Anda di halaman 1dari 22

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN DEWASA AWAL

DOSEN PENGAMPU: NURHAYATI, M.Si

Kelompok 3

1. Adelia Syafitri 5. Ardiansyah


2. Indah Puspita Sari 6. Dina Alpianti
3. Muhammad Dafa 7. Devina Aulia
4. Vina Agustina

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-HIKMAH
KOTA TEBING TINGGI
SEMESTER V
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya
dapun tujuan dari penulisan makalah kami ini adalah untuk memenuhi tugas
Pengembangan Peserta Didik yang dibimbing oleh Dosen pengampu yaitu

Ibu Nurhayati, M.Si.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 6

A. Pengertian Dewasa Awal ............................................................................. 6

B. Perkembangan pada Masa Dewasa Awal .................................................... 6

C. Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal ...................................... 7

D. Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal ................................................. 9

E. Perkembangan Sosio-Emosional Masa Dewasa Awal ............................... 12

F. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal ...................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 21

A. Kesimpulan .............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari
perkembangan fase kehidupan manusia baik jasmaniah maupun rohaniahnya
ataupun kejiawaan manusia dari sejak lahir hingga akhir hidupnya, dimana
pada setiap fase memiliki ciri-ciri khas tersendiri. Menurut penelitian ternyata
bahwa manusia itu mengalami grafik kehidupan jasmaniah maupun rohaniah
ataupun kejiwaan maksudnya dalam usia muda ataupun sejak usia kelahiran
sampai usia tua dan setiap waktu usia tertentu, terjadi perubahan-perubahan
hidup yang mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.
Berdasarkan adanya perubahan-perubahan dan ciri-ciri khas tersendiri
dari usia-usia tertentu tersebut, para psikolog pun mengadakan pembagian
terhadap masa-masa itu dimana setiap ahli mempunyai pembagian-
pembagian yang berbeda, tetapi materi dan peristiwa tersebut pada
hakekatnya adalah sama.
Antara masa yang satu dengan masa yang lain merupakan suatu
rangkaian yang tak terputus (berkesinambungan), karena sangat relatif sekali
mengadakan pemisahan yang mutlak atas usia-usia dari manusia itu. Secara
relatif para psikolog hanya menetapkan tingkat-tingat usia tertentu untuk
memisahkan antara satu masa dengan masa kehidupan lainnya. Dan masa-
masa tersebut dibagi ataupun dipisahkan berdasarkan adanya perbedaan-
perbedaan atau ciri-ciri khas yang tidak terdapat pada masa lain. Dalam
pemisahan-pemisahan itu dalam kurun waktu dan tempat tertentu tidak dapat
selamanya dijadikan patokan (tidak dapat disamaratakan) karena
sebagaimana hasil penelitian mutakhir selalu mendapatkan perubahan-
perubahan tertentu, meskipun secara garis besar tetap sama atau memiliki
banyak persamaan.
Adapun pada makalah ini, dari beberapa pembagian masa
perkembangan manusia, yang akan menjadi fokus pembahasan adalah masa

4
dewasa awal, dimana masa ini adalah masa transisi atau masa peralihan dari
masa remaja menuju masa dewasa. Masa dewasa awal juga merupakan masa
dimana seseorang baik wanita maupun pria mulai mencari jati dirinya,
mencari posisi sebagai salah satu bagian dari masyarakat, masa dimana
seseorang mulai terjun di dunia pekerjaan atau meniti karir, dan masa dimana
seseorang memulai kehidupan baru atau mencari pasangan dan menjadi orang
tua. Oleh karena itu, penting untuk diketahui bersama mengenai hal-hal
tersebut yang menjadi ciri khas atau perbedaan masa dewasa awal dengan
masa-masa sebelumnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Dewasa awal?
2. Bagaimana perkembangan pada masa dewasa awal?
3. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa dewasa awal?
4. Bagaimana karir dan pekerjaan pada masa dewasa awal?
5. Bagaimana perkembangan sosial-emosional pada masa dewasa awal?
6. Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa awal?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa Awal


Masa dewasa awal merupakan masa peralihan dari masa remaja menuju
masa dewasa. Peralihan dari ketergantungan ke masa mandiri baik dari
ekonomi, kebebasan menentukan diri, dan pandangan masa depan lebih
realistis. Masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira 40
tahun.1

Masa dewasa awal juga bisa disebut pula dengan istilah “adult” yang
berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah “adolescence- adolescere” yang
berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi kata adult berasal dari bentuk
lampau participle dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi
kekuatan dan ukuran yang sempurna” atau “telah menjadi dewasa”. Oleh karena
itu, orang dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya
dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa
lainnya.2 Hal ini jelas berbeda dengan fase-fase sebelumnya dimana
perkembangan fisik misalnya memiliki perubahan yang sangat signifikan pada
seseorang.

B. Perkembangan pada Masa Dewasa Awal


Masa dewasa awal disebut pula dengan masa dimana kondisi fisik tidak
hanya mencapai puncaknya, tetapi juga mulai mengalami penurunan. Sebagian
besar orang, puncak dari kemampuan fisik dicapai pada usia di bawah 30 tahun,
seringkala antara usia 19 dan 26 tahun. Puncak dari kemampuan fisik ini terjadi
bukan hanya pada rata-rata orang dewasa muda, tetapi juga pada atlet terkenal.
Selain itu, seseorang yang berada pada masa dewasa awal juga berada pada

1
Laura E. Berk, Development Through The Lifespan: Dari Dewasa Awal sampai
Menjelang Ajal, terj. Daryatno, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), Edisi Kelima, hal. 4.
2
Elizabeth B. Hurluck, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kelima,
hal. 246.

6
kondisi yang paling sehat. Hanya sedikit orang dewasa muda yang memiliki
masa masalah kesehatan kronis, dan mengalami flu dan masalah pernapasan
yang lebih sedikit dibandingkan ketika masih kanak-kanak.3 Namun, di balik
itu terdapat beberapa bahaya yang tersembunyi dalam masa puncak kemampuan
dan kesehatan pada masa awal dewasa.

Pada saat kaum dewasa awal dapat menggunakan sumber daya fisik untuk
banyak kesenangan, ditambah kenyataan bahwa seringkali mereka pulih dengan
mudah dari setres fisik dan cedera, menjadikan mereka memaksa tubuh terlalu
jauh. Akibat negative dari penyalahgunaan tubuh seseorang mungkin tidak
terlihat pada permulaan masa dewasa awal, tetapi nantinya mungkin muncul
pada masa dewasa awal lebih lanjut atau pertengahan masa dewasa. 4 Kondisi
kesehatan kaum muda dapat ditingkatkan dengan mengurangi gaya hidup yang
merusak kesehatan seperti makan terlalu banyak atau tidak menjaga pola
makan, dan dengan menerapkan gaya hidup yang meningkatkan kesehatan yang
mencakup nutrisi yang baik dan olah raga.

C. Perkembangan Kognitif Pada Masa Dewasa Awal


Piaget percaya bahwa seorang remaja dan dewasa berpikir dengan cara yang
sama. Namun, beberapa ahli perkembangan percaya bahwa baru pada saat masa
dewasalah individu mengatur pemikiran operasional formal (mampu berpikir
abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan/hipotesis”)
mereka. Sehingga mereka mungkin merencanakan dan membuat hipotesis
tentang masalah-masalah seperti remaja, tetapi mereka menjadi lebih sistematis
ketika mendekati masalah sebagai seorang dewasa. Sementara beberapa orang
dewasa lebih mampu menyusun hipotesis daripada remaja dan menurunkan
suatu pemecahan masalah dari satu permasalahan, banyak orang dewasa yang
tidak berpikir dengan cara operasional formal sama sekali.5

3
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, terj. Achmad
Chusairi, (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi Kelima, jilid II, hal. 75.
4
Ibid., hal.
5
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, (Jakarta:
Erlangga, 2002), Edisi Kelima, 91.

7
Ahli perkembangan lainnya percaya bahwa hakekat awal yang pasti dari
logika remaja dan optimism berlebihan pada kaum muda akan menghilang di
awal masa dewasa. Mengacu kepada Gisela Labouvie-Vief, integrasi baru dari
pikiran terjadi pada masa dewasa awal. Ia berpikir bahwa tahun-tahun masa
dewasa akan menghasilkan pembatasan-pembatasan pragmatis yang
memerlukan strategi penyesuaian diri yang sedikit mengendalikan analisis logis
dalam memecahkan masalah. Sebagai contoh, ketika seorang arsitek mendesain
suatu bangunan, mereka menganalisa secara logis, dan merencanakan
strukturnya, tetapi tetap memahami keterbatasan biaya, perhatian atas
lingkungan, dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas tersebut
secara efektif.

William Perry juga mencatat perubahan-perubahan penting tentang cara


berpikir orang dewasa muda yang berbeda dengan remaja. Ia percaya bahwa
remaja sering memandang dunia dalam dualisme pola polaritas mendasar
seperti benar/salah, baik/buruk. Tetapi, pada waktu kaum muda mulai matang
dan memasuki masa dewasa, mereka mulai menyadari perbedaan pendapat dan
berbagai perspektif yang dipegang orang lain, yang kemudian mengguncang
pandangan dualistik mereka. Pemikiran dualistik mereka digantikan dengan
pemikiran beragam, saat itu individu memahami bahwa orang dewasa tidak
selalu memiliki semua jawaban. Mereka mulai memperluas wilayah pemikiran
individualistic dan mulai percaya bahwa setiap orang memiliki pandangan
pribadi masing-masing serta setiap pendapat yang ada sebaik pendapat lainnya.

K. Warner Schaie percaya bahwa tahap-tahap kognitif Piaget


menggambarkan peningkatan efeisensi dalam pemelorehan informasi yang
baru. Adalah meragukan bahwa orang dewasa melampaui pemikiran ilmiah
yang kuat yang merupakan ciri dari pikiran operasional formal, dalam usaha
mereka mencari pengetahuan. Schaie menyatakan bahwa orang dewasa lebih
maju dari remaja dalam penggunaan intelektualitas mereka. Sebagai contoh,
pada masa dewasa awal, kita biasanya berubah dari mencari pengetahuan
menuju menerapkan pengetahuan, menerapkan apa yang kita ketahui untuk
mengejar karir dan membentuk keluarga.

8
Oleh karena itu, K. Warner Schaie mengajukan urutan fase-fase kognitif.
Fase mencapai prestasi (achieving stage) adalah fase di masa dewasa awal yang
menurut Schaie melibatkan penerapan intelektualitas pada sitausi yang
memiliki konsekuensi besar dalam mencapai tujuan jangka panjang, seperti
pencapaian karir dan pengetahuan. Solusi ini harus diintegrasikan dalam
rencana hidup yang mencakup masa depan.

Selanjutnya adalah fase tanggung jawab (the responsibility stage) adalah


fase yang terjadi ketika keluarga terbentuk dan perhatian diberikan pada
keperluan-keperluan pasangan dan keturunan. Perluasan kemampuan kognitif
yang sama diperlukan pada saat karir individu meningkat dan tanggung jawab
kepada orang lain muncul dalam pekerjaan dan komunitas. Fase tanggung
jawab sering dimulai pada masa dewasa awal dan terus berlanjut ke masa
dewasa tengah.

Fase eksekutif adalah fase yang dinyatakan oleh Schaie terjadi di masa
dewasa tengah, dimana seseorang bertanggung jawab kepada system
kemasyarakatan dan organisasi sosial (pemerintahan atau perusahaan). Dalam
fase ini, individu membangun pemahaman tentang bagaimana organisasi sosial
bekerja dan berbagi hubungan kompleks yang terlibat di dalamnya.

Fase reintegratif, yang terjadi pada bagian akhir masa dewasa, dimana
orang dewasa yang lebih tua memilih untuk memfokuskan tenaga mereka pada
tugas dan kegiatan yang bermakna bagi mereka. Pada masa dewasa akhir,
kebutuhan untuk mencari pengetahuan lebih lanjut menurun.

D. Karir dan Pekerjaan di Masa Dewasa Awal


Masa dewasa awal merupakan masa dimana seseorang mulai mencari dan
meniti karir. Pada point ini, pembahasan tidak hanya fokus pada karir dan
pekerjaan, namun bagaimana situasi perempuan dan laki-laki kaitannya dengan
karir dewasa ini, juga menyinggung tentang perempuan dengan karir serta
pernikahannya atau perannya sebagai ibu secara sekilas.

9
Terdapat beberapa teori yang menggambarkan bagaimana cara individu
membuat pilihan menyangkut karir. Adapun teori-teori tersebut adalah teori
perkembangan Eli Ginzberg dan teori konsep diri Super.

1) Teori Perkembangan Ginzberg


Menurut teori perkembangan dari pemilihan karir
(developmental theory of career choice) adalah pandangan Eli
Ginzberg yang menyebutkan bahwa individu dalam pemilihan karir
melalui tiga fase, yaitu: fantasi, tentatif, dan realistik.6 Ginzberg
berpendapat bahwa sampai umur kurang dari 11 tahun, anak-anak
masih berada pada fase fantasi dari pemilihan karir. Oleh karena itu,
tidak jarang kita temukan anak kecil jika ditanyakan akan menjadi apa
ketika dewasa, mereka mungkin akan menjawab ingin menjadi
“dokter”, “polisi”, “pahlawan”, dan bahkan tidak jarang memiliki satu
keinginan.
Pada masa anak-anak, masa depan tampaknya memiliki
kesempatan yang tak terbatas. Mulai umur 11 sampai 17 tahun, remaja
berada pada fase tentatif dalam pemilihan karir. Fase ini merupakan
transisi dari fase fantasi menuju pengambilan keputusan yang realistik
pada masa dewasa muda. Ia percaya bahwa remaja mengalami
kemajuan dari menilai minat mereka, kemampuan mereka, dan
menilai nilai-nilai mereka. Periode dari 17-18 tahun menuju awal usia
20-an disebutnya sebagai fase realistik. Pada fase ini, individu
mengeksplorasi lebih luas karir yang ada, kemudian memfokuskan
diri pada karir tertentu.
Teori Ginzberg ini mendapat beberapa kritikan seperti data yang
dikumpulkan hanya berasal dari anak muda kelas menengah yang
mungkin memiliki lebih banyak pilihan karir yang terbuka bagi
mereka. Kemudian, sebagaimana teori-teori psikologi perkembangan
lainnya, kerangka waktunya sangat kaku. Lebih lanjut, teori Ginzberg
tidak membahas masalah perbedaan individu yaitu bahwa sebagian

6
Jhon W. Santrock, Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, terj. Achmad
Chusairi, (Jakarta: Erlangga, 2002), Edisi Kelima, jilid II, hal. 94.

10
orang lebih awal dari apa yang disebutkan oleh Ginzberg di atas dalam
mengambil keputusan yang matang tentang karir. Tidak semua anak
juga memiliki fantasi karir. Hal ini sebagaimana dalam teorinya yang
telah diperbaiki bahwa individu dari kelas sosial ekonomi rendah tidak
memiliki pilihan sebanyak individu dari kelas menengah.
2) Teori Konsep Diri Super
Teori konsep diri tentang karir (the career self-concept theory)
adalah pandangan Donald Super bahwa konsep diri individu
memainkan peran pokok dalam pemilihan karir. Super percaya
banyak perubahan perkembangan dalam konsep diri tentang pekerjaan
terjadi pada waktu remaja dan dewasa muda. Sama seperti Ginzberg,
Super juga membagi fase-fase dalam pengambilan karir.
Pertama, fase kristalisasi (crystalilization), dimana pada usia 14
sampai 18 tahun remaja mengembangkan gagasan tentang bekerja
yang berhubungan dengan konsep diri global yang sudah mereka
miliki. Kedua, fase pengkhususan (specification) yakni antara usia 18-
22 tahun, mereka mempersempit pemilihan karir dan memulai
perilaku yang memungkinkan mereka memasuki beberapa tipe karir.
Ketiga, fase implementasi (implementation) antara usia 21 dan 24
tahun, orang dewasa muda menyelesaikan pendidikan pendidikan dan
pelatihan mereka dan memasuki dunia kerja. Keempat, fase stabilisasi
(stabilization) yakni keputusan untuk memilih dan cocok dengan karir
tertentu dibuat antara usia 25 dan 35 tahun.
Akhirnya setelah 35 tahun, individu berusaha memajukan karir
dan mencapai posisi yang statusnya lebih tinggi, fase ini disebut
dengan fase konsolidasi (consolidation). Rentang usia hendaknya
dianggap lebih sebagai perkiraan bukan suatu yang bersifat kaku.
Super percaya bahwa eksplorasi karir pada masa remaja adalah unsur
kunci untuk konsep diri tentang karir pada remaja.

11
E. Perkembangan Sosio-Emosional Masa Dewasa Awal
Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih
luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa
ini, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku
sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda.
Perbedaan-perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh perubahan fisik dan
kognitif yang berkaitan dengan penuaan tetapi lebih disebabkan oleh peristiwa-
peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama
periode ini orang melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan, dan
hidup berkeluarga.7

Perkembangan sosio-emosional di masa dewasa awal lebih ditekankan pada


cinta atau hubungan dekat, pernikahan dan keluarga, dan keragaman gaya hidup
orang dewasa terutama mereka yang memilih sendirian dan bercerai.

F. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal


Sebelum dijabarkan tugas-tugas pada perkembangan masa dewasa awal,
maka perlu untuk diketahui terlebih dahulu mengenai ciri-ciri yang menonjol
dalam tahun-tahun masa dewasa awal.

1) Masa Dewasa Awal sebagai “Masa Pengaturan”


Masa dewasa awal merupakan masa pengaturan. Pada masa ini
individu menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Telah
dikatakan masa anak anak dan masa remaja merupakan periode
“pertumbahan” dan dewasa merupakan “pengaturan” atau (setledown).
Pada generasi-generasi terdahulu berpandangan bahwa jika anak laki-laki
dan wanita mencapai usia dewasa secara sah, hari-hari kebebasan mereka
telah berakhir dan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab
sebagai orang dewasa. Ini berarti bahwa pria muda mulai membentuk
bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan wanita

7
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 242.

12
muda mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah
tangga.
Untuk mencoba berbagai pola kehidupan dan berganti-ganti pacar
agar dapat memilih pola hidup dan pasangan hidup yang dirasa cocok,
sudah tentu memerlukan waktu. Dengan sendirinya pemuda sekarang lebih
lambat dalam segala usia dari pada orang tua mereka, apalagi bila
dibandingkan dengan kakek mereka. Rata-rata pemuda dewasa sekarang
mulai menentukan pola hidupnya dan memilih pasangan hidupnya sekitar
umur 30 tahun-an, walaupun banyak juga yang sudah mulai mantap pada
usia yang lebih muda dari pada itu. Cepat atau tidaknya mereka mampu
menemukan pola hidup yang memenuhi kebutuhan mereka kini dan pada
masa depan.

2) Masa Usia Dewasa awal sebagai “Usia Reproduktif”


Orang tua (parenthood) merupakan salah satu peran yang paling
penting dalam hidup orang dewasa. Orang yang kawin berperan sebagai
orang tua pada waktu saat ia berusia 20-an atau 30-an, beberapa sudah
menjadi kakek atau nenek sebelum masa awal berakhir. Awal yang belum
menikah hingga menyelesaikan pendidikan atau telah memulai kehidupan
karirnya, tidak akan menjadi orang tua sebelum ia merasa bahwa dia
mampu berkeluarga. Perasaan ini biasanya terjadi sesudah umurnya sekitar
30-an.
Demikian pula, jika wanita ingin berkarir sesudah menikah ,ia akan
menunda untuk mempunyai anak sampai usia 30-an. Dengan demikian
baginya hanyalah dasa warsa terakhir dari masa dewasa awal
merupakan “usia reproduktif”. Bagi orang yang cepat mempunyai anak
dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada
tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa awal
merupakan masa reproduksi.

13
3) Masa Dewasa awal sebagai “Masa Bermasalah”
Dalam tahun-tahun awal masa dewasa banyak masalah baru yang
harus dihadapi seseorang. Masalah-masalah baru ini dari segi utamanya
berbeda dengan dari masalah-masalah yang sudah dialami sebelumnya.
Dengan menurunnya tingkat usia kedewasaan secara hukum menjadi
18 tahun, pada tahun 1970, anak-anak muda telah dihadapkan pada banyak
masalah dan mereka tidak susah untuk mengatasinya. Meskipun mereka
sekarang dapat memberikan suaranya, memiliki harta benda, menikah
tanpa persetujuan orang tua serta dapat melakukan berbagai hal yang tidak
dapat dilakukan orang muda ketika ketentuan usia dewasa secara hukum
masih 21 tahun, jelas pula bahwa “kebebasan baru ini menimbulkan
masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa yang
masih muda itu sendiri maupun oleh kedua orang tuanya”. Penyesuaian
diri terhadap masalah masa dewasa awal menjadi lebih intensif dengan
diperpendeknya masa remaja, sebab masa transisi untuk menjadi dewasa
menjadi sangat pendek sehingga anak muda hampir tidak mempunyai
waktu untuk membuat peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa..
Ada banyak alasan mengapa penyesuaian diri terhadap masalah-
masalah pada masa dewasa awal begitu sulit. Sedikit sekali orang muda
yang mempunyai persiapan untuk menghadapi jenis-jenis masalah yang
perlu diatasi sebagai orang dewasa. Mencoba menguasai dua atau lebih
keterampilan serempak biasanya menyebabkan keduanya kurang berhasil.
Mungkin yang paling berat dari semuanya orang-orang muda itu tidak
memperoleh bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah mereka, tidak seperti sewaktu mereka dianggap belum dewasa.

4) Masa Dewasa awal sebagai “Masa Ketegangan Emosional”


Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti
persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan
emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini

14
pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh
mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
Apabila ketegangan emosi terus berlanjut sampai usia tigapuluhan, hal
itu umumnya tampak dalam bentuk keresahan. Apa yang diresahkan
orang-orang muda itu tergantung dari masalah-masalah penyesuaian diri
yang harus dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya mereka dalam upaya
penyelesaian itu.

5) Masa Dewasa Awal sebagai “Masa Keterasingan Sosial”


Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke
dalam pola kehidupan dewasa, yaitu karir , perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya masa remaja menjadi
renggang, dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan
kelompok di luar rumah akan terus berkurang. Sebagai akibatnya, untuk
pertama kali sejak bayi semua orang muda, bahkan yang popular pun, akan
mengalami keterpencilan sosial atau apa yang disebut erikson sebagai
“krisis keterasingan”.
Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan
hasrat kuat untuk maju dalam karir , dengan demikian keramahtamahan
masa remaja diganti dengan persaingan dalam masyarakat dewasa – dan
mereka juga harus mencurahkan sebagian besar tenaga mereka untuk
pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya dapat menyisihkan waktu
sedikit untuk sosialisasi yang diperlukan untuk membina hubungan-
hubungan yang akrab. Akibatnya, mereka menjadi agosentis dan ini
tentunya menambah kesepian mereka.

6) Masa Dewasa Awal sebagai “Masa Komitmen”


Setelah menjadi orang dewasa, individu akan mengalami perubahan,
dimana mereka akan memiliki tanggung jawab sendiri dan memiliki
komitmen-komitmen sendiri.

15
Mengenai komitmen, Bardwick mengatakan: “Nampak tidak
mungkin orang mengadakan komitmen untuk selama-lamanya. Hal ini
akan menjadi suatu tanggung jawab yang terlalu berat untuk dipikul.
Namun banyak komitmen yang mempunyai sifat demikian: Jika anda
menjadi orangtua menjadi orang tua untuk selamanya; jika anda menjadi
dokter gigi, dapat dipastikan bahwa pekerjaan anda akan terkait dengan
mulut orang untuk selamanya; jika anda mencapai gelar doctor, karena ada
prestasi baik di sekolah sewaktu anda masih muda, besar kemungkinan
anda sampai akhir, hidup anda akan berkarir sebagai guru besar”.

7) Masa Dewasa Awal Sering Merupakan Masa Ketergantungan


Masa dewasa awal ini adalah masa dimana ketergantungan pada masa
dewasa biasanya berlanjut. Ketergantungan ini mungkin pada orangtua,
lembaga pendidikan yang memberikan beasiswa sebagian atau sepenuh
atau pada pemerintah karena mereka memperoleh pinjaman untuk
membiayai pendidikan mereka.
Meskipun telah mencapai status dewasa, banyak individu yang masih
tergantung pada orang-orang tertentu dalam jangka waktu yang berbeda-
beda. Ketergantungan ini mungkin pada orang tua yang membiayai
pendidikan.

8) Masa Dewasa Awal sebagai Masa Perubahan Nilai


Perubahan terjadi karena adanya pengalaman dan hubungan sosial
yang lebih luas dan nilai-nilai itu dapat dilihat dari kacamata orang dewasa.
Perubahan nilai ini disebabkan karena beberapa alasan yaitu individu ingin
diterima oleh anggota kelompok orang dewasa, individu menyadari bahwa
kebanyakan kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional
dalam hal keyakinan dan perilaku.
Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena
pengalaman dan hubungan sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang
berbeda usia dan karena nilai-nilai itu kini dilihat dari kaca mata orang
dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu suatu

16
kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai
batu loncatan untuk meraih suatu keberhasilan sosial, karir , dan kepuasan
pribadi.
Akibat dari nilai-nilai yang berubah seperti itu, banyak orang dewasa
yang semula putus sekolah atau universitas memutuskan untuk sekolah
kembali dan belajar kembali menyelesaikan pendidikan mereka. Banyak
yang merasakan kegiatan belajar sebagai perangsang semangat mereka,
sehingga mereka mengikuti berbagai kursus setelah mereka tamat sekolah
lanjutan atas maupun perguruan tinggi.

9) Masa Dewasa Awal Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru
Masa ini individu banyak mengalami perubahan dimana gaya hidup
baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orangtua.
Perkawinan sesudah kehamilan tidak dianggap hal yang perlu dirahasiakan
seperti dulu, di antara berbagai penyesuaian diri yang paling umum adalah
penyesuaian diri pada pola seks atas dasar persamaan derajat yang
menggantikan pembedaan pola peran seks pola seks tradisional serta pola-
pola baru bagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, keluarga
berorangtua tunggal dan berbagai pola baru di tempat pekerjaan khususnya
pada unit-unit kerja yang besar dan impersonal di bidang bisnis dan
industry.

10) Masa Dewasa Awal sebagai Masa Kreatif.


Orang yang dewasa tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan
orangtua maupun guru-gurunya sehingga terbebas dari belenggu ini dan
bebas untuk berbuat apa yang mereka inginkan. Bentuk kreatifitas ini
tergantung dengan minat dan kemampuan individual. Bentuk kreatifitas
yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan tergantung pada minat dan
kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan dan
kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya. Ada
yang menyalurkan kreatifitasnya ini melalui hobi, ada yang

17
menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan ekspresi
kreatifitas8.
Banyak para ahli perkembangan percaya bahwa menentukan awal
masa remaja lebih mudah daripada menentukan berakhirnya masa remaja
dan permulaan masa dewasa. Tidak ada kesepakatan antara mereka dalam
menentukan tentang kapan masa remaja berakhir dan memasuki masa
dewasa. Namun, salah satu ciri atau kriteria seseorang dinyatakan masuk
ke masa dewasa adalah ditandai dengan kemandirian ekonomi dan
kemandirian dalam membuat keputusan. Yang paling luas diakui sebagai
tanda memasuki masa dewasa adalah ketika seseorang mendapatkan
pekerjaan penuh waktu yang kurang.
Berdasarkan ciri-ciri masa dewasa awal di atas, maka tugas-tugas
perkembangan masa dewasa awal juga akan berkaitan dengan ciri-ciri
tersebut. Tingkat penguasaan tugas-tugas ini pada tahun-tahun awal masa
dewasa akan memengaruhi tingkat keberhasilan mereka ketika mencapai
puncak keberhasilan pada waktu setengah baya. Apakah puncak itu
dibidang pekerjaan, pengakuan sosial, atau kehidupan keluarga. Tingkat
penguasan ini juga akan menentukan kebahagian mereka saat itu maupun
selama tahun-tahun akhir kehidupan mereka. Keberhasilan dalam
menguasai tugas-tugas perkembangan masa dewasa dini sangat
dipengaruhi oleh jenis dasar yang diletakkan sebelumnya. Secara singkat,
berikut adalah tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal:
a) Memilih pasangan.
b) Belajar hidup dengan pasangan.
c) Memulai hidup dengan pasangan.
d) Memelihara anak.
e) Mengelola rumah tangga.
f) Memuali bekerja.
g) Mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara.

8
Elizabeth B Hurluck, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kelima,
hal. 246-252 .

18
h) Menemukan suatu kelompok yang serasi.9

Meskipun demikian, faktor-faktor tertentu dalam kehidupan orang


dewasa akan mempermudah penguasaan tugas-tugas ini. Adapun bantuan
untuk penguasaan tugas perkembangan masa dewasa awal antara lain:10

a. Efesiensi Fisik
Puncak efesiensi fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan
20 tahun, sesudah mana terjadi penurunan lambat laun hingga awal
usia 40 tahun. Dengan demikian dalam periode penyusuaian, secara
fisik orang mampu menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang
selain sukar juga yang paling banyak jumlah nya dalam periode ini.
b. Kemampuan Motorik
Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia
20 dan 30 tahun. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20
dan 25 tahun sesudahnya kemampuan ini sedikit demi sedikit akan
menurun.
c. Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan
menyusuaikan diri pada situasi-situasi baru, seperti misalnya
mengingat hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penelaran analogis dan
berfikir kreatif.
d. Motivasi
Mereka berkeinginan kuat untuk dianggap sebagai orang
dewasa yang mandiri oleh sekelompok sosial mereka. Hal ini menjadi
motivasi bagi orang-orang muda untuk menguasai tugas-tugas
perkembangan yang diperlukan agar dapat dianggap mandiri.
e. Model Peran

9
Wenny Hulukati dan Moh. Rizki Djibran, “Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo”, dalam jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Gorontalo, Vol. 02 No. 01, (2018), hal. 75.
10
Elizabeth B Hurluck, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2007), Edisi Kelima,
hal. 253.

19
Saat masa remaja yang bekerja setelah menamatkan sekolah
lanjutan mempunyai model peran untuk diteladani, karena
berinteraksi dengan orang dewasa mereka memperoleh motivasi
untuk dapat memperoleh untuk mencontoh perilaku sesuai garis yang
dianut masyarakat dewasa.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal dipercaya bahwa baru pada
masa dewasa banyak individu mengkonsolidasi pemikiran operasional mereka, dan
banyak yang dewasa lainnya tidak berfikir dengan cara operasional formal sama
sekali. Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang teori perkembangan karir
yakni: pertama, teori perkembangan Ginzberg yang menyebutkan bahwa individu
dalam pemilihan karir melalui tiga fase, yaitu: fantasi, tentatif, dan realistik.

Perkembangan sosio-emosional pada masa dewasa awal lebih ditekankan


pada masa bercinta yang didorong oleh faktor gairah seksual yang meningkat dan
perasaan akan kesepian dan membutuhkan orang lain, pernikahan dan keluarga,
kemudian beberapa keragaman gaya hidup orang dewasa termasuk memilih untuk
hidup sendiri dan bercerai.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moh Khoerul, “Model Eksplorasi Karir sebagai Upaya Persiapan Karir
Siswa dalam Menghadapi Asean Global”, jurnal Program Studi
Bimbingan dan Konseling Islam, Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga
Yogyakarta, 2017.

Berk, Laura E., Development Through The Lifespan: Dari Dewasa Awal sampai
Menjelang Ajal, penerjemah: Daryatno, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012,
Edisi Kelima.

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008.

Hulukati, Wenny dan Moh. Rizki Djibran, “Analisis Tugas Perkembangan Mahasiswa
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo”, jurnal Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, 2018.

Hurluck, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 2007, Edisi Kelima.

Masmuri dan Syamsul Kurniawan. Penyimpangan Seksual: Sebuah Interpretasi


Teologi, Psikologi dan Pendidikan Islam.

Putri, Siska Adinda Prabowo, “Karir Dan Pekerjaan Di Masa Dewasa Awal Dan
Dewasa Madya”, Majalah Ilmiah INFORMATIKA Vol. 3 No. 3, Sept. 2012.

Rohman, Ma’mun, “Perceraian Dini di Yogyakarta”, Tesis, Fakultas Pascasarjana


Hukum Islam UIN Sunan Kalijaga, 2017.

Santrock, Jhon W., Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup,


penerjemah: Achmad Chusairi, Jakarta: Erlangga, 2002, Edisi Kelima, Jilid
II.

22

Anda mungkin juga menyukai