Disusun Oleh :
PALEMBANG
1
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurnad an masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu,penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
ISI.............................................................................................................................4
2.1 Biografi Pencetus Teori Psikodinamika (Sigmund Freud).............................4
2.2 Hakikat Teori Psikodinamika Dalam Psikologi Manusia..............................5
2.3 Teori Psikodinamika.......................................................................................5
2.3 Penyempurnaan Teori Psikodinamika Freud...............................................11
2.4 Kelebihan dan Kekurangan..........................................................................12
2.5 Implementasi Teori Pengembangan Psikodinamik......................................12
BAB III..................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Tujuan dan Manfaat
5
BAB II
ISI
Sebagai anak cerdas dan selalu mendapat nilai tinggi dikelasnya, Freud
melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran, salah satu pilihan bergengsi bagi
anak-anak Yahudi yang pintar di Wina kala itu. Semasa kuliah, dia terlibat
berbagai penelitian di bawah arahan professor fisiologis bernama Ernst Brucke.
Sebagian hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan mengembangkan
tentang teori psikoanalisisnya. Uniknya, saat ia sedang mengalami problem
emosial yang sangat berat adalah saat kreativitasnya muncul.
Sigmund Freud juga dikenal sebagai tokoh yang kreatif dan produktif. Ia
sering menghabiskan waktunya 18 jam sehari untuk menulis karya-karyanya, dan
karya tersebut berkumpul menjadi 24 jilid. Bahkan ia tetap produktif dimasa usia
senja. Karena terkenal itulah, Freud dikenal tidak hanya pencetus psikoanalisis
6
yang mencuatkan namanya sebagai intelektual, tetapi ia juga meletakkan cara baru
untuk bisa memahami perilaku manusia.
7
1) Prinsip Kesenangan (Pleasure Principle)
Semua dalam hidup ini dibedakan menjadi dua kutub karakteristik seperti
contohnya berikut, baik-buruk, benar-salah, hidup-mati, positif-negatif. Kita
dalam hidup kadang diberi pilihan yang sulit dan bertolak belakang dalam
mengambil keputusan.
8
B. Dinamika dan Perilaku
1) Id (Das Es)
Id adalah sistem energi yang fenomenal pada diri manusia yang dibawa sejak
lahir. Id hanya mengikuti prinsip kesenangan untuk memenuhi keinginannya.
Id bersifat murni tidak mengetahui tentang batasan, tidak tahu tentang hukum
ataupun peraturan. Id ini muncul pada bayi yang baru lahir sampai usia 1 tahun
(Bischof, 1970). Muncul rasa lapar dan haus mengakibatkan bayi berusaha
mempertahankan keseimbangan hidupnya dengan berusaha memperoleh
makanan dan minuman. Libido adalah bagian dari Id yang yang berhubungan
dengan energi pada manusia yang berkenaan untuk melanjutkan keturunannya
di muka bumi. Libido berkaitan dengan keinginan seksual alami pada manusia
(Bischof, 1970).
Ego adalah perpanjangan dari Id yang mengikuti prinsip realitas. Ego mulai
muncul pada anak berumur 2 tahunan. Semakin sesuai ego dengan id individu
tampak semakin berbahagia (Bischof, 1970). Ego berhubungan dengan
kenyataan tetapi ego tidak mempertimbangkan moral. Misal ketika individu
lapar secara realistis hanya diatasi dengan makan. Dalam hal ini ego
mempertimbangkan cara memperoleh makanan dan mempertimbangan
makanan tersebut layak atau tidak. Dengan demikian ego berfungsi untuk
melibatkan proses kejiwaan yang bersifat sekunder.
9
(Bischof, 1970). Superego berkaitan dengan kesadaran seorang individu atau
bisa juga dikatakan dengan hati nurani.Superego adalah aspek sosiologis dari
kepribadian yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya
normatif. Superego ini terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur
berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu. Aspek kepribadian ini
memiliki fungsi :
1) Tahap Oral
Zona erogen yang pertama dikenal bayi adalah mulut. Zona erogen disekitar
mulut yang mulai dimiliki oleh bayi yang baru lahir yang mengikuti prinsip
kesenangan. Zona erogen ini memperoleh kenikmatannya saat menggunakan
mulut/bibirnya untuk memperoleh makanan, terdapat pada bayi baru lahir
sampai 2 tahun (Bischof, 1970). Bayi yang baru lahir mempunyai keinginan
untuk menyusui dari puting ibunya saat lapar. Saat lapar dia menangis dan saat
kebutuhannya itu terpenuhi bayi merasa senang. Namun sumber kenikmatan itu
tak hanya karena dengan menyusu memperoleh makanan, dengan mulutnya itu
bayi merasakan kehangatan ibunya dan gerakan menghisap ritmis itu juga
memberikan bayi kenikmatan tersendiri (Monks, Knoer & Haditono, 2006).
10
2) Tahap Anal
Mulai berkembang pada anak usia 2-4 tahun. Di mana pada usia ini anak
belajar toilet training. Tahap anal ini anak mulai mengerti dan bisa mengontrol
keinginan untuk buang air besar (bowel movement). Ketika feses berhasil
dibuang muncullah perasaan lega. (Hall & Lindzey, 1981)
3) Tahap Phallic
Setelah melewati masa oral dan anal, anak memasuki masa phallic. Di mana
anak mulai mengenal organ kelaminnya. Dan mengetahui dia berbeda dengan
lawan jenisnya. Masa kritis pada anak laki-laki dikenal dengan oedipus
complex, yaitu ditandai dengan rasa kecemburuan besar dari anak laki-laki
kepada ayahnya. Pada anak perempuan dikenal dengan electra complex.
4) Tahap Laten
Kira-kira usia 6 sampai pubertas yaitu pada masa anak sekolah. Pada fase ini
seksualitas terasa mengendap, tidak akti dan dalam keadaan laten. (Monks,
Knoers & Haditono 2006).
5) Tahap Genital
Terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini
individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.
1) Sadar (concious)
Bagian dari keadaan mental manusia saat manusia dalam keadaan benar-benar
terjaga/sadar. Dalam keadaan sadar kita tahu siapa diri kita, apa yang kita
lakukan, di mana kita berada, apa yang terjadi di sekeliling kita, bagaimana
kita melakukan sesuatu. Semakin orang menjadi aktif semakin sadar diri kita
(Bischof, 1970).
11
2) Prasadar (preconcious)
Tingkat berikutnya adalah prasadar yaitu keadaan antara sadar dan tidak sadar.
Bagian terbesar dari keadaan mental seseorang, berisi pengalaman masa lalu
seseorang, termasuk pengalaman yang tidak ingin kita ingat lagi.
1) Represi
2) Regresi
3) Formation Reaction
12
4) Projeksi
5) Fiksasi
Hampir sama dengan regresi yaitu terlihat kembali ke tahapan seperti anak
bayi. Namun dalam fiksasi seseorang memang memperoleh kenyamanan
melakukan hal tersebut.
6) Sublimasi
7) Displacement
13
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
1) freud membuat jelas bahwa manusia sering berpikir dan berprilaku dengan
dorongan yang tidak mereka akui.
2) Freud berani dan tanggap melakukan observasi yang membuahkan teori
kepribadian pertama dan teknik psikoterapi pertama yang efektif.
3) Freud mengidentifikasikan pengaruh dini bentuk perkembangan
kepribadian yang berimplikasi pada perkembangan anak
4) Freud mengembngkan model wawancara sebagai konseling.
5) Psikodinamik adalah sebuah system yang memiliki kesesuaian yang tinggi
antara teori dan teknik.
6) Teori psikodinamik dalam menjelaskan kepribadian manusia secara
komprehensif dan kompleks.
b. Kekurangan
14
Gagasan psikodinamika adalah jelas dalam pekerjaan sosial karena
psikodinamika menekankan tentang pentingnya perasaan orang dan konflik
internal dalam menciptakan dan memcahkan masalah yang mereka hadapi.
Psikodinamika dinilai sangat kaya gagasan dalam praktik. Dalam sejarah
pekerjaan sosial, psikodinamika memiliki dampak yang kuat pada bagaimana
pekerjaan sosial dipraktikan dan telah membantu membentuk fokus pada reaksi
psikologis orang terhadap lingkungan psikologisnya sebagai sumber masalah
sosial dan personal. Praktik psikodinamika menunjukan bagaimana tujuan
pemecahan masalah pekerjaan sosial mendukung keberadaan tatanan sosial
dengan menolong orang menyesuaikan diri kepda masyarakat disekitar mereka.
Saat ini terdapat berbagai aliran praktik pekerjan sosial yang berasal dari
gagasan psikodinamika. Goldstein (1995,2002) dan rekannya (Goldstein dan
noonan, 1999; Goldstein dkk., 2009) telah menulis secara luas tentang bagaimana
gagasan psikodinamika, yaitu ego, relasi obyek, dan psikologi relasi dan diri
digunakan dalam pekerjaan sosial psikoterapeutik, yaitu prsktik dengan tujuan
utama mengubah perilaku orang dan dampak pada perasaan serta pikiran dari
perubahan tersebut. Karya psikodinamika menunjukan pembaharuan dan
perkembangan gagasan dalam periode lebih dari lima belas tahun dan
memperlihatkan resep praktik terinci yang tersedia dalam perspektif ini.
15
BAB III
KESIMPULAN
Kepribadian menurut Freud terdiri dari struktur dasar Id, Ego dan
Superego. Seorang anak yang baru lahir dibekali dengan Id yang mengikuti
prinsip kesenangan semata. Setelah bayi menjadi lebih besar keinginannya harus
berhadapan pada realita di sekitanya sehingga munculah apa yang disebut Ego
yang mengikuti prinsip realitas. Kemudian karena pengaruh orang tua dan
lingkungan sosial muncullah apa yang dinamakan super ego.
Jika suatu saat pemenuhan ego terhambat seseorang menjadi cemas dan
merasa tidak nyaman lalu secara tidak sadar muncullah apa yang dinamakan
mekanisme pertahanan ego.
16