Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI PERTUKARAN SOSIAL

Disusun Oleh :

Nama : 1. Lional Fiqri (0322017)


2. Rendy Sorangga (0322035)
3. Arief Dharmawan (0322050)
4. Esti Utami (0322038)
5. Putri Hana Salsabil (0322006)
6. Rita Diastuti (0433038)
7. Handayani (0322013)

Kelas : Ilmu Sosial

STISIPOL CANDRA DIMUKA

PALEMBANG

1
TAHUN AJARAN 2021-2022

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis


kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk
menyelesaikanmakalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurnad an masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu,penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf
yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima
kasih.

Palembang, Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
1.1 Latar Belakang...............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
ISI.............................................................................................................................4
2.1 Biografi Pencetus Teori Psikodinamika (Sigmund Freud).............................4
2.2 Hakikat Teori Psikodinamika Dalam Psikologi Manusia..............................5
2.3 Teori Psikodinamika.......................................................................................5
2.3 Penyempurnaan Teori Psikodinamika Freud...............................................11
2.4 Kelebihan dan Kekurangan..........................................................................12
2.5 Implementasi Teori Pengembangan Psikodinamik......................................12
BAB III..................................................................................................................14
KESIMPULAN......................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Psikodinamika merupakan salah satu pendekatan yang cukup tua, tentu


saja salah satunya disebabkan karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang
pertama kali muncul dalam dunia psikologi.
Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan
perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah
motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan
bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek
psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak usia dini.
Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar.
Pertama, manusia bagian dari dunia binatag. Kedua, manusia adalah bagian dari
sistem energi. Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma
psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya pelaku, baik itu berupa
dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari. Maka, untuk menembah
pemahaman tentang teori psikodinamika, pada kesempatan kali ini kami akan
menjelaskan teori tersebut secara menyeluruh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Siapa tokoh yang berperan dalam teori perkembangan psikodinamika?


2. Bagaimana fase-fase perkembanganan menurut teori yang dikemukakan oleh
Sigmund Freud?
3. BagaimanaTeori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erikson
4. Bagaimana pengaplikasian teori perkembangan psikodinamika terhadap
pembelajaran fisika?
5. Bagaimana contoh penerapan psikodinamika pada pembelajaran fisika.

4
1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui tokoh yang berperan dalam teori perkembangan


psikodinamika
2. Untuk mengetahui fase-fase perkembanganan menurut teori yang dikemukakan
oleh edmund freud.
3. Untuk mengetahui Teori Perkembangan Anak Perspektif Psikodinamika Erikson
4. Agar bisa mengaplikasikan teori perkembangan psikodinamika dalam
pembelajaran fisika.
5. Agar bisa menerapkan dan atau memahami beberapa contoh dari teori
perkembangan psikodinamika.

5
BAB II

ISI

2.1 Biografi Pencetus Teori Psikodinamika (Sigmund Freud)

Sigmund Freud lahir pada tahun 1856 di Freiberg, Moravia, sekarang


bagian dari republik Cekoslavakia. Freud adalah putra sulung pasangan Jacob dan
Amalie Nathanson Freud, meskipun ayahnya memiliki dua putra lain, Emanuel
dan Phillip, dari pernikahan sebelumnya. Jacob dan Amelie memiliki tujuh anak
lagi selama sepuluh tahun. Namun, Freud tetap menjadi anak favorit ibunya yang
masih belia dan penuh pengertian. Inilah yang menjadi sebagian pondasi
keyakinan Freud seumur hidupnya. Sebagai seorang terpelajar dan berpikiran
serius, Freud tidak memiliki keakraban hubungan dengan salah satu adik-adiknya.
Namun dia menikmati hubungan yang hangat dan penuh pengertian dengan
ibunya, ini yang mendorong Freud di tahun-tahun berikutnya untuk
mengobservasi bahwa hubungan ibu dan anak adalah hubungan yang paling
sempurna dan paling bebas dari ambivelensi (perasaan yang bertentangan)
dibandingkan dengan semua hubungan antar manusia yang ada.

Sebagai anak cerdas dan selalu mendapat nilai tinggi dikelasnya, Freud
melanjutkan pendidikan ke sekolah kedokteran, salah satu pilihan bergengsi bagi
anak-anak Yahudi yang pintar di Wina kala itu. Semasa kuliah, dia terlibat
berbagai penelitian di bawah arahan professor fisiologis bernama Ernst Brucke.
Sebagian hidup Freud diabdikan untuk memformulasikan dan mengembangkan
tentang teori psikoanalisisnya. Uniknya, saat ia sedang mengalami problem
emosial yang sangat berat adalah saat kreativitasnya muncul.

Sigmund Freud juga dikenal sebagai tokoh yang kreatif dan produktif. Ia
sering menghabiskan waktunya 18 jam sehari untuk menulis karya-karyanya, dan
karya tersebut berkumpul menjadi 24 jilid. Bahkan ia tetap produktif dimasa usia
senja. Karena terkenal itulah, Freud dikenal tidak hanya pencetus psikoanalisis

6
yang mencuatkan namanya sebagai intelektual, tetapi ia juga meletakkan cara baru
untuk bisa memahami perilaku manusia.

Karya pertama Freud adalah On Aphasia, yang diluncurkan pada tahun


1891. Sedangkan seluruh karya Freud terhimpun dalam 23 jilid buku yang diberi
judul The Standard Edition of The Complete Psychological Work of Sigmund
Freud. Diantara karyanya yang paling menarik adalah The Interpretation of
Dreams (1904); The Psychopatology of Everyday Life (1904); yang menjelaskan
Freudian Slip dan keganjilan perilaku sehari-hari; Totem and Taboo (1913), yang
berisi pendapatnya tentang asal-usul manusia; General Introductory Lectures on
Psychoanalysis (1917); Civilization and Its Discontents, yang berisi komentar
psimitisnya tentang masyarakat modern; The Future of an Illusion, yang
membahas agama; Ego and the Id (1923); New Introductory Lectures on
Psychoanalysis (1933); Moses and Monotheism (1939); dan An Out Line Of
Psychoanalysis (1940).

2.2 Hakikat Teori Psikodinamika Dalam Psikologi Manusia

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan


perkembagan kepribadian. Teori ini di dasarkan pada asumsi bahwa prilaku
berasal dari gerakan dan interaksi dalam fikiran manusia, kemudian pikiran
merangsang prilaku dan keduanya saling mempengaruhi dan di pengaruhi oleh
lingkungan sosialnya. Setiap tindakan kita merupakan hasil interaksi dan
pergerakan dalam fikiran kita. Kunci utama untuk memahami manusia menurut
paradigma psikodinamika adalah mengenali semua sumber terjadinya prilaku,
baik itu berupa dorongan yang di disadari maupun yang tidak di sadari.

2.3 Teori Psikodinamika

A. Deskripsi Perilaku Manusia

Deskripsi perilaku manusia menurut Freud mengikuti prinsip-prinsip berikut


ini (Bischof, 1970) :

7
1) Prinsip Kesenangan (Pleasure Principle)

Setiap perbuatan didasari oleh keinginan untuk mencari kesenangan tanpa


rasa sakit atau luka. Ada motivasi dalam diri manusia untuk mencari
kesenangan dan kegembiraan. Menurut prinsip kesenangan ini setiap
kebutuhan harus segera dipenuhi. Contohnya kebutuhan bayi untuk minum
ASI.

2) Prinsip Realitas (Reality Principle)

Berikutnya bahwa manusia dalam hidup tidak hanya untuk mencari


kesenangan tetapi dibatasi oleh kenyataan dari dalam ataupun dari luar
lingkungan. Bahwa ada kesenangan yang harus ditunda/dibatasi oleh
seseorang jika ingin mencapai kesenangan di masa depan.

3) Prinsip Pengurangan Tekanan (Tension Reduction Principle)

Masih ada hubungan dengan 2 prinsip sebelumnya, manusia cenderung untuk


menghindari adanya tekanan. Manusia tidak selamanya bahagia, suatu saat
dia dalam keadaan sedih atau tertekan. Saat itu manusia punya kebutuhan
untuk mengurangi tekanan yang ada dalam dirinya.

4) Prinsip Polaritas atau Dualitas

Semua dalam hidup ini dibedakan menjadi dua kutub karakteristik seperti
contohnya berikut, baik-buruk, benar-salah, hidup-mati, positif-negatif. Kita
dalam hidup kadang diberi pilihan yang sulit dan bertolak belakang dalam
mengambil keputusan.

5) Prinsip Dorongan Pengulangan (Compulsion Repetition Principle)

Manusia cenderung mengikuti kegiatan yang membawanya kepada


keberhasilan. Manusia melakukan itu berulangkali sehingga menjadi
kebiasaan dalam hidupnya.

8
B. Dinamika dan Perilaku

Struktur Kepribadian menurut Freud terdiri dari 3 bagian utama:

1) Id (Das Es)

Id adalah sistem energi yang fenomenal pada diri manusia yang dibawa sejak
lahir. Id hanya mengikuti prinsip kesenangan untuk memenuhi keinginannya.
Id bersifat murni tidak mengetahui tentang batasan, tidak tahu tentang hukum
ataupun peraturan. Id ini muncul pada bayi yang baru lahir sampai usia 1 tahun
(Bischof, 1970). Muncul rasa lapar dan haus mengakibatkan bayi berusaha
mempertahankan keseimbangan hidupnya dengan berusaha memperoleh
makanan dan minuman. Libido adalah bagian dari Id yang yang berhubungan
dengan energi pada manusia yang berkenaan untuk melanjutkan keturunannya
di muka bumi. Libido berkaitan dengan keinginan seksual alami pada manusia
(Bischof, 1970).

2) Ego (Das Ich)

Ego adalah perpanjangan dari Id yang mengikuti prinsip realitas. Ego mulai
muncul pada anak berumur 2 tahunan. Semakin sesuai ego dengan id individu
tampak semakin berbahagia (Bischof, 1970). Ego berhubungan dengan
kenyataan tetapi ego tidak mempertimbangkan moral. Misal ketika individu
lapar secara realistis hanya diatasi dengan makan. Dalam hal ini ego
mempertimbangkan cara memperoleh makanan dan mempertimbangan
makanan tersebut layak atau tidak. Dengan demikian ego berfungsi untuk
melibatkan proses kejiwaan yang bersifat sekunder.

3) Superego (Das Ueber Ich)

Superego adalah bagian ketiga dari kepribadian seseorang. Seseorang yang


berhasil mengembangkan superegonya kepribadiannya telah berkembang
dengan penuh. Superego membuat keputusan mengenai sesuatu perbuatan itu
baik atau buruk berdasarkan standar yang telah diterima oleh masyarakat

9
(Bischof, 1970). Superego berkaitan dengan kesadaran seorang individu atau
bisa juga dikatakan dengan hati nurani.Superego adalah aspek sosiologis dari
kepribadian yang isinya berupa nilai-nilai atau aturan-aturan yang sifatnya
normatif. Superego ini terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai dari figur-figur
berperan, berpengaruh atau berarti bagi individu. Aspek kepribadian ini
memiliki fungsi :

1. Sebagai pengendali Id agar dorongan-dorongan Id disalurkan dalam


aktivitas yang dapat diterima masyarakat.
2. Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan prinsip-prinsip
moral.
3. Mendorong individu kepada kesempurnaan

C. Tahap Perkembangan Manusia

Dilihat dari perkembangan manusia dari lahir hingga dewasa, Freud


menggambarkan kepribadian dalam beberapa zona erogen (zona kenikmatan).

1) Tahap Oral

Zona erogen yang pertama dikenal bayi adalah mulut. Zona erogen disekitar
mulut yang mulai dimiliki oleh bayi yang baru lahir yang mengikuti prinsip
kesenangan. Zona erogen ini memperoleh kenikmatannya saat menggunakan
mulut/bibirnya untuk memperoleh makanan, terdapat pada bayi baru lahir
sampai 2 tahun (Bischof, 1970). Bayi yang baru lahir mempunyai keinginan
untuk menyusui dari puting ibunya saat lapar. Saat lapar dia menangis dan saat
kebutuhannya itu terpenuhi bayi merasa senang. Namun sumber kenikmatan itu
tak hanya karena dengan menyusu memperoleh makanan, dengan mulutnya itu
bayi merasakan kehangatan ibunya dan gerakan menghisap ritmis itu juga
memberikan bayi kenikmatan tersendiri (Monks, Knoer & Haditono, 2006).

10
2) Tahap Anal

Mulai berkembang pada anak usia 2-4 tahun. Di mana pada usia ini anak
belajar toilet training. Tahap anal ini anak mulai mengerti dan bisa mengontrol
keinginan untuk buang air besar (bowel movement). Ketika feses berhasil
dibuang muncullah perasaan lega. (Hall & Lindzey, 1981)

3) Tahap Phallic

Setelah melewati masa oral dan anal, anak memasuki masa phallic. Di mana
anak mulai mengenal organ kelaminnya. Dan mengetahui dia berbeda dengan
lawan jenisnya. Masa kritis pada anak laki-laki dikenal dengan oedipus
complex, yaitu ditandai dengan rasa kecemburuan besar dari anak laki-laki
kepada ayahnya. Pada anak perempuan dikenal dengan electra complex.

4) Tahap Laten

Kira-kira usia 6 sampai pubertas yaitu pada masa anak sekolah. Pada fase ini
seksualitas terasa mengendap, tidak akti dan dalam keadaan laten. (Monks,
Knoers & Haditono 2006).

5) Tahap Genital

Terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini
individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.

D. Tingkat Kesadaran Manusia

1) Sadar (concious)

Bagian dari keadaan mental manusia saat manusia dalam keadaan benar-benar
terjaga/sadar. Dalam keadaan sadar kita tahu siapa diri kita, apa yang kita
lakukan, di mana kita berada, apa yang terjadi di sekeliling kita, bagaimana
kita melakukan sesuatu. Semakin orang menjadi aktif semakin sadar diri kita
(Bischof, 1970).

11
2) Prasadar (preconcious)

Tingkat berikutnya adalah prasadar yaitu keadaan antara sadar dan tidak sadar.

3) Tidak sadar (unconcious)

Bagian terbesar dari keadaan mental seseorang, berisi pengalaman masa lalu
seseorang, termasuk pengalaman yang tidak ingin kita ingat lagi.

E. Mekanisme Pertahanan Ego (Ego Defense Mechanism)

Ego adalah sentral dari kepribadian. Ego menginginkan sesuatu untuk


memberi kesenangan pada seseorang. Saat pemenuhan ego tertunda bahkan
terhambat karena berhadapan dengan kenyataan di dunia luar. Keadaan ini
membuat seseorang bisa membuat seseorang menjadi sangat sedih dan cemas.
Untuk mempertahankan ego maka munculnya mekanisme pertahanan ego dalam
diri manusia. Karakteristik utama dari mekanisme pertahanan ego yaitu beroperasi
dalam keadaan tidak sadar. Orang yang bersangkutan dalam keadaan tidak sadar
bahwa dia sedang mempertahankan egonya (Bischof, 1970).

Di bawah ini beberapa cara ego untuk mempertahankan diri, yaitu :

1) Represi

Bisa diartikan sebagai menekan/mengekang ego sehingga masuk dalam


keadaan tidak sadar. Bentuk-bentuk dari represi ini antara lain menghindar,
menarik diri atau membendungnya.

2) Regresi

Berarti kembali ke tahap perkembangan sebelumnya. Misalnya individu


menjadi berperilaku seperti bayi atau anak-anak lagi.

3) Formation Reaction

Seperti prinsip polaritas, mekanisme pertahanan ini bereaksi sebaliknya dari


yang terjadi pada dirinya. Reaksinya bahkan terlihat ekstrem.

12
4) Projeksi

Menyertakan dan menyalahkan orang lain atas kesulitan yang seseorang


alami, bahkan orang lain dituduh lebih bersalah dari pada dirinya.

5) Fiksasi

Hampir sama dengan regresi yaitu terlihat kembali ke tahapan seperti anak
bayi. Namun dalam fiksasi seseorang memang memperoleh kenyamanan
melakukan hal tersebut.

6) Sublimasi

Mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan


kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif Id
yang menjadi penyebab kecemasan ke dalam tingkah laku yang bisa diterima
masyarakat.

7) Displacement

Adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan kepada objek


atau individu yang kurang berbahaya dibanding individu semula.

2.3 Penyempurnaan Teori Psikodinamika Freud

Teori Psikodinamika / psikoanalisis banyak dikembangkan oleh pengikut-


pengikut Freud seperti Jung, Adler dan Horney. Teori Freud juga kemudian
dikembangkan lagi oleh Erikson1964. Namun kritikan terhadap teori Freud juga
banyak karena menganggap teori psikodinamika itu tidak dapat diuji secara
empiris. Selain itu teori Freud ini dirasa terlalu mengedepankan masalah
seksualitas. Erikson menambahkan tahap-tahap perkembangan dengan lebih detail
disertai aspek lingkungan yang perlu diberikan untuk menjadi pribadi yang baik.

13
2.4 Kelebihan dan Kekurangan

a. Kelebihan

1) freud membuat jelas bahwa manusia sering berpikir dan berprilaku dengan
dorongan yang tidak mereka akui.
2) Freud berani dan tanggap melakukan observasi yang membuahkan teori
kepribadian pertama dan teknik psikoterapi pertama yang efektif.
3) Freud mengidentifikasikan pengaruh dini bentuk perkembangan
kepribadian yang berimplikasi pada perkembangan anak
4) Freud mengembngkan model wawancara sebagai konseling.
5) Psikodinamik adalah sebuah system yang memiliki kesesuaian yang tinggi
antara teori dan teknik.
6) Teori psikodinamik dalam menjelaskan kepribadian manusia secara
komprehensif dan kompleks.

b. Kekurangan

1) Freud menjelaskan bahwa perilaku seseorang hanya disebabkan oleh


dorongan- dorongan seksual.
2) Istilah super ego, id dan ego, alam sadar, alam bawah sadar, alam tidak
sadar, tahap oral, tahap alat sadistis dan tahap falik, mimpi analis, dan
sebagainya tak punya definisi operasional : artinya mereka tidak
dijabarkan dalam operasi atau perilaku yang spesifik.

2.5 Implementasi Teori Pengembangan Psikodinamik

Presfektif psikodinamika dalam pekerjaan sosial menegaskan


individualism setiap manusia dan cara unik di mana emosi dan dorongan internal
menciptakan perilaku setiap individu. Pandangan ini memandu pekerjaan sosial
memberikan perhatian utama terhadap penentuan diri sendiri dan individualisasi
klien serta masalah klien.

14
Gagasan psikodinamika adalah jelas dalam pekerjaan sosial karena
psikodinamika menekankan tentang pentingnya perasaan orang dan konflik
internal dalam menciptakan dan memcahkan masalah yang mereka hadapi.
Psikodinamika dinilai sangat kaya gagasan dalam praktik. Dalam sejarah
pekerjaan sosial, psikodinamika memiliki dampak yang kuat pada bagaimana
pekerjaan sosial dipraktikan dan telah membantu membentuk fokus pada reaksi
psikologis orang terhadap lingkungan psikologisnya sebagai sumber masalah
sosial dan personal. Praktik psikodinamika menunjukan bagaimana tujuan
pemecahan masalah pekerjaan sosial mendukung keberadaan tatanan sosial
dengan menolong orang menyesuaikan diri kepda masyarakat disekitar mereka.

Saat ini terdapat berbagai aliran praktik pekerjan sosial yang berasal dari
gagasan psikodinamika. Goldstein (1995,2002) dan rekannya (Goldstein dan
noonan, 1999; Goldstein dkk., 2009) telah menulis secara luas tentang bagaimana
gagasan psikodinamika, yaitu ego, relasi obyek, dan psikologi relasi dan diri
digunakan dalam pekerjaan sosial psikoterapeutik, yaitu prsktik dengan tujuan
utama mengubah perilaku orang dan dampak pada perasaan serta pikiran dari
perubahan tersebut. Karya psikodinamika menunjukan pembaharuan dan
perkembangan gagasan dalam periode lebih dari lima belas tahun dan
memperlihatkan resep praktik terinci yang tersedia dalam perspektif ini.

15
BAB III

KESIMPULAN

Kepribadian menurut Freud terdiri dari struktur dasar Id, Ego dan
Superego. Seorang anak yang baru lahir dibekali dengan Id yang mengikuti
prinsip kesenangan semata. Setelah bayi menjadi lebih besar keinginannya harus
berhadapan pada realita di sekitanya sehingga munculah apa yang disebut Ego
yang mengikuti prinsip realitas. Kemudian karena pengaruh orang tua dan
lingkungan sosial muncullah apa yang dinamakan super ego.

Jika suatu saat pemenuhan ego terhambat seseorang menjadi cemas dan
merasa tidak nyaman lalu secara tidak sadar muncullah apa yang dinamakan
mekanisme pertahanan ego.

Id pada orang dewasa tersimpan dalam alam ketidaksadaran, dan superego


ada dalam perilaku sadar manusia. Ego ada dalam wilayah sadar dan tidak sadar.
Id secara tidak sadar membentuk kepribadian seseorang.

16

Anda mungkin juga menyukai