Dosen pengampuh :
Eka Damayanti, S.Psi., M.A.
Disusun Oleh:
PGMI A
Kelompok 8 :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang teori psikologi anak: psikosial
Erick Erikson.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis,
Kelompok 8
ii
DAFTAR ISI
Sampul/Cover........................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................10
B. Saran..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan sosial anak
bermula dari semenjak bayi, sejalan dengan pertumbuhan badannya, bayi
yang telah menjadi anak dan seterusnya menjadi orang dewasa itu, akan
mengenal lingkungannya yang lebih luas, mengenai banyak manusia,
perkenalan dengan orang lain dimulai dengan mengenal ibunya, kemudian
mengenal ayah dan keluarganya. Selanjutnya manusia yang dikenalnya
semakin banyak dan amat hitrogen akan bisa munyesuaikan diri untuk
masyarakat lebih luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama,
kemudian bermasyarakat atau bernegara dalam berkehidupan sosial.Dalam
perkembangan anak (manusia) akhirnya mengetahui bahwa manusia itu
saling bantu membantu, dan saling memberi dan menerima.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif dan
kualitatif individu dalam rentang kehidupnnya, mulai dari masa konsepsi,
masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja sampai masa dewasa.
Perkembangan dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan dalam
diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis
(rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung
secara sistematis, progesif dan berkesinambungan (Syamsu, 2012).
Perkembangan sosial merupakan proses belajar untuk menyesuaikan diri
terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi, melebur jadi satu
kesatuan dan saling berkomunikasi dan kerja sama menurut (Izza, 2020).
Adapun yang dimaksud dengan perkembangan sosial anak menurut
(Farida, 2013) adalah bagaimana anak usia dini berinteraksi dengan teman
sebaya, orang dewasa dan masyarakat luas agar dapat menyesuaikan diri
dengan baik sesuai apa yang diharapkan oleh bangsa dan negara.
1
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial
individu ditandai dengan pencapaian kematangan dalam interaks
sosialnya, bagaimana ia mampu bergaul, beradaptasi dengan
lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap norma-norma
kelompok,perkembangan sosial siswa sekolah dasar pada perkembangan
sosialnya anak mulai bisa berkompetensi dengan teman sebaya,
mempunyai sahabat, telah mampu mandiri dan berbagi, sementara dari sisi
emosi siswa sekolah dasar dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang
lain, dan dapat mengontrol emosi.
Menurut (Eka, 2019) Perkembangan sosial pada anak-anak sekolah
dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan didalam proses
pembelajaran dikelas maupun saat bermain di luar kelas, disamping
dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan teman
sebaya (per group) atau teman sekelas, sehingga ruang gerak hubungan
sosialnya telah bertambah luas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perkembangan sosial anak .
2. Untuk mengetahui perkembangan sosial anak menurut teori Erik
Erikson.
3. Untuk mengetahui tahap perkembangan sosial anak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Teori Perkembangan Sosial Erik Erikson
Berangkat dari teori tahap-tahap perkembangan psikoseksual
Freud yang lebih menekankan pada dorongan-dorongan seksual, Erikson
mengembangkan teori tersebut dengan menekankan pada aspek-aspek
perkembangan sosial. Dia mengembangkan teori yang disebut theory of
psychosocial Develoment (teori perkembangan psikososial) di mana ia
membagi tahap-tahap perkembangan manusia menjadi delapan tahapan. Ia
berpendapat bahwa masyarakat memiliki peranan yang sangat penting
dalam perkembangan psikososial seorang individu. Peranan ini dimulai
dari pola asuh orangtua hingga aturan atau budaya masyarakat (Miller,
1983).
Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses
perlakuan atau bimbingan orangtua terhadap anak dalam berbagai aspek
kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan masyarakat serta
mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana
menerapkan norma-norma ini dalam kehidupan sehari-hari. Proses
bimbingan orangtua lazim disebut sosialisasi. Sosialisasi ini sebagai
proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian
sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung
jawab dan efektif. Sosialisasi dari orangtua ini sangatlah diperlukan oleh
anak, karena anak masih terlalu mudah dan belum memiliki pengalaman
untuk membimbing perkembangannya sendiri kearah kematangan. 1
Peran orangtua dalam hal ini memberikan kepengasuhan keluarga
yang hangat, penuh perhatian dan kasih sayang secara maksimal. Menurut
Erik Erikson suasana keluarga yang demikian mempengaruhi
perkembangan kepribadian yang sehat, yaitu anak-anak memiliki pribadi
yang sangat mempercayai terhadap lingkungan sosialnya dengan baik.Hal
1
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana, 2011). H. 40)
4
ini menjadi dasar perkembangan pribadi yang sehat, stabil, percaya diri
dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. 2
Faktor keluarga diyakini sebagai faktor yang paling utama
berpengaruh pada anak-anak. Melalui aktivitas pengasuhan yang terlihat
dari cara yang dipilih orangtua dalam mendidik anak, anak akan tumbuh
dan berkembang dari pengalaman yang didapatnya. Study-study
menemukan bahwa hubungan yang hangat dan saling mendukung dalam
keluarga berhubungan dengan pembentukan karakter yang positif pada
anak. Sebaliknya hubungan antara orangtua dan anak yang penuh dengan
konflik dan sikap kekerasan berhubungan dengan kemunculan masalah-
masalah psikologis pada masa selanjutnya.3
Pandangan Erikson memberi gambaran nyata bagi setiap
orangtua untuk bertindak secara bijaksana. Agar dapat mencegah
perkembangan kepribadian yang buruk pada anak, maka orangtua perlu
melakukan langkah-langkah konkrit untuk mengantisipasinya, sehingga
mereka dapat memberi perlakuan positif dengan mendorong
perkembangan psikososial atau perkembangan kepribadian pada anak.
Orangtua menjamin kebutuhan dasar secara layak dan memadai artinya
disini orangtua menyadari tugas-tugas dan tanggung jawabnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar bagi anak, seperti kebutuhan
4
fisiologis meliputi makanan, minuman, sandang dan tempat tinggal.
harga diri, inisiatif, kreatif dan tentunya secara psikososial atau
perkembangan kepribadian anak pun akan baik.
Perkembangan psikososial anak dipengaruhi oleh lingkungan
keluarga dan sekolah. Lingkungan kehidupan pertama yang memberi
pengaruh besar bagi perkembangan emosional anak adalah keluarga.
Orangtua merupakan orang-orang penting yang langsung berhubungan
2
Erik Erikson, “Tahapan Perkembangan Psikososial Eric Erikson”, h. 3.)
3
Zubaedi, Strategi Taktis Pendidikan Karakter, (Depok, PT RajaGrafindo Persada.2017), h.27)
4
Monks Knoers,Siti Rahayu Aditomo, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta:Gadja Mada
University Press, 2006).h. 212.
5
dengan anak. Selanjutnya, anak akan berhubungan dengan lembaga
5
pendidikan untuk mengembangkan kecerdasan.
5
Erik Erikson, “Perkembangan Psikososial Anak”, h.59.)
6
mereka, tepatnya otonomi. Harapan idealnya, anak bisa belajar
menyesuaikan diri dengan aturan-aturan sosial tanpa banyak kehilangan
pemahaman awal mereka mengenai otonomi, inilah resolosi yang
diharapkan.Seperti Freud, Erikson percaya bahwa latihan penggunaa toilet
adalah bagian yang penting sekali dalam proses ini. Tetapi, alasan Erikson
cukup berbeda dari Freud. Erikson percaya bahwa belajar untuk
mengontrol fungsi tubuh seseorang akan membawa kepada perasaan
mengendalikan dan kemandirian.6
Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan
pengendalian lebih yakni atas pemilihan makanan, mainan yang disukai,
dan juga pemilihan pakaian. Anak yang berhasil melewati tingkat ini akan
merasa aman dan percaya diri, sementara yang tidak berhasil akan merasa
tidak cukup dan ragu-ragu terhadap diri sendiri.
3. Initiative vs Guilt usia 3-6 tahun
Pada periode inilah anak belajar bagaimana merencanakan dan
melaksanakan tindakannya. Resolusi yang tidak berhasil dari tahapan ini
akan membuat sang anak takut mengambil inisiatif atau membuat
keputusan karena takut berbuat salah. Anak memiliki rasa percaya diri
yang rendah dan tidak mau mengembangkan harapan-harapan ketika ia
dewasa. Bila anak berhasil melewati masa ini dengan baik, maka
keterampilan ego yang diperoleh adalah memiliki tujuan dalam
hidupnya.7
Anak yang berhasil dalam tahap ini merasa mampu dan kompeten
dalam memimpin orang lain. Adanya peningkatan rasa bertanggung jawab
dan prakarsa. Mereka yang gagal mencapai tahap ini akan merasakan
perasaan bersalah, perasaan ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan
bersalah yang tidak menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak
diberi kepercayaan dan dibuat merasa sangat cemas.
6
Erik H. Erikson, Childhood and Society, ( Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). H.294)
7
Erik Erikson, Childhood and Society, (Yogyakarta: Pustak Pelajar, 2010). H.306)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan sosial adalah tingkat jalinan interaksi anak dengan
orang lain, mulai dari orang tua, saudara, teman bermain, hingga
masyarakat secara luas. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
bisa hidup sendiri dan membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Manusia
tersebut dituntut untuk bisa menyesuaikan dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
Teori perkembangan sosial anak erik erikson dimulai dari pola
asuh orangtua hingga aturan atau budaya masyarakat.
Tahap perkembangan sosial anak terdiri dari Trust vs Mistrust
(percaya vs tidak percaya) usia 0-1 tahun, Autonomy vs Shame
(Kemandirian vs Rasa Malu ) usia 2-3 tahun dan Initiative vs Guilt usia 3-
6 tahun.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Mutia, Diana. 2010, Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenata
Media Grup