Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
“Karakteristik Perkembangan Sosial dan Kepribadian Masa Kanak-Kanak Awal, Masa Kanak-
Kanak Akhir, Masa Puber serta Implementasinya dalam Pendidikan Biologi”.
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik-baiknya dengan mendapatkan informasi
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat, tata bahasa maupun isi materinya. Oleh karena itu dengan lapang dada
kami menerima segala revisi, kritik dan saran dari pembaca guna meningkatkan kualitas dari
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan
manfaat maupun pengetahuan kepada pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah......................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Pengertian Perkembangan Sosial...........................................................................................................5
B. Karakteristik Perkembangan Sosial Masa Kanak-Kanak Awal, Masa Kanak-Kanak Akhir, dan Masa
Puber...........................................................................................................................................................6
a. Masa Perkembangan Sosial pada Masa Kanak-kanak Awal................................................................6
b. Perkembangan Sosial pada Masa Kanak-kanak Akhir.........................................................................8
c. Perkembangan Sosial pada Masa Puber...............................................................................................9
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial...................................................................10
D. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku.....................................................................11
E. Kepribadian...........................................................................................................................................12
1. Aspek –aspek kepribadian.....................................................................................................................12
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian.....................................................................................13
3. Perubahan kepribadian..........................................................................................................................14
F. Implementasi Terhadap Pembelajaran Biologi......................................................................................15
BAB III......................................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................................................16
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................17
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang
telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang dewasa tidak akan
jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja.
Dari hal-hal yang diuraikan di atas maka penyusun ingin membuat makalah dengan
judul “Karakteristik Perkembangan Sosial dan Kepribadian Masa Kanak-Kanak Awal, Masa
Kanak-Kanak Akhir, Masa Puber serta Implementasinya dalam Pendidikan Biologi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial?
2. Apa saja karakteristik perkembangan sosial masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak
akhir, dan masa puber?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial?
4. Bagaimana pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku?
C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui
dan mendeskripsikan:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial.
2. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan sosial masa kanak-kanak awal, masa kanak-
kanak akhir, dan masa puber.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial.
4. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku seseorang.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Karakteristik Perkembangan Sosial Masa Kanak-Kanak Awal, Masa Kanak-Kanak
Akhir, dan Masa Puber
6
Berikut adalah pola perilaku dalam situasi sosial pada masa kanak-kanak awal:
Kerja sama, sejumlah kecil anak belajar bermain atau bekerja secara bersama
dengan anak lain sampai mereka berumur 4 tahun. Semakin banyak kesempatan
yang mereka miliki untuk melakukan sesuatu bersama-sama, semakin cepat
mereka belajar melakukannya dengan cara bekerja sama.
Persaingan, jika persaingan merupakan dorongan bagi anak-anak untuk berusaha
sebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka.
Kemurahan hati, sebagaimana terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu
dengan anak lain meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakin
berkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan
sosial.
Simpati, anak kecil tidak mampu berperilaku simpatik sampai mereka pernah
mengalami situasi yang mirip dengan dukacita. Mereka mengekspresikan simpati
dengan berusaha menolong atau menghibur seseorang yang sedang bersedih.
Empati, yaitu kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan
menghayati pengalaman orang tersebut. Hal ini hanya berkembang jika anak
dapat memahami ekspresi wajah atau maksud pembicaraan orang lain.
Ketergantungan, ketergantungan terhadap orang lain dalam hal bantuan,
perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yang
diterima secara sosial.
Sikap ramah, anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui kesediaan
melakukan sesuatu untuk atau bersama anak lain dan dengan mengekspresikan
kasih sayang kepada mereka.
Sikap tidak mementingkan diri sendiri, anak yang mempunyai kesempatan dan
mendapat dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki dan yang tidak terus
menerus menjadi pusat perhatian keluarga , belajar memikirkan orang lain, dan
berbuat untuk orang lain.
Meniru, dengan meniru seseorang yang diterima baik oleh kelompok sosial, anak-
anak mengembangkan sifat yang menambah perimaan kelompok terhadap diri
mereka.
7
b. Perkembangan Sosial pada Masa Kanak-kanak Akhir
Setelah anak memasuki sekolah dan melakukan hubungan yang lebih banyak
dengan anak lain dibandingkan dengan ketika masa prasekolah, minat pada kegiatan
keluarga berkurang. Pada saat yang sama permainan yang bersifat individual
menggantikan permainan kelompok. Karena permainan kelompok membutuhkan
sejumlah teman bermain, lingkungan pergaulan sosial anak yang lebih tua secara
bertahap bertambah luas, dengan berubahnya minat bermain, keinginan untuk bergaul
dan diterima oleh anak-anak di luar rumah bertambah.
Pada waktu mulai sekolah, anak memasuki “usia gang”, yaitu usia yang pada saat
itu kesadaran sosial berkembang pesat. Menjadi pribadi yang sosial merupakan salah satu
tugas perkembangan yang utama dalam periode ini. Anak menjadi anggota suatu
kelompok teman sebaya yang secara bertahap menggantikan keluarga dalam
mempengaruhi perilaku.
Pada masa transisi dari usia pragang masa kanak-kanak akhir, anak beralih dari satu
kelompok ke kelompok lain atau dari aktivitas kelompok ke aktivitas individual. Tahap
“kelompok yang tidak tetap” menjembatani celah antara usia pragang dan usia gang.
Kelompok itu dibentuk untuk melakukan suatu aktivitas bermain yang spesifik dan
bersifat sementara. Aktivitas itu bukan merupakan persahabatan, tetapi dasar bagi
pengorganisasian kelompok.
Berikut adalah beberapa hal yang dilakukan gang untuk meningkatkan sosialisasi pada
masa kanak-kanak akhir:
8
Belajar menjadi orang yang sportif
Belajar menyertai mereka yang mendapat perlakuan yang salah
9
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: keluarga,
kematangan anak, status ekonomi keluarga, tingkat pendidikan, dan kemampuan mental terutama
emosi dan inteligensi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai
aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan
keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Di dalam keluarga berlaku
norma-norma kehidupan keluarga, dan dengan demikian pada dasarnya keluarga merekayasa
perilaku kehidupan anak.
Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak
ditentukan oleh keluarga. Pola pergaulan dan bagaimana norma dalam menempatkan diri
terhadap lingkungan yang lebih luas ditetapkan dan diarahkan oleh keluarga.
2. Kematangan Anak
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisik dan psikis. Untuk mampu
mempertimbangan dalam proses sosial, memberi dan menerima pendapat orang lain,
memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Di samping itu, kemampuan berbahasa ikut
pula menentukan.
Dengan demikian, untuk mampu bersosialisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik
sehingga setiap orang fisiknya telah mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau status kehidupan sosial keluarga
dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan memandang anak, bukan sebagai anak yang
independen, akan tetapi akan dipandang dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu.
“ia anak siapa”. Secara tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan
kelompoknya dan memperhitungkan norma yang berlaku di dalam keluarganya.
Ditinjau dari pihak anak itu sendiri, perilakunya akan banyak memperhatikan kondisi
normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya. Sehubungan dengan itu, dalam kehidupan
sosial anak akan senantiasa “menjaga” status sosial dan ekonomi keluarganya. Dalam hal
tertentu, maksud “menjaga status sosial keluarganya” itu mengakibatkan menempatkan dirinya
dalam pergaulan sosial yang tidak tepat. Hal ini dapat berakibat lebih jauh, yaitu anak menjadi
10
“terisolasi” dari kelompoknya. Akibat lain mereka akan membentuk kelompok elit dengan
normanya sendiri.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai
proses pengoperasian ilmu yang normatif, akan memberikan warna kehidupan sosial anak di
dalam masyarakat dan kehidupan mereka di masa yang akan datang. Pendidikan dalam arti luas
harus diartikan bahwa perkembangan anak dipengaruhi oleh kehidupan keluarga, masyarakat,
dan kelembagaan. Penanaman norma perilaku yang benar secara sengaja diberikan kepada
peserta didik yang belajar di kelembagaan pendidikan (sekolah).
Kepada peserta didik bukan saja dikenalkan kepada norma-norma lingkungan dekat,
tetapi dikenalkan kepada norma kehidupan bangsa(nasional) dan norma kehidupan antarbangsa.
Etik pergaulan membentuk perilaku kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Kapasitas Mental, Emosi, dan Intelegensi
Kemampuan berpikir banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar,
memecahkan masalah, dan berbahasa. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan
berkemampuan berbahasa secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi,
kemampuan berbahasa baik, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan
keberhasilan dalam perkembangan sosial anak.
Sikap saling pengertian dan kemampuan memahami orang lain merupakan modal utama
dalam kehidupan sosial dan hal ini akan dengan mudah dicapai oleh remaja yang berkemampuan
intelektual tinggi.
11
Pengaruh egoisentris seringkali terlihat, diantaranya berupa :
1. Cita-cita dan idealisme yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan
akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan
tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.
2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam
penilaiannya.
Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi
pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat
kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.
E. Kepribadian
Secara etimologis, istilah kepribadian merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris
“Personality”. Personality berasal dari bahasa Latin “Person” (kedok) dan “Personare”
(menembus). Persona biasanya dipakai oleh para pemain sandiwara pada zaman kuno untuk
memerankan satu bentuk tingkah laku dan karakter pribadi tertentu. Sedangkan yang dimaksud
dengan personare adalah bahwa para pemain sandiwara itu dengan melalui kedoknya berusaha
menembus keluar untuk mengekspresikan satu bentuk gambaran manusia tertentu. Sedangkan
secara terminologis, kepribadian atau Personality adalah organisasi dinamis dalam diri individu
sebagai system psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam penyesuaian diri dengan
atau terhadap lingkungannya.
12
e. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Seperti: mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau
melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
f. Sosiabilitas, yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Disposisi
ini seperti tampak dalam sifat pribadi yang tertutup atau terbuka; dan kemampuan berkomunikasi
dengan orang lain.
13
dalam arti, orang tua memberikan curahan kasih sayang, perhatian serta bimbingan dalam
kehidupan berkeluarga, maka perkembangan kepribadian anak tersebut cenderung positif.
Adapun anak yang broken home, kurang harmonis, orang tua bersikap keras dalam keluarga,
maka perkembangan kepribadiannya cenderung akan mengalami distorsi atau mengelami
kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjustment).
c). Faktor lingkungan fisik. Faktor lingkungan fisik akan mempengaruhi kepribadian seorang
individu. Misalnya, masyarakat yang tinggal di daerah subur seperti daerah pedesaan cenderung
memiliki kepribadian yang ramah, tenang dan sabar. Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di
daerah tandus cenderung rakus, tamak dan egois karena lingkungan fisik yang keras.
d). Teman sebaya. Melalui hubungan interpersonal dengan teman sebaya, anak belajar menilai
dirinya sendiri dan kedudukannya dalam kelompok. Bagi anak yang kurang kaish sayang dan
bimbingan keagamaan atau etika dari orangtuanya, biasanya kurang memiliki kemampuan
selektif dalam memilih teman dan mudah sekali terpengaruh oleh sifat dan perilaku
kelompoknya.
e). Kebudayaan. Setiap kelompok masyarakat (bangsa, ras, atau suku bangsa) memiliki tradisi,
adat, atau kebudayaan yang khas. Tradisi atau kebudayaan suatu masyarakat memberikan
pengaruh terhadap kepribadian setiap anggotanya, baik yang menyangkut cara berpikir (seperti
cara memandang sesuatu), bersikap atau cara berperilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap
kepribadian itu, dapat dilihat dari adanya perbedaan antara masyarakat modern yang budayanya
relatif maju (khususnya IPTEK) dengan masyarakat primitif yang budayanya relatif masih
sederhana seperti dalam cara makan, berpakaian, hubungan interpersonal atau cara memandang
waktu.
3. Perubahan kepribadian
a. Faktor organik, seperti: makanan, obat, infeksi, dan gangguan organik.
b. Faktor lingkungan sosial budaya, seperti: pendidikan, rekreasi dan partisipasi sosial.
c. Faktor dari dalam individu itu sendiri, seperti: tekanan emosional, identifikasi terhadap orang
lain, dan imitasi.
4. Karakteristik Kepribadian
a. Kepribadian yang sehat, menurut Syamsu Yusuf yang dikutip dari E.B. Hurlock (1986)
ditandai dengan karakteristik sebagai berikut :
14
a). Mampu menilai diri secara realistik
b). Mampu menilai situasi secara realistik
c). Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
d). Kemandirian (autonomi)
e). Dapat mengontrol emosi
f). Menerima tanggung jawab
g). Berorientasi tujuan
h). Berorientasi keluar
i). Penerimaan sosial
j). Memiliki filsafat hidup
k). Berbahagia
Pembiasaan berprilaku yang baik karena kepribadian bisa dipengaruhi oleh pembawaan
dari orang tuanya, didiklah ia dari awal dengan penuh kasih sayang, tanamkan nilai-nilai agama
padanya, serta tempatkan ia pada lingkungan yang kondusif dan awasi pergaulannya dengan
teman sebayanya karena kelainan tingkah laku dan kepribadian pada anak akan berkembang.
Kelainan tersebut besar dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang baik, maka perlu dilakukan
pencegahan serta untuk melakukannya dibutuhkan kerjasama anatara orangtua dan guru agar
anak berkepribadian sehat dan unggul sehingga anak dapat mengembangkan dengan baik
potensi diri yang dimilikinya.
15
BAB III
B. Saran
Sejalan dengan kesimpulan di atas, penyusun menyarankan setiap calon pendidik dapat
memahami konsep perkembangan sosial peserta didiknya.
16
Daftar Pustaka
Sunarto & Hartono. 1995. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Syamsu Yusuf. 2007. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soemiarti Patmonodewo. 2000. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Solehuddin. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: FIP-UPI
17