Di susun oleh:
1. Intan Putri Pertiwi (201014283207023)
2. Miliani (201014283207029)
3. Risma Delvia (201014283207038)
DosenPengampu
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Allah SWT
semoga selalu di curahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan
kesalahan. Untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca makalah ini sehingga menjadi lebih sempurna. Semoga dengan saran dan
kritikan dapat menuntun penulis agar lebih baik lagi dan akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan masalah....................................................................................................2
C. Tujuan penulisan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..............................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................8
DAFAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan Sosial adalah proses kemampuan belajar dan tingkah laku yang
berhubungan dengan individu untuk hidup sebagai bagian dari kelompoknya.Di dalam
perkembangan sosial, anak dituntut untuk memiliki kemampuan yang sesuai dengan
tuntutan sosial di mana mereka berada. Tuntutan sosial yang dimaksud adalah anak
dapat bersosialisasi dengan baik sesuai dengan tahap perkembangan dan usahanya ,
dan cenderung menjadi anak yang mudah bergaul.
Perilaku sosial merupakan aktivitas yang berhubungan dengan orang lain ,
baik dengan teman sebaya , guru , orang tua maupun saudara – saudaranya. Saat
berhubungan dengan orang lain terjadi peristiwa yang sangat bermakna pada
kehidupan anak yang dapat membentuk kepribadiannya dan membantu
perkembangannya menjadi manusia yang sempurna. Perilaku yang ditunjukan oleh
seorang anak dalam lingkungan sosialnya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya.
Perkembangan emosi seorang anak sangat dipengaruhioleh kondisi lingkungannya.
Emosi merupakan suatu gejolak penyesuaian diri yang berasal dari dalam dan
melibatkan hampir keseluruhan diri individu.emosi juga berfungsi sebagai pemuasan
atau perlindungan atau kesejahteraan pribadi pada saat berhadapan dengan objek dan
lingkungan sekitar.Tidak setiap anak berhasil melewati perkembangan sosioemosional
dengan baik. Sebagai pendidikan sepatutnya untuk memahami perkembangan
sosioemosional anak sebagai bekal dalam memberikan bimbingan terhadap anak agar
mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dan emosinya dengan baik.
Untuk maksud tersebut diatas , dalam makalah ini akan dibahas tentang:
pengertian dari perkembangan sosio-emosional ,tahap tahap perkembangan sosio-
emosional ,faktor yang mempengaruhi perkembangan sosio-emosional,
perkembangan moral yang terjadi pada masa remaja cara yang dilakukan untuk
mendorong perkembangan sosio-emosional.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perkembangan sosioemosional ?
2. Bagaimana tahap-tahap perkembangan sosiomosional ?
3. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan sosioemosional?
4. Apa saja cara yang dilakukan untuk mendorong perkembangan sosioemosional?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan sosiemosional.
2. Untuk mnegetahui bagaimana tahap-tahap perkembangan sosiomosional.
3. Untuk mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
sosioemosional.
4. Untuk mengetahui cara yang dilakukan untuk mendorong perkembangan
sosioemosional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kemungkinan anak akan berkompeten secara sosial dan menyesuaikan diri
dengan baik pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.
b) Relasi saudara sekandung dan urutan kelahiran
Menunjukkan bahwa anak-anak berinteraksi lebih positif dan lebih
bervariasi dengan orang tuanya dari pada dengan saudara kandungnya.
Anak-anak juga lebih mematuhi perintah orang tuanya dari pada saudara
kandungnya. Dalam banyak hal pengaruh saudara kandung dalam proses
sosialisasi dapat lebih kuat dibandingkan orang tua. Tuntutan orang tua
dan standar tinggi yang ditetapkan bagi anak-anak yang lahir duluan
mengakibatkan anak-anak memilki karir akademik dan professional yang
memuaskan.
c) Relasi teman sebaya
Teman sabaya adalah anak-anak yang tingkat usia dan kematangannya
kurang lebih sama. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang plaing
penting yaitu menyediakan sumber informasi dan perbandingan tentang
dunia diluar keluarga. Pada masa awal anak-anak, anak-anak biasanya
keluar dan memasuki dunia ini, mereka bertemu dengan teman-teman
baru, menghabiskan waktu dalam berbagai macam lingkungan dan belajar
banyak hal baru yang menarik. Dalam menjalin relasi anak-anak semakin
tertarik pada anak lain. Mereka berkomunkasi dengan jelas, belajar berbagi
dan memahami perasaan, keinginan atau kemauan orang lain.
2. Perkembangan sosiemosional pada remaja
Remaja awal berumur mulai 12/13-17 tahun, dan remaja akhir berumur 17-21
tahun. Umumnya para remaja terjadi ‘sturm und drang’. Artinya suatu masa
dimana terdapat ketegangan emosi yang dipertinggi yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan dalam keadaan fisik dan bekerjanya kelenjar-kelenjar yang
terjadi pada waktu ini. Sebab lain adalah hubungan sosial, hubungan anak dengan
orang lain atau masyarakat pada masa ini tentunya mengharapkan reaksi yang lain
daripada dia masih kanak-kanak.
4
berkenalan lebih intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal, perkembangan
emosinya menunjukkan sifat yang sensitive dan reaktif yang sangat kuat terhadap
berbagai situasi atau sosial, emosinya bersifat negative dan temperamental.
Sedangkan pada remaja akhir sudah mampu mengendalikan emosinya.
5
b.) Kegagalan dalam mencapai tingkatan aspirasi. Kegagalan berulang-ulang dapat
mengakibatkan timbulnya keadaan cemas, sedikit atau banyak.
c.) Kecemasan setelah pengamalan emosi tertentu yang sangat kuat. Sebagai contoh
akibat lanjutan dari pengalaman menakutkan akan mengakibatkan anak merasa
takut kepada setiap situasi yang mengancam.
3. Kondisi lingkungan
Ketegangan yang terus menerus, jadwal yang ketat dan terlalu banyak
pengalaman yang menggelisahkan yang merangsang anak secara berlebihan akan
berpengaruh pada emosi anak. Berikut penjelasanya.
a.) Ketegangan yang disebabkan oleh pertengkaran dan penyelisihan yang terus
menerus. Pertengkaran atau perselisihan dalam konteks hubungan sosial
sebenarnya wajar akan tetapi jika konflik tersebut berlangsung secara terus
menerus akan menimbulkan emosi dan akibatnya rusaknya hubungan sosial yang
wajar.
b.) Ketegangan yang disebabkan serta disiplin yang otoriter. Disiplin itu baik tetapi
jika dipaksakan akan menimbulkan dampak buruk bagi pihak yang dikenalnya.
Lama-kelamaan bisa menimbulkan pemberontakan serta keinginan untuk keluar
dari tata norma yang ada tersebut.
c.) Sikap orang tua yang selalu mencemaskan atau terlalu melindungi, over protective
bisa mengakibatkan penolakan dari orang yang disayanginya. Seolah-olah rasa
sayang dibalas dengan rasa benci.
6
belajar bagaimana berkomunikasi dengan baik, bagaimana membentuk hubungan
sosial, bagaimana menghadapi dan memcahkan masalah-masalah yang timbul
dalam hubungan tersebut.
3. Belajar mengorganisasi
Saat bermain bersama orang lain, anak juga berkesempatan belajar
berorganisasi. Bagaimana ia harus melakukan pembagian peran diantara mereka
yang turut serta dalam permainan tersebut, misalnya siapa yang menjadi guru dan
siapa yang menjadi muridnya.
4. Lebih menghargai perbedaan/perbedaan orang lain
Bermain memungkinkan bagi anak untuk mengembangkan kemampuan
empatinya. Hal tersebut membantu anak membangun pemahaman yang lebih baik
atas orang lain, lebih toleran, serta mampu berlapang dada terhadap perbedaan-
perbedaan yang dijumpai.
5. Menghargai harmoni dan kompromi
Saat dunianya semakin luas dan kesempatan berinteraksi semakin sering dan
bervariasi maka akan tumbuh kesadaranya akan makna peran sosial, persahabatan.
7
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pada masa remaja dan kanak kanak , tingkat karakteristik emosional akan
menjadi drastis tingkat kecepatannya. Gejala-gejala emosional para remaja seperti
perasaan sayang, cinta dan benci, harapan-harapan dan putus asa, perlu dicermati dan
dipahami dengan baik. Sebagai calon pendidik dan pendidik kita harus mengetahui
setiap aspek yang berhubungan dengan perubahan tingkah laku dalam perkembangan
anak, serta memahami aspek atau gejala tersebut sehingga kita bisa melakukan
komunikasi yang baik dengan remaja.
Perkembangan emosi remaja merupakan suatu titik yang mengarah pada
proses dalam mencapai kedewasaan. Meskipun sikap kanak-kanak akan sulit
dilepaskan pada diri remaja karena pengaruh didikan orang tua.Faktor yang sangat
mempengaruhi perkembangan peserta didik pada usia remaja dan kanak kanak yaitu
diantaranya: didikan orang tua, lingkungan sekitar tempat tinggal dan perlakuan guru
di sekolah.Pengaruh sosio-emosional yang baik pada remaja terhadap diri sendiri
yaitu untuk mengendalikan diri, memutuskan segala sesuatu dengan baik, serta bisa
lebih matang merencanakan segala hal yang akan diputuskannya, sedangkan terhadap
orang lain, yaitu mampu menjalin kerjasama yang baik, saling menghargai dan
mampu memposisikan diri di lingkungan dengan baik.
B. Saran
Pembaca diharapkan mampu mengembangkan segala potensi yang dimiliki
oleh peserta didik serta memberi wawasan yang lebih dalam mengenal karakteristik
peserta didik dan mampu mengaplikasikan dalam proses belajar mengajar.
8
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Syamsu L.N. dan Nani M. Sugandhi. 2011. Perkembangan Peserta Didik.
Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
9
10