Anda di halaman 1dari 17

Perkembangan Sosial Emosional Masa

Dewasa Awal
“Disusun dalam rangka memenuhi tugas UAS mata kuliah Perkembangan
Individu”

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si / Akhmad Harum, S.Pd., M.Pd /
Fitriana, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh:

Syurayhah Syarif (210404501013)

Kelas BK-2A

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa pula shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
UAS mata kuliah Perkembangan Individu yang diampu oleh Bapak Prof. Dr.
Syamsul Bachri Thalib, M.Si, Bapak Akhmad Harum, S.Pd, M.Pd & Ibu Fitriana,
S.Pd., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Perkembangan Sosial Emosional Masa Dewasa Awal bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat


kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman penulis. Namun demikian, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk dapat mencapai hasil yang terbaik. Penulis berharap makalah ini
dapat bermanfaat dan menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis sendiri
maupun bagi pihak yang memerlukan.

Makassar, 29 Mei 2022

Penulis

i
ABSTRAK

Perkembangan manusia adalah proses pertumbuhan dan perubahan seumur


hidup manusia yang meliputi fisik, kognitif (intelektual) dan sosial emosional.
Dalam perkembangan sosial emosional, seorang dewasa akan mengalami
perubahan hubungan dewasa dengan orang tuanya, membangun hubungan yang
dekat dan aman dengan sekitarnya, bekerja sama dengan sekitarnya, memiliki
kemampuan untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain, mengekspresikan
dan mengatur emosi, kemampuan untuk menghadapi kehidupan dengan sikap
serius, serta kemampuan dan kesediaan untuk mengatasi kesulitan.
Perkembangan sosial emosional masa dewasa awal meliputi, mencari dan
menemukan calon pasangan hidup, membina kehidupan rumah tangga, meniti
karier dalam rangka memantapkan kehidupan ekonomi keluarga, dampak usia,
seks, faktor keluarga terhadap perkembangan karier dan kepuasan kerja, dan
menjadi warga negara yang bertanggung jawab. Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan sosial emosional antara lain, lingkungan keluarga,
luar keluarga dan pengalaman sosial awal.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Dewasa Awal .............................................................. 3


B. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional ......................................... 4
C. Perkembangan Sosial Emosioanl Masa Dewasa Awal .......................... 6
D. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi
Perkembangan Sosial Emosional ........................................................... 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan manusia adalah proses pertumbuhan dan perubahan seumur


hidup manusia yang meliputi fisik, kognitif (intelektual) dan sosial emosional.
Dalam perkembangan sosial emosional, seorang dewasa akan mengalami
perubahan hubungan dewasa dengan orang tuanya, membangun hubungan yang
dekat dan aman dengan sekitarnya, bekerja sama dengan sekitarnya, memiliki
kemampuan untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain, mengekspresikan
dan mengatur emosi, kemampuan untuk menghadapi kehidupan dengan sikap
serius, serta kemampuan dan kesediaan untuk mengatasi kesulitan.
Kehidupan psikososial dewasa awal makin kompleks dibandingkan dengan
masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan,
membentuk keluarga baru, membesarkan anak-anak, dan tetap harus
memperhatikan orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa awal mulai
membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina
sejak masa remaja/masa sebelumnya.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini
didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa
awal.
Sehubungan dengan penjelasan diatas, hal tersebutlah yang
melatarbelakangi disusunnya makalah “perkembangan sosial emosional pada
masa dewasa awal” ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka lahirlah rumusan masalah untuk
makalah ini, sebagai berikut:
1. Apa itu masa dewasa awal?
2. Apa itu perkembangan sosial emosional?

1
3. Bagaimana perkembangan sosial emosional pada masa dewasa awal?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah terbentuk, maka tujuan


penyusunan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari masa dewasa awal
2. Untuk mengetahuai pengertian perkembangan sosial emosional
3. Untuk mengetahui perkembangan sosial emosional pada masa dewasa awal
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
sosial emosional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Dewasa Awal


Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah adolescence-
adolescere yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi, kata adult
berasal dari bentuk lampau kata kerja adultus yang berarti telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Jadi, orang
dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, saat perubahan-
perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan
reproduktif (Hurlock, 2009).
Menurut Santrock (2002), masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan
menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu
untuk hal lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan
periode transisi yang panjang. Baru-baru ini, transisi dari masa remaja ke dewasa
disebut sebagai masa beranjak dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun,
ditandai oleh ekperimen dan eksplorasi. Dimana banyak individu masih
mengeksplorasi jalur karier yang ingin mereka ambil, ingin menjadi individu yang
seperti apa, dan gaya hidup yang seperti apa yang mereka inginkan, hidup
melajang, hidup bersama, atau menikah (Arnett dalam Santrock, 2002).
Diungkapkan oleh Erikson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001),
bahwa tahap dewasa awal yaitu antara usia 20 sampai 30 tahun. Pada tahap ini
manusia mulai menerima dan memikul tanggung jawab yang lebih berat. Pada
tahap ini pula hubungan intim mulai berlaku dan berkembang.
Individu yang tergolong dewasa muda (young adulthood) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun, memiliki peran dan tanggung jawab yang tentu saja semakin
besar. Individu tidak harus bergantung secara ekonomis, sosiologis maupun
psikologis pada orangtuanya (Dariyo, 2003).
Berdasarkan pendapat para tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa dewasa
awal merupakan masa dimana individu siap berperan dan bertanggung jawab serta

3
menerima kedudukan di dalam masyarakat, masa untuk bekerja, terlibat dalam
hubungan sosial masyarakat dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

B. Pengertian Perkembangan Sosial Emosional


Perkembangan sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku
yang berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompok. Di
dalam perkembangan sosial, seseorang dituntut untuk memiliki kemampuan yang
sesuai dengan tuntutan sosial dimana orang itu berada. Tuntutan sosial yang
dimaksud adalah orang tersebut dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan
tahap perkembangannya dan usianya, dan cenderung menjadi seseorang yang
mudah bergaul dengan teman sebaya.
Menurut Yusuf (2010: 122) Perkembangan sosial merupakan pecapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar
untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi
meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja
sama.
Menurut Sueann Robinson Ambron (dalam Yusuf, 2010: 123) mengartikan
bahwa sosialisasi ialah sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah
perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat
yang bertanggung jawab dan efektif.
Menurut Hurlock (2011: 251) perkembangan sosial adalah mereka yang
perilakunya mencerminkan kebersihan di dalam tiga proses sosialisasi, sehingga
mereka cocok dengan kelompok tempat mereka menggabungkan diri dan diterima
sebagai anggota kelompok.
Menurut Suyadi (2010: 108) mengartikan bahwa perkembangan sosial
adalah tingkat jalinan interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orangtua,
saudara, teman bermain, hingga masyarakat luas. Sementara perkembangan
emosional adalah luapan perasaan ketika anak berinteraksi dengan orang lain.
Dengan demikian perkembangan sosial-emosional adalah kepekaan anak untuk
memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan emosi menurut English and English, (dalam Yusuf, 2010: 114)
emosi adalah “A Complex feeling state accompanied by characteristic and

4
glandular activies yaitu suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai
karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris.. Emosi merupakan suatu gejolak
penyusuai diri yang berasal dari dalam dan melibatkan hampir keseluruhan diri
individu. Emosi juga berfungsi untuk mencapai pemuasan atau perlindungan diri
atau bahkan kesejahteran pribadi pada saat berhadapan dengan lingkungan atau
objek tertentu.
Menurut Lawrence E. Shapiro (dalam Suyadi, 2010: 109) emosi adalah
kondisi kejiwaan manusia. Karena sifatnya psikis atau kejiwaan, maka emosi
hanya dapat dikaji melalui letupan-letupan emosional atau gejala-gejala dan
fenomena-fenomena, seperti kondisi gembira, gelisah, benci, dan lain sebagainya.
Namun, kondisi masing-masing emosi anak berbeda-beda. Oleh karena itu, upaya
memberikan permainan untuk mengasah emosi anak juga berbeda-beda. Mungkin,
seorang anak akan mengekpresikan kesedihannya dengan cara menangis. Namun,
bagi anak yang menangis justru menceritakan sikap cengeng. Anak yang lain
mengekspresikan kesedihan dengan wajah murung dan menyedihkan. Demikian
pula dengan kondisi sosial emosional lainnya.
Menurut Saputra (2005: 141) mengartikan bahwa emosi adalah suatu
keadaan perasaan yang kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan
motoris. emosi merupakan warna afektif yang menyertai setiap keadaan atau
perilaku individu. Yang dimaksud warna afektif adalah perasaan-perasaan tertentu
yang dialami pada saat menghadapi (menghayati) suatu situasi tertentu.
Contohnya, gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci (tidak senang), dan
sebagainya.
Sedangkan menurut Goleman (dalam Rachmawati, 2008: 1.3) menyatakan
bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu
keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
Dari definisi-definisi yang telah dijelaskan oleh para ahli dapat disimpulkan
bahwa perkembangan sosial emosi adalah suatu proses belajar menyesuaikan diri
untuk memahami keadaan serta perasaan ketika berinteraksi dengan orang-orang
dilingkungannya baik orang tua, saudara, teman, sebaya atau orang dewasa dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Perkembangan Sosial Emosional Masa Dewasa Awal

5
Sebagian besar golongan dewasa awal telah menyelesaikan pendidikan
sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier
dalam pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa awal makin kompleks
dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki
kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, merawat anak-anak, dan tetap
harus memperhatikan orang tua yang makin tua.
Selain itu, dewasa awal mulai membentuk kehidupan keluarga dengan
pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya.
Havighurst (Turner dan Helms, 1995} mengemukakan perkembangan sosial
emosi pada masa dewasa awal, di antaranya:
1. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa awal semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,
asalkan memenuhi persyaratan yang sah yaitu perkawinan resmi. Tentu saja
perkawinan tersebut dilakukan atas dasar cinta yang romantic dan cinta yang
penuh afeksi atau kebersamaan. Cinta yang romantic juga disebut “cinta yang
bergairah” karena memiliki elemen seksual dan kekanak-kanakan, dan sering
kali mendominasi bagian awal suatu hubungan cinta.
Peneliti cinta yang terkenal, Ellen Berscheid (1988) mengatakan bahwa
cinta romantic adalah hal yang ia percaya harus kita pahami jika akan
mempelajari apa cinta itu sesungguhnya. Cinta yang romantic mencakup
jalinan yang rumit dari emosi-emosi yang berbeda. Ketakutan, kemarahan,
gairah seksual, kesenangan, dan kecemburuan sebagai contoh.
Sedangkan cinta yang penuh afeksi disebut juga cinta yang penuh
kebersamaan yaitu ketika tipe cinta yang terjadi ketika hasrat individu untuk
berada dekat dengan orang lain dan melibatkan perasaan yang dalam dan
sayang tehadap orang tersebut.
2. Membina Kehidupan Rumah Tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan
dewasa awal berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang
yang cukup panjang, yaitu dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek

6
rentang waktu tersebut, golongan dewasa awal yang berusia di atas 25 tahun,
umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA (SMU-
Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu, sebagian
besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah
memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi.
Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka
sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada orang
tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah
tangga yang baru. Namun, sebelum mempersiapkan membina rumah tangga
ada beberapa orang yang melakukan fase pertama yaitu leaving home and
becoming a single adult yaitu proses dimana remaja menjadi orang dewasa dan
keluar dari keluarga asalnya untuk sementara waktu karena ingin merasakan
hidup mandiri dan mempunyai privacy.
Pasangan baru adalah fase kedua setelah fase leaving home and
becoming a single adult, yaitu dimana dua idividu dari dua keluarga yang
berbeda bersatu untuk membentuk satu sistem keluarga yang baru. Fase ini
tidak hanya melibatkan pembangunan satu sistem pernikahan baru, tetapi juga
penyusunan kembali hubungan dengan keluarga jauh dan teman-teman untuk
melibatkan pasangan.

3. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Keluarga


Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa
dewasa awal adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan
dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier
yang tepat bagi dirinya. Seorang individu dalam menjalani hidupnya ditengah
fase ini diharapkan sudah memiliki pekerjaan yang layak dan menjamin.
Ketika orang dewasa sudah memasuki dunia kerja, biasanya orang
dewasa cenderung merasa tertekan oleh tuntutan pekerjaan yang mereka jalani.
Mereka biasanya kurang setia atau memiliki loyalitas terhadap perusahaan
yang rendah dan cenderung mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih
memuaskan dan lebih dapat menjamin atas kelangsungan hidupnya.

7
Terdapat beberapa aspek-aspek kerja yang harus diperhatikan pada
seseorang yang telah memasuki fase dewasa, diantaranya adalah usia, peran
jenis kelamin, perilaku dan performance, dan bagaimana kecenderungan
pekerjaan dalam keluarga.
Dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang memasuki fase usia
dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian pekerjaan, antara lain:
 Pilihan Pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat,
minat, kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika
bekerja kesehatan mental dan fisiknya dapat dikelola.
 Stabilitas Pilihan Pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan
mantap dan berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal
dewasa dini.
 Penyesuaian Diri dengan Pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih
meliputi sifat dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman
sejawat/kerja, pimpinan, lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia
kerjanya
Di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal cenderung jarang
untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja yang lebih tua.
Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan lainnya yang
lebih baik daripada pekerja yang lebih tua.

4. Dampak Usia, Seks, Faktor Keluarga terhadap Perkembangan Karier dan


Kepuasan Kerja

Dampak usia terhadap perkembangan karier adalah individu yang


memasuki fase dewasa awal di dalam aktivitas kerjanya, orang dewasa awal
cenderung jarang untuk masuk kerja karena alasan kesehatan daripada pekerja
yang lebih tua. Mereka memiliki kemampuan aritmatika dan kemampuan
lainnya yang lebih baik daripada pekerja yang lebih tua. Mereka cenderung
gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga mampu mencapai tahap pekerjaan

8
yang mapan atau telah mencapai puncak karier, akan tetapi mereka kurang
bijaksana dalam bekerja.
Kepuasan pada suatu pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses
kehidupan, indikasi-indikasi kepentingan ini berkaitan dengan aspek kesetiaan
(loyalitas) dan kesehatan. Ketika orang yang bekerja mengalami ketidakpuasan
dengan hasil pekerjaannya, keadaan ini seringkali dipengaruhi oleh sejenis
stressor yang kuat. Adapun sterssor-stressor tersebut dapat berupa:
 Masalah seksual
 Kurangnya dukungan dari keluarga
 Gaji yang kecil
 Pekerjaan yang monoton
 Bekerja dalam waktu yang terlalu lama
 Ada masalah dengan atasan
 Tidak ada pembagian yang jelas dalam pekerjaan

5. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab


Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin
hidup tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara
yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-
undangan yang berlaku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara, seperti:
 Mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP, akta
kelahiran,surat paspor/visa bagi mereka yang ingin ke luar negeri.
 Membayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan
bermotor, pajak penghasilan)
 Menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri
agar tidak tercela di mata masyarakat.
 Mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat (ikut
terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti membersihkan selokan,
memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut
merupakan tuntutan yang harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma
sosial-budaya yang berlaku di masyarakat.

9
D. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Perkembangan Sosial Emosional

Berikut adalah penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi


perkembangan sosial emosional seseorang:
1. Lingkungan Keluarga
Kehidupan sosial pertama seseorang adalah keluarga, pengalaman-
pengalaman berinteraksi sosial dalam keluarga turut menentukan tingkah laku
seseorang terhadap orang-orang lain dalam kehidupan sosial di luar keluarga.
Faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan sosial seseorang adalah hal-hal yang berkaitan dengan : a)
Status Sosial Ekonomi b) Keutuhan keluarga c) Kebiasaan dan sikap orang lain
2. Luar Keluarga
Pengalaman sosial awal di luar keluarga melengkapi pengalaman di
dalam keluarga dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan
pola perilaku seseorang. Jika seseorang senang berhubungan dengan orang
luar, maka orang tersebut akan berperilaku dengan cara yang dapat diterima
oleh orang luar.
3. Pengalaman Sosial Awal
Perilaku kepribadian selanjutnya sangat menentukan pengalaman sosial
awal. Banyaknya pengalaman bahagia yang diperoleh sebelumnya akan
mendorong seseorang mencari pengalaman semacam itu lagi pada
perkembangan sosial selanjutnya. Dengan situasi yang postitif dan dapat
diterima oleh lingkungan yang luas dapat memfasilitasi pengalaman sosial
awal seseorang.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

10
Masa dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, saat
perubahan- perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif (Hurlock, 2009). Dewasa awal merupakan masa dimana
individu siap berperan dan bertanggung jawab serta menerima kedudukan di
dalam masyarakat, masa untuk bekerja, terlibat dalam hubungan sosial masyarakat
dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.
Kehidupan psikososial dewasa awal makin kompleks dibandingkan dengan
masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan,
membentuk keluarga baru, merawat anak-anak, dan tetap harus memperhatikan
orang tua yang makin tua. Selain itu, dewasa awal mulai membentuk kehidupan
keluarga dengan pasangan hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa
sebelumnya. Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa awal semakin
memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu dua
puluh tahun. Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa
mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada
orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka karena
sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah tangga
yang baru. Salah satu tugas perkembangan seseorang yang telah memasuki masa
dewasa awal adalah memasuki dunia kerja dan karier. Dalam proses perjalanan
dalam fase ini, seseorang ditunutut untuk dapat menentukan jenjang karier yang
tepat bagi dirinya. Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang
harus dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat.
Kehidupan sosial pertama seseorang adalah keluarga, pengalaman-
pengalaman berinteraksi sosial dalam keluarga turut menentukan tingkah laku
seseorang terhadap orang-orang lain dalam kehidupan sosial di luar keluarga.
Faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap
perkembangan sosial seseorang adalah hal-hal yang berkaitan dengan : a) Status
Sosial Ekonomi b) Keutuhan keluarga c) Kebiasaan dan sikap orang lain.
Pengalaman sosial awal di luar keluarga melengkapi pengalaman di dalam
keluarga dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku

11
seseorang. Banyaknya pengalaman bahagia yang diperoleh sebelumnya akan
mendorong seseorang mencari pengalaman semacam itu lagi pada perkembangan
sosial selanjutnya. Dengan situasi yang postitif dan dapat diterima oleh
lingkungan yang luas dapat memfasilitasi pengalaman sosial awal seseorang.

DAFTAR PUSTAKA

12
Agoes Dariyo. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda.
Jakarta;PT.Gramedia Widiasarana Indonesia

Elizabeth B. Hurlock; Psikologi Perkembangan. Jakarta : Bumi Aksara

John W. Santrock. 2002.Life Span Development. Jakarta; PT Erlangga.

Perkembangan Sosioemosi Pada Masa Dewasa Awal. 2015.


https://www.psikologimultitalent.com/2015/10/perkembangan-sosioemosi-
pada-masa.html (diakses tanggal 29 Mei 2022)

Wislah. 2021. 9 Pengertian Perkembangan Sosial Emosional, Aspek, Ciri,


Tahapan dan Faktor yang Mempengaruhinya Pada Anak.
https://wislah.com/perkembangan-sosial-emosional/ (diakses tanggal 29 Mei
2022)

13

Anda mungkin juga menyukai