Anda di halaman 1dari 12

TEORI PERKEMBANGAN PSIKODINAMIKA

MATA KULIAH: PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU: FITRIYENI, S.Pd

Disusun oleh:

1. Andini Dwi Pratiwi (216910441)


2. Annisa Azzahra (216910427)
3. Ayu Sodia (216910456)
4. Dinda Gustri Hidayati (216910101)
5. M. Faiz Ar-Rasyid (216910563)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PERGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya. Penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Perkembangan Psikodinamika” dengan tepat
waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik”.
Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang teori perkembangan
psikodinamika baik bagi para pembaca maupun bagi penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 16 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Psikodinamika………………………………………………………….


2.2 Problematika dan Faktor-Faktor Teori Psikodinamika……………….…………..

2.3 Upaya Mengatasi Masalah Teori Psikodinamika…………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sigmund Freud merupakan tokoh praktisi kesehatan(dokter) yang lahir pada tanggal 6
mei 1856 di Freiberg (saat ini bernama Czech Republik) dan meninggal dunia pada tanggal
23 September 1939, di London. Sigmund Freud lahir dari keturunanYahudi. Ayah nya
bernama Jacob Freud, yang bekerja sebagai pedagang wol. Saat berusia sekitar 4 tahun,
perdagangan ayahnya mengalami penurunan. Akhirnya Freud beserta keluarganya pindah ke
Leipziq, Jerman. Kemudian mereka pindah ke Vienna (sekarang Wina Austria).
Freud merupakan putra pertama dari istri kedua ayahnya. Freud lahir saat ayahnya
berusia 40 tahun, sementara ibunya berusia 20 tahun. Freud memiliki 7 saudara, yaitu 5
saudara perempuan dan 2 laki-laki (Jones, 1953) menulis bahwa ibu Freud merasa bangga
dan sukacita saat kelahiran anak pertamanya. Freud seorang pemuda yang mau bekerja
keras, senang membaca dan belajar serta mennujukkan kemampuan intelaktualnya yang
cukup brilian. Selama 7 tahun berturut turut dia menjadi bintang kelas, menduduki
peringkat pertama dikelasnya. Dalam bidang bahasa Freud menguasai beberapa bahasa yaitu;
Jerman, Ibrani, Latin, Prancis, Inggris, Itali, dan Spanyol.
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan
aspek-aspek internal lainnya. Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-
1939). Diberi nama aliran psikologi yang dikembangkan sebagai psikoanalisis. (feist &
roberts, 2013)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep teori perkembangan Psikodinamika menurut Sigmun Freud?


2. Apa saja factor-faktor dan problematika teori perkembangan Psikodinamika?
3. Bagaimana cara mengatasi masalah dalam teori perkembangan psikodinamika?
1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui konsep teori perkembangan psikodinamika


2. Mengidentifikasi factor-faktor dari teori perkambangan psikodinamika
3. Mengetahui cara mengatasi masalah dalam teori perkembangan psikodinamika
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Psikodinamika


Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan
aspek-aspek internal lainnya. Teori psikodinamika ditemukan oleh Sigmund Freud (1856-
1939). Diberi nama aliran psikologi yang dikembangkan sebagai psikoanalisis. (feist &
roberts, 2013).
Teori psikoanalisis merupakan teori yang berusaha untuk menjelaskan tentang hakikat
dan perkembangan kepribadian manusia. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini
adalah motivasi, emosi dan aspek-aspek internal lainnya.Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis tersebut,
yang pada umumnya terjadi pada anak-anak atau usia dini. Psikoanalisis memiliki banyak hal
untuk ditawarkan kepada pendidikan.
Hubungan di antara mereka seperti sebuah perkawinan di mana kedua
pasangan sadar akan kebutuhan bersama mereka, tapi tidak terlalu mengerti satu
sama lain dan karena juga tidak mengerti akan namanya menyatu. Jadi tujuan-
tujuan pendidikan yang dinyatakan berdasarkan analisis psikoanalisis adalah
memberi tuntunan bagi pendidik dan anak didik tentang apa yang hendak dicapai,
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, dan tentang kemajuan yang dicapai oleh
anak didik.
Pemahanan Freud tentang kepribadian manusia didasarkan pada
pengalaman-pengalaman dengan pasiennya, analisis tentang mimpinya, dan
bacaannya yang luas tentang beragam literatur ilmu pengetahuan dan
kemanusiaan. Pengalaman-pengalaman ini menyediakan data yang mendasar bagi
evolusi teorinya. Baginya, teori mengikuti mengikuti observasi dan konsepnya
tentang kepribadian terus mengalami revisi selama 50 tahun terakhir hidupnya.
Teori psikodinamika Sigmund freud Mengembangkan satu penjelasan tentang struktur
dasar kepribadian.Teorinya mengatakan bahwa kepribadian tersusun dari tiga komponen
yakni id, ego, dan superego. Id ada sejak lahir dan terdiri dari insting dan dorongan mendasar
yang mencari kepuasan langsung tanpa menghiraukan konsekuensinya. Unsur kedua dari
struktur kepribadian adalah ego yang mulai berkembang selama tahun pertama kehidupan.
Ego terdiri dari proses mental daya penalaran dan pikiran sehat, yang berusaha membantu id
menentukan ekspresi tanpa mengalami masalah. Unsur ketiga dari struktur kepribadian
adalah superego, yang berkembang dari puncak kedewasaan, identifikasi dan model
orangtua, serta dari masyarakat. Superego mewakili nilai-nilai sosial yang tergabung dalam
struktur kepribadian dari individu.
Pada perspektif psikodinamika, didalamnya menguraikan dinamika ketidaksadaran
seseorang, seperti dorongan dalam diri, konflik, dan energy insting. Perspektif ini berasal dari
teori psikonalisis freud, naming kini dilengkapi tambahan dari teori-teori psikodinamika
lainnya. (wade & tavris, 2008). Jadi, jika diibaratkan sebagai tangan perspektif
psikodinamika adalah jempol yang terkait dengan jari jari lainnya, namun jika terpisah
karena secara radikal berbeda dari pendekatan-pendekatan lain.
Sigmund Freud memusatkan diri untuk menangani orang-orang yang memiliki problem
emosional. Dalam pandangan Freud, proses perawatan seorang untuk mendapatkan kembali
kesehatan psikologinya perlu mencakup upaya restrurisasi penyaluran energy psikis.
Dinamika kepribadian terkait dengan proses pemuasan instink, pendistribusian energi psikis
dan dampak dari ketidakmampuan ego untuk mereduksi ketegangan pada berinteraksi dengan
dunia luar yaitu kecemasan.

2.2 Problematika Pendidikan dan Solusinya Menurut Psikoanalisis


Istilah belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan (Syah, 2010:87). Ini
berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan amat bergantung pada proses
belajar yang dialami peserta didik, baik ketika disekolah maupun lingkungan rumah atau
keluarganya sendiri.
Kekeliruan atau ketidaklengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal
yang berkaitan denggan mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil
pembelajaran yang dicapai peserta didik. Berhubungan dengan kendala-kendala dalam
kegiatan belajar anak didik, seorang guru dapat mengukur dari tiga aspek yaitu: 1).
Perkembangan motoric yaitu proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan
perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak. 2). Perkembangan kignitif yaitu
perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan/kecerdasan otak
anak peserta didik. 3). Perkembangan social dan moral yaitu proses perkembangan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dari cara komunikasi dengan orang lain, baik dari individu
ke individu maupun individu ke kelompok.
Dalam kurikulum pendidikan dijelaskan bahwa kesulitan belajar merupakan terjemahan
dari Bahasa inggris Learning Disability yang berarti ketidakmampuan belajar. Kata disability
ditejermahkan “kesulitan” untuk memberikan kesan optimis bahwa anak sebenarnya anak
masih mampu untuk belajar. Istilah learning disability adalah learning difficulities dan
learning differences. Ketiga istilah tersebut memiliki nuansa pengertian yang berbeda.
Dengan demikian, secara terminologis diagnosis kesulitan belajar adalah pemeriksaan yang
dilakukan oleh guru atau penyuluh terhadap murid yang diduga mengalami kesulitan belajar
untuk menentukan jenis dan kekhususan kesulitan belajar (Said, 2006:55).
Beberapa peranan penting dari diagnosis dan perbaikan belajar dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1) diagnosis dan perbaikan belajar dapat membantu murid untuk berkembang sesuai
dengan kemampuannya.
2) Diagnosis dan perbaikan belajar membuat guru lebih mengenal murid-muridnya.\
3) Akibat dari kedua hal tersebut, program diagnosis dan perbaikan belajar akan
sangat berperan dalam meningkatkan kepuasan guru mengajar dan kepuasan
murid belajar.

Secara umum kesulitan belajar dibagi dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:

a. Kesulitan membaca (Dysleksia Learning)


b. Kesulitan menulis (Dysgraphia Learning)
c. Kesulitan menghitung (Diyscalcullia Learning)

Secara global, factor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi


tiga macam, yaitu:

a) Factor internal (factor dari dalam peserta didik), yakni keadaan/kondisi


jasmani dan rohani peserta didik.
b) Factor eskternal (factor dari luar peserta didik) yakni kondisi lingkungan
sekitar peserta didik.
c) Factor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar
peserta didik yang meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta
didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan pembelajaran materi-materi
(Syah, 2002:132)

Factor-faktor tersebut dalam banyak hal sering saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain. Seorang peserta didik yang bersiat conserving terhadap ilmu pengetahuan
atau bermotif ekstriksik (factor internal), biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar
sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang peserta didik yang berinteligensi tinggi
(factor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (factor eskternal) mungkin
akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil pembelajaran.

2.3 Upaya Mengatasi Masalah dalam Teori Perkembangan Psikodinamika


Dalam pandagan Freud, masalah-masalah perilaku adalah gejala yang akarnya berasal
dari distribusi energy psikis yang keliru. Freud menganggap bahwa para pasiennya
digerakkan oleh energy psikis yang terdapat dalam alam bawah sadar yang artinya, apa yang
menggerakkan perilaku mereka tidak mereka ketahui. Ia yakin bahwa salah satu yang dapat
membantu melalui terapi, seorang individu bisa dibantu mentransformasikan motivasi bawah
sadarnya ke tingkatan sadar sehingga individu tersebut bisa membicarakan, menanganinya,
dan mengarahkan motivasi psikis tersebut ke level kesadaran, sehingga kesadarannya (ego
dan superego) berada dalam kendali yang lebih baik. (Salkind, 2010)
Pertama, berbicara tentang konsep kecemasan yang dikemukakan oleh Freud, tentu saja
berkaitan pula dengan proses pendidikan. Kecemasan merupakan fungsi ego untuk
memperingatkan individu tentang kemungkinan suatu bahaya sehingga dapat disiapkan
reaksi adaptif yang sesuai. Dalam pendidikan, konsep kecemasan pada tiap individu dapat
diolah dan dikembangkan oleh para pengajar/konselor demi kebaikan peserta didik. Dengan
kosep ini pula, peserta didik dibantu untuk menghargai diri dan oran lain serta
lingkungannya. Dengan kata lain, konsep kecemasan diarahkan ke pendidikan ranah afektif
atau karakternya.
Kedua, dalam ranah yang lebih luas, teori psikoanalisis juga digunakan pada proses
pendidikan yang berbasis kecerdasan majemuk. Setiap individu memiliki kecerdasan yang
berbeda-beda. Tidak akan ada dua pribadi berbeda walaupun anak kembar memiliki
kecerdasan yang sama. Kecerdasan bukanlah berpatokan pada angka-angka yang berkaitan
dengan IQ. Menurut Garner, ada beberapa kecerdasan yang ada pada manusia, yaitu
kecerdasan matematik, linguistik, kinestetik, visual-spasial, musik, intra-personal, inter-
personal, naturalistik, dan eksistensial. Sebuah pendidikan seharusnya menjembatani setiap
kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik. Mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan
kebutuhannya tentu sejalan dengan teori Freud yang menyebut bahwa manusia sebagai
makhluk yang memiliki keinginan dan kebutuhan dasar.
Ketiga, konsep psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang
memiliki kebutuhan dan keinginan dasar. Dengan konsep ini, pengajar dapat
mengimplementasikannya ke dunia pendidikan. Berbagai elemen dalam pendidikan dapat
dikembangkan dengan berbasis pada konsep ini. Kurikulum atau perangkat pembelajaran
misalnya, pendidik harus melakukan berbagai analisis kebutuhan dan tujuan agar apa yang
diajarkannya nanti sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Hal ini sudah
lumrah digunakan dalam berbagai proses pendidikan dan penelitian pengembangan.
Keempat, berkaitan dengan agresivitas siswa, seorang pendidik harus mampu mengontrol
dan mengatur sikap ini agar terarah menjadi lebih positif. Agresivitas dalam ilmu psikologi
merupakan wahana bagi siswa untuk memuaskan keinginannya yang cenderung ke arah
merusak, mengganggu, atau menyakiti orang lain. Dengan kata lain agresivitas merupakan
ungkapan perasaan frustasi yang tidak tepat.
Dalam hal ini, penyebab munculnya tindakan agresivitas dapat berupa penilaian negatif
atau kata-kata yang menyakitkan. Jika siswa melakukan kesalahan, tidak selayaknya
dihukum dengan kata-kata kasar atau hukuman lain yang justru akan melukai secara
psikologis. Treatment-nya terhadap kasus ini dapat dilakukan dengan penjajakan secara
personal, memberi sugesti dan wejangan, tidak memberi hukuman tetapi memberi semacam
kebebasan dalam bertanggung jawab, dan membantunya dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. (helaludin, 2018)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan perkembangan
kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalahmotivasi, emosi dan aspek-
aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwakepribadian berkembang ketika terjadi
konflik-konflik dari aspek-aspek psikologistersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak-anak
dini. Teori psikodinamikadicetuskan oleh Sigmund Freud.

Dia berpendapat bahwa perkembangan jiwa ataukepribadian seseorang ditentukan oleh


komponen dasar yang bersifat sosio-efektif,yakni ketegangan yang ada di dalam diri seseorang
itu ikut menentukan dinamikanyaditengah-tengah lingkungannya. Sehingga freud membagi
struktur kepribadian atau jiwa seseorang menjadi tiga yaitu:

a) Id (das es) bisa dikaitkan dalam islam dengan nafsu.


b) Ego (das ich) bisa disebut juga dengan akal.
c) Superego (das ueber es) bisa disebut dengan hati nurani.
DAFTAR PUSTAKA

feist, j., & roberts, t.-a. (2013). theories of personality . new york: McGraw-hill education.

helaludin. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud dan implikasi pendidikan. 1-16.

Jones, E. (1953). the life and work of Sigmund Freud. London : Basic Books.

Salkind, N. J. (2010). pendekatan psikodinamika dalam pengembangan manusia . bandung :


Nusa media

wade, c., & tavris, c. (2008). psikologi. jakarta : erlangga.

Anda mungkin juga menyukai