Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA USIA DAWASA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RESTIKA
NIM : 201901113
KELAS : R2C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat nya
saya masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Makalah Keperawatan Jiwa USIA
DEWASA” ini disusun untuk memenuhi tugas saya dari mata kuliah
keperawatan jiwa di program studi ilmu keperawatan.

saya menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan
masyarakat dan pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................................................
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Pengertian Usia Dewasa ………………………………………………………………..
B. Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa…………………………………………..

C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang………………………………..


D. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Dewasa………………………………………..

BAB III PENUTUP......................................................................................................................


A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai karakteristik
positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwa adalah kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari
stress yang serius (Kusumawati & Hartono, 2011). Kesehatan jiwa mencakup perkembangan
individu di mulai sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai
dari bayi (0-18 bulan), masa toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6
tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa
tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009). Menurut data
dari WHO (World Health Organization) tahun 2011,yang di kutip dari Ikrar (2012),penderita
gangguan jiwa berat telah menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24 juta mengalami
gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, seperti fenomena gunung es di
lautan, yang kelihatannya hanya puncaknya, tetapi dasarnya lebih banyak lagi yang belum
terlacak. Bahkan menurut laporan pusat psikiater Amerika, dibutuhkan dana sekitar US$ 160
bilyun pertahun. Berarti gangguan jiwa berdampak dalam semua segi kehidupan,ekonomi,
politik, sosial, budaya, keamanan, dan seterusnya
Proses atau keadaan menjadi tua, senescence, merupakan Fenomena perkembangan
manusi yang alamiah dimana secara berangsur-angsur terjadi kemunduran dari kapasitas
mental,berekurangnyang minat social dan menurunnya aktifitas fisik serupa dengan masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, menjadi tua adalah hal yang normal yang disertai pula
dengan problema yang khusus pula. Tekanan hidup yang beraneka ragam yang terdapat
dalam masyarakat ikut membentuk keadaan istimewa atau khusus ini pada usia lanjut.
B. Rumusan Masalah
1. Dapat mengetahui konsep teori keperawatan jiwa pada dewasa
2. Dapat mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada dewasa yang meliputi pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami tentang askep sehat jiwa sepanjang rentang kehidupan
yang meliputi dewasa, lansia dan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Dewasa
1. Pengertian Usia Dewasa
Usia dewasa merupakan usia di mana memasuki usia 18 tahun sampai 40 tahun. Di mana
perubahan fisik dan psikologis telah mencapai kematangan nya.

2. Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa


Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai
dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik. Usia
dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan dengan
tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan
kesehatan.
b. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang lebih
meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung pada
pengetahuan dan informasi yang ikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu
pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan
berpikir.
c. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman
moral, orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan
moral.
d. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik
utama dari masa dewasa.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa adalah sebagai
berikut:
a. Faktor genetic
1) Faktor keturunan — masa konsepsi
2) Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
3) Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti
temperamen.
b. Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir
hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor
eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
1) Keluarga
Fungsi keluarga yaitu sebagai tempat bertahan hidup, rasa aman,
perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia, dan
membantu mempelajari peran dan perilaku.
2) Kelompok teman sebaya
Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda
dalam interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang
berbeda. Fungsi kelompok teman sebaya adalah sebagai tempat belajar kesuksesan
dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan perasaan,
mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang
merupakan bagian dari keluarga serta untuk mencapai tujuan kelompok dengan
memenuhi kebutuha dan harapan.
3) Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu
berkembang dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
4) Kesehatan
Tingkat kesehatan merupakan respon individu terhadap lingkungan dan respon
orang lain pada individu. Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin). Ketidakmampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan karena kesehatan terganggu akan
mengakibatkan tumbuh kembang juga terganggu.
5) Lingkungan tempat tinggal
Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial ekonomi juga
mempengaruhi perkembangan seseorang.

c. Perbedaaan Individual Orang Dewasa


1) Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individual orang dewasa
adalah faktor lingkungan, pembawaan dan pengalaman.
2) Unsur-unsur perbedaan individu yang disebabkan oleh perbedaan
lingkungan dan pembawaan adalah perbedaan dalam minat, kepribadian,
dan kecakapan (kecerdasan).
3) Penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan (pengalaman)
ditentukan oleh:
a) Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego
b) Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler)
c) Kadar rasa harga diri (Kunkel)
d) Kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan
dirinya (Stern)
e) Dangan subjektif terhadap partisipasinya dengan lingkungan (Rullo May)
f) Kemampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (Lewin), serta
Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).
g) Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).

4. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Dewasa


a. Pengkajian
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan
perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan tahap serta
konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.
1) Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20
tahun.Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan
fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita hamil dan
keluarga usia subur sangat luas. Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami
penyakit berat tidak sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung
mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda dalam mencari
perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia
sebaya. Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali klien
mempunyai penyakit. Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat
mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup
dapat membantu perawat dan klien mengidentifikasi kebiasaan yang
meningkatkan resiko penyakit jantung, maligna, paru, ginjal atau penyakit
kronik lainnya. Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian
kepuasan hidup secara umum, yaitu :
a) Hobi dan Minat
b) Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
c) Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
d) Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik dan
mental
2) Perkembangan Kongnitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal dan
tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup secara
umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep individu,
pemecahan masalah dan keterampilan motoric. Mengidentifikasi area pekerjaan
yang diinginkan adalah tugas utama dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui
persiapan pendidikannya, keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan
pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan
pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system
pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan
keahlian yang diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa
dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas.
3) Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu
mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa awal kadang
terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada
tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa. Namun pola tertentu atau
kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun, arang dewasa
memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34 tahun
orang dewasa mengarahkan kelebihan energinyaterhadap pencapaian dan
penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari
tujuan hidup dan hubungan. Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi,
social dan pekerjaan.
4) Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan
dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat
waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan
menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya
lebih sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang
tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap
individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada
setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi
pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada
kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
5) Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga
berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting
adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah
pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan coleader. Dalam keluarga orang
tua tunggal, orang tua atau adakalanya seorang anggota keluarga besar menjadi
kepala keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat
terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk
system pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota
keluarga.

b. Diagnosa
1) Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan
karier.
2) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga
(misalnya pernikahan).
3) Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan pergi
dari rumah).
c. Intervensi
1) Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karier.
Intervensi :
a) Kaji status koping individu saat ini
b) Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
c) Dengarkan dengan cermat dan amatiwajah, gerak tubuh, kontak mata, intonasi,
dan intensitas suara
d) Bicarakan alternative yang mungin timbul (misalnya membicarakan dengan
orang terdekat)
e) Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaan stress
(misalnya jogging, yoga)
2) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga
(misalnya pernikahan)
Intervensi :
a) Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap masalah tersebut
b) Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan
diri, bermusuhan, dan mengenal lebih lanjut perasaannya dalam anggota
keluarga
c) Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan prioritas untuk
mempertahankan integritas keluarga dan menurunkan stress
d) Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga

3) Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan
pergi dari rumah).
Intervensi :
a) Identifikasi factor penyebab dan penunjang
b) Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepian
c) Tingkatkan interksi social
o Kerahkan system pendukung tetangga dan keluarga individu
o Rujuk pada penyuluhan keterampilan social
o Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Usia dewasa merupakan usia di mana memasuki usia 18 tahun sampai 40 tahun. Di
mana perubahan fisik dan psikologis telah mencapai kematangan nya. Perkembangan
fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai dengan jenis pekerjaan,
pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia yang
secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan
kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan
makan, dan pemeliharaan kesehatan

B. Saran
Dengan makalah yang saya buat ini, diharapkan para perawat ataupun calon perawat
dapat memahami sehat jiwa pada usia dewasa, lansia dan remaja. Terkhususnya bagi para
mahasiswa kesehatan agar dapat memahami hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Stuart & Sundeen. 2000. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC
Stuart & Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psychiatric Nursing Fifth Edition.
United State of America : Mosby.
Carpenito, L. “ Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis”, Edisi ke-6, EGC,
Jakarta, 2000
Nugroho, Wahjudi. “Keperawatan Gerontik”, Edisi ke-2, EGC, Jakarta 2000
MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA USIA LANSIA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RESTIKA
NIM : 201901113
KELAS : R2C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat nya
saya masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Makalah Keperawatan Jiwa USIA
LANSIA” ini disusun untuk memenuhi tugas saya dari mata kuliah
keperawatan jiwa di program studi ilmu keperawatan.

saya menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan
masyarakat dan pembaca.
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................................................
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Pengertian Usia Lansia ………………………………………………………………….
B. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Lansia ………………………….

C. Masalah Kesehatan Lansia……………………………………………………………….


D. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Lansia……………………………………………..

BAB III PENUTUP......................................................................................................................


C. Kesimpulan ................................................................................................................
D. Saran ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai karakteristik
positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwa adalah kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari
stress yang serius (Kusumawati & Hartono, 2011). Kesehatan jiwa mencakup perkembangan
individu di mulai sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai
dari bayi (0-18 bulan), masa toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6
tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa
tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009). Menurut data
dari WHO (World Health Organization) tahun 2011,yang di kutip dari Ikrar (2012),penderita
gangguan jiwa berat telah menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24 juta mengalami
gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, seperti fenomena gunung es di
lautan, yang kelihatannya hanya puncaknya, tetapi dasarnya lebih banyak lagi yang belum
terlacak. Bahkan menurut laporan pusat psikiater Amerika, dibutuhkan dana sekitar US$ 160
bilyun pertahun. Berarti gangguan jiwa berdampak dalam semua segi kehidupan,ekonomi,
politik, sosial, budaya, keamanan, dan seterusnya
Proses atau keadaan menjadi tua, senescence, merupakan Fenomena perkembangan
manusi yang alamiah dimana secara berangsur-angsur terjadi kemunduran dari kapasitas
mental,berekurangnyang minat social dan menurunnya aktifitas fisik serupa dengan masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, menjadi tua adalah hal yang normal yang disertai pula
dengan problema yang khusus pula. Tekanan hidup yang beraneka ragam yang terdapat
dalam masyarakat ikut membentuk keadaan istimewa atau khusus ini pada usia lanjut.
B. Rumusan Masalah
3. Dapat mengetahui konsep teori keperawatan jiwa pada Lansia
4. Dapat mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada Lansia yang meliputi pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami tentang askep sehat jiwa sepanjang rentang kehidupan
yang meliputi dewasa, lansia dan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Usia Lansia


Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti died dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi)
dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua (aging) adalah proses alami yang
disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi
satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara
umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Lansia adalah seseorang yang
lebihdari 75 tahun.
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari. Walaupun proses penuaan
benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya
proses ini menjadi beban bagi orang lain dibadingkan dengan proses lain yang
terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek
penuaan yang normal dan tidak normal.
B. Aspek-aspek Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Lansia
Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu fisik, psikologik,
sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi tidak labil, mudah tersinggung,
gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia, perasaan kehilangan, dan tidak
berguna. Lansia dengan problem tersebut menjadi rentan mengalami gangguan
psikiatrik seperti depresi, ansietas (kecemasan), psikosis (kegilaan) atau
kecanduan obat. Pada umumnya masalah kesehatan mental lansia adalah masalah
penyesuaian. Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya
(fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran
Aspek psikologi merupakan faktor penting dalam kehidupan seseorang dan
menjadi semakin penting dalam kehidupan seorang lansia. Aspek psikologis ini lebih
menonjol daripada aspek materiil dalam kehidupan seorang lansia. Pada umumnya, lansia
mengharapkan: panjang umur, semangat hidup, tetap berperan sosial, dihormati,
mempertahankan hak dan hartanya, tetap berwibawa, kematian dalam ketenangan dan
diterima di sisi-Nya, dan masuk surga. Keinginan untuk lebih dekat kepada Allah
merupakan kebutuhan lansia. Proses menua yang tidak sesuai dengan harapan tersebut,
dirasakan sebagai beban mental yang cukup berat. Aspek sosial yang terjadi pada
individu lanjut usia, meliputi kematian pasangan hidupnya/teman-temannya,
perubahan peran seorang ayah/ibu menjadi seorang kakek/nenek, perubahan dalam
hubungan dengan anak karena sudah harus memerhitungkan anak sebagai
individu dewasa yang dianggap sebagai teman untuk dimintai pendapat dan
pertolongan, perubahan peran dari seorang pekerja menjadi pensiunan yang sebagian besar
waktunya dihabiskan di rumah.
Aspek ekonomi berkaitan dengan status sosial dan prestise. Dalam masyarakat
sebagai seorang pensiunan, perubahan pendapatan karena hidupnya tergantung dari
tunjangan pensiunan. Kondisi-kondisi khas yang berupa penurunan kemampuan ini
akan memunculkan gejala umum pada individu lanjut usia, yaitu “perasaan takut menjadi
tua.”
C. Masalah Kesehatan Lansia
Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga dalam masalah kesehatan yang dibahas
pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri yang merupakan bagian dari
Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan masalah lansia, meliputi aspek
fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-lain (Depkes.RI, 1992:6) Geriatri
adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari masalah kesehatan pada lansia
yang menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial
yang menyertai kehidupan lansia. Sementara Psikogeriatri adalah cabang ilmu
kedokteran jiwa yang mempelajari masalah kesehatan jiwa pada lansia yang
menyangkut aspek promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta psikososial yang
menyertai kehidupan lansia. Ada 4 ciri yang dapat dikategorikan sebagai pasien
Geriatri dan Psikogeriatri, yaitu :
1) Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin
meningkatnya usia.
2) Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degenerative
3) Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila ketergantungan pada
orang lain (sangat memerlukan pelayanan orang lain). Mengisolasi diri atau
menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab,
diantaranya setelah menajalani masa pensiun, setelah sakit cukup berat dan
lama, setelah kematian pasangan hidup dan lain-lain.
4) Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis)
sehingga membawa lansia kearah kerusakan / kemerosotan
(deteriorisasi) yang progresif terutama aspek psikologis yang mendadak,
misalnya bingung, panik, depresif, apatis dan sebagainya. Hal itu
biasanya bersumber dari munculnya stressor psikososial yang paling
berat, misalnya kematian pasangan hidup, kematian sanak keluarga dekat,
terpaksa berurusan dengan penegak hukum, atau trauma psik

D. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Lansia


a. Pengkajian
1) Identitas
2) Riwayat
Pernah mengalami perubahan fungsi mental sebelumnya? Kaji adanya demensia.
Dengan alat-alat yang sudah distandardisasi,meliputi Min Mental Status Exam
(MMSE) (Menurut Flostein, MS. Dkk,1995)
3) Orientasi
 Tanyakan hari ini tanggal berapa?
 Kemudian tanyakan hal-hal terkait, misalnya sekarang ini musim apa?
4) Daya ingat
Minta pasien unutk mengingat kembali ketiga kata yang ditanyakan kepadanya
diatas tadi.
5) Bahasa
Menyebutkan : perlihatkan arloji anda sambil menanyakan : “apa ini?” Ulangi
hal yang sama untuk pensil. Beri skor satu untuk setiap jawaban yang benar.
Pengulangan : minta pasien untuk mengulangi : ‘bukan, itu bukan...............!, tetapi
itu .........dan.........! Beri skor 1 point bila pengulangan benar.
b. Data demografi
1) Ras dan suku apa
2) Jenis kelamin
3) Riwayat pendidikan
c. Diagnose Keperawatan dan intervensi keperawatan
1) Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas
Intervensi :
a) Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila berakibat efek negative
terhadap tidur pada malam hari.
b) Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur.
c) Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan kebiasaan klien
(member susu hangat).
d) Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur.
2) Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis daan kognitif
Intervensi :
a) Kaji derajat gangguan kemampuan, tingkah laku impulsive dan penurunan
persepsi visual. Bantu keluarga mengidentifkasi risiko terjadinya bahaya yang
mungkin timbul.
b) Hilangkan sumber bahaya lingkungan.
c) Alihkan perhatian saat perilaku teragitasi atau berbahaya, seperti memanjat
d) pagar tempat tidur.
e) Gunakan pakaian sesuai dengan lingkungan fisik atau kebutuhan klien.
f) Kaji efek samping obat, tanda keracuna (tanda ekstrapiramidal, hipotensi
ortostatik, gangguan penglihatan, gangguan gastrointestinal).
3) Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan dengan
ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
Intervensi :
a) Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/ perawatan diri.
b) Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai
kebutuhan.
c) Lakukan pengawasan dan berikan kesempatan untuk melakukan sendiri sesuai
kemampuan.
d) Bantu mengenakan pakaian yang rapi dan indah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Lansia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan


untuk memperbaiki diri/mengganti died dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki
kerusakan yang diderita. Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya
penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain

B. SARAN
Dengan makalah yang saya buat ini, diharapkan para perawat ataupun calon perawat dapat
memahami sehat jiwa pada usia dewasa, lansia dan remaja. Terkhususnya bagi para mahasiswa
kesehatan agar dapat memahami hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Stuart & Sundeen. 2000. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC
Stuart & Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psychiatric Nursing Fifth Edition.
United State of America : Mosby.
Carpenito, L. “ Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis”, Edisi ke-6, EGC,
Jakarta, 2000
Nugroho, Wahjudi. “Keperawatan Gerontik”, Edisi ke-2, EGC, Jakarta 2000
MAKALAH

KEPERAWATAN JIWA USIA REMAJA

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RESTIKA
NIM : 201901113
KELAS : R2C KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat nya
saya masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Makalah Keperawatan Jiwa USIA
REMAJA” ini disusun untuk memenuhi tugas saya dari mata kuliah
keperawatan jiwa di program studi ilmu keperawatan.

saya menyadari bahwa makalah ini tidak sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan
masyarakat dan pembaca
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................................................
Kata Pengantar..............................................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................
A. Pengertian Usia REMAJA …………………………………………………………….
B. Batasan Remaja ……………………………………………………………………….

C. Tugas Perkembangan Psikososial Pada Remaja………………………………………


D. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Remaja…………………………………………….

BAB III PENUTUP......................................................................................................................


D. Kesimpulan ......................................................................................................................
E. Saran .................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa manurut (WHO, 2009 dalam Direja, 2011) adalah berbagai karakteristik
positif yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya. Kesehatan jiwa adalah kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh
berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian diri, serta terbebas dari
stress yang serius (Kusumawati & Hartono, 2011). Kesehatan jiwa mencakup perkembangan
individu di mulai sejak dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai
dari bayi (0-18 bulan), masa toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6
tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa
tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009). Menurut data
dari WHO (World Health Organization) tahun 2011,yang di kutip dari Ikrar (2012),penderita
gangguan jiwa berat telah menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24 juta mengalami
gangguan jiwa berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, seperti fenomena gunung es di
lautan, yang kelihatannya hanya puncaknya, tetapi dasarnya lebih banyak lagi yang belum
terlacak. Bahkan menurut laporan pusat psikiater Amerika, dibutuhkan dana sekitar US$ 160
bilyun pertahun. Berarti gangguan jiwa berdampak dalam semua segi kehidupan,ekonomi,
politik, sosial, budaya, keamanan, dan seterusnya
Proses atau keadaan menjadi tua, senescence, merupakan Fenomena perkembangan
manusi yang alamiah dimana secara berangsur-angsur terjadi kemunduran dari kapasitas
mental,berekurangnyang minat social dan menurunnya aktifitas fisik serupa dengan masa
kanak-kanak, remaja, dewasa, menjadi tua adalah hal yang normal yang disertai pula
dengan problema yang khusus pula. Tekanan hidup yang beraneka ragam yang terdapat
dalam masyarakat ikut membentuk keadaan istimewa atau khusus ini pada usia lanjut
.
B. Rumusan Masalah
1. Dapat mengetahui konsep teori keperawatan jiwa pada Lansia
2. Dapat mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada Lansia yang meliputi pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui dan memahami tentang askep sehat jiwa sepanjang rentang kehidupan
yang meliputi dewasa, lansia dan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Remaja
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, emosi,
dan psikis. Masa remaja yaitu usia 10-19 tahun, adalah suatu priode masa pematangan
ogan reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah priode
peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Widastuti, Rahmawati, Purmaningrum, 2019).
B. Batasan Remaja
Terdapat batasan usia pada masa remaja yang hanya difokuskan pada upaya untuk
meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kemampuan bersikap
dan berperilaku dewasa.
Menurut Kartini Kartono (2013),batasan usia remaja dibagi tiga yaitu:
a) Remaja awal (12-15) tahun
b) Remaja pertengahan (12-18) tahun
c) Remaja akhir (18-21)
C. Tugas Perkembangan Psikososial Pada Remaja
Menurut Erikson (1963 dalam Potter & Perry, 2009), tahap perkembangan psikososial
pada remaja adalah identitas versus kebingungan (pubertas). Perubahan fisiologi yang
berhubungan dengan maturasi seksual menandai tahap ini. Ditandai juga dengan
kesenangan memperhatikan penampilan dan bentuk tubuh. Tugas perkembangan yang
harus diselesaikan selama masa remaja antara lain mencapai kemampuan membina
hubungan yang lebih dewasa dengan teman sebaya dari kedua gender, mencapai
kemampuan dalam melaksanakan peran sosial maskulin atau feminin, menerima
perubahan fisik dan menjaga tubuh secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari
orang tua dan orang dewasa lainnya, mempersiapkan diri untuk pernikahan dan kehidupan
berkeluarga. mempersiapkan diri untuk berkarir, memperoleh seperangkat nilai dan sistem
etika sebagai panduan dalam berperilaku (Keliat dan Pasaribu, 2016).

D. Asuhan Keperawatan sehat Jiwa Pada Remaja


a. Pengkajian
Komponen pengkajian pada remaja (keliat, 2016) :
1) Masalah yang ada saat ini serta tanda dan gejala
2) Penampilan
3) Pertumbuhan dan perkembangan
4) Kesehatan orang tua dan keluarga serta riwayat kesehatan jiwa
5) Status biofisik
6) Status emosional
7) Latar belakang budaya, agama dan sosial ekonomi
8) Penampilan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
9) Pola koping
10) Pola interaksi
11) Perilaku seksual
12) Pengunaan obat-obatan, alcohol dan zat adiktif lainnya (tembakau, kafein)
13) Persepsi remaja dan kepuasan dengan status kesehatan (masalah fungsi atau
keluhan
14) Tujuan sehat remaja
15) Lingkungan (fisik, emosional, ekologi)
16) Ketersediaan SDM dan material

b. Diagnose keperawatan
Kesiapan peningkatan remaja
c. Tanda dan gejala
Subjektif
1) Remaja dapat menilai secara objektif kelebiha dan kekurangan
2) Memiliki sahabat
3) Merasa tertarik pada lawan jenis
4) Mengembakan bakat yang disukai

d. objektif
1) Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan
2) Menemukan identitas diri yang objektif
3) Memiliki cita-cita masa depan
4) Mempunyai prestasi akademik
5) Mempunyai teman seumuran
e. Tujuan asuhan keperawatan
1) Kognitif
2) Psikomotor
3) Afektif
f. Tindakan keperawatan
1) Tindakan pada remaja
2) Tindakan pada keluarga
3) Tindakan pada kelompok
BAB III
PENUTUP

C. Kesimpulan
Perawat yang bekerja dengan lansia yang memiliki gangguan kejiwaan harus
menggabungkan keterampilan keperawatan jiwa dengan pengetahuan gangguan
fisiologis, proses penuaan yang normal, dan sosiokultural pada lansia dan keluarganya.
Sebagai pemberi pelayanan perawatan primer, perawat jiwa lansia harus pandai dalam
mengkaji kognitif, afektif, fungsional, fisik, dan status perilaku. Perencanaan dan
intervensi keperawatan mungkin diberikan kepada pasien dan keluarganya atau pemberi
pelayanan lain.
Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan), masa
toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun),
remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga
dewasa akhir (>65 tahun).

D. Saran
Dengan makalah yang saya buat ini, diharapkan para perawat ataupun calon perawat
dapat memahami sehat jiwa pada usia dewasa, lansia dan remaja. Terkhususnya bagi para
mahasiswa kesehatan agar dapat memahami hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Stuart & Sundeen. 2000. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama
Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta: EGC
Stuart & Sundeen. 1995. Principles and Practice of Psychiatric Nursing Fifth Edition.
United State of America : Mosby.
Carpenito, L. “ Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis”, Edisi ke-6, EGC,
Jakarta, 2000
Nugroho, Wahjudi. “Keperawatan Gerontik”, Edisi ke-2, EGC, Jakarta 2000

Anda mungkin juga menyukai