Anda di halaman 1dari 28

DEWASA ITU APA ?

(MAKALAH BIMBINGAN & KONSELING)

HENDRI YANSAH, S.Psi

NAMA KELOMPOK :

- AIS KUSUMANINGGRUM

- DIAH FITRI

- ILUH EGI RASTIYANI

SMK N 1 KETAPANG
JURUSAN OTKP 2
TAHUN 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan KaruiaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “dewasa itu?
Apa ” ini dengan baik.

Makalah yang kami susun ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu proses penyelesaian makalah dari awal hingga akhir.

Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah sangat kami
harapkan.

Akhir kata, semoga makalah tentang “Dewasa itu? Apa ” yang kami susun ini
bermanfaat bagi kami dan juga para pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul ............................................................................................................................. i

Kata pengantar ............................................................................................................................ ii

Daftar isi .................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah .............................................................................................................. 2

C. Tujuan penulisan ................................................................................................................ 2

D. Manfaat penulisan .............................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kedewasaan ...................................................................................................... 3

B. Tahap-tahap kedewasaan ................................................................................................... 4

C. Dewasa usia lanjut .......................................................................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ iv

BIODATA ANGGOTA ............................................................................................................ v

KATA-KATA MOTIVASI ....................................................................................................... vi

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah yang makhluk istimewa yang diciptakan Tuhan karena memiliki akal budi.
Melalui akal budi manusia dapat hidup sesuai dengan apa yang ada tempat di mana dia hidup.
Perkembangan yang dialami oleh manusia menjadikan dia lebih matang dalam menjalani
kehidupan ini. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalani
kehidupan ini. Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana seseorang mulai menjalani
hubungan secara intim dengan lawan jenis.

Hurlock (1993) dia mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah
satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan
cara hidup baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. Dari segi fisik masa dewasa
awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik. Perkembangan fisik sesudah masa ini
mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mungkin mengikuti umur seseorang menjadi lebih
tua.

Tingkat kedewasaan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan usianya. Mereka yang
lebih tua belum tentu lebih dewasa. Dewasa tidak selalu berhubungan dengan umur. Kadang
ada orang yang umurnya boleh dibilang tua, tapi sikapnya masih kekanak-kanakan, suka
menang sendiri, emosian dan enggak mau kalah. Tapi, ada yang sebaliknya walaupun usianya
masih muda, dia mampu menjadi panutan teman-temannya.

Dewasa adalah proses perkembangan kepribadian. Karena proses, jadi nggak bisa instant.
Tidak bisa hanya dengan berdandan ala orang dewasa terus jadi orang dewasa. Kedewasaan
itu lebih ke sikap kita dalam menghadapi apa pun. Memang sih, mestinya yang umurnya lebih
banyak dia akan lebih dewasa karena sudah mengalami banyak haldalam hidup dan lebih
banyak belajar dari pengalaman.

Tapi nyatanya tidak selalu begitu, ini karena pendewasaan dalam prosesnya bisa
mengalami kemajuan, mandek bahkan mundur. Orang yang selalu belajar dari pengalaman
dan suka intropeksi diri biasanya proses kedewasaannyamakin maju. Artinya, makin hari ia
makin tumbuh menjadi manusia yang lebih bijaksana. Sebaliknya, orang yang cepat merasa
puas sehingga marasa tidak perlu belajar lagi, manja, tidak mau dikritik dan selalu lari dari
masalah akan mengalami hambatan dalam proses pendewasaannya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dewasa awal?

2. Apa ciri-ciri perkembangan dewasa awal?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dewasa awal

2. Mengetahui ciri-ciri perkembanagn dewasa awal

D. Manfaat Penulisan

Mengetahui berbagai pengertian dewasa awal dari beberapa ahli, serta mengetahui ciri-ciri
perkembangan dewasa awal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa

Istilah adult berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah adolescene-adolescere-yang
yang berarti bentuk lampau partisipal dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh
menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa.”

Menurut KBBI déwasa yaitu:

1. sampai umur; akil balig (bukan kanak-kanak atau remaja lagi),

2. telah mencapai kematangan kelamin;

3. matang (pikiran, pandangan, dsb)

Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan setelah masa remaja.
Pengertian masa dewasa ini dapat dilihat dari sisi biologis, psikologis, dan pedagogis (moral-
spiritual).

1. biologis masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan individu
yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal dan kesiapan untuk
bereproduksi (berketurunan).
2. psikologis, masa ini dapat diartikan sebagai periode dalam kehidupan individu yang
ditandai dengan ciri-ciri kedewasaan atau kematangan, yaitu :
a. kestabilan emosi (emotional stability), mampu mengendalikan perasaan: tidak lekas
marah, sedih, cemas, gugup, frustasi, atau tidak mudah tersinggung;
b. memiliki sense of reality-kesadaran realitasnya-cukup tinggi: mau menerima
kenyataan, tidak mudah melamun apabila mengalami kesulitan, dan tidak
menyalahkan orang lain dan keadaan apabila menghadapi kegagalan;
c. bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang berbeda; dan
d. bersikap optimis dalam menghadapi kehidupan.
3. pedagogis, masa dewasa ini ditandai dengan
a. rasa tanggung jawab (sense of responsibility) terhadap kesejahteraan hidup dirinya
sendiri dan orang lain;
b. berperilaku sesuai dengan norma atau nilai-nilai agama;
c. memiliki pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarganya; dan

3
d. berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Tahapan-tahapan Dewasa

a. Dewasa Awal
Secara umum, masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40
tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif.

H. S. Becker dalam Personal Changes in Adult Life (1964) menyatakan bahwa masa
dewasa awal merupakan suatu masa atau periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial baru.

Secara biologis, masa ini merupakan puncak pertumbuhan fisik yang prima, sehingga
dipandang sebagai usia yang tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan (healthiest
people in population). Mereka memiliki daya tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga
dalam melakukan berbagai kegiatan tampak inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif.
Meskipun banyak yang mengalami sakit, tetapi jarang sampai parah.kesehatan fisik ini akan
terpelihara dengan baik apabila didukung oleh kebiasaan-kebiasaan positif, seperti: makan
yang teratur dan tidak berlebihan, tidak merokok, tidak meminum minuman keras atau
mengkonsumsi NAZA (Narkoba), tidur yang teratur, dan berolah raga.

Secara psikologis, pada usia ini tidak sedikit di antara mereka yang kurang mampu
mencapai kematangan. Hal ini disebabkan karena banyaknya masalah yang dihadapinya dan
tidak mampu mengatasinya. Masalah-masalah itu di antaranya:

a. kesulitan mencari kerja;


b. susah mencari jodoh;
c. keinginan untuk menikah namun belum mempunyai mata pecaharian; dan
d. kesulitan yang dialami setelah menikah, seperti: mengurus anak, memelihara
keharmonisan keluarga, dan konflik dalam menggunakan penghasilan antara keperluan
anak dengan biaya rumah tangga sehari-hari. Dalam menghadapi masalah tersebut mereka
ragu-ragu untuk minta pertolongan dan nasehat orang lain karena enggan kalau-kalau
dianggap “belum dewasa”.

Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa muda
termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition), transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).

4
1) Ciri-ciri masa dewasa awal

Banyak di antara ciri penting dalam masa dewasa awal merupakan kelanjutan dari ciri-ciri
yang terdapat dalam masa remaja. Dengan keadaan individu dalam masa remaja, apa yang
telah dimilikinya sebagai hasil belajar dan pengalaman, yang kemudian dilengkapi dalam
masa dewasa awal. Penyesuaian-penyesuaian yang dicapai dalam masa remaja mendasari
penyesuaian diri dalam masa dewasa dan mengantarkan individu dalam kedewasaan dalam
arti yang sesungguhnya.

Sebagai kelanjutan masa remaja, masa dewasa memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Usia Reproduktif

Bagi sebagian besar orang-orang dewasa muda, menjadi orang tua atau sebagai ayah/ibu
merupakan satu di antara peranannya yang sangat penting dalam hidupnya. Berperan sebagai
orang tua, nampak lebih nyata bagi wanita dibandingkan pria, yang walaupun sekarang ini
terlihat bahwa pria banyak pula yang mengambil bagian secara aktif dalam mendidik anak-
anak dibandingkan dengan apa yang terlihat pada waktu-waktu yang dahulu. Selanjutnya
bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa
dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa
dewasa awal ini merupakan masa reproduksi.

b. Masa Pengaturan

Masa pengaturan ini disebut juga sebagai masa yang ditujukan untuk memantapkan letak
kedudukannya atau setting down age. Sejak seseorang telah mulai memainkan peranannya
sebagai orang dewasa, seperti sebagai pemimpin rumah tangga dan sebagai orang tua, serta
menyetujui hal itu sebagai peranannya dan hal itu menjadi suatu keharusan untuk diikuti
dalam pola-pola perilaku tertentu dalam banyak aspek kehidupannya. Dengan pemantapan
kedudukannya, seseorang berkembang pola hidupnya secara individual, yang mana dapat
menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat.

c. Masa Ketegangan Emosi

Ketegangan-ketegangan emosi yang terjadi pada masa dewasa awal umumnya


berhubungan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hal perkawinan, keuangan,
persoalan jabatan dan sebagainya. Ketegangan emosi yang timbul itu bertingkat-tingkat
selaras dengan intensitas persoalan yang dihadapi dan sejauh mana seseorang dapat mengatasi
persoalan-persoalan yang dihadapinya. Kepuasan atau ketenangan akan dapat dicapai dalam
tahun-tahun pertama awal dewasa awal ini oleh beberapa individu, akan tetapi kebanyakan di

5
antaranya tetap mengalami ketegangan emosi sampai mendekati pertengahan masa dewasa
awal ini.

Menurut Robert J. Havighurst dalam bukunya Human Development and Education (1953)
dalam Andi Mappiare (1983), bahwa seseorang dalam usia awal atau pertengahan tiga
puluhan dapat memecahkan persoalan–persoalan serta cukup dapat mengendapkan
ketegangan emosinya, sehingga seseorang dapat mencapai emosi yang stabil.

Ketegangan emosi seringkali diwujudkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatiran-


kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul itu pada umumnya tergantung pada
pancapaian terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, dan sejauh
mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam menghadapi persoalan tersebut.

d. Masa Keterasingan Sosial

Banyak orang muda yang semenjak masa kanak-kanak dan remaja terbiasa tergantung
pada persahabatan dalam kelompok mereka merasa kesepian sewaktu tugas-tugas mereka
dalam rumah tangga ataupun dalam pekerjaan, memisahkan mereka dari kelompok mereka.
Apakah kesepian yang berasal dari kelompok keterasingan ini hanya sebentar atau tetap, akan
tergantung pada cepat lambatnya orang muda itu berhasil membina hubungan sosial baru
untuk menggantikan hubungan hari-hari sosial sekolah dan kuliah mereka.

e. Masa Komitmen

Sewaktu menjadi dewasa, orang-orang muda mengalami perubahan tanggungjawab dari


seorang pelajar yang sepenuhnya tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiri,
maka mereka menentukan pola hidup baru, memikul tanggungjawab baru dan membuat
komitmen-komitmen baru. Meskipun pola-pola hidup, tanggungjawab dan komitmen-
komitmen baru ini mungkin akan berubah juga, pola-pola ini menjadi landasan yang akan
membentuk pola hidup, tanggung jawab dan komitmen-komitmen di kemudian hari.

f. Masa Ketergantungan

Meskipun telah resmi mencapai status dewasa pada usia 18 tahun, dan status ini
memberikan kebebasan untuk mandiri, banyak orang muda yang masih agak tergantung atau
bahkan sangat tergantung pada orang-orang lain selama jangka waktu yang berbeda-beda.
Ketergantungan ini mungkin pada orang tua, lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa
sebagian atau penuh atau pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk membiayai
pendidikan mereka.

6
g. Masa perubahan nilai

Ada beberapa alasan yang menyebabkan perubahan nilai pada masa dewasa awal, di
antaranya adalah sebagai berikut:

 Jika orang muda dewasa ingin diterima oleh anggota-anggota kelompok orang dewasa,
mereka harus menerima nilai-nilai kelompok ini, seperti juga sewaktu kanak-kanak dan
remaja mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman sebaya.
 Orang-orang muda itu segera menyadari bahwa kebanyakan kelompok sosial berpedoman
pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku seperti juga
halnya dalam hal penampilan.
 Orang-orang muda yang menjadi bapak/ibu tidak hanya cenderung mengubah nilai-nilai
mereka lebih cepat daripada mereka yang tidak kawin atau tidak punya anak, tetapi
mereka juga bergeser kepada nilai-nilai yang lebih konservatif dan tradisional. Biasanya,
nilai-nilai orang muda ini bergeser dari egosentris ke sosial.

h. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru

Di antara berbagai penyesuaian diri yang harus dilakukan orang muda terhadap gaya
hidup baru, yang paling umum adalah penyesuaian diri pada pola peran seks atas dasar
persamaan derajat yang menggantikan pembedaan pola peran seks tradisional, serta pola-pola
baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga berorangtua tunggal, dan
berbagai pola baru di tempat pekerjaan khususnya pada unit-unit kerja yang besar dan
impersonal di bidang bisnis dan industri.

i. Masa Bermasalah

Pada masa dewasa awal ini banyak persoalan yang baru dialami. Beberapa diantara
persoalan tersebut merupakan kelanjutan atau pengrmbangan persoalan yang dialami dalam
masa remaja akhir. Segera setelah seseoran dewasa awal menyelesaikan pendidikan sekolah
mereka, maka menghadang pula persoalan yang berhubungan dengan pekerjaan dan jabatan.
Kompleknya persolan pekerjaan ini, disebabkan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan
intern individu itu sendiri, faktor-faktor lingkungan sosial tremasuk orang tua, faktor
kesempatan kerja dan lapangan kerja yang tersedia. Faktor-faktor intern yang meliputi ciri-ciri
pribadi, sikap, kemampuan, dan keterampilan-keterampilan khusus tertentu haruslah dimiliki
oleh seseorang untuk dapat memasuki suatu lapangan pekerjaan tertentu.

Persoalan yang berhubungan dengan pemilihan teman hidup merupakan satu di antara
persoalan sangat penting dalam masa dewasa awal ini. Persoalan lain yang menonjol

7
dirasakan dalam masa dewasa awal ini adalah berhubungan dengan hal-hal keuangan.
Persoalan ini mencakup aspek usaha mendapatkannya dan aspek pengelolaanya dalam
pembelanjaan.

j. Masa kreatif

Bentuk kreatif yang akan terlihat sesudah ia dewasa akan bergantung pada minat dan
kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang
memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Pada masa awal dewasa, orang muda itu tidak saja
harus menemukan di mana letak minat mereka tetapi mereka harus juga mengembangkan
daya kreativitas itu.

2) Tugas-tugas perkembangan dewasa awal

Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf
universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya.
Kehidup¬an psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja
karena selain bekerja, mereka akan me¬masuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga
baru, memelihara anak-anak, dan tetap hams memperhaukan orang tua yang makin tua.

Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan
hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan
Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya :

a) mencari dan menemukan calon pasangan hidup,


b) membina kehidupan rumah tangga,
c) meniti karier dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan
d) menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

a. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup

Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki kematangan
fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu mampu
melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyaratan yang
syah (perkawinan resmi)

8
b. Membina Kehidupan Rumah Tangga

Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001} menyatakan bahwa golongan dewasa muda
berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu
dua puluh tahun. Terlepas dari panjang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan dewasa
muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya telah menyelesaikan pendidikannya minimal
setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas.

Selain itu, sebagian besar dari mereka yang telah me¬nyelesaikan pendidikan, umumnya
telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka
mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya
sudah tidak bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif
bagi mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah
tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup.

c. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan Ekonomi Rumah Tangga

Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas,


umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya.
Mereka ber¬upaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta
memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan kriteria
tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebaliknya, bila tidak
atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan
mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang ditemukan,
meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi hasil keuangan
yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan
yang layak (memadai), mereka akan dapat mem-bangun kehidupan ekonomi rumah tangga
yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai puncak prestasi.
Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja keras dan
bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi
kerja.

9
B. Dewasa Madya (pertengahan)

Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia antara
40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan –
perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik,
seiring pula diikutin oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang
mengalami perubahan – perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis
batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada usia
60an sengaja ataupun tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia lanjut,
jadi batasnya bukan usia 65tahun.

Oleh karena usia madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan
manusia, biasanya usia tersebut dibagi – bagi kedalam dua sub-bagian yaitu : usia madya dini
yang membentang antara usia 40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang terbentang
antara usia 50 hingga 60 tahun. Selama usia madya lanjut, perubahan fisik dan psikologis
yang pertama kali mulai selama 40 an awal menjadi kelihatan.

Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan berbeda menurut tahap dimana
perubahan fisik yang membedakan usia madya dari masa dewasa dini pada satu batas, dan
usia lanjut dibatas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun
tidak pada waktu yang sama, ada yang pada bulan Juni dan ada pula yang pada bula Oktober.
Demikian juga halnya pada manusia.

1. Ciri-Ciri Usia Madya (pertengahan)

Seperti halnya setiap periode dalam rentang kehidupan, usia madya pun diasosiasikan
dengan karakteristik tertentu yang membuatnya berbeda. Berikut ini akan diuraikan sepuluh
karakteris yang amat penting.

a. Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti

Ciri utama dari usia madya adalah bahwa masa tersebut merupakan periode yang sangat
menakutkan. Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa
lebih menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Pria dan wanita mempunyai banyak
alasan yang kelihatannya berlaku untuk mereka, untuk takut memasuki usia madya.

b. Usia Madya Merupakan Masa Transisi

Ciri kedua dari usia madya adalah bahwa usia ini merupakan masa transisi. Seperti halnya
masa puber, yang merupakan masa transisi dari masa kanak – kanak ke masa remaja dan
kemudian dewasa. Demikian pula usia madya merupakan masa dimana pria dan wanita

10
meninggalkan ciri – ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode
dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri – ciri jasmani dan perilaku baru. Transisi
senantiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai dan pola perilaku yang baru.

c. Usia Madya adalah Masa Stres

Ciri ketiga dari usia madya adalah bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian
secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan
berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak homeostatis fisik dan psikologis
seseorang dan membawa stress.

Kategori stress pada usia madya :

 Stres somatic, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.
 Stress budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudian,
keperkasaan dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu.
 Stress ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan
memnerikan status symbol bagi seluruh anggota keluarga.
 Stress psikologis, yang mungkin diakibatkan oleh kematian suami atau istri, kepergian
anak dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya masa muda dan
mendekati ambang kematian.

Terbukti bahwa terdapat perbedaan seks dalam usia tersebut dimana pria dan wanita
mengalami stress usia madya. Misalnya, kebanyakan wanita mengalami gangguan dalam
nomeostatis selama usia 40-an, bila secara normal mereka memasuki menopause dan anak –
anak mereka telah meninggalkan rumah, sehingga memaksa mereka melakukan penyesuaian
kembali yang radikal dalam pola seluruh hidup mereka. Sebaliknya bagi pria situasi seperti
datang kemudian umumnya pada usia 50-an ketika masa pensiun mendekat dengan perubahan
peran.

d. Usia Madya adalah “Usia yang Berbahaya”

Ciri keempat dari usia madya adalah bahwa umumnya usia ini dianggap atau dipandang
sebagai usia yang berbahaya dalam rentang kehidupan. Cara biasa menginterprestasi “usia
berbahaya” ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan
yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut. Seperti yang dikemukakan Acher : Terhadap
apa saja yang ada disekelilingnya, kelihatannya bahwa orang berusia madya berusaha mencari
percontohan kegiatan dan pengalaman baru. Periode ini dapat didramatisir dengan lolosnya

11
episodic ke dalam hubungan ekstra – marital, atau dengan bentuk alkoholisme. Bagi beberapa
orang krisis usia madya dapat berakhir dengan kesusahan yang permanen dan semakin
pendeknya usia mereka.”Usia madya dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam
beberapa hal lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami
kesusahan fisik sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan,
ataupun kurangnya memperhatikan kehidupan. Timbullnya penyakit jiwa datang dengan cepat
dikalangan pria dan wanita, dan gangguan ini berpuncak pada suisid (bunuhdiri) khususnya
dikalangan pria.

e. Usia Madya adalah “Usia Canggung”

Ciri kelima dari usia madya dikenal dengan istilah “usia serba canggung (awkward age)”.
Sama seperti remaja, bukan anak – anak dan bukan juga dewasa, demikian juga pria dan
wanita berusia madya bukan “muda” lagi tapi bukan juga tua. Franzblau mengatakan bahwa “
Orang yang berusia madya seolah – olah berdiri diantara Generasi Pemberontak yang lebih
muda dan Generasi Warga Senior”. Mereka secara terus – menerus menjadi sorotan dan
menderita karena hal – hal yang tidak menyenangkan dan memalukan yang disebabkan oleh
kedua generasi tersebut.

f. Usia Madya adalah Masa Berprestasi

Ciri keenam dari usia madya adalah bahwa usia tersebut adalah masa berprestasi. Menurut
Erikson, usia madya merupakan masa krisis dimana baik “generasivitas” (ganerativity)
kecenderungan untuk menghasilkan maupun stagnasi kecenderungan untuk tetap berhenti
akan dominan. Menurut Erikson, selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. Apalagi orang berusia
madya mempunyai kemauan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya
pada usia ini dan memungut hasil dari masa – masa persiapan dan kerja keras yang dilakukan
sebelumnya.

g. Usia Madya merupakan Masa Evaluasi

Ciri ketujuh dari usia madya adalah bahwa usia ini terutama adalah sebagai masa evaluasi
diri. Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak
prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi
tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan – harapan orang lain, khususnya
anggota keluarga dan teman. Archer menyatakan : “Pada usia 20-an kita mengikat diri pada
pekerjaan atau perkawinan. Selama akhir 30-an dan awal 40-an adalah umum bagi pria untuk
melihat kembali keterikatan – keterikatan masa awal tersebut”.

12
h. Usia Madya Dievaluasi dengan Standar Ganda

Ciri kedelapan dari usia madya adalah bahwa masa itu dievaluasi dengan standar ganda,
satu standar bagi pria dan satu lagi bagi wanita. Walaupun perkembangannnya cenderung
mengarah kepersamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan, perindistrian,
profesi maupun dalam kehidupan sosial, namun masih terdapat standar ganda terhadap usia.
Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita
usia madya tetapi, ada dua aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, aspek yang berkaitan
dengan peubahan jasmani. Dan kedua, dimana standar ganda dapat terlihat nyata terdapat
pada cara mereka (pria dan wanita)menyatakan sikap terhadap usia tua.

i. Usia Madya merupakan Masa Sepi

Ciri kesembilan dari usia madya adalah bahwa masa ini dialami sebagai masa sepi (empty
nest), masa ketika anak – anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua. Kecuali dalam
beberapa kasus dimana pria dan wanita menikah, lebih lambat dibandingkan dengan usia rata
– rata, atau menunda kelahiran anak hingga mereka lebih mapan dalam karier, atau
mempunyai keluarga besar sepanjang masa, usia madya merupakan masa sepi dalam
kehidupan perkawinan.

j. Usia Madya merupakan Masa Jenuh

Ciri kesepuluh usia madya adalah bahwa seringkali periode ini merupakan masa yang
penuh dengan kejenuhan. Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan
pada akhir usia 30-an dan awal 40-an. Para pria menjadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari –
hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan. Wanita yang
menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak – anaknya,
bertanya – tanya apa yang akan mereka lakukan pada usia 20 atau 30 tahun kedepan. Wanita
yang tidak menikah yang mengabdikan hidupnya untuk bekerja atau karier, menjadi bosan
dengan alasan yang sama dengan pria.

2. Tugas Perkembangan Dewasa Madya


a. Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik
1. Perubahan dalam Penampilan

Seperti telah diketahui, sejak masa remaja dini, penampilan seseorang memegang peranan
yang sangat penting terutama dalam penilaian sosial, sambutan sosial, dan kepemimpinan.
Mereka yang berusia madya, memberontak terhadap penilaian status tersebut, yang mereka

13
takuti ketika penampilan mereka menurun, terdapat kesulitan tambahan bagi pria dalam
berlomba dengan orang-orang yang lebih muda, lebih kuat, lebih enerjik. Baik bagi pria
maupun wanita, selalu terdapat ketakutan bahwa penampilan usia madya mereka akan
menghambat kemampuan untuk mempertahankan pasangan mereka (suami/istri), ataupun
mengurangi daya tarik terhadap lawan jenisnya.

Tanda-tanda yang Jelas pada Usia Lanjut :

 Berat badan bertambah


 Berkurangnya rambut dan beruban
 Perubahan pada kulit
 Tubuh menjadi gemuk
 Perubahan otot
 Masalah persendian
 Perubahan pada gigi
 Perubahan pada mata

2. Perubahan dalam Kemampuan Indera

Perubahan yang paling merepotkan dan nampak terdapat pada mata dan telinga.
Perubahan fungsional dan generatif pada mata berakibat mengecilnya bundaran kecil pada
anak mata, menguranginya ketajaman mata dan akhirnya cenderung menjadi glukoma,
katarak, dan tumor.

Kebanyakan orang yang berusia madya menderita presbiopi atau kesulitan melihat
sesuatau dari jarak jauh. Kemampuan mendengar juga melemah, mula-mula kepekaan
terhadap nada tinggi menjadi berkurang, kemudian diikuti dengan menurunnya secara drastis
sesuai dengan meningkatnya usia. Oleh karena semakin kehilangan tingkat pendengarannya,
maka mereka yang berusia madya mulai berbicara dengan keras dan sering monoton. Di
samping menurunnya kemampuan mendengar, terjadi pula penurunan daya cium dan rasa.

3. Perubahan Pada Keberfungsian Fisiologis

Perubahan-perubahan pada tubuh bagian luar terjadi berbarengan dengan perubahan-


perubahan pada organ-organ dalam tubuh dan keberfungsiannya. Perubahan ini, pada
sebagian besar bagian tubuh, langsung atau tidak langsung diakibatkan perubahan jaringan
tubuh. Seperti gelang karet yang tua, dinding saluran arteri menjadi rapuh dengan

14
bertambahnya usia. Keadaan tersebut dapat menimbulkan kesulitan sirkulasi. Meningkatnya
tekanan darah, khususnya pada orang gemuk dapat menyebabkan komplikasi jantung.

Fungsi kelenjar tubuh menjadi lembam. Pori-pori dan kelenjar-kelenjar pada kulit yang
membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih pelan, sehingga bau badan bertambah.
Berbagai kelenjar yang dihubungkan dengan proses pencernaan berfungsi lebih lambat,
sehingga mengalami masalah karena pencernaan menjadi lebih sering bekerja.

Kesulitan makin bertambah karena banyak orang usia madya menggunakan gigi palsu
yang menambah kesulitan mengunyah. Selain itu, beberapa orang usia madya memperbaiki
kebiasaan makan mereka sesuai dengan semakin lambannya kegiatan mereka. Keadaan ini
kelihatannya menambah keterbatasan fungsi sistem penurunan. Akibatnya, konstipasi sering
terjadi pada orang dewasa madya.

4. Perubahan Pada Kesehatan

Usia madya ditandai dengan menurunnya kesegaran fisik secara umum dan memburuknya
kesehatan. Masalah kesehatan secara umum pada usia madya mencakup kecenderungan untuk
mudah lelah, telinga berdengung, sakit pada otot, kepekaan kulit, pusing-pusing biasa, sakit
pada lambung, kehilangan selera makan, serta insomnia.Bagimana usia madya mempengaruhi
kesehatan individu, tergantung pada banyak faktor, seperti ; faktor keturunan, riwayat
kesehatan masa lampau, tekanan emosi dalam hidup, dan kemauan untuk menyesuaikan diri
dengan pola hidup untuk mengubah kondisi jasmani.

5. Perubahan Seksual

Sejauh ini, penyesuaian fisik yang paling sulit dilakukan oleh pria maupun wanita pada
usia madya terdapat pada perubahan-perubahan pada kemampuan seksual mereka. Wanita
memasuki masa menopause, atau perubahan hidup, dimana masa menstruasi berhenti, dan
mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Biasanya akan terjadi menginjak usia 49
tahun.

Walaupun demikian keadaan ini sangat bervariasi pada wanita, tergantung dari faktor
keturunan, kondisi umum kesehatan, dan variasi iklim. Sedangkan pada pria mengalami masa
klimakterik pria. Klimakterik pada pria sangat berbeda dengan menopause pada wanita.
klimakterik datang kemudian, biasanya pada usia 60 atau 70 tahunan dan berjalan sangat
lambat. Dengan datangnya penuaan secara umum pada seluruh tubuh, terjadi penurunan
secara bertahap pada daya seksual dan reproduksi pria.

15
C. DEWASA USIA LANJUT

Usia lanjut disebut juga masa tua. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup
seseorang, dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih
menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila seseorang telah
jauh beranjak dari periode hidupnya terdahulu, ia sering mengingat masa lalunya, biasanya
dengan penuh penyesalan, dan cenderung ingin hidup pada masa sekarang, mencoba
mengabaikan masa depan sedapat mungkin.

Usia 60-an biasanya dipandang sebaga garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut.
Akan tetapi orang sering menyadari bahwa usia kronologis merupakan kriteria yang kurang
baik dalam menandai permualaan usia lanjut karena terdapat perubahan tertentu di antara
individu-individu pada saat usia lanjut dimulai. Karena kondisi kehidupan dan perawatan
yang lebih baik, kebanyakan pria dan wanita zaman sekarang tidak menunjukkan tanda-tanda
penuaan mental dan fisiknya sampai usia 65 tahun bahkan sampai awal 70-an. Karena alasan
tersebut, ada kecenderungan yang meningkat untuk menggunakan usia 65 sebagai usia
pensiun dalam berbagai urusan, sebagai tanda mulainya usia lanjut. Tahap terahir dalam
rentang kehidupan sering dibagi menjadi:

 usia lanjut dini (60-70 tahun)


 usia lanjut (70 tahun sampai akhir hidup)

1. Ciri-ciri Usia Lanjut


a. Usia Lanjut Merupakan Periode Kemunduran

Periode selama usia lanjut, ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan
bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dapat dilakukan, dikenal sebagai
“senescence, yaitu masa periode menjadi tua. Kemunduran itu sebagian berasal dari faktor
fisik dan psikologis. Penyebab fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel
tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Kemunduran yang
disebabkan oleh faktor psikologis adalah sikap tidak senang terhadap diri sendiri orang lain,
pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya dapat menuju ke keadaan uzur, karena terjadi
perubahan pada lapisan otak. Akibatnya orang menurun secara fisik dan mental dan
mungkinakan segera mati. Selain itu, motivasi juga mempengaruhi kemunduran. Seseorang
mempunyai motivasi rendah untuk mempelajari hal-hal baru atau ketinggalan dalam
penampilan, atau sikap dan pola perilaku akan semakin buruk dan lebih cepat mengalami
kemunduran daripadaorang yang mempunyai motivasi kuat.

16
b. Perbedaan Individual Pada Efek Menua

Dewasa ini bahkan lebih banyak terjadi daripada dahulu kala bahwa menua itu
mempengaruhi orang secara berbeda-beda. Orang menjadi tua secara berbeda karena
mempunyai sifat bawaan, sosioekonomi, latar belakang pendidikan, dan pola hidup yang
berbeda pula. Bila perbedaan tersebut bertambah sesuai bertambahnya usia, maka akan
membuat orang bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang sama. Sebagai contoh, beberapa
orang berfikir bahwa pensiun merupakan berkah dan keberuntungan, sedangkan orang lain
menganggapnya sebagai kutukan.

c. Usia Tua Dinilai dengan Kriteria yang Berbeda

Pendapat klise yang telah dikenal masyarakat tentang usia lanjut adalah pria dan wanita
yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun, jalannya membungkuk, dan sulit
hidup bersama dengan siapapun, karena hari-harinya yang penuh dengan manfaat telah lewat,
sehingga perlu dijauhkan dari orang-orang yang lebih muda. Pendapat klise ini tidak
menyenangkan dan tampaiknya membuat ia sulit melihat usia lanjut sebagai segalanya
melainkan lebih merupakan hal yang negatif dalam kehidupan.

d. Sikap Sosial terhadap Usia Lanjut

Arti penting tentang sikap sosial terhadap usia lanjut yang tidak menyenangkan
mempengaruhi cara memperlakukan orang usia lanjut. Sebagai pengganti penghormatan dan
penghargaan terhadap orang usia lanjut, di beberapa negara seperti Amerika mengakibatkan
orang usia lanjut merasa bahwa mereka tidak lagi bermanfaat bagi kelompok sosial dengan
demikian maka lebih banyak menyusahkan daripada sikap yang menyenangkan.

e. Orang Usia Lanjut Mempunyai Status Kelompok-Minoritas

Meskipun ada fakta bahwa dewasa ini orang usia lanjut bertambah jumlahnya, tetapi
status mereka dalam kelompok-minoritas, yaitu status yang dalam beberapa hal
mengecualikan mereka untuk tidak berinteraksi dengan kelompok lainnya, dan memberinya
sedikit kekuasaan atau bahkan tidak. Status kelompok-minoritas ini terutama terjadi akibat
dari sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang usia lanjut dan diperkuat oleh
pendapat klise yang tidak menyenangkan tentang mereka.

f. Menua Membutuhkan Perubahan Peran

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan tentang orang usia lanjut, pujian yang
mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua bukan dengan keberhasilan mereka.
Persaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi orang usia lanjut menumbuhkan rasa

17
rendah diri dan kemarahan, yaitu perasaan yang tidak menunjang proses penyesuaian sosial
seseorang.

g. Penyesuaian yang Buruk Merupakan Ciri-ciri Usia Lanjut

Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi orang usia lanjut, yang nampak dalam
cara orang memperlakukan mereka maka tidak heran lagi kalau banyak orang usia lanjut
mengembangkan konsep diri yang yang tidak menyenangkan. Hal ini cenderung ditunjukan
pada bentuk perilaku yang buruk dan tingkat kekerasan yang berbeda pula. Mereka yang pada
masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbang
mereka yang dalam menyesuiakan diri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan.

h. Keinginan menjadi Muda Kembali sangat Kuat Pada Usia Lanjut.

Status kelompok-minoritas yang dikenakan pada orang berusia lanjut secara alami telah
membangkitkan keinginan mereka untuk tetap muda. Berbagai cara-cara kuno, obat termanjur
untuk semua penyakit, zat kimia, tukang sihir dan ilmu gaib digunakan utnuk mencapai tujuan
tersebut.

2. Tugas Perkembangan Usia Lanjut

Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut lebih pada kehidupan pribadi ketimbang
kehidupan orang lain. Orang tua diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan, kemunduran kesehatan secara bertahap. Hal ini sering diartikan sebagai perbaikan
dan perubahan peran yang pernah dilakukan di dalam maupun diluar rumah. Mereka juga
diharapkan mencari kegiatan-kegiatan untuk mengganti tugas-tugas terdahulu yang
menghabiskan sebagian besar waktu mereka ketika muda.

Bagi beberapa orang usia lanjut kewajiban untuk menghadiri rapat yang menyangkut
kegiatan sosial dan kewajiban warga negara sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan
pendapatan mereka menurun, yang akhirnya mereka terpaksa untuk mengundurkan diri dari
acara kegiatan sosial. Cepat atau lambat sebagian besar orang usia lanjut perlu
mempersiapkan dan menyesuaikan diri dengan peristiwa kematian suami atau istri. Saat anak-
anak menjadi tumbuh besar, dan mulai banya terlibat dalam kegiatan keluarga atau pribadi,
maka waktu yang dimiliki oleh orang usia lanjut bersama anak akan semakin sedikit. Oleh
karena itu mereka perlu membangun ikatan dengan anggota dari kelompok usia mereka.

18
1) Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik Bagi Usia Lanjut
a. Perubahan Penampilan

Kebanyakan tanda fisik bagi penuaan adalah perubahan pada wajah. Bahkan walaupun
wanita dapat menggunakan kosmetik yang dapat menutupi tanda-tanda penuaan, tetapi selalu
banyak aspek yang tidak dapat ditutupinya. Selain itu, tangan juga dapat menyingkapkan usia
seseorang. Sama seperti wajah, tangan lebih banyak berubah seiring berubahnya usia. Dan
perubahan pada tangan ini sering tidak dapat disembunyikan.

b. Perubahan Bagian dalam Tubuh


 Perubahan kerangka tubuh (skelton) karena mengerasnya tulang-tulang, menumpuknya
garam mineral dan modifikasi pada susunan organ tulang bagian dalam. Akibatnya adalah
tulang mudah patah dan retak, atau terjadi osteoporosis.
 Perubahan sistem syaraf (nervous tems). Yang perlu diperhatikan adalah pada otak. Pada
usia lanjut berat otak berkurang, bilik-bilik jantung melebar sedang pita jaringan cortical
menyempit. Sistem saraf puja berubah sejak awal periode lanjut. Perubahan itu ketahuan
dari menurunnya kecepatan belajar sesuatu yang diikuti menurunnya kemampuan
intelektual.
 Isi perut (viscera). Isi perut mengalami penurunan seperti berhentinya pertumbuhan yang
diketahui lewat limpa, hati, alat reproduksi, jantung, paru-paru pankreas dan ginjal.

c. Perubahan pada fungsi fisiologis


 Kurang tahan terhadap terhadap temperatur yang ekstrim (terlalu panas atau terlalu
dingin)
 Kesulitan dalam pernafasan
 Penurunan jumlah waktu tidur karena insomnia
 Perubahan dalam pencernaan
 Menurunnya ketahanan dan kekuatan bekerja karena menurunnya fungsi otot

d. Perubahan Panca Indera

Pada usia lanjut, fungsi seluruh organ penginderaan kurang mempunyai sensitivitas dan
efisiensi kerja dibanding yang dimiliki orang yang lebih muda. Mata dan telinga merupakan
dua organ yang paling banyak mengalami kemunduran fungsinya, karena mata dan teling
paling sering digunakan sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh bertambahnya usia.

19
e. Perubahan Seksual

Masa berhentinya reproduksi keturunan (klimakterik) pada pria datang belakangan


daripada masa menopause pada wanita, dan memerlukan masa yang lebih lama. Klimakterik
pada pria mempunyai dua efek umum. Pertama, terjadi penyusutan atau penurunan ciri-ciri
sekunder. Misalnya perubahan suara, titik nada meninggi, rambut pada bagian wajah dan
badan menjadi berkurang keindahannya, dan kekerasan otot menurun. Secara umum orang
usia lanjut merasa berkurang kelaki-lakiannya, dibanding sebelumnya. Begitu juga wanita
berkurang keluwesannya setelah menopause terjadi. Kedua, klimakterik mempengaruhi fungsi
seksual. Walaupun potensi seksual telah berkurang, tetapi tidak berarti keinginan untuk
seksualnya menurun. Bahkan keinginan untuk seksual lebih besar daripada ketahanan atau
kemampuan fisiknya.

2) Perubahan Kemampuan Motorik Pada Usia Lanjut

Perubahan kemampuan motorik disebabkan oleh beberapa hal:

- Penyebab Fisik

Penyebab fisik yang mempengaruhi perubahan dalam kemampuan motorik adalah


meliputi menurunnya kekuatan dan tenag, yang biasanya menyertai perubahan fisik yang
terjadi karena bertambahnya usia, menurunnya kekerasan otot, kekuatan pada persendia,
gemetar pada tangan, kepala dan rahang bawah

- Penyebab Psikologis

Penyebab psikologi yang mempengaruhi perubahan dalam kemampuan motorik berasal


dari kesadaran tentang merosotnya dan perasaan akan rendah diri kalau dibandingkan dengan
orang yang lebih muda, dalam arti kekuatan, kecepatan dan keterampilan. Tekanan emosi
yang berasal dari sebab-sebab psikologis dapat mempercepat perubahan kemempuan motorik
atau menurunnya motivasi untuk mencoba melakukan sesuatu yang masih dapat dilakukan.

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa Dewasa atu kematangan yaitu kestabilan emosi, mampu mengendalikan perasaan,
kesadaran realitas yang tinggi, bersikap toleran terhadap orang lain, optimis, memiliki rasa
tanggung jawab terhadap kesejahteraan hidup dirinya sendiri dan orang lain (keluarganya
apabila ia sudah berumah tangga), berperilaku sesuai norma atau nilai-nilai, berpartisipasi
aktif dalam kehidupan bermastarakat. Selama masa dewasa yang lama ini, perubahan-
perubahan fisik dan psikologis terjadi pada waktu-waktu yang dapat diramalkan seperti masa
kanak-kanak dan masa remaja, yang juga mencakup periode yang cukup lama saat terjadinya
perubahan-perubahan fisik dan psikologis tertentu, masa dewasa biasanya dibagi berdasarkan
periode yang menunjuk pada perubahan-perubahan tersebut, bersama dengan masalah-
masalah penyesuaian diri dan tekanan-tekanan berdaya serta harapan-harapan yang timbul
akibat perubahan tersebut.

Dewasa awal merupakan suatu masa atau periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan yang baru dan harapan-harapan sosial baru. Secara biologis, masa ini merupakan
puncak pertumbuhan fisik yang prima, sehingga dipandang sebagai usia yang tersehat dari
populasi manusia secara keseluruhan (healthiest people in population). Mereka memiliki daya
tahan dan taraf kesehatan yang prima sehingga dalam melakukan berbagai kegiatan tampak
inisiatif, kreatif, energik, cepat, dan proaktif. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan,
Santrock (1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition), transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran
sosial (social role trantition).

Banyak di antara ciri penting dalam masa dewasa awal merupakan kelanjutan dari ciri-ciri
yang terdapat dalam masa remaja. Dengan keadaan individu dalam masa remaja, apa yang
telah dimilikinya sebagai hasil belajar dan pengalaman, yang kemudian dilengkapi dalam
masa dewasa awal. Penyesuaian-penyesuaian yang dicapai dalam masa remaja mendasari
penyesuaian diri dalam masa dewasa dan mengantarkan individu dalam kedewasaan dalam
arti yang sesungguhnya. Karena Masa Dewasa dini merupakan masa transisi dari remaja
akhir, sehingga masih ada beberapa sifat remaja yang masih muncul. Tugas perkembangan
masa dewasa dini atau awal, yakni mencari dan menemukan calon pasangan hidup, membina
kehidupan rumah tangga, meniti karir, menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

21
Dewasa Madya berkisar dari usia 40 sampai 60 tahun, Masa tersebut pada akhirnya
ditandai oleh adanya perubahan – perubahan jasmani dan mental. Pria dan wanita mempunyai
banyak alasan yang kelihatannya berlaku untuk mereka, untuk takut memasuki usia madya.
Beberapa diantaranya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia
madya, yaitu kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai
dengan berhentinya reproduksi kehidupan serta berbagai tekanan tentang pentingnya masa
muda bagi kebudayaan Amerika disbanding dengan penghormatan untuk masa tersebut oleh
berbagai kebudayaan Negara lain.

Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai dan pola perilaku yang
baru. Pada usia madya, cepat atau lambat semua orang dewasa harus melakukan penyesuaian
diri terhadap berbagai perubahan jasmani dan harus menyadari bahwa pola peerilaku pada
usia mudanya harus diperbaiki secara radikal. Pada masa ini dialami sebagai masa sepi
(empty nest), masa ketika anak – anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua. Lalu masa
menjadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya
memberikan sedikit hiburan. Pada usia ini, seseorang mulai mengalami perubahan dalam
penampilan, perubahan dalam kemampuan indera, Perubahan dalam keberfungsian fisiologis,
perubahan kesehatan, perubahan seksual yang sangat menonjol yakin menopause pada wanita
dan klimakterik pada pria, penyesuaian diri terhadap perubahan mental dan minat yang
berubah, serta penyesuaian sosial.

Dewasa usia lanjut, ketika kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan
bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dapat dilakukan, dikenal sebagai
“senescence, yaitu masa periode menjadi tua. Kemunduran itu sebagian berasal dari faktor
fisik dan psikologis. Penyebab fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel
tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Menurunnya kesehatan fisik
serta energi akan muncul di tahapan ini.

Kemampuan kognitif terus berkembang selama masa dewasa.Akan tetapi, bagaimanapun


tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa tersebut yang mengarah pada peningkatan
potensi. Bahkan kadang – kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan
seiring dengan pertambahan usia. Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari
individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa – masa
sebelumnya.Pada masa dewasa ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas.Pola
dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih
muda.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com

https://digilib.uinsgd.ac.id

https://repository.uksw.edu

https://riski-gastroid.blongspot.com

https://repository.radenintan.ac.id

https://etheses.uin-malang.ac.id

https://eprints.umm.ac.id

https://eprints.ums.ac.id

iv
BIODATA ANGGOTA

NAMA ILUH EGI RASTIYANI


JURUSAN OTKP 2
ALAMAT TRI DHARMAYOGA

NAMA DIAH FITRI


JURUSAN OTKP 2
ALAMAT SUKARANDEG

NAMA AIS KUSUMANINGRUM


JURUSAN OTKP 2
ALAMAT PEMATANG PASIR

v
KATA-KATA MOTIVASI

vi

Anda mungkin juga menyukai