Anda di halaman 1dari 15

PANDANGAN ERIK ERIKSON TERHADAP TEORI PSIKODINAMIKA

Di Susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi

Dosen Pengampu : Charis Rizqi Pradana, S.Sos.I., M.Pd

Kelas : B4

Disusun oleh Kelompok 4

Erika Aprelianti (04040323087)

Fara Umayna (04040323092)

Faishal luthfi (04040323090)

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan sebuah makalah dengan tepat waktu. Tanpa pertolonganNya tentu penulis
tidak sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa penulis mengucapkan
terima kasih kepada Charis Rizqi Pradana, S. Sos.I., M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah Konseling psikodinamika dan humanistik yang telah mempersilahkan penulis untuk
menyusun makalah ini. Makalah ini dengan judul Pandangan Erik Erikson Terhadap Teori
Psikodinamika ini kami telah usahakan semaksimal mungkin

Dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan. Tentu saja penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu, saran, komentar serta kritikan sangat di harapkan oleh penulis demi
memperbaiki makalah ini. Penulis juga berharap bahwa makalah ini mampu memberikan
pengetahuan yang bermanfaat kepada para pembaca.

Surabaya, 29 februari 2024

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................................4

C. Tujuan Pembahasan.............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................5

A. Biografi Singkat Erik Erikson............................................................................................5

B. Konsep Psikososial Menurut Erik Erikson........................................................................6

C. Peran tahapan perkembangan bagi perkembangan seseorang.....................................11

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................13

KESIMPULAN........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikodinamika merupakan salah satu pendekatan yang cukup tua, tentu saja salah
satunya disebabkan karena pendekatan ini merupakan pendekatan yang pertama kali
muncul dalam dunia psikologi.

Teori psikodinamika adalah teori yang berusaha menjelaskan hakikat dan


perkembangan kepribadian. Unsur-unsur yang diutamakan dalam teori ini adalah
motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal lainnya. Teori ini mengasumsikan bahwa
kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik dari aspek-aspek psikologis
tersebut, yang pada umumnya terjadi pada anak usia dini.

Teori psikodinamika atau tradisi klinis berangkat dari dua asumsi dasar. Pertama,
manusia bagian dari dunia binatag. Kedua, manusia adalah bagian dari sistem energi.
Kunci utama untuk memahami manusia menurut paradigma psikodinamika adalah
mengenali semua sumber terjadinya pelaku, baik itu berupa dorongan yang disadari
maupun yang tidak disadari. Maka, untuk menembah pemahaman tentang teori
psikodinamika, pada kesempatan kali ini kami akan menjelaskan teori tersebut secara
menyeluruh.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Bagaimana biografi singkat erik erikson ?

2. Bagaimana konsep teori psikodinamik menurut Erik Erikson ?

3. Bagaimana peran tahapan perkembangan bagi perkembangan seseorang?

C. Tujuan Pembahasan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui biografi singkat erik erikson

2. Untuk mengetahui konsep teori psikodinamik menurut erik erikson

1
3. Untuk mengetahui peran tahapan perkembangan bagi perkembangan seseorang

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Singkat Erik Erikson


Sejarah pemikiran Erikson tercermin dari pengalaman hidupnya sendiri, yang
mempengaruhi perkembangan teoretisnya. Dia menghadapi konflik, kebingungan, yang
kemudian dijadikan bahan tulisannya, dimana beberapa teori psikologisnya merujuk kepada
pengalaman pribadinya (Salkin, 2009). Erikson lahir di Frankfurt, Jerman pada tanggal 15
Juni 1902, dari orang tua keturunan Denmark. Ibunya berasal dari keluarga Yahudi. Erikson
tidak pernah bertemu dengan ayah kandungnya karena orang tuanya berpisah sebelum dia
lahir. Ibunya menikah dengan seorang dokter anak bernama Dr. Hamburger dari Karlsruhe,
yang kemudian mengadopsinya dan memberinya nama Erikson.

Ketika gagasan psikoanalisis Freud mulai menyebar, mahasiswa dari berbagai belahan
Eropa berbondong-bondong menuju Wina untuk belajar langsung dari Freud. Beberapa
mahasiswa mengadopsi dan mengembangkan aspek-aspek teori Freud, sementara yang lain
menentangnya. Di antara murid-murid Freud yang memperdalam pemahaman tentang masa
anak-anak dan proses perkembangan adalah Anna Freud, putri Sigmund Freud, dan Erik
Erikson, seorang seniman dan guru yang terpengaruh oleh pandangan Freud. Erikson
kemudian mengembangkan teori psikososialnya sendiri yang memberikan penekanan pada
peran ego dalam perkembangan individu. Teori ini memiliki dampak penting dalam studi
proses perkembangan sepanjang hidup manusia, sehingga Erikson sering diakui sebagai
perintis psikologi perkembangan seumur hidup. dan meninggal di Harwisch, Amerika
Serikat, pada usia 91 tahun1

Erikson mengajar di beberapa universitas dan lembaga terkemuka, termasuk Yale,


Berkeley, Menninger Foundation, Mount Zion Hospital di San Francisco, dan Harvard. Lebih
dari sekali pandangan sosio-politiknya menyebabkan dia berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Dia meninggalkan Yale ke Berkeley karena sikap anti-Semit yang dia berikan di
sana. Kemudian dia meninggalkan Berkeley ke pusat perawatan Austen Riggs di Boston
karena dia keberatan untuk menandatangani sumpah kesetiaan - ini selama era McCarthy

1
Alisyahbana, Takdir. Manusia Dalam Pandangan Psikologi.(DIY: DEEPUBLISH 2020) hal 7-9

2
meskipun dia sendiri bukan seorang Komunis. Selain psikologi, Erikson juga sangat tertarik
dengan antropologi budaya, dan dia tinggal untuk sementara waktu di antara Lakota Sioux di
South Dakota dan suku Yurok di California.2

B. Konsep Psikososial Menurut Erik Erikson


Teori perkembangan psikososial Erikson merupakan perluasan dan perubahan dari
konsep psikodinamika atau psikoanalisi Freud. Teori perkembangan ini lebih menekankan
pada dorongan-dorongan psikososial daripada dorongan psikoseksual. Krisis perkembangan
bersumber dari proses pencapaian tujuan tujuan personal agar memenuhi harapan sosial
masyarakat, bukan hanya pada inhibisi atau hambatan pemuasan dorongan psikoseksual 3.erik
erikson ini merupakan salah seorang murid sigmund freud yang memiliki pendapat berbeda
mengenai ego dengan freud menurutnya ego tidak terikat dengan id sehingga tumbuh sendiri
dan merupakan keseluruhan dari kepribadian.

Erikson juga tidak sepakat dengan pandangan Freud terkait hakekat manusia. Jika Freud
cenderung memandang manusia sebagai makhluk yang sepenuhnya dipengaruhi oleh insting
dalam memenuhi Id nya, sedangkan Erikson berpendapat bahwa manusia tidak hanya
memenuhi insting semata, namun juga merespon kondisi lingkungan sebagai salah satu cara
beradaptasi. Oleh karena itu, egolah yang dipandang berperan dalam perkembangan
kehidupan individu, sehingga untuk membentuk pribadi yang adaptif individu harus memiliki
ego yang sehat dan kuat.

Salah satu elemen yang penting dari tingkatan psikososial Erikson adalah perkembangan
mengenai persamaan ego, suatu perasaan sadar yang kita kembangkan melalui proses
interaksi sosial. Perkembangan ego akan selalu berubah berdasarkan pengalaman dan
informasi baru yang didapatkan seseorang sebagai hasil dari interaksinya dengan orang
lain.4.Ego yang sempurna digambarkan oleh Erikson memiliki tiga dimensi yaitu, faktualitas,
uniersalitas, dan aktualitas (Alwisol, 2005). Selain hal tersebut erikson juga memperkenalkan
tiga aspek ego yang paling berhubungan : ego tubuh, ego ideal, dan eho identitas (Feist &
Feist, 2010).

2
Erikson, Erik. "Erikson and Personal Identity: A Biographical Profile." (2004).
3
Alifiati Fitrikasari dkk, “Buku Ajar Siklus Kehidupan Dan Teori Perkembangan”, (Semarang :
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2021) hal 12
4
Kadek Suranata et all, “ Model Konseling,Kontemporer,Modern,dan Postmodern”,(Bali : PT Inovasi Pratama
Internasional, 2022) hal 20

3
Secara umum, tahapan psikososial ini menekankan perkembangan perubahan
perkembangan sepanjang siklus kehidupan manusia. Masing-masing tahap terdiri dari tugas
yang khas yang menghadapkan individu pada suatu permasalahan atau krisis bilamana tidak
dapat melampaui dengan baik. Semakin individu tersebut mampu mengatasi krisis, maka
akan semakin sehat perkembangannya. Menurut teori psikososial Erikson, perkembangan
manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam delapan tahap perkembangan. Empat
tahap pertama terjadi pada masa bayi dan masa kanak-kanak, tahap kelima pada masa remaja,
dan tiga tahap terakhir pada masa dewasa dan masa tua. Dari delapan tahap perkembangan
tersebut, Erikson lebih memberikan penekanan pada masa remaja, karena masa tersebut
merupakan masa peralihan dari masa kanak- kanak ke masa dewasa. Berikut ini akan
diuraikan secara singkat kedelapan tahap perkembangan psikososial Erikson tersebut. Adapun
sebagai berikut :

1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)

a) Periode perkembangan : Tahap ini terjadi pada usia 0 sampai dengan usia 18
bulan.
b) Karakteristik : Dalam tahap ini bayi berusaha keras untuk mendapatkan
pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan anaknya, sang
anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat mempercayai dan dapat
mengembangkan asa (hope). Jika proses ego ini tidak terselesaikan, individu
tersebut akan mengalami kesulitan dalam membentuk rasa percaya dengan orang
lain sepanjang hidupnya, selalu meyakinkan dirinya bahwa orang lain berusaha
mengambil keuntungan dari dirinya.

2. Autonomy vs Shame (Kemandirian vs Rasa Malu)

a) Periode perkembangan : 2-3 tahun

b) Karakteristik : Dalam tahap ini, anak akan belajar dirinya memiliki kontrol atas
tubuhnya. Orang tua mengontrol keinginan atau impuls-impulsnya, namun tidak
dengan perlakuan yang kasar. Harapan idealnya, anak bisa belajar menyesuaikan
diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan pemahaman awal mereka
mengenai otonomi, inilah resolosi yang diharapkan. Erikson percaya bahwa belajar
untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan
mengendalikan dan kemandirian.Kejadian-kejadian penting lain meliputi
pemerolehan pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang

4
disukai, dan juga pemilihan pakaian. Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan
merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak
cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.

3. Initiative vs Guil ( Inisiatif vs Rasa bersalah )

a) Periode Perkembangan : usia 3-6 tahun


b) Karakteristik : Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan
melaksanakan tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini akan
membuat sang anak takut mengambil inisiatif atau membuat keputusan karena
takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri yang rendah dan tidak mau
mengembangkan harapanharapan ketikaia dewasa. Bila anak berhasil melewati
masa ini dengan baik, maka keterampilan ego yang diperoleh adalah memiliki
tujuan dalam hidupnya. Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan
kompeten dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa bertanggung
jawab dan prakarsa. Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan
perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang
tidak menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercayaan dan
dibuat merasa sangat cemas. Erikson meyakini bahwa kebanyakan rasa bersalah
dapat digantikan dengan cepat oleh rasa berhasil.

4. Industry vs inferiority (Tekun vs Rendah diri )

a) Periode perkembangan : 6-12 tahun

b) Karakteristik : Menunjukan bahwa sebagian besar anak usia sekolah yang di


asuh oleh orang tua berada pada tahap perkembangan psikososial industry.
Keberhasilan dalam pencapaian tahap ini, anak memang di tuntut untuk aktif dan
produktif. Oleh karena itu, anak usia sekolah harus lebih di perhatikan sehingga
masa depan dewasa anak tidak mengalami hambatan dalam prestasi dan
sosialisasi.5

5. Identity vs Identity Confusion ( Identitas dan Kebingungan Identitas )

5
Nur Ganti Ringora , “Teori Perkembangan Peserta Didik’,Jurnal Pendidikan Dasar 1, no. 2 (2023): 49-50

5
a) Periode Perkembangan : remaja 10-20 tahun

b) Karakteristik: Pada masa ini masyarakat dihadapkan dengan penemuan siapa


mereka, bagaimana mereka nantinya, dan kemana tujuan hidupnya. generasi
remaja dihadapkan pada banyak peran baru dan status orang dewasa, misalnya.
Orang tua harus memberi anak remaja kesempatan untuk mengeksplorasi peran
dan jalan yang berbeda dalam suatu peran khusus. Jika anak remaja menjajaki
peran-peran semacam itu dengan cara yang sehat dan tiba pada suatu jalan yang
positif untuk diikuti dalam kehidupan, maka identitas yang positif akan dicapai.
Jika suatu identitas pada anak remaja ditolakkan oleh orang tua, kalau anak remaja
tidak secara memadai menjajaki banyak peran, dan Ketika jalan positif di masa
depan tidak dijelaskan, maka kebingungan identitas akan meningkat.

6. Intimacy vs Isolation ( Keakraban vs Keterkucilan )

a) Periode Perkembangan: 20-30 tahun

b) Karakteristik: Pada masa ini, individu menghadapi tugas perkembangan berupa


pembentukan hubungan dekat dengan orang lain. Erikson menjelaskan bahwa
keintiman adalah tentang menemukan diri sendiri pada diri orang lain namun
kehilangan diri sendiri. Saat anak muda mengembangkan persahabatan yang sehat
dan mengembangkan hubungan dekat dan intim dengan orang lain, keintiman akan
dicapai, kalau tidak, isolasi akan terjadi.

7. Generativity vs Stagnation ( Bangkit vs Tetap-mandeg )

a) Periode Perkembangan: 40-50 tahun

b) Karakteristik : tantangan utamanya adalah membantu generasi muda tumbuh


dan menjalani kehidupan yang bermanfaat inilah yang dimaksudkan Erikson
dengan generativity. perasaan belum melakukan sesuatu untuk menolong generasi
berikutnya ialaha stagnation

8. Integrity Us Despair ( Keutuhan dan Keputusasaan )

a) Periode Perkembangan di atas usia 60 tahun.

b) Karakteristik: kita menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah kita
lakukan dalam hidup kita. Dalam banyak hal yang berbeda, manusia lanjut usia
mungkin telah mengembangkan pandangan yang positif pada kebanyakan atau

6
semua tahap perkembangan sebelumnya. Jika demikian, pandangan retrospektif
(melihat kembali ke belakang) akan memperlihatkan gambar suatu kehidupan yang
telah di lalui dengan baik, dan orang itu akan merasakan suatu rasa puas-integritas
akan tercapai. Jika manusia lanjut usia menyelesaikan banyak tahap sebelumnya
secara negatif, pandangan retrospektif cenderung akan menghasilkan rasa bersalah
atau kemuraman, vang disebut Erikson sebagai despair (putus asa)6

Setiap tahap perkembangan psikososial memiliki keterkaitan dengan semua aspek


kehidupan, sehingga penanganan yang baik pada setiap tahapan dapat memberikan rasa
kepuasan bagi individu tersebut. Sebaliknya, jika tahapan-tahapan tersebut tidak ditangani
dengan baik, maka individu tersebut mungkin akan merasa tidak sejalan dengan dirinya
sendiri. Erikson meyakini bahwa dalam setiap tahap, seseorang akan mengalami konflik
atau krisis yang menjadi titik balik dalam perkembangannya. Menurut pandangannya,
konflik-konflik ini berkaitan dengan pengembangan kualitas psikologis atau kegagalan
dalam proses tersebut. Selama periode ini, potensi pertumbuhan pribadi beriringan dengan
potensi kegagalannya juga.

Dari delapan tahap siklus hidup manusia yang dijelaskan oleh Erikson, tiga tahap
pertama paling berhubungan langsung dengan pendidikan anak usia dini yakni kepercayaan
vs. ketidakpercayaan; otonomi vs. rasa malu dan keraguan; dan inisiatif vs. rasa bersalah.

Erikson berfokus pada hubungan antara anak dan lingkungannya, dan menekankan
tuntutan sosial eksternal tertentu pada anak dan mempengaruhi perkembangannya. Tiga tahap
pertama Erikson adalah periode kritis di mana penyelesaian krisis yang sehat dan adaptif
pada setiap tahap anak menentukan sejauh mana ia nantinya memiliki rasa percaya dasar,
kemandirian, dan inisiatif. Sejauh mana anak gagal membuat krisis yang sehat resolusi
menentukan sejauh mana dia kemudian merasakan rasa ketidakpercayaan yang mendasar,
malu dan ragu dalam hubungannya.7

Dalam pemahaman akan delapan tahapan perkembangan yang diusung oleh Erikson
maka kita tidak akan lepas dari beberpa poin penting antara lain (Feist & Feist, 2010) :

1. Terkait dengan prinsip epigenetik. Yaitu satu bagian yang tumbuh dari komponen yang lain
dan memiliki pengaruh waktu tersendiri, namun tidak menggantian komponen berikutnya.

6
Gusman Lesmana,”Psikologi perkembangan peserta didik”,(Medan:UMSU PRESS 2021) hal 45-47
7
Dean, Ann V. "Psychodynamic Theory in Early Childhood Education: A Look at the Contributions of
Anna Freud, Melanie Klein, Krik H. Erikson, Susan Isaacs, Bruno Bettelheim, ECM Frijling-Schreuder
and Margaret Ribble." International Journal of Bahamian Studies 5 (2008): 38

7
2. Di dalam setiap tahapan kehidupan terdapat interaksi berlawanan yaitu koflik antara
elemen sintonik (harmonis) dan elemen distonik (mengacaukan).

3. Pada setiap tahapan konflik antara elemen distonik dan sintonik menghasilkan kualitas ego
dan kekuatan ego, yang erikson sebut dengan basic strength (kekuatan dasar).8

Tahap-tahap Erikson yang telah dipaparkan diatas membentuk kerangka untuk memahami
perkembangan emosional dan sosial sepanjang hidup,bahwa penyelesaian satu tahap adalah
prasyarat untuk tahap berikutnya, serta fokusnya yang berlebihan pada ekspektasi sosial
dalam budaya tertentu.9

Menciptakan kepercayan diri pada anak memanglah sangat penting sebagai bekal untuk
menjalani dunia yang telah lama masuk era modern ini. Tetapi kenyataan bahwa angka
presentase tingkat kepercayaan diri remaja di Indonesia masih sangat jauh dari yang
diharapkan. Hal tersebut karena memang tidak bisa dipungkiri bagaimana sulitnya mengasuh,
mengajar, membesarkan seorang anak hingga dewasa. Kesulitan tersebut terbukti dengan
banyaknya pengasuh tidak maksimal atau bahkan tidak menerapkan teori pola asuh yang
benar. Ada juga yang tidak menerapkan teori pola asuh yang benar karena tidak tahu seperti
apa yang benar itu. Tetapi dengan teori psikososial Erik Erikson, kita bisa tahu apa yang
harus dilakukan sebagai pengasuh/orang tua ketika anak kita berusia 0-1 tahun, 2-3 tahun,
dan seterusnya.10

C. Peran tahapan perkembangan bagi perkembangan seseorang


Erikson menyebutkan masa kanak-kanak tengah sebagai masa untuk mulai
mengembangkan kepribadian seperti pembentukan konsep diri fisik, sosial, dan akademis,
yang berguna untuk perkembangan harga diri, percaya diri, dan efikasi diri.Dalam masa
ini keluarga sangat berperan penting sebagai dasar perkembangan emosional dan sosial
anak. Hubungan dengan orangtua atau pengasuhannya merupakan dasar bagi
perkembangan emosional dan sosial anak.

Dalam lingkungan keluarga psikososial dapat memberikan pengaruh signifikan


terhadap perkembangan emosional anak ditandai dengan dua kutub yang saling

8
Sigit "A. Kontribusi Padangan Teori Psikodinamik Freud." Hal 17
9
Learning, Lumen. "Psychodynamic Theories." Lifespan Development (2020).
10
Rerung, Alvary Exan. "Menciptakan self-efficacy pada anak usia 19-22 tahun dengan menggunakan pola
asuh teori psikososial erik erikson di gereja toraja jemaat sion lestari klasis wotu." Masokan: Ilmu Sosial dan
Pendidikan 1.2 (2021): 108

8
bertentangan antara yang satu dengan yang lain. Artinya bila kondisi keluarga
memberikan kesempatan yang positif bagi anak, maka akan menumbuhkan emosi yang
stabil. Sebaliknya bila lingkungan keluarga tidak memberi suasana yang positif maka
akan berakibat perkembangan yang cenderung berbalik yakni negative, labil dan
abnormal. Piaget maupun Kohlberg sependapat bahwa orangtua mempunyai peran besar
bagi pembentukan dan perkembangan moral seorang anak11 Dukungan sosial dapat
diwujudkan dengan cara menemani anaknya untuk bermain, menjelajah ruangan atau
memberi motivasi agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang merangsang
perkembangan kognitif, keterampilan bahasa atau keterampilan motorik.

Sedangkan dalam lingkup sekolah psikososial berperan Untuk dapat merelisasikan


karakter mulia dalam kehidupan setiap orang,serta pembudayaan karakter. akan sangat
berpengaruh pada kepribadian anak. Oleh karena itu, harus dipersiapkan dengan baik dan
melibatkan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaanya serta harus dilakukan
evaluasi yang berkesinambungan. Pengembangan karakter dan kepribadian di sekolah
menjadi sangat penting mengingat peserta didik mulai berkenalan dengan berbagi bidang
keilmuan. Pada masa ini pula peserta didik akan mulai sadar akan jati dirinya sebagai
pribadi atau manusia yang mulai beranjak dewasa dengan berbagai problem yang
menyertainya.12

11
Erik Erikson.2010.Teori Perkembangan Psikososial Erik H.Erikson.Jakarta
12
Tiara Emilizia, “Konsep Psikososial Menurut Teori Erik H. Erikson Terhadap Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam Tinjauan Pendidikan Islam”,(skripsi,IAIN Bengkulu,2019),69-70

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
1. Sejarah pemikiran Erikson tercermin dari pengalaman hidupnya sendiri, yang
memengaruhi perkembangan teoretisnya. Dilahirkan di Frankfurt, Jerman pada 15 Juni
1902, dari orang tua keturunan Denmark, dengan ibu yang berasal dari keluarga Yahudi.
Kehidupannya dipengaruhi oleh perpisahan orang tuanya sebelum lahir, dan kemudian
diadopsi oleh seorang dokter anak bernama Dr. Hamburger dari Karlsruhe. Sebagai murid
Freud, Erikson terpengaruh oleh pandangan psikoanalisis dan mengembangkan teori
psikososialnya sendiri yang menekankan peran ego dalam perkembangan individu.
Erikson menjadi dikenal sebagai perintis psikologi perkembangan seumur hidup. Erikson
mengajar di berbagai universitas terkemuka seperti Yale, Berkeley, dan Harvard. Erikson
juga tertarik pada antropologi budaya, dan menghabiskan waktu di antara suku Lakota
Sioux di South Dakota dan suku Yurok di California. Erikson meninggal di Harwisch,
Amerika Serikat, pada usia 91 tahun, meninggalkan warisan yang kuat dalam bidang
psikologi perkembangan.

2. Tahapan psikososial ini menekankan perkembangan perubahan perkembangan


sepanjang siklus kehidupan manusia. Masing-masing tahap terdiri dari tugas yang khas
yang menghadapkan individu pada suatu permasalahan atau Semakin individu tersebut
mampu mengatasi krisis, maka akan semakin sehat perkembangannya. Menurut teori
psikososial Erikson, perkembangan manusia dibedakan berdasarkan kualitas ego dalam
delapan tahap perkembangan yakni (1) Trust vs Mistrust 0-18 bulan, (2) Autonomy vs
shame 18 bulan - 3 tahun, (3) initiative vs Guilt 3-6 tahun, (4) Industry vs inferiority 6-12
tahun (5) Identity vs Role confusion 10-20 tahun (6) Intimacy vs Isolation 20-30 tahun,
(7) Generativity vs stagnation 40-50 tahun (8) Integrity Us Despair >60 tahun.

3. Erikson menekankan pentingnya masa kanak-kanak tengah sebagai periode kritis


untuk mengembangkan kepribadian, termasuk konsep diri fisik, sosial, dan akademis,
yang berpengaruh pada perkembangan harga diri, percaya diri, dan efikasi diri. Keluarga
memiliki peran sentral dalam memberikan dasar bagi perkembangan emosional dan sosial

10
anak, dan lingkungan keluarga dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap
perkembangan emosional anak. Dukungan sosial dari orangtua dapat membantu dalam
merangsang perkembangan kognitif, keterampilan bahasa, dan motorik anak. Di lingkup
sekolah, pengembangan karakter dan kepribadian menjadi sangat penting karena peserta
didik mulai berkenalan dengan berbagai bidang keilmuan dan menyadari jati dirinya
sebagai individu yang mulai beranjak dewasa. Oleh karena itu, persiapan yang baik dan
keterlibatan semua pihak terkait dalam proses pengembangan karakter di sekolah sangat
diperlukan, termasuk evaluasi yang berkesinambungan untuk memastikan efektivitasnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alisyahbana,Takdir. Manusia Dalam Pandangan Psikologi DIY: DEEPUBLISH,2020.

Dean, Ann V. "Psychodynamic Theory in Early Childhood Education: A Look at the


Contributions of Anna Freud, Melanie Klein, Krik H. Erikson, Susan Isaacs,
Bruno Bettelheim, ECM Frijling-Schreuder and Margaret
Ribble." International Journal of Bahamian Studies 5. 2008

Emilizia Tiara,“Konsep Psikososial Menurut Teori Erik H. Erikson Terhadap Pendidikan


Anak Usia Dini Dalam Tinjauan Pendidikan Islam”, skripsi,IAIN Bengkulu,
2019

Erikson, Erik. Erikson and Personal Identity: A Biographical Profile,2004

Exan Alvary, Rerung."Menciptakan self-efficacy pada anak usia 19-22 tahun dengan
menggunakan pola asuh teori psikososial erik erikson di gereja toraja jemaat
sion lestari klasis wotu." Masokan: Ilmu Sosial dan Pendidikan 1.2, 2021

Fitrikasari Alifiati dkk, “Buku Ajar Siklus Kehidupan Dan Teori Perkembangan”, Semarang :
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro 2021

Learning, Lumen."Psychodynamic Theories." Lifespan Development. 2020

Lesmana Gusman,”Psikologi perkembangan peserta didik”,Medan:UMSU PRESS.2021

Ringora Ganti Nur ,“Teori Perkembangan Peserta Didik’,Jurnal Pendidikan Dasar 1, no. 2.
2023

Sigit "A. Kontribusi Padangan Teori Psikodinamik Freud."

Suranata Kadek et all,“ Model Konseling,Kontemporer,Modern,dan Postmodern”,(Bali : PT


Inovasi Pratama Internasional) 2022

12

Anda mungkin juga menyukai