Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA DEWASA

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa I
Dosen: Ns. Wahyu Sulfian, M.Kes

Disusun oleh:
Ni Made Dwi Sudiari 202001107

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan karya ini dengan judul
makalah "Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada dewasa" ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1.
Penyusun menyadari makalah "Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa pada
dewasa" masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
merupakan suatu hal yang sangat diharapkan penulis. Penulis berharap makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Palu, 31 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….….
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dewasa
1. Definisi dewasa….…………………………………………………
2. Kepribadian dewasa………………………………………………..
3. Kecakapan dewasa…………………………………………………
4. Tugas Perkembangan dewasa………………………………………
B. Asuhan Keperawatan jiwa pada dewasa………………………………….
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedewasaan sangat erat keterkaitannya dengan sikap kepribadian seseorang,
antara lain: tingkah laku, pola pikir, kecerdasan intelektualitas, kecerdasan emosi,
dan kecerdasan spiritual. Dalam pergaulan sehari-hari, kita sering mendengar
begitu banyak orang yang sering mengatakan kepada orang lain, jika orang
tersebut tidak memperlihatkan perilaku yang baik, selalu diidentikkan dengan
orang tersebut tidak atau belum dewasa atau tidak ada atau tidak tahu etiket.
Menurut Uno M.R. (2010) etiket berasal dari bahasa Perancis "etiquette" yang
berarti aturan sopan santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesama
manusia. Biasanya orang yang mengerti dan menghayati etiket akan lebih
berhasil dalam pergaulan dan pekerjaan. Etika yang dijumput dari bahasa Latin,
“ethica", merupakan filsafat moral dan pedoman cara hidup yang benar dilihat
dari agama, sudut budaya dan susila. Etiket adalah perangkat operasional
sehari-hari yang didasari oleh etika.
Menurut Hurlock masa dewasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu masa dewasa
awal (masa dewasa dini/ young adult), masa dewasa madya (middle adulthood)
dan masa dewasa lanjut. Masa dewasa awal adalah masa pencarian kemantapan
dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang orang di sekitar individu tersebut
yang mentransmisikan nilai-nilai atau norma norma tertentu baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sifat kedewasaan seseorang dapat dilihat dari
pertumbuhan sosialnya. Pertumbuhan sosial adalah suatu pemahaman tentang
bagaimana dia menyayangi pergaulan, bagaimana dia dapat memahami tentang
bagaimana watak dan kepribadian seseorang, dan cara dia mampu membuat
agar dirinya disukai oleh orang lain dalam pergaulannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengenai pengertian dewasa?
2. Bagaimana kepribadian dewasa?
3. Bagaimana tugas perkembangan dewasa?
4. Bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada dewasa?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pembahasan mengenai pengertian dewasa!
2. Untuk mengetahui bagaimana kepribadian dewasa!
3. Untuk mengetahui bagaimana tugas perkembangan dewasa !
4. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan jiwa pada dewasa!
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dewasa
1. Definisi dewasa
Istilah adult berasal dari kata kerja Latin, seperti juga istilah
adolescence adolescere yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan
tetapi, kata adult berasal dari bentuk lampau kata kerja adultus yang berarti
telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah
menjadi dewasa. Jadi, orang dewasa adalah individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Masa dewasa awal
dimulai pada usia 18 tahun sampai 40 tahun, saat perubahan perubahan
fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif
(Hurlock, 2009).
Menurut Santrock (2002), masa dewasa awal adalah masa untuk
bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan
sedikit waktu untuk hal lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang
dewasa melibatkan periode transisi yang panjang. Baru-baru ini, transisi
dari masa remaja ke dewasa disebut sebagai masa beranjak dewasa yang
terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun, ditandai oleh eksperimen dan
eksplorasi. Dimana banyak individu masih mengeksplorasi jalur karir yang
ingin mereka ambil, ingin menjadi individu yang seperti apa, dan gaya
hidup yang seperti apa yang mereka inginkan, hidup melajang, hidup
bersama, atau menikah
2. Kepribadian dewasa
Kepribadian orang dewasa disini mengacu pada kualitas total perilaku
orang dewasa yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya
terhadap lingkungan secara unik ( sifat khas yang membedakan individu
dewasa yang satu dengan yang lain), keunikannya itu didukung oleh
struktur organisasi ciri-ciri jiwa raganya yang terbentuk secara dinamis.
Ciri -ciri jiwa raga (kondisi fisik, penampilan, proporsi hormone, darah
dan cairan tubuh lainnya. kognitif, afektif, dan konatif) tersebut saling
berhubungan dan berpengaruh satu sama lain sehingga mewujudkan suatu
sistem yang kesemuanya itu akan mewarnai dan menentukan kualitas
tindakan atau perilaku orang dewasa yang bersangkutan. Ciri-ciri
kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksinya dengan
lingkungannya, antara lain sebagai berikut:
a. Karakter yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam
melakukan aturan etika perilaku, atau teguh tidaknya dalam
memegang pendirian atau pendapat, konsisten tidaknya tindakan
dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa atau
berbeda-beda.
b. Temperamen yang mengacu pada cepat atau lambatnya reaksi
terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungannya,
c. Sikap, yang mengacu pada positif dan negatifnya atau
ambivalensinya sambutannya terhadap objek-objek(orang, benda,
peristiwa, norma atau nilai etis, estetis, dan sebagainya).
d. Stabilitas emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya
tersinggung, marah. menangis, atau putus asa.
e. Tanggung jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan
atau melarikan diri dari resiko atas tindakan dan perbuatannya.
f. Sosiabilitas yang mengacu pada keterbukaan dan ketertutupan
dirinya serta kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain.
3. Kecakapan dewasa
Kecakapan orang dewasa yang satu dengan yang lain berbeda. Orang
dewasa yang tampak dapat bertindak secara cepat (waktunya singkat),
tepat (hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan) dan dengan mudah
(tanpa menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti), lazim dikenal
dengan cakap, dalam istilah psikologis orang tersebut disebut sebagai
orang yang berperilaku intelijen. Individu orang dewasa memiliki
kecakapan tertentu bukan karena kelahirannya semata-mata, melainkan
juga karena perkembangan dan pengalamannya. Memang individu
dianugerahi potensi dasar atau kapasitas untuk berperilaku intelijen.
Kecakapan sering juga disebut abilitas, yang dibedakan dalam 2 kategori
sebagai berikut:
● Kecakapan nyata, atau actual yang mengacu kepada aspek
kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang
juga Kecakapan nyata ini merupakan hasil usaha atau belajar
dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu yang telah dijalankan.
● Kecakapan potensial yang mengacu kepada aspek kecakapan yang
masih terkandung dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya
secara secara hereditas (pembawaan kelahirannya), yang dapat
berupa abilitas dasar umum (intelegensi) dan abilitas dasar
khusus(bakat).
4. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Hurlock (2009) membagi tugas perkembangan dewasa awal, antara
lain sebagai berikut:
(a) Mendapatkan suatu pekerjaan;
(b) memilih seorang teman hidup;
(c) belajar hidup bersama dengan suami istri membentuk suatu
keluarga;
(d) membesarkan anak-anak;
(e) mengelola sebuah rumah tangga:
(f) menerima tanggung jawab sebagai warga Negara;
(g) bergabung dalam suatu kelompok sosial.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus
mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga
membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan
biologis.
a. Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20
tahun.Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui.
Perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada
wanita hamil dan keluarga usia subur sangat luas. Dewasa awal biasanya
lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak sesering kelompok usia yang
lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda
dalam mencari perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai
berubah mendekati usia baya. Temuan pengkajian umumnya dalam batas
normal, kecuali klien mempunyai penyakit. Namun demikian klien pada
tahap perkembangan ini dapat mengambil manfaat dari pengkajian gaya
hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup dapat membantu perawat dan klien
mengidentifikasi kebiasaan yang meningkatkan resiko penyakit jantung,
maligna, paru, ginjal atau penyakit kronik lainnya. Pengkajian gaya hidup
pribadi dewasa awal meliputi pengkajian uasan hidup secara umum, yaitu:
a) Hobi dan Minat
b) Kebiasaan meliputi: diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan
c) kafein, alkohol dan obat terlarang
d) Kondisi rumah meliputi: rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
kesehatan dan hewan peliharaan yang lingkungan pekerjaan
meliputi: jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik dan mental.
b. Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa
awal dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal,
pengalaman hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan secara
dramatis meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah dan
keterampilan motoric. Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan
adalah tugas utama dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui persiapan
pendidikannya, keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan
pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanya mereka akan lebih luas
dengan pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber
dan sistem pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau
pengembangan keahlian yang diperlukan untuk berbagai posisi pekerjaan.
Akibatnya, beberapal dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang
terbatas.
c. Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan
individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan sosial. Dewasa
awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja
yang tidak ada tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa.
Namun pola tertentu atau kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara
usia 23-28 tahun, orang dewasa memperbaiki persepsi diri dan
kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34 tahun orang dewasa
mengarahkan kelebihan energi terhadap pencapaian dan penguasaan dunia
sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari tujuan
hidup dan hubungan.
d. Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres
situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki
tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi
tanggung jawab baru atau besar. Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis
saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan menurun, yang memicu
peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya lebih sedikit
dalam struktur perusahaan. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus
meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini
jika berbeda. Pengkajian pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja,
durasi bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau makan, dan tanda
peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
e. Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga
berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran
penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu
orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan co
leader. Dalam keluarga orang tua tunggal, orang tua atau ada kalanya
seorang anggota keluarga besar menjadi kepala keluarga. Ketika
perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat terjadi. Perawat harus
mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk sistem pendukung,
penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah,
pilihan karier
b. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota
keluarga (misalnya pernikahan)
c. Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah
dan pergi dari rumah)
3. Intervensi Keperawatan
Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah,
pilihan karier. Intervensi :
a. Kaji status koping individu saat ini
● Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
● Dengarkan dengan cermat dan amati wajah, gerak tubuh,
kontak mata, intonasi, dan intensitas suara
● Bicarakan alternatif yang mungkin timbul (misalnya
membicarakan dengan orang terdekat)
● Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik
pelaksanaan stress (misalnya jogging, yoga)
b. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan
anggota keluarga (misalnya pernikahan). Intervensi :
● Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap
masalah tersebut
● Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah,
marah, menyalahkan diri, bermusuhan, dan mengenal lebih
lanjut perasaannya dalam anggota keluarga
● Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan
prioritas untuk mempertahankan integritas keluarga dan
menurunkan stress, bina hubungan saling percaya antara
anggota keluarga
c. Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah
menikah dan pergi dari rumah). Intervensi :
1. Identifikasi faktor penyebab dan penunjang
2. Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan
kesepian
3. Tingkatkan interaksi sosial
● Kerahkan sistem pendukung tetangga dan keluarga
individu
● Rujuk pada penyuluhan keterampilan sosial
● Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu
menampilkan diri
4. Implementasi
Implementasikan rencana keperawatan dengan intervensi yang telah
ditetapkan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan
keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus- menerus pada respons
klien terhadap tindakan keperawatan yang dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Santrock (2002), masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan
menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu
untuk hal lainnya. Bagi kebanyakan individu, menjadi orang dewasa melibatkan
periode transisi yang panjang. Baru-baru ini, transisi dari masa remaja ke dewasa
disebut sebagai masa beranjak dewasa yang terjadi dari usia 18 sampai 25 tahun,
ditandai oleh eksperimen dan eksplorasi. Kepribadian orang dewasa disini
mengacu pada kualitas total perilaku orang dewasa yang tampak dalam
melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik.

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus mampu memberikan standar asuhan
keperawatan jiwa pada dewasa sesuai SOAP. Demikian makalah ini disusun
dengan ketidaksempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran.
Semoga bermanfaat bagi pembaca dan bisa mengembangkan dan menerapkan
asuhan keperawatan jiwa pada dewasa.
DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-jppp6452e2589ffull.pdf
Wilkinson, Judith M. Ahern, Nancy R. (2012). Buku Saku Diagnosis
Keperawatan.Jakarta: EGC
https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alqalb/article/download/2865/2048

Anda mungkin juga menyukai