Anda di halaman 1dari 13

PSIKOLOGI SOSIAL ERIKSON

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan y


ang dibimbing oleh Drs. Suhartono, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Abrar Kurniawati 220151606057


2. Andini Dita Maharani 220151609207
3. Gunawan Sakti Aji 220151602977
4. Meylinda Rizqi Ayu W 220151603847
5. Nur Farihah Izzana 220151604350

OFFERING A5B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

TAHUN 2023
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

KATA PENGANTAR

puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa karena dengan limpahan rahmat, taufik, dan hida
yah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Dalam kesempatn ini kami ucapkan terima kasih kepada Drs. Suhartono, S.Pd.,M.Pd. sebag
ai pembimbing mata kuliah Psikologi Pendidikan sehingga kita dapat Menyelesaikan makalah ini de
ngan judul “Psikologi Sosial Erikson”

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pegang
an dalam mempelajari materi tentang psikologi pendidikan. Juga merupakan harapan kami dengan ha
dirnya makalah ini, akan mempermudah semua pihak dalam proses perkuliahan pada mata kuliah Pe
ndidikan Sekolah Dasar.

Sesuai kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, kami mengharapkan saran dan kritik, kh
ususnya dari rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Ak
hir kata, semoga segala daya dan upaya yang kami lakukan dapat bermanfaat, amin.

Malang, Januari 2023

Kelompok 3
PAGE \* MERGEFORMAT 2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................iii

BAB I.....................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

C. Tujuan......................................................................................................................................1

BAB II....................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.................................................................................................................................2

1. Pengertian Psikologi Sosial Erikson........................................................................................2

2. Sumber dan Dasar Teori Erikson............................................................................................2

3. Perkembangan Kepribadian.....................................................................................................2

4. Tahapan Perkembangan Psikologi Sosial................................................................................3

Bab III....................................................................................................................................................5

PENUTUP..........................................................................................................................................5

1. Kesimpulan..............................................................................................................................5

2. Saran........................................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya Perilaku seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh dorongan dari dalam dirinya
melainkan perkembangan tersebut juga dipengaruhi oleh faktor eksternal baik dari lingkungan kelua
rga, sekolah, dan masyarakat dalam pembentukan perilaku. interaksi tersebut bahkan menjadi salah
satu kebutuhan dasar manusia mengingat bahwa seseorang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lai
n (Maslow). John Bowlby juga menjelaskan bahwa kebergantungan setiap manusia sudah dirasakan
sejak bayi sebagai perilaku u penyesuaian sosial paling awal yaitu melalui orang tua. Penyesuaian s
osial akan terus berlangsung hingga usia dewasa yang terbentuk melalui proses belajar dari sesaman
ya (Albert Bandura).

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yang harus diketahui :
1. Apa yang dimaksud dari psikologi sosial?
2. Apa saja sumber dan dasar dari teori Erik Erikson?
3. Bagimana tahapan perkembangan kepribadian menurut Erik Erikson?
4. Bagaimana tahapan perkembangan psikososial?

C. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari psikologi sosial


2. Untuk mengetahui apa saja sumber dan dasar dari teori Erik Erikson
3. Untuk mengetahui bagimana tahapan perkembangan kepribadian menurut Erik Erikson
4. Untuk mengetahui bagaimana tahapan perkembangan psikososial

PAGE \* MERGEFORMAT 2
PAGE \* MERGEFORMAT 2

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Psikologi Sosial Erikson


Pengertian Perkembangan Psikososial Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada
individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya. Psikososial menunjuk pada hub
ungan yang dinamis atau faktor psikis atau sosial, yang saling berinteraksi dan mempengaruhi sat
u sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu pada aspe
k psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada hubun
gan eksternal individu dengan orang-orang disekitarnya

2. Sumber dan Dasar Teori Erikson


Setiap orang pasti akan belajar melalui orang yang dirasa berpengaruh yang berada di lin
gkungan sosialnya melalui peran relasi-relasi sosial yang terus-terusan terjadi. Hal ini juga terjad
i pada Erikson yang selalu terlibat dengan lembaga pendidikan Sigmund Freud’s dimana dia teru
s belajar mengenai teori psikososial (Krismawati, 2014).
Erikson mengakui keterlibatan Freud akan tetpi dia mempercayai bahwa Freud telah sala
h dalam menilai beberapa dimensi penting tahap perkebangan manusia. Salah satu pendapat eriks
on yaitu manusia mengalami perkembangan pada tahap psikososial dan hal tersebut berbeda den
gan tahap psikososial Freud. Perbedaan pendapat lainnya yaitu pada pernyataan Erikson yang me
nekankan bahwa perubahan perkebangan terus terjadi sepanjang siklus hidup manusia dimana ha
l ini berbeda dengan yang dikatan oleh Freud dimana kepribadian utama manusia terjadi pada 5 t
ahun pertama kehidupan. (Santrock, 2003)
Dasar teori erikson dilihat dari aspek sadar dan prasadar pada anak yang dapat dikenali de
ngan cara anak bertutur kata serta cara anak tersebut bermain. Pada saat bermain, dapat dipelajari
tentang ego anak tersebut sama seperti Freud yang mempelari ego anak melalui analisa mimpi. E
rikson lebih memfokuskan perhatiannya pada kelompok atau kebudayaan yang berada disekitarn
ya dengan menerapkan psikoanalisa pengetahuan-pengetahuan sosial. Erikson sendiri tidak mem
PAGE \* MERGEFORMAT 2

andang manusia terlahir dengan sifat baik ataupun buruk, namun beranggapan bahwa semua man
usia yang dilahirkan memiliki potensi menjadi manusia yang baik atau buruk. (Gunarsa, 2008)
PAGE \* MERGEFORMAT 2

3. Perkembangan Kepribadian
Tahapan perkembangan menurut Erickson:
1. Mengikuti prinsip Epigenetik.
Menurut Ericson, ego berkembang melalui berbagai tahap kehidupan mengikuti prinsip
epigenetik, istilah yang dipinjam dari embriologi. Perkembangan epigenetik adalah
perkembangan tahap demi tahap dari organ-organ embrio. Ego berkembang mengikuti
prinsip epigenetik. Prinsip epigenetik dengan fisik adalah dimulai dari merangkak-duduk-
berdiri-berjalan-berlari.
2. Kekuatan ego dan cara kerja ego (memuaskan keinginan menggunakan akal) bukan melaya
ni ide (kesenangan atau kepuasan)
3. Setiap tahap terdiri atas tugas perkembangan yang mempertemukan individu dengan sebua
h krisis identitas.
Menurut Erikson, salah satu tugas perkembangan selama masa remaja adalah menyelesaika
n krisis identitas, sehingga diharapkan terbentuk suatu identitas diri yang stabil pada akhir
masa remaja. Remaja yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil, akan memper
oleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, memahami perbedaan dan persamaannya
dengan orang lain, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, penuh percaya diri, tangg
ap terhadap berbagai situasi, mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi
tantangan masa depan, serta mengenal perannya dalam masyarakat.
4. Krisis identitas bukan bencana melainkan titik balik kerentanan dan puncaknya potensi unt
uk perubahan identitas ego.
Krisis identitas dikemukakan pertama kali oleh Erikson adalah dalam kehidupan individu
mengalami masa-masa sulit yang telah dialami ketika remaja, ternyata mereka berusaha unt
uk memahami dan mengembangkan komitmen, yaitu kemampuan untuk bertahan dalam ko
ndisi yang dijalani meskipun terdapat konflik yang tidak diinginkannya.
5. Setiap tahap mempunyai sisi positif dan sisi negatif.
6. Pemecahan masalah menimbulkan nilai sintonik (harmonis) ataukah distonik
(mengacaukan)
7. Nilai sintonik akan memberi ego sifat (kualitas ego) yang baik yang disebut virtue.
8. Virtue akan meningkatkan kualitas atau kekuatan ego untuk mengatasi konflik sejenis sehin
gga virtue identik dengan kekuatan dasar (basic strength).
PAGE \* MERGEFORMAT 2

9. Nilai dinostik menunjukkan lemahnya ego sebagai sumber gangguan psikologis (sumber pa
tologi).
10. Pada setiap tahap perkembangan individu berinteraksi dengan pola tertentu yang meliputi ri
tualisasu (pola hubungan positif) dan ritualisme (pola hubungan negatif).

4. Tahapan Perkembangan Psikologi Sosial


Erikson berpendapat bahwa sepanjang sejarah hidup manusia pasti akan mengalami tahapa
n perkembangan dari bayi sampai lanjut usia, dari berbagai tahapan tersebut memiliki nilai kekuat
an yang membentuk karakter positif atau sebaliknya. Erikson menyebut setiap tahapan tersebut seb
agai konflik yang sifatnya sosial dan psikologis yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan perke
mbangan di masa depan. Berikut 8 tahapan perkembangan psikologi sosial :

a. Tahapan I uisia 0-2 tahun (masa bayi)


Pada masa bayi ini adalah titik awal pembentukan kepribadian, bayi belajar mempercayai
orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya terutama peran orang tua atau orang terdekat ya
ng mampu menciptakan kepercayaan dasar berupa rasa nyaman dan tidak mengalami kecemasan
sebelum muncul kepercayaan dasar bayi akan mengalami masa sensori motoric dari situ bayi aka
n memakai rangsangan visualnya untuk percaya dan tidak percaya. Setelah percaya maka bayi ak
an membentuk harapan yaitu bahwa dunia ini merupakan tempat yang baik dan menyenangkan b
agi hidupnya. Adapun urutan bagiannya sebagai berikut :
1) Oral sensory mode (mode sensoris oral)
2) Basic trust versus basic mistrust (kepercayaan dasar versus ketidakpercayaan dasar)
3) Hope the basic strength of infancy (harapan sebagai kekuatan dasar bayi)
b. Tahap II usia 2-3 tahun (masa kanak-kanak)
Pada tahap ini anak sudah mulai menguasai fungsi tubuh seperti belajar makan, dan berpa
kaian sendiri dan juga mampu mengontrol dirinya. Pada tahap ini mereka mengalami keraguan d
an rasa malu ketika usaha mereka tidak berhasil, namun menurut erikson itu hal yang wajar kare
na tanpa adanya hal tersebut anak akan berkembang dengan pertimbangan-pertimbangan. Sehing
ga kekuatan yang harus ditumbuhka pada masa ini adalah keinginan dan kehendak dimana anak
akan belajar dengan bebas untuk mengembangkan kemandiriannya. Adapun urutan bagiannya se
bagai berikut :
1) anal urethral muscular mode (otot)
PAGE \* MERGEFORMAT 2

2) autonomy versus shame and doubt (otonomi vs rasa malu dan ragu)
3) will the basic strength of early childhood (kekuatan dasar dan kehendak)
c. Tahap III usia 3-6 tahun (masa usia bermain )
pada tahap ini anak akan menemukan keseimbangan antara kemampuan yang ada pada di
rinya dengan tujuanny, baik kemampuan mengembangkan gerakan tubuh, keterampilan bahasa,
rasa ingin tahu, imajinasi, dan menentukan tujuan. Sehingga pada tahap ini anak akan memiliki i
nisiatif seperti respons positif atau ide untuk melaksanakan rencana-rencananya, namun juga aka
n merasa bersalah dalam usaha yang dilakukan menjadi mandiri. Itu sebabnya lingkungan teruta
ma orangtua wajib memotivasi anak dalam perkembangannya di tahap ini. Adapun urutan bagian
nya sebagai berikut :
1) general locomotor mode (tahap bermain)
2) initiative versus guilt (inisiatif versus rasa bersalah)
3) purpose the basic strength of the play age (tujuan sebagai kekuatan dasar usia bermain)
d. Tahap IV usia 6-12 tahun (usia sekolah)
Pada tahap ini Anak belajar percaya diri dengan ketrampilan sosial dan akademis melalui
lingkungannya namun mereka kemudian akan membandingkan kemampuan dirinya dengan tema
n sebayanya. Jika keberhasilan yang diraih maka akan menghasilkan percaya diri dan jika gagal
maka terbentuklah inferioritas atau rasa kekurangan pada dirinya. Sehingga pada tahap ini perlu
ditumbuhkan sikap “kompetensi”. Adapun urutan bagiannya sebagai berikut :
1) Latency ( laten/ keadaan yang terpendam)
2) Industry versus inferiority (industry versus inferioritas atau kekurangan diri, rendah diri)
3) competence the basic strength of the school age (kompetensi sebagai kekuatan dasar usia
sekolah)
e. Tahap V, usia 12-20 tahun
Pada tahap ini anak mulai memasuki usia remaja dimana identitas diri baik dalam lingkup
sosial maupun dunia kerja mulai ditemukan. Bisa dikatakan masa remaja adalah awal usaha pencarian
diri sehingga anak berada pada tahap persimpangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Konflik utama yang terjadi ialah Identitas vs Kekaburan Peran sehingga perlu komitmen yang jelas
agar terbentuk kepribadian yang mantap untuk dapat mengenali dirinya.
f. Tahap VI, usia antara 20-40 tahun
Pada tahap ini kekuatan dasar yang dibutuhkan ialah “kasih” karena muncul konflik antara
keintiman atau keakraban vs keterasingan atau kesendirian. Agen sosial pada tahap ini ialah kekasih,
PAGE \* MERGEFORMAT 2

suami atau isteri termasuk juga sahabat yang dapat membangun suatu bentuk persahabatan sehingga
tercipta rasa cinta dan kebersamaan. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka muncullah perasaan
kesepian, kesendirian dan tidak berharga.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

g. Tahap VII, usia 40-65 tahun

Seseorang telah menjadi dewasa pada tahap ini sehingga diperhadapkan kepada tugas utama

untuk menjadi produktif dalam bidang pekerjaannya serta tuntutan untuk berhasil mendidik keluarga

serta melatih generasi penerus. Konflik utama pada tahap ini ialah generatifitas vs stagnasi, sehingga

kekuatan dasar yang penting untuk ditumbuhkan ialah “kepedulian”. Kegagalan pada masa ini

menyebabkan stagnasi atau keterhambatan perkembangan.

h. Tahap VIII, usia 65 tahun-kematian

Pribadi yang sudah memasuki usia lanjut mulai mengalami penurunan fungsi-fungsi kesehatan.

Begitu juga pengalaman masa lalu baik keberhasilan atau kegagalan menjadi perhatiannya sehingga

kebutuhannya adalah untuk dihargai. Konflik utama pada tahap ini ialah Integritas Ego vs

Keputusasaan dengan kekuatan utama yang perlu dibentuk ialah pemunculan “hikmat atau

kebijaksanaan”. Fungsi pengalaman hidup terutama yang bersifat sosial, memberi makna tentang

kehidupan.

Bab III

PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya perkembangan psikologi sosial Erikson i
ni adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu yang mencakup aspek psikis dan sosial atau sebaliknya
yang sifatnya dinamis dan dapat memengaruhi. Selain memiliki sumber dasar erikson juga mengemukak
an mengenai perkembangan kepribadian individu yang memiliki 10 tahapan. Kemudian pada perkemban
gan psikososial ini memiliki 8 tahap yaitu tahap pertama yaitu masa bayi, tahap ke 2 masa kanak-kanak,
tahap ke 3 masa usia bermain, tahap ke4 usia sekolah, tahap ke 5 masa remaja, tahap ke6 dewasa awal, t
ahap ke 7 dewasa akhir, dan tahap ke 8 yaitu usia tua.

2. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran yang dapat kami sampaikan. Melalui makalah i
ni kami menyarankan agar guru dan fasilitas bagi siswa untuk menuntut ilmu dapat memenuhi standar pr
PAGE \* MERGEFORMAT 2

oses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik serta memudahkan siswa dal
am memahami materi yang diberikan.
PAGE \* MERGEFORMAT 2

DAFTAR PUSTAKA

Erik H. Erikson. Identitas dan Siklus Hidup Manusia, Jakarta:Penerbit Gramedia, 1989 Losoncy,

Lawrence J. Religious Education and the Life-cycle. Catecethical Communication. Monk, F.J., A
MP Knoers & S.R. Hadinoto. Psikologi Perkembangan, Gadjah Mada University Press

BIBLIOGRAPHY Gunarsa, S. (2008). Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta, Indonesia: PT. BPK Gunung Mu
lia. Retrieved Februari 2, 2023, from https://www.google.co.id/books/edition/Dasar_dan_teori_perkem
bangan_anak/xQsxmVNNU5gC?hl=id&gbpv=1&dq=teori+perkembangan+erikson&pg=PA105&printsec=f
rontcover

Krismawati, Y. (2014, Oktober). Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson dan Manfaatnya Bagi T
ugas Pendidikan Kristen Dewasa Ini. Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 47-48. Retr
ieved Januari 29, 2023, from http://www.sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios

Krismawati, Y. (2014, Oktober). Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson dan Manfaatnya

Bagi Tugas Pendidikan Kristen Dewasa Ini. Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 49-5
5. Retrieved Januari 29, 2023, from http://www.sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios

Santrock, J. (2003). Adolenscence (6th ed.). (W. Kristiaji, Y. Sumuharti, Eds., S. Adelar, & S. Saragih, T
rans.) Jakarta, Indonesia: Erlangga. Retrieved February 2, 2023, from https://www.google.co.id/b
ooks/edition/Adolescence_edisi_6/Z3LWS-xbTv4C?hl=id&gbpv=1&dq=teori+perkembangan+e
rikson&pg=PA46&printsec=frontcover

Anda mungkin juga menyukai