REMAJA
KELAS : X-4
SMA NEGERI 3 MALTENG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana karena kasih atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pergaulan sehat dan
pergaulan tidak sehat bagi remaja”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah yaitu untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
Bpak G. Salampessy S.Pd pada mata pelajarann pjok. Selain itu juga makalah itu bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “pergaulan sehat dan pergaulan tidak sehat bagi remaja”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bpak G. Salampessy yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menanbah wawasan kami sebagi penulis sesuai dengan tugas yang
sedang kami jalani saat ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami menerima kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
III.1KESIMPULAN.................................................................................................................................17
III.2 SARAN..............................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
II.1 AKTIVITAS PEMBELAJAR 1. FAKTA,KONSEP DAN PROSEDUR,
SERTA MEMAHAMI HAKIKAT REMAJA.
1. Pengertian Remaja
Remaja dalam pengertian umum diartikan masa balig atau
keterbukaan terhadap lawan jenis. Konsep ini tidak jauh berbeda
dengan Poerwadarminta (1984: 813) yang menyatakan remaja
adalah: (1) mulai dewasa; (2) muda (tentang anak laki- laki dan
perempuan). Meskipun konsep ini kelihatan sederhana, setidaknya
menggambarkan sebagian dari pengertian remaja.
2. Ciri-ciri remaja
Pada masa remaja, seseorang mengalami perubahan, baik secara fisik
maupun psikologis. Perubahan fisik yang terjadi di antaranya timbul
proses perkembangan dan pematangan organ reproduksi. Seiring
dengan proses perkembangan organ reproduksi pada remaja, timbul
juga perubahan diri secara psikologis. Hal inilah yang mengakibatkan
perubahan sikap dan tingkah laku, seperti remaja yang mulai
memperhatikan penampilan diri, mulai tertarik dengan lawan jenis,
berusaha menarik perhatian, dan muncul perasaan cinta, yang
kemudian akan timbul dorongan seksual.
Masa remaja terbagi menjadi tiga tahapan yang masing- masing
ditandai dengan perubahan biologis, psikologis, dan sosial yang
berbeda-beda, yaitu usia 11-13 tahun sebagai masa remaja awal
(early adolescence), 14-16 tahun sebagai masa remaja pertengahan
(mild-late adolescence), dan 17-20 tahun sebagai masa remaja
dewasa (youth young adolescence). Beberapa ciri khusus dari masa
remaja adalah sebagai berikut. :
awal (11-13 sampai dengan 14-15 tahun) dan remaja akhir (14-16
sampai dengan 18-20 tahun) yang meliputi aspek fisik, psikomotor,
bahasa, kognitif, sosial, moralitas, keagamaan, emosi, afektif, dan
kepribadian.
Masa remaja terdiri dari tiga fase yang sangat menentukan, yaitu fase
pueral, negatif, dan pubertas.
a. Fase pueral. Pueral berasal dari kata puer, artinya anak laki-laki.
Fase ini ditandai ketika anak laki-laki mulai memisahkan diri dari
anak perempuan dan tidak menyukai mereka. Sementara itu, anak
perempuan memandang anak laki-laki sebagai tukang membual.
Namun, ada ciri- ciri yang sama pada mereka, antara lain tidak mau
lagi disebut sebagai anak-anak; mulai memisahkan diri dari orang
tuanya atau orang-orang dewasa lain yang ada di sekitarnya; mulai
membentuk kelompok-kelompok, di mana antara kelompok yang
satu sering kali bersaing dengan kelompok lain.
1) Ciri primer
(a) Pada saat ini, kelenjar anak laki-laki mulai menghasilkan cairan
yang terdiri atas sel-sel sperma. Sementara itu, kelenjar kelamin anak
perempuan sudah mulai menghasilkan sel telur.
2) Ciri sekunder
(c) Wajah anak laki-laki tampak lebih persegi dan wajah anak
perempuan tampak lebih membulat.
3) Ciri tersier
Pengertian pergaulan
Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerja sama antarindividu atau
kelompok guna melakukan hal-hal yang positif. Pergaulan yang negatif itu
lebih mengarah ke pergaulan tidak sehat. Hal itulah yang harus dihindari,
terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja
biasanya seseorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan, dan
ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu
baik atau tidak.
2. Pengertian sehat
Pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua
kutub yang ekstrem, yaitu terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas.
Prinsip dasar pergaulan yang sehat
a. Kelompok bermain teman sebaya, dalam hal ini adalah permainan yang
mengarah kepada pembentukan tubuh yang sehat yang berlangsung sejak
masa remaja.
Unsur atau hal dasar yang dapat disebut sebagai sebuah lima unsur sebagai
berikut.
2) Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua,
sebaya, dan yang lebih muda, misalnya:
dihormati,
1) Di sekolah
2) Di masyarakat
3) Di rumah
Pergaulan tidak sehat atau biasa disebut pergaulan bebas adalah salah satu
bentuk perilaku menyimpang. "Bebas" yang dimaksud adalah melewati
batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering
kita dengar, baik di lingkungan maupun dari media massa. Dari segi bahasa,
pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari
ikatan. Jadi, pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain
terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
1) Terjerumus narkoba.
2) Tawuran remaja.
Hal-hal yang harus dihindari dalam pergaulan tidak sehat antara lain
sebagai berikut
c) Berani menolak. Kita tidak dilarang untuk berteman dengan siapa saja,
namun berhak untuk mengatakan tidak apabila teman-teman hendak
mengajak kita untuk melakukan aktivitas-aktivitas negatif, seperti
mengonsumsi alkohol, narkoba, atau seks bebas.
d) Memperkuat pendidikan agama. Anak yang mempunyai dasar
pendidikan agama serta moral yang kokoh tidak akan mudah terjerumus
ke dalam pergaulan bebas. Hal ini karena ia tahu dan dapat membedakan
hal yang benar dan salah. Pendidikan agama dan moral dapat memperkuat
f) Mempererat hubungan orang tua dan anak. Hubungan orang tua dan
anak yang erat secara langsung akan memberikan pengawasan yang lebih
baik kepada anak. Jika anak dekat dan terbuka dengan orang tua, mereka
akan dapat langsung bertanya mengenai berbagai macam persoalan
bahkan yang dianggap sensitif dan tabu, seperti seks bukannya mencari
informasi yang bisa jadi menyesatkan pihak lain.