Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERGAULAN SEHAT DAN TIDAK SEHAT BAGI

REMAJA

GURU PEMBIMBING : Bpak G. Salampessy S.Pd

DI SUSUN OLEH : MEGY TATUHEY

KELAS : X-4
SMA NEGERI 3 MALTENG

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana karena kasih atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pergaulan sehat dan
pergaulan tidak sehat bagi remaja”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah yaitu untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Bpak G. Salampessy S.Pd pada mata pelajarann pjok. Selain itu juga makalah itu bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “pergaulan sehat dan pergaulan tidak sehat bagi remaja”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpak G. Salampessy yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menanbah wawasan kami sebagi penulis sesuai dengan tugas yang
sedang kami jalani saat ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Ambon, 16 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan.............................................................................................................................4

I.1 Latar belakang.................................................................................................................4

I.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4

I.3 Manfaat dan Tujuan......................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

II.1AKTIVITAS PEMBELAJAR 1. FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR, SERTA


MEMAHAMI HAKIKAT REMAJA....................................................................................6

II.2 AKTIVITAS PEMBELAJAR 2: FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR, SERTA


MEMAHAMI KONSEP PERGAULAN SEHAT REMAJA..........................................10

II.3AKTIVITAS PEMBELAJAR 3: FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR, SERTA


MEMAHAMI HAKIKAT PERGAULAN TIDAK SEHAT REMAJA..........................13

II.4 AKTIVITAS PEMBELAJARAN 4: FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR, SERTA


MEMAHAMI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PERGAULAN TIDAK
SEHAT REMAJA.....................................................................................................................14

BAB III PENUTUP

III.1KESIMPULAN.................................................................................................................................17

III.2 SARAN..............................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Remaja dalam pengertian umum diartikan masa balig atau


keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep ini tidak jauh berbeda
dengan Poerwadarminta (1984: 813) yang menyatakan remaja
adalah: (1) mulai dewasa; (2) muda (tentang anak laki- laki dan
perempuan). Meskipun konsep ini kelihatan sederhana, setidaknya
menggambarkan sebagian dari pengertian remaja.

Pergaulan sehat bagi remaja melibatkan interaksi positif, dukungan


teman sebaya, dan kegiatan yang mendorong pertumbuhan pribadi.
Sebaliknya, pergaulan tidak sehat dapat mencakup tekanan teman
sebaya, perilaku yang merugikan, atau keterlibatan dalam substansi
berbahaya. Penting bagi remaja untuk memilih lingkungan sosial
yang mendukung kesehatan dan perkembangan positif.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pergulan bebas sehat dan tidak sehat mempengaruhi


perkembagan emosi remaja?

2. Apa dampak jangka panjang dari keterlibatan dalam pergaulan tidak


sehat pada kesejahteraan mental remaja?

3. Faktor apa saja mempengaruhi remaja dalam memilih pergaulan sehat


atau tidak sehat?

4.Bagaimana peran yang mempengaruhi remaja dalam memilih pergaulan


sehat atau tidak sehat?
I.3 MANFAAT DAN TUJUAN

Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa


kini terarah pergaulan yaitu dengan melakukan kegiatan yang postitif yang
berguna untuk dirinya sendiri,keluarga,dan masyarakat sekitar. Dan
supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas.Maka dari itu
perlu kirianya remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.

BAB II
II.1 AKTIVITAS PEMBELAJAR 1. FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR,
SERTA MEMAHAMI HAKIKAT REMAJA.

1. Pengertian Remaja
Remaja dalam pengertian umum diartikan masa balig atau
keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep ini tidak jauh berbeda
dengan Poerwadarminta (1984: 813) yang menyatakan remaja
adalah: (1) mulai dewasa; (2) muda (tentang anak laki- laki dan
perempuan). Meskipun konsep ini kelihatan sederhana, setidaknya
menggambarkan sebagian dari pengertian remaja.
2. Ciri-ciri remaja
Pada masa remaja, seseorang mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun psikologis. Perubahan fisik yang terjadi di antaranya timbul
proses perkembangan dan pematangan organ reproduksi. Seiring
dengan proses perkembangan organ reproduksi pada remaja, timbul
juga perubahan diri secara psikologis. Hal inilah yang mengakibatkan
perubahan sikap dan tingkah laku, seperti remaja yang mulai
memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis,
berusaha menarik perhatian, dan muncul perasaan cinta, yang
kemudian akan timbul dorongan seksual.
Masa remaja terbagi menjadi tiga tahapan yang masing- masing
ditandai dengan perubahan biologis, psikologis, dan sosial yang
berbeda-beda, yaitu usia 11-13 tahun sebagai masa remaja awal
(early adolescence), 14-16 tahun sebagai masa remaja pertengahan
(mild-late adolescence), dan 17-20 tahun sebagai masa remaja
dewasa (youth young adolescence). Beberapa ciri khusus dari masa
remaja adalah sebagai berikut. :

a. Masa yang penting. Dampak jangka panjang yang besar pada


perilaku remaja menjadikan fase remaja sebagai fase yang sangat
penting. Dibutuhkan penyesuaian mental dan pembentukan sikap,
nilai, dan minat baru agar mereka bisa melewati masa yang indah ini
secara positif.
b. Masa transisi Masa transisi atau peralihan menuntut remaja untuk
cepat beraptasi dengan dunia baru. Sikap kekanak-kanakan sudah
harus mulai dihilangkan dan digantikan dengan sikap kedewasaan.
Masa perubahan. Perubahan drastis remaja sulit dihindarkan,
terutama emosi yang tinggi, perubahan tubuh, minat, dan peran, dan
perubahan nilai-nilai sebagai konsekuensi perubahan minat dan pola
tingkah laku.

d. Masa bermasalah, Masalah remaja cenderung sulit untuk diatasi


oleh remaja sendiri. Pertama, karena sebagian masalah yang terjadi
selama masa kanak-kanak diselesaikan oleh orang tua dan guru
sehingga remaja tidak berpengalaman mengatasinya. Kedua,
sebagian remaja sudah merasa mandiri sehingga mereka sering
menolak bantuan orang tua dan guru. Remaja biasanya Ingin
mengatasi masalahnya sendiri.

Masa pencarian identitas. Bagi remaja, identitas adalah hal yang


sangat penting. Remaja akan terus berusaha menemukan
identitasnya sendiri. Untuk itu, la harus menyesuaikan diri dengan
kelompoknya. Mereka ingin menarik perhatian dan meneguhkan
identitas.

f. Masa munculnya ketakutan. Dalam banyak hal remaja cenderung


sulit dikendalikan. Berbagai persepsi negatif, seperti tidak dapat
dipercaya, cenderung merusak, tidak mampu mengendalikan emosi,
dan suka berbuat onar adalah label-label yang sering kali
ditempelkan pada remaja.

9. Masa yang tidak realistis. Masa remaja adalah masa-masa yang


dipenuhi dengan aneka keinginan dan cita-cita tinggi yang kadang
tidak realistis. Emosi mereka sering naik- turun secara tiba-tiba.
Remaja bisa sangat bergembira, sekaligus bisa mudah marah ketika
keinginannya tidak tercapai.

h. Masa menuju masa dewasa. Ciri-ciri remaja yang evolutif tersebut


menuntut pemahaman dari semua pihak sehingga bisa mengarahkan
mereka dengan pendekatan humanistik-psikologi.

3. Karakteristik perilaku dan pribadi remaja


Remaja mempunyai karakteristik unik yang perlu diketahui oleh
orang dewasa yang ingin mengarahkan dan membimbingnya.
Berbagai karakteristik perilaku dan masa remaja yang terbagi dalam
dua kelompok, yaitu remaja

awal (11-13 sampai dengan 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16
sampai dengan 18-20 tahun) yang meliputi aspek fisik, psikomotor,
bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan, emosi, afektif, dan
kepribadian.

Dengan memahami karakteristik remaja, orang tua atau guru akan


lebih mampu merespons secara positif dan mencetuskan solusi
efektif terhadap beragam permasalahan yang menimpa kaum remaja.
Selain itu, pemahaman karakteristik remaja juga bisa dijadikan
pijakan dalam melakukan bimbingan intensif menuju perkembangan
sumber daya manusia dan pembentukan karakter positif.

4. Fase-fase penting di masa remaja

Masa remaja terdiri dari tiga fase yang sangat menentukan, yaitu fase
pueral, negatif, dan pubertas.

a. Fase pueral. Pueral berasal dari kata puer, artinya anak laki-laki.
Fase ini ditandai ketika anak laki-laki mulai memisahkan diri dari
anak perempuan dan tidak menyukai mereka. Sementara itu, anak
perempuan memandang anak laki-laki sebagai tukang membual.
Namun, ada ciri- ciri yang sama pada mereka, antara lain tidak mau
lagi disebut sebagai anak-anak; mulai memisahkan diri dari orang
tuanya atau orang-orang dewasa lain yang ada di sekitarnya; mulai
membentuk kelompok-kelompok, di mana antara kelompok yang
satu sering kali bersaing dengan kelompok lain.

b. Fase negatif. Pada tahap ini, remaja sering bersikap negatif. Di


antara ciri-ciri remaja yang mempunyai sikap negatif adalah
cenderung apatis terhadap segala sesuatu, bersikap serbaragu, tidak
pasti, tidak senang, dan tidak setuju. Mereka juga sering murung dan
melantur tak tentu, bahkan sering mudah putus asa.
c. Fase pubertas. Masa pubertas ini ditandai dengan banyak sekali ciri
khusus dengan perubahan-perubahan mencolok yang menyertainya.
Pada umumnya, ciri-ciri khusus tersebut adalah sebagai berikut.

1) Ciri primer

(a) Pada saat ini, kelenjar anak laki-laki mulai menghasilkan cairan
yang terdiri atas sel-sel sperma. Sementara itu, kelenjar kelamin anak
perempuan sudah mulai menghasilkan sel telur.

(b) Anak laki-laki mengalami mimpi basah yang pertama. Sementara


itu, anak perempuan mulai mengalami menstruasi yang berlangsung
sebulan sekali.

(c) Tubuh berkembang luar biasa sehingga tampaknya tidak


proporsional dengan anggota badan yang lain. Pada anak laki-laki,
dadanya bertambah bidang dengan otot-otot yang kuat, sementara
pada anak perempuan, pinggulnya mulai melebar.

2) Ciri sekunder

(a) Mulai tumbuh rambut baru di tempat-tempat yang baru, baik


pada anak perempuan maupun anak laki-laki.

(b) Tubuh suara anak laki-laki mulai berubah/parau.

(c) Wajah anak laki-laki tampak lebih persegi dan wajah anak
perempuan tampak lebih membulat.

3) Ciri tersier

(a) Motorik anak (cara bergerak) mulai berubah sehingga cara


berjalan pun mengalami perubahan. Gerakannya mulai berubah, laki-
laki lebih baku dan kasar, sementara perempuan tampak lebih
canggung. (b) Mulai lebih memperhatikan penampilan (menghias diri
atau berdandan), baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
II.2 AKTIVITAS PEMBELAJAR 2: FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR, SERTA
MEMAHAMI KONSEP PERGAULAN SEHAT REMAJA.

Pengertian pergaulan

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu


dengan individu, atau individu dengan kelompok. Pergaulan mempunyai
pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu.
Pergaulan yang dilakukan tersebut akan mencerminkan kepribadiannya,
baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian seorang
individu.

Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerja sama antarindividu atau
kelompok guna melakukan hal-hal yang positif. Pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah ke pergaulan tidak sehat. Hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja
biasanya seseorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan, dan
ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu
baik atau tidak.

2. Pengertian sehat

Sehat, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai baik


seluruh badan atau bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Sehat adalah suatu
kondisi ketika segala sesuatu berjalan normal dan bekerja sesuai fungsinya
dan sebagaimana mestinya.

Menurut WHO atau organisasi kesehatan dunia, sehat adalah suatu


keadaan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas
dari penyakit atau kelemahan, Sehat menurut WHO ini adalah sehat secara
keseluruhan, baik jasmani, rohani, dan lingkungan. Sehat menurut WHO
terdiri dari suatu kesatuan penting dari empat komponen dasar yang
membentuk positive health, yaitu sehat jasmani, sehat mental, sehat
spiritual, dan kesejahteraan sosial.

Sehat, menurut UU No. 23/Tahun 1992, adalah keadaan sejahtera dari


badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Artinya, seseorang dikatakan sehat jika tubuh, jiwa, dan
kehidupan sosialnya berjalan dengan normal dan sebagaimana mestinya.
Jika salah satu komponen tersebut terganggu, kehidupannya akan menjadi
tidak sehat.

3. Pengertian pergaulan sehat

Pergaulan sehat adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu


dengan individu, atau individu dengan kelompok dengan normal baik
tubuh, jiwa, dan kehidupan sosialnya. Pergaulan yang sehat adalah
pergaulan yang mengarah kepada pembentukan kepribadian yang sesuai
dengan nilai dan norma sosial, kesusilaan, dan kesopanan yang berlaku.

4. Prinsip-prinsip pergaulan sehat bagi remaja

Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua
kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas.
Prinsip dasar pergaulan yang sehat

untuk remaja antara lain sebagai berikut.

a. Saling menyadari bahwa semua orang saling membutuhkan

dan tidak merasa paling benar.

b. Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua belah pihak.

C. Saling menghormati dan menghargai.

d. Tidak berprasangka buruk.

e. Saling memahami perbedaan.

f. Saling memberikan nasihat.

Bentuk-bentuk pergaulan sehat remaja antara lain sebagai berikut.

a. Kelompok bermain teman sebaya, dalam hal ini adalah permainan yang
mengarah kepada pembentukan tubuh yang sehat yang berlangsung sejak
masa remaja.

b. Kelompok belajar pembentukan merupakan bentuk pergaulan yang


sehat mengarah pada pemupukan aspek kecerdasan. Melalui kegiatan
kelompok belajar Inilah daya pikir anak lebih terasa, bukan untuk dirinya
sendiri, melainkan juga dalam bentuk penyimpangan terhadap orang lain.

C. Kegiatan karang taruna merupakan organisasi kemasyarakatan yang


mewadahi kegiatan pemuda/pemudi atau remaja yang ada di lingkungan
permukiman di bawah pemerintah desa.

6. Cara melakukan pergaulan sehat remaja

Cara melakukan pergaulan sehat remaja antara lain adanya kesadaran


beragama bagi remaja; memiliki rasa setia kawan; memilih teman; mengisi
waktu dengan kegiatan yang positif: laki-laki dan perempuan memiliki
batasan-batasan tertentu, menstabilkan emosi,

7. Etika dalam pergaulan sehat remaja

a. Hal-hal mendasar dalam etika pergaulan

Unsur atau hal dasar yang dapat disebut sebagai sebuah lima unsur sebagai
berikut.

etika adalah memiliki 1) Bersikap sopan santun dan ramah.

2) Perhatian terhadap orang lain.

3) Mampu menjaga perasaan orang lain.

4) Toleransi dan rasa ingin membantu.

5) Mampu mengendalikan emosi diri.

Adapun etika yang dapat diterapkan pada pergaulan atau lingkungan


pergaulan sehari-hari adalah sebagai berikut.

1) Pandai menempatkan diri.

2) Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua,
sebaya, dan yang lebih muda, misalnya:

(a) orang yang lebih tua/yang dituakan harus

dihormati,

(b) orang yang sebaya harus dihargai, dan


(c) orang yang lebih muda harus disayangi.

B Tempat menerapkan etika pergaulan

1) Di sekolah

Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan seluruh personal


(kepala sekolah, guru, tenaga administrasi/TU, teman, dan lain
sebagainya).

2) Di masyarakat

Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota masyarakat.


Misalnya, di toko dengan pelayan toko, di kantor pos dengan karyawannya.

3) Di rumah

Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota keluarga, baik


orang tua maupun saudara.

II.3AKTIVITAS PEMBELAJAR 3: FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR,


SERTA MEMAHAMI HAKIKAT PERGAULAN TIDAK SEHAT REMAJA.

Pengertian pergaulan tidak sehat

Pergaulan tidak sehat atau biasa disebut pergaulan bebas adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang. "Bebas" yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering
kita dengar, baik di lingkungan maupun dari media massa. Dari segi bahasa,
pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari
ikatan. Jadi, pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain
terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.

2. Faktor-faktor penyebab pergaulan tidak sehat

Banyak hal yang menyebabkan remaja melakukan pergaulan tidak sehat.


Penyebab tiap remaja mungkin berbeda- beda. Akan tetapi, semuanya
berakar dari penyebab utama, yaitu kurangnya pegangan hidup remaja
dalam hal keyakinan/ agama dan ketidakstabilan emosi remaja.

Maraknya pergaulan tidak sehat yang dilakukan oleh remaja di Indonesia


disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu sikap mental yang tidak sehat;
pelampiasan rasa kecewa; kegagalan remaja menyerap norma; perubahan
zaman.

3. Tanda-tanda pergaulan tidak sehat Ada beberapa tanda pergaulan tidak


sehat, yaitu suka menghamburkan harta untuk hal yang tidak baik; sering
menghalalkan segala cara, termasuk dari jalan yang haram dan keji.

4. Ciri-ciri pergaulan tidak sehat

Ciri-ciri pergaulan tidak sehat, antara lain sebagai berikut

1) Menimbulkan perilaku munafik dalam masyarakat.

2) Banyak mengalami tekanan mental dan emosi.

3) Terjerat dalam pesta napza (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif


lainnya).

5. Dampak pergaulan tidak sehat

Dampak pergaulan tidak sehat, antara lain sebagai berikut.

1) Terjerumus narkoba.

2) Tawuran remaja.

3) Kecanduan minuman keras dan rokok.

II.4 AKTIVITAS PEMBELAJARAN 4: FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR,


SERTA MEMAHAMI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PERGAULAN TIDAK SEHAT REMAJA.

Seiring dengan perkembangan zaman, pergaulan tidak sehat dikalangan


remaja telah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Kecanggihan
teknologi dan kemudahan berkomunikasi serta tersedianya beragam
fasilitas Justru membuat para remaja mempunyai kebebasan yang
melewati batas.

Remaja mudah mengakses beragam informasi yang menyesatkan dan tidak


sesuai dengan norma sosial yang berlaku, serta langsung menirunya karena
menganggap hal tersebut membuat mereka lebih hebat. Banyak orang tua
yang memberikan akses internet tanpa menyadari dampaknya terhadap
anak yang terpengaruh akan sulit menghindari pergaulan tidak sehat.

Di antara serbuan informasi yang turut memengaruhi para remaja untuk


berlaku tidak sehat, bukan tidak mungkin sebenarnya untuk menghindari
hal tersebut. Berikut adalah panduan cara mencegah pergaulan tidak sehat
yang dapat diterapkan pada anak.

1. Panduan menghindari pergaulan tidak sehat

Hal-hal yang harus dihindari dalam pergaulan tidak sehat antara lain
sebagai berikut

a) Menjalin komunikasi yang baik dengan anak.

b) Awasi pergaulan anak sehari-hari.

c) Edukasi seks sejak dini.

d) Mendorong anak mengembangkan minat dan bakat.

e) Buat aturan di rumah.

2. Cara-cara menghindari pergaulan tidak sehat Cara-cara yang harus


dilakukan dalam menghindari pergaulan tidak sehat antara lain
sebagai berikut.

a) Mengetahui bahaya pergaulan bebas. Kerugian-kerugian tersebut


bahkan bisa menjadi sangat berbahaya, Bahaya pergaulan tidak sehat,
antara lain kehamilan yang tidak diinginkan; kecanduan narkoba dan
menuman keras, terjerat hukum pidana, dan masa depan terganggu.

b) Melakukan kegiatan positif. Melakukan kegiatan-kegiatan positif juga


menjadi cara menghindari pergaulan bebas yang bisa cukup ampuh. Kita
bisa mengalihkan keinginan- keinginan untuk melakukan suatu hal yang
negatif dengan berbagai cara.

c) Berani menolak. Kita tidak dilarang untuk berteman dengan siapa saja,
namun berhak untuk mengatakan tidak apabila teman-teman hendak
mengajak kita untuk melakukan aktivitas-aktivitas negatif, seperti
mengonsumsi alkohol, narkoba, atau seks bebas.
d) Memperkuat pendidikan agama. Anak yang mempunyai dasar
pendidikan agama serta moral yang kokoh tidak akan mudah terjerumus
ke dalam pergaulan bebas. Hal ini karena ia tahu dan dapat membedakan
hal yang benar dan salah. Pendidikan agama dan moral dapat memperkuat

iman seseorang sejak dini.

e) Memilih teman. Pemilihan teman yang kurang sesuai akan


mempermudah seseorang terjerumus ke dalam pergaulan yang bebas. Oleh
karena itu, penting untuk memilih teman dan mengenali tipe kepribadian
manusia yang sekiranya dapat memberikan pengaruh positif, seperti
bagaimana cara menjadi pribadi yang menyenangkan.

f) Mempererat hubungan orang tua dan anak. Hubungan orang tua dan
anak yang erat secara langsung akan memberikan pengawasan yang lebih
baik kepada anak. Jika anak dekat dan terbuka dengan orang tua, mereka
akan dapat langsung bertanya mengenai berbagai macam persoalan
bahkan yang dianggap sensitif dan tabu, seperti seks bukannya mencari
informasi yang bisa jadi menyesatkan pihak lain.

g) Memberikan pendidikan seks pada anak dan remaja. Keingintahuan


remaja mengenai hal yang berkaitan dengan seksualitas terkadang tidak
mendapatkan penyaluran yang benar. Hal ini membuat mereka terkadang
akan mencari tahu melalui jalan yang salah.
BAB III
III.1 KESIMPULAN
Kesimpulanya Pergaulan sehat bagi remaja melibatkan interaksi
positif, saling menghormati, dan mendukung pertumbuhan
individu. Sebaliknya, pergaulan tidak sehat dapat mencakup
perilaku yang merugikan, tekanan teman sebaya, dan pengaruh
negatif yang dapat berdampak buruk pada perkembangan remaja.
Kesimpulannya, menjaga pergaulan yang positif adalah kunci bagi
remaja untuk tumbuh dan berkembang secara sehat.
III.2 SARAN
Pergaulan sehat bagi remaja melibatkan interaksi positif dengan
teman sebaya, mendukung pertumbuhan pribadi, dan
menghindari perilaku berisiko. Pergaulan tidak sehat mungkin
melibatkan penggunaan substansi berbahaya, tekanan untuk
melakukan hal-hal negatif, atau keterlibatan dalam aktivitas
berbahaya. Penting untuk memilih teman yang mendukung nilai-
nilai positif dan berkembang bersama dengan lingkungan yang
mendukung pertumbuhan positif.
III.3 DAFTAR PUSTAKA
Nadirah, Sitti. "Peranan Pendidikan Dalam Menghindari Pergaulan Bebas Anak Usia
Remaja." Musawa: Journal for Gender Studies 9.2 (2017): 309-351

MUHAJIR. (2022).PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN. PERGAULAN SEHAT


DAN TIDAK SEHAT BAGI REMAJA. ERLANGGA.

Anda mungkin juga menyukai