berkonfrontasi dengan klien guna untuk menolong mereka menjadi sadar
akan akibat dari bahasa mereka.
b. Fungsi Konselor
Fungsi konselor utamanya mengarah pada membantu klien untuk menganalisis dan
memahami apa yang ada / terjadi sekarang ini dan bagaimana berbuat sekarang ini,
konselor bukan hanya menanalisis saja, tetapi lebih ditekankan untuk mengintregasi
perhatian dan kesadaran klien.
Yang dimaksud dengan perhatian disini adalah mendengarkan apa yang diangan –
angankan atau apa yang tidak disenangi sedangkan apa yang dimaksud dengan kesadaran
adalah apa yang sedang dialaminya menyentuh pribadinya dan dunianya.
Teknik ini adalah teknik utama dalam konseling. Awalnya Freud menggunakan
teknik hipnotis dengan menghipnotis pasien agar mau terbuka untuk mengungkapkan
masalahnya. Akan tetapi, terdapat kelemahannya, yaitu pasiennya jatuh cinta kepada
Freud. Maka dari itu, Freud berganti haluan dan terbitlah teknik asosiasi bebas.
9
Teknik ini membebaskan konseling untuk menyampaikan segala sesuatu yang muncul
dalam pikirannya, tanpa memikirkan apakah yang disampaikan itu logis, salah, benar,
menyakitkan, menyenangkan, sehingga konseli dapat terbuka kepada konselor
(Hukmi, 2020).
Konselor meminta konseling untuk mengosongkan pikiran dari renungan
sehariharinya dan disaat itu, dibebaskan untuk mengungkapkan semuanya. Lalu,
dilakukan pemanggilan atau mengulik pengalaman masa lalu dan melepaskan emosi
yang dirasakan konselor yang berkaitan dengan masa lalu (Trinurmi, 2021). Freud
beranggapan bahwa apa yang dikatakan secara abstrak akan ditemukan titik penekan
di diri konselor, asalkan konselor jujur dalam mengatakannya. Sehingga dalam
penggalian masa lalu dapat memudahkan penganalisisan kata-kata.
c. Analisis Mimpi
Menurut Freud mimpi adalah produk psikis yang merupakan sesuatu keinginan
terpendam akan muncul dalam posisi sadar. Menurut Ibnu Abrani, mimpi merupakan
imajinasi yang terdiri dari tiga macam yaituberkaitan dengan kegiatan sehari-hari,
simbol yang harus ditafsirkan, dan dari simbol inilah menjadikan teknik konseling
Mimpi terdapat dua isi, yaitu mimpi isi laten dan manifest. Mimpi laten terdiri
dari motif, simbol yang samar, dan tidak disadari, sehingga sulit untuk dipahami. Isi
manifest adalah mimpi yang terlihat jelas gambarannya. Berikut ini cara kerja mimpi
menurut Freud :
1. Proses figurasi. Pemindahan pikiran ke dalam bentuk gambar. Pikiran optatif
(harapan) digantikan oleh gambar aktual dan kata-kata serta proses figurasi akan
melihat hasrat dalam bentuk nyata.
2. Proses kondensasi. Peralihan dari sesuatu yang tersembunyi dalam kata manifest
yang menghubungkan beberapa pikiran tersembunyi tersebut dalam gambar
tunggal.
3. Proses pemindahan. Terkadang mimpi menampilkan sesuatu yang berlawanan dari
pikiran laten (tersembunyi) yang harus diwujudkan.
4. Proses simbolisasi. Mimpi yang berhubungan pikiran yang tersembunyi.
Analisis mimpi merupakan metodeuntuk mengungkap sesuatu yang tidak
disadari oleh konselor dan memberikan pemahaman terhadap permasalahan yang
belum terselesaikan. Freud menganggap bahwa mimpi adalah jalan menuju
10
ketidaksadarankarena hasrat, kebutuhan, ketakutan, dimana ego individu mulai
melemah dan digantikan dalam keadaan alam tidak sadarnya (Hukmi, 2020).
d. Analisis Resistensi
Dalam teknik ini, konselor berusaha untuk membantu memberikan alasan dari
kecemasan yang dipendam dengan cara mengalihkan ke objekmasa lalu.
Transferensi merupakan cara kerja pertahanan ego dimana impuls yang tidak sadar
dialihkan ke objek yang lain. Dalam hal ini, transferensi memantulkan kebutuhan
konselor akan cinta.Maksud dalam kata cinta pada Teknik ini ialah suatu perasaan
emosi di masa lalu yang terpendam dapat diungkapkan melalui objek tersebut (Arni
& Halimah, 2020).
Jika konselor paham akan makna hubungan transferensi, akan memperoleh
pemahaman atas pengalaman masa lalu, sehingga dapat menghubungkan pengalaman
masa lalu itu dengan kondisi saat ini.
f. Interpretasi
Interpretasi adalah Teknik mempercepat pengungkapan dari sesuatu yang tidak
disadari. Dengan tujuan agar membuka hal-hal yang tidak disadari konseli. Dilakukan
ketika sadar dan konselor dapat mengeksplorasi secara menyeluruh dan mendalam
permasalahan yang dialami konseli.
Interpretasi dapat memperhatikan hal-hal disajikan dengan hal-hal yang berkaitan
dengan alam sadar konselor, dimulai dari sesuatu yang umum hingga mendalam,
resistensi sebelum menginterpretasikan konflik (Abivian, 1963).
2.7 Kelebihan dan Kekurangan Konseling Psikoanalisis
11
Meskipun mendapat kritikan atas pendekatan Psikoanalisis, namun tidak dapat dindari
bahwa pendekatan Psikoanalisis juga telah memberikan pengetahuan terutama di dunia
psikologi. Hal itutidakterlepas dari kelebihan dan kekurangan dari konseling
psikoanalisis sebagai berikut:
A. Kelebihan
a. Percaya akan motivasi yang tidak disadari
b. Pentingnya masa anak-anak dalamperkembangan individu di masa dewasa
c. Dapat mengatasi kecemasan dengan menggunakan beberapa tahap dan teknik
d. Dapat memahami kesehatan mental dan sifat seseorang
e. Cocok untuk masalah OCD, anxiety, phobia, dan gangguan seksual
B. Kekurangan
a. Merendahkan martabat manusia
b. Perilaku ditentukan oleh energi psikis yang meragukan
c. Kurang efisien dari segi waktu dan biaya
2.8 Implikasi Konseling Psikoanalisis bagi Pendidikan
Dari konseling Psikoanalisis yang telah ada, ada akibat bagi dunia pendidikan
terutama bagi peserta didik/konseli sebagai berikut:
a. Membantu peserta didik/konseli dalam mengurangi kecemasan terkait trauma/konflik
masa lalu dengan menghargai dirinya dan lingkungannya.
b. Membantu dalam hal akademik peserta didik, seperti penjelasan Freud bahwa
manusia terutama peserta didik memiliki keinginan dan kebutuhan dasar.
c. Membantu dalam proses pengembangan kebutuhan dan keinginan dasar peserta didik
d. Membantu agresivitas peserta didik untuk hal yang positif Kelima, pendidikan
inklusif, tidak ada pembeda bagi peserta didik siapapun, maksutnya siapapun dapat
mendapatkan konseling ini. Karena konselor membantu dalam penyelesaian masalah
bagi peserta didik, dan tidak ada ada pembeda apapun
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Landasan pendekatan psikoanalisis dalam konseling dikembangkan oleh Sigmud
Freud berakar dari teori kepribadian . landasan ini dikembangkan memalui tiga struktur
yang saling berkaitan satu sama lain. Tiga struktur tersebut meliputi (id, ego dan
superego), id merupakan aspek biologis yaitu sebuah dorongan dari alam bawah sadar
manusia untuk melakukan sesuatu dalam mencari kepuasan. Ego atau sering disebut aspek
psikologis terjadinya tindakan dari id.Superego atau aspek moralitas yang diberikan
arahan atas nilai baik dan buruk serta tindakan sesuai dengan norma yang berlaku. Ketiga
struktur tersebut menjadi pondasi penting dalam pendekatan psikoanalisis.
Tujuan utama konseling adalah pola piker psikoanalisis adalah membentuk kembali
struktur kepribadian individu melalui pengungkapan hal-hal yang tidak disadari.
3.2 Saran
Makalah ini mengkaji sudut pandang dari tokoh psikologi yang teorinya
dikembangkan oleh Sigmud Freud dan berbagai tokoh psikologi lainnya. Dengan hal
tersebut, pembaca sebaiknya membaca beberapa referensi yang terkait Teori Psikoanalisis
yang dikembangkan oleh Sigmud Freud dan tokoh-tokoh lainnya. Sehingga dapat
mengetahui lebih banyak referensi dan ilmu baru mengenai Teori Kepribadian
Psikoanalisisagar menambah wawasan lebih luas untuk pembaca.
13
DAFTAR PUSTAKA
Abivian, M. (1963). Teori Psikoanalisis Sigmud Freud (Vol. 2014, Issue 860)
Aldi, M., & Haryadi, R. (2021). Refleksi dari Pendekatan Interdisipliner Psikologi karakter
“naruto” menurut pandangan Sastra. Arabi : Journal of Arabic Studies, Teori
psikoanalisa.Proceeding Studium
Ardiansyah, Sarinah, Susilawati, & Juanda (2022). Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud.
Jurnal Kependidikan, 7(1), 25–31.
Helaluddin, & Syawal, S. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam
Pendidikan. Academia.Edu, March, 1–16
Hukmi, R. (2020). PSIKOANALISA SIGMUND FREUD (Vol. 21, Issue 1).
Mubasyaroh, M. (2019). Mubasyaroh, M. (2019). Pendekatan Konseling Realitas dan Terapi
Agama Bagi Penderita Freud. Jurnal Kependidikan, 7(1), 25–31. Psikoproblem.
KOMUNIKA: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 13(1), 81–96.
Putu, I. G. A., Budisetyani, W., Vembriati, N., Made, N., Wilani, A., Hizkia, D., Dewi, T.,
Astiti, P., Wulanyani, S., Made, I., Putu, R., Widiasavitri, N., Rahayu, K., Adijanti, I.,
Luh, M., Pande, K., Susilawati, A., Kartika, Y., Luh, H., … Kedokteran, F. (2016).
Bahan Ajar PSIKOLOGI KONSELING.
Syamsiah, S. (2020). Teknik Asosiasi Bebas sebagai Upaya Menghilangkan gangguan trauma
terhadap kekerasan Bagi Siswa. Jurnal Sipatokkong BPSDM Sulawesi Selatan, 1(2),
137–142.
Trinurmi, S. (2021). Teknik Terapi Kelompok
(Group Theraphy). Al Irsyad Al-Nafs, 8(1), 22–34.
https://journal3.uinalauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_AlNafs/article/view/22050
14
15