Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya
dapun tujuan dari penulisan makalah kami ini adalah untuk memenuhi tugas
Pengembangan Peserta Didik yang dibimbing oleh Dosen pengampu yaitu
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .............................................................................................. 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari
perkembangan fase kehidupan manusia baik jasmaniah maupun rohaniahnya
ataupun kejiawaan manusia dari sejak lahir hingga akhir hidupnya, dimana
pada setiap fase memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Menurut penelitian ternyata
bahwa manusia itu mengalami grafik kehidupan jasmaniah maupun rohaniah
ataupun kejiwaan maksudnya dalam usia muda ataupun sejak usia kelahiran
sampai usia tua dan setiap waktu usia tertentu, terjadi perubahan-perubahan
hidup yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.
Berdasarkan adanya perubahan-perubahan dan ciri-ciri khas tersendiri
dari usia-usia tertentu tersebut, para psikolog pun mengadakan pembagian
terhadap masa-masa itu dimana setiap ahli mempunyai pembagian-
pembagian yang berbeda, tetapi materi dan peristiwa tersebut pada
hakekatnya adalah sama.
Antara masa yang satu dengan masa yang lain merupakan suatu
rangkaian yang tak terputus (berkesinambungan), karena sangat relatif sekali
mengadakan pemisahan yang mutlak atas usia-usia dari manusia itu. Secara
relatif para psikolog hanya menetapkan tingkat-tingat usia tertentu untuk
memisahkan antara satu masa dengan masa kehidupan lainnya. Dan masa-
masa tersebut dibagi ataupun dipisahkan berdasarkan adanya perbedaan-
perbedaan atau ciri-ciri khas yang tidak terdapat pada masa lain. Dalam
pemisahan-pemisahan itu dalam kurun waktu dan tempat tertentu tidak dapat
selamanya dijadikan patokan (tidak dapat disamaratakan) karena
sebagaimana hasil penelitian mutakhir selalu mendapatkan perubahan-
perubahan tertentu, meskipun secara garis besar tetap sama atau memiliki
banyak persamaan.
Adapun pada makalah ini, dari beberapa pembagian masa
perkembangan manusia, yang akan menjadi fokus pembahasan adalah masa
4
dewasa awal, dimana masa ini adalah masa transisi atau masa peralihan dari
masa remaja menuju masa dewasa. Masa dewasa awal juga merupakan masa
dimana seseorang baik wanita maupun pria mulai mencari jati dirinya,
mencari posisi sebagai salah satu bagian dari masyarakat, masa dimana
seseorang mulai terjun di dunia pekerjaan atau meniti karir, dan masa dimana
seseorang memulai kehidupan baru atau mencari pasangan dan menjadi orang
tua. Oleh karena itu, penting untuk diketahui bersama mengenai hal-hal
tersebut yang menjadi ciri khas atau perbedaan masa dewasa awal dengan
masa-masa sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dewasa awal?
2. Bagaimana perkembangan pada masa dewasa awal?
3. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa dewasa awal?
4. Bagaimana karir dan pekerjaan pada masa dewasa awal?
5. Bagaimana perkembangan sosial-emosional pada masa dewasa awal?
6. Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Masa dewasa awal juga bisa disebut pula dengan istilah “adult” yang
berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah “adolescence- adolescere” yang
berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi kata adult berasal dari bentuk
lampau participle dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena
itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya
dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa
lainnya.2 Hal ini jelas berbeda dengan fase-fase sebelumnya dimana
perkembangan fisik misalnya memiliki perubahan yang sangat signifikan pada
seseorang.
1
Laura E. Berk, Development Through The Lifespan: Dari Dewasa Awal sampai
Menjelang Ajal, terj. Daryatno, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Edisi Kelima, hal. 4.
2
Elizabeth B. Hurluck, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kelima,
hal. 246.
6
kondisi yang paling sehat. Hanya sedikit orang dewasa muda yang memiliki
masa masalah kesehatan kronis, dan mengalami flu dan masalah pernapasan
yang lebih sedikit dibandingkan ketika masih kanak-kanak.3 Namun, di balik
itu terdapat beberapa bahaya yang tersembunyi dalam masa puncak kemampuan
dan kesehatan pada masa awal dewasa.
Pada saat kaum dewasa awal dapat menggunakan sumber daya fisik untuk
banyak kesenangan, ditambah kenyataan bahwa seringkali mereka pulih dengan
mudah dari setres fisik dan cedera, menjadikan mereka memaksa tubuh terlalu
jauh. Akibat negative dari penyalahgunaan tubuh seseorang mungkin tidak
terlihat pada permulaan masa dewasa awal, tetapi nantinya mungkin muncul
pada masa dewasa awal lebih lanjut atau pertengahan masa dewasa. 4 Kondisi
kesehatan kaum muda dapat ditingkatkan dengan mengurangi gaya hidup yang
merusak kesehatan seperti makan terlalu banyak atau tidak menjaga pola
makan, dan dengan menerapkan gaya hidup yang meningkatkan kesehatan yang
mencakup nutrisi yang baik dan olah raga.
3
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, terj. Achmad
Chusairi, (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi Kelima, jilid II, hal. 75.
4
Ibid., hal.
5
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta:
Erlangga, 2002), Edisi Kelima, 91.
7
Ahli perkembangan lainnya percaya bahwa hakekat awal yang pasti dari
logika remaja dan optimism berlebihan pada kaum muda akan menghilang di
awal masa dewasa. Mengacu kepada Gisela Labouvie-Vief, integrasi baru dari
pikiran terjadi pada masa dewasa awal. Ia berpikir bahwa tahun-tahun masa
dewasa akan menghasilkan pembatasan-pembatasan pragmatis yang
memerlukan strategi penyesuaian diri yang sedikit mengendalikan analisis logis
dalam memecahkan masalah. Sebagai contoh, ketika seorang arsitek mendesain
suatu bangunan, mereka menganalisa secara logis, dan merencanakan
strukturnya, tetapi tetap memahami keterbatasan biaya, perhatian atas
lingkungan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut
secara efektif.
8
Oleh karena itu, K. Warner Schaie mengajukan urutan fase-fase kognitif.
Fase mencapai prestasi (achieving stage) adalah fase di masa dewasa awal yang
menurut Schaie melibatkan penerapan intelektualitas pada sitausi yang
memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti
pencapaian karir dan pengetahuan. Solusi ini harus diintegrasikan dalam
rencana hidup yang mencakup masa depan.
Fase eksekutif adalah fase yang dinyatakan oleh Schaie terjadi di masa
dewasa tengah, dimana seseorang bertanggung jawab kepada system
kemasyarakatan dan organisasi sosial (pemerintahan atau perusahaan). Dalam
fase ini, individu membangun pemahaman tentang bagaimana organisasi sosial
bekerja dan berbagi hubungan kompleks yang terlibat di dalamnya.
Fase reintegratif, yang terjadi pada bagian akhir masa dewasa, dimana
orang dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka pada
tugas dan kegiatan yang bermakna bagi mereka. Pada masa dewasa akhir,
kebutuhan untuk mencari pengetahuan lebih lanjut menurun.
9
Terdapat beberapa teori yang menggambarkan bagaimana cara individu
membuat pilihan menyangkut karir. Adapun teori-teori tersebut adalah teori
perkembangan Eli Ginzberg dan teori konsep diri Super.
6
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, terj. Achmad
Chusairi, (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi Kelima, jilid II, hal. 94.
10
orang lebih awal dari apa yang disebutkan oleh Ginzberg di atas dalam
mengambil keputusan yang matang tentang karir. Tidak semua anak
juga memiliki fantasi karir. Hal ini sebagaimana dalam teorinya yang
telah diperbaiki bahwa individu dari kelas sosial ekonomi rendah tidak
memiliki pilihan sebanyak individu dari kelas menengah.
2) Teori Konsep Diri Super
Teori konsep diri tentang karir (the career self-concept theory)
adalah pandangan Donald Super bahwa konsep diri individu
memainkan peran pokok dalam pemilihan karir. Super percaya
banyak perubahan perkembangan dalam konsep diri tentang pekerjaan
terjadi pada waktu remaja dan dewasa muda. Sama seperti Ginzberg,
Super juga membagi fase-fase dalam pengambilan karir.
Pertama, fase kristalisasi (crystalilization), dimana pada usia 14
sampai 18 tahun remaja mengembangkan gagasan tentang bekerja
yang berhubungan dengan konsep diri global yang sudah mereka
miliki. Kedua, fase pengkhususan (specification) yakni antara usia 18-
22 tahun, mereka mempersempit pemilihan karir dan memulai
perilaku yang memungkinkan mereka memasuki beberapa tipe karir.
Ketiga, fase implementasi (implementation) antara usia 21 dan 24
tahun, orang dewasa muda menyelesaikan pendidikan pendidikan dan
pelatihan mereka dan memasuki dunia kerja. Keempat, fase stabilisasi
(stabilization) yakni keputusan untuk memilih dan cocok dengan karir
tertentu dibuat antara usia 25 dan 35 tahun.
Akhirnya setelah 35 tahun, individu berusaha memajukan karir
dan mencapai posisi yang statusnya lebih tinggi, fase ini disebut
dengan fase konsolidasi (consolidation). Rentang usia hendaknya
dianggap lebih sebagai perkiraan bukan suatu yang bersifat kaku.
Super percaya bahwa eksplorasi karir pada masa remaja adalah unsur
kunci untuk konsep diri tentang karir pada remaja.
11
E. Perkembangan Sosio-Emosional Masa Dewasa Awal
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih
luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa
ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku
sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda.
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan
kognitif yang berkaitan dengan penuaan tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-
peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama
periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan, dan
hidup berkeluarga.7
7
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 242.
12
muda mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah
tangga.
Untuk mencoba berbagai pola kehidupan dan berganti-ganti pacar
agar dapat memilih pola hidup dan pasangan hidup yang dirasa cocok,
sudah tentu memerlukan waktu. Dengan sendirinya pemuda sekarang lebih
lambat dalam segala usia dari pada orang tua mereka, apalagi bila
dibandingkan dengan kakek mereka. Rata-rata pemuda dewasa sekarang
mulai menentukan pola hidupnya dan memilih pasangan hidupnya sekitar
umur 30 tahun-an, walaupun banyak juga yang sudah mulai mantap pada
usia yang lebih muda dari pada itu. Cepat atau tidaknya mereka mampu
menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada
masa depan.
13
3) Masa Dewasa awal sebagai “Masa Bermasalah”
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang
harus dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya
berbeda dengan dari masalah-masalah yang sudah dialami sebelumnya.
Dengan menurunnya tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi
18 tahun, pada tahun 1970, anak-anak muda telah dihadapkan pada banyak
masalah dan mereka tidak susah untuk mengatasinya. Meskipun mereka
sekarang dapat memberikan suaranya, memiliki harta benda, menikah
tanpa persetujuan orang tua serta dapat melakukan berbagai hal yang tidak
dapat dilakukan orang muda ketika ketentuan usia dewasa secara hukum
masih 21 tahun, jelas pula bahwa “kebebasan baru ini menimbulkan
masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa yang
masih muda itu sendiri maupun oleh kedua orang tuanya”. Penyesuaian
diri terhadap masalah masa dewasa awal menjadi lebih intensif dengan
diperpendeknya masa remaja, sebab masa transisi untuk menjadi dewasa
menjadi sangat pendek sehingga anak muda hampir tidak mempunyai
waktu untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa..
Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri terhadap masalah-
masalah pada masa dewasa awal begitu sulit. Sedikit sekali orang muda
yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah yang
perlu diatasi sebagai orang dewasa. Mencoba menguasai dua atau lebih
keterampilan serempak biasanya menyebabkan keduanya kurang berhasil.
Mungkin yang paling berat dari semuanya orang-orang muda itu tidak
memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah mereka, tidak seperti sewaktu mereka dianggap belum dewasa.
14
pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh
mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tigapuluhan, hal
itu umumnya tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan
orang-orang muda itu tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri
yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya
penyelesaian itu.
15
Mengenai komitmen, Bardwick mengatakan: “Nampak tidak
mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini
akan menjadi suatu tanggung jawab yang terlalu berat untuk dipikul.
Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda
menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi
dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan
mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada
prestasi baik di sekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan
anda sampai akhir, hidup anda akan berkarir sebagai guru besar”.
16
kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai
batu loncatan untuk meraih suatu keberhasilan sosial, karir , dan kepuasan
pribadi.
Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa
yang semula putus sekolah atau universitas memutuskan untuk sekolah
kembali dan belajar kembali menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak
yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang semangat mereka,
sehingga mereka mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah
lanjutan atas maupun perguruan tinggi.
9) Masa Dewasa Awal Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru
Masa ini individu banyak mengalami perubahan dimana gaya hidup
baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orangtua.
Perkawinan sesudah kehamilan tidak dianggap hal yang perlu dirahasiakan
seperti dulu, di antara berbagai penyesuaian diri yang paling umum adalah
penyesuaian diri pada pola seks atas dasar persamaan derajat yang
menggantikan pembedaan pola peran seks pola seks tradisional serta pola-
pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga
berorangtua tunggal dan berbagai pola baru di tempat pekerjaan khususnya
pada unit-unit kerja yang besar dan impersonal di bidang bisnis dan
industry.
17
menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi
kreatifitas8.
Banyak para ahli perkembangan percaya bahwa menentukan awal
masa remaja lebih mudah daripada menentukan berakhirnya masa remaja
dan permulaan masa dewasa. Tidak ada kesepakatan antara mereka dalam
menentukan tentang kapan masa remaja berakhir dan memasuki masa
dewasa. Namun, salah satu ciri atau kriteria seseorang dinyatakan masuk
ke masa dewasa adalah ditandai dengan kemandirian ekonomi dan
kemandirian dalam membuat keputusan. Yang paling luas diakui sebagai
tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan
pekerjaan penuh waktu yang kurang.
Berdasarkan ciri-ciri masa dewasa awal di atas, maka tugas-tugas
perkembangan masa dewasa awal juga akan berkaitan dengan ciri-ciri
tersebut. Tingkat penguasaan tugas-tugas ini pada tahun-tahun awal masa
dewasa akan memengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika mencapai
puncak keberhasilan pada waktu setengah baya. Apakah puncak itu
dibidang pekerjaan, pengakuan sosial, atau kehidupan keluarga. Tingkat
penguasan ini juga akan menentukan kebahagian mereka saat itu maupun
selama tahun-tahun akhir kehidupan mereka. Keberhasilan dalam
menguasai tugas-tugas perkembangan masa dewasa dini sangat
dipengaruhi oleh jenis dasar yang diletakkan sebelumnya. Secara singkat,
berikut adalah tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal:
a) Memilih pasangan.
b) Belajar hidup dengan pasangan.
c) Memulai hidup dengan pasangan.
d) Memelihara anak.
e) Mengelola rumah tangga.
f) Memuali bekerja.
g) Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara.
8
Elizabeth B Hurluck, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kelima,
hal. 246-252 .
18
h) Menemukan suatu kelompok yang serasi.9
a. Efesiensi Fisik
Puncak efesiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan
20 tahun, sesudah mana terjadi penurunan lambat laun hingga awal
usia 40 tahun. Dengan demikian dalam periode penyusuaian, secara
fisik orang mampu menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang
selain sukar juga yang paling banyak jumlah nya dalam periode ini.
b. Kemampuan Motorik
Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia
20 dan 30 tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20
dan 25 tahun sesudahnya kemampuan ini sedikit demi sedikit akan
menurun.
c. Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan
menyusuaikan diri pada situasi-situasi baru, seperti misalnya
mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penelaran analogis dan
berfikir kreatif.
d. Motivasi
Mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang
dewasa yang mandiri oleh sekelompok sosial mereka. Hal ini menjadi
motivasi bagi orang-orang muda untuk menguasai tugas-tugas
perkembangan yang diperlukan agar dapat dianggap mandiri.
e. Model Peran
9
Wenny Hulukati dan Moh. Rizki Djibran, “Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo”, dalam jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Gorontalo, Vol. 02 No. 01, (2018), hal. 75.
10
Elizabeth B Hurluck, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kelima,
hal. 253.
19
Saat masa remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah
lanjutan mempunyai model peran untuk diteladani, karena
berinteraksi dengan orang dewasa mereka memperoleh motivasi
untuk dapat memperoleh untuk mencontoh perilaku sesuai garis yang
dianut masyarakat dewasa.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal dipercaya bahwa baru pada
masa dewasa banyak individu mengkonsolidasi pemikiran operasional mereka, dan
banyak yang dewasa lainnya tidak berfikir dengan cara operasional formal sama
sekali. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang teori perkembangan karir
yakni: pertama, teori perkembangan Ginzberg yang menyebutkan bahwa individu
dalam pemilihan karir melalui tiga fase, yaitu: fantasi, tentatif, dan realistik.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moh Khoerul, “Model Eksplorasi Karir sebagai Upaya Persiapan Karir
Siswa dalam Menghadapi Asean Global”, jurnal Program Studi
Bimbingan dan Konseling Islam, Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga
Yogyakarta, 2017.
Berk, Laura E., Development Through The Lifespan: Dari Dewasa Awal sampai
Menjelang Ajal, penerjemah: Daryatno, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012,
Edisi Kelima.
Hulukati, Wenny dan Moh. Rizki Djibran, “Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo”, jurnal Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, 2018.
Putri, Siska Adinda Prabowo, “Karir Dan Pekerjaan Di Masa Dewasa Awal Dan
Dewasa Madya”, Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012.
22