Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

THAHAROH WUDHU TAYAMUM DAN MANDI

Dosen Pengampu:

Disusun oleh:

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
Thaharoh Wudhu Tayamum Dan Mandi. Makalah ini diajukan guna memenuhi
tugas mata kuliah AIK

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
memberikan informasi bagi Mahasiswa dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Muara Bungo, 23 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
1.
1.
1.

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Balakang

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah kebersihan,


Allah mensyariatkan wudhu sebagai syarat sah shalat, tawaf, dan menyentuh
mushaf. Ia juga mewajibkan mandi besar dari junub, haid, dan nifas,
menyunahkan mandi besar pada hari Jum’at dan sebelum melaksanakan
Shalat Id. Bahkan, Islam sangat menganjurkan pemeluknya untuk senantiasa
memperhatikan kebersihan dan kesucian pakaian, badan, dan tempat dari
berbagai najis dan kotoran. Allah Swt. juga memotivasi kita untuk melakukan
itu semua, sesuai dengan firman Allah:

َ ‫ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ال َّتوَّ ِاب‬


َ ‫ين َو ُيحِبُّ ْال ُم َت َطه ِِّر‬
‫ين‬
Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertobat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah: 222)
Ada keringanan bagi orang yang tidak bisa melakukan wudhu atau mandi
dengan air karena udzur tertentu yaitu bisa tayamum sebagai penggantinya.
Tayamum dilakukan dengan debu yang suci dan dengan syarat serta rukun
yang sudah diatur dalam syariat Islam. Sebagaimana dalam firman Allah Q.S
Al-Maa’idah ayat 6 yang artinya:
“Dan apabila kamu sakit, atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat
buang air, atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak mendapat air,
maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Wudhu?
2. Apa yang dimaksud dengan Mandi?
3. Apakah yang dimaksud dengan Tayammum?
B. Tujuan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan wudhu
2. Mengetahui yang dimaksud dengan mandi
3. Mengetahui yang dimaksud dengan tayamum
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wudhu
Wudhu (Arab: ‫وء‬BB‫ الوض‬al-wuḍū’) adalah salah satu cara mensucikan
anggota tubuh dengan air. Seorang muslim dwajibkan bersuci setiap akan
melaksanakan shalat. Berwudhu bisa pula menggunakan debu yang disebut
dengan tayammum. Dan secara garis umum diartikan, Wudhu adalah
mensucikan diri dari segala hadast kecil sesuai dengan aturan syariat islam.
1. Syarat – Syarat Wudhu
Syarat – syarat wudhu dibagi menjadi tiga bagian:
a. Syarat Wajib wudhu adalah syarat yang mewajibkan orang mukallaf untuk
berwudhu dimana apabila syarat itu atau sebagian padanya hilang, ia tidak
wajib melakukan wudhu.
Adapun syarat wajib wudhu, antara lain adalah:
1) Baligh (Dewasa)
2) Masuknya waktu shalat.
3) Bukan orang yang mempunyai wudhu.
4) Mampu melaksanakan wudhu.
2. Syarat Sah Wudhu
1) Air yang digunakan itu adalah thahur (mensucikan).
2) Orang yang berwudhu itu Mumayyiz
3) Tidak terdapat pengahalang yang dapat mengahalangi sampainya air
ke anggota wudhu yang hendak dibasuh.
3. Syarat Wajib dan Sahnya sekaligus
Adapun syarat wajib dan sahnya sekaligus, antara lain:
1) Akil
2) Sucinya perempuan dari darah haid dan nifas.
3) Tidak tidur atau lupa
4) Islam
4. Rukun Wudhu
Antara lain:
1) Niat, Membasuh, mengusap anggota wajib wudhu.
Dalam Al-Qur’an dalam surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
‫حُوا‬B‫ق َوا ْم َس‬Bِ Bِ‫ ِديَ ُك ْم ِإلَى ْال َم َراف‬B‫وهَ ُك ْم َوَأ ْي‬BB‫لُوا ُو ُج‬B‫اَل ِة فَا ْغ ِس‬B‫الص‬
َّ ‫يَاَأيُّهَا الَّ ِذينَ َءا َمنُوا ِإ َذا قُ ْمتُ ْم ِإلَى‬
ْ‫فَ ٍر َأو‬B ‫ى َأوْ َعلَى َس‬B ‫ض‬ َ ْ‫اطَّهَّرُوا َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم َمر‬BBَ‫بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َوَأرْ ُجلَ ُك ْم ِإلَى ْال َك ْعبَ ْي ِن َوِإ ْن ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا ف‬
‫حُوا‬B‫ا فَا ْم َس‬BBً‫طيِّب‬ َ ‫ ِعيدًا‬B‫ص‬ َ ‫وا‬BB‫ا ًء فَتَيَ َّم ُم‬B‫ دُوا َم‬B‫ا َء فَلَ ْم تَ ِج‬B‫تُ ُم النِّ َس‬B‫َجا َء َأ َح ٌد ِم ْن ُك ْم ِمنَ ْالغَاِئ ِط َأوْ اَل َم ْس‬
ٍ ‫ َر‬B‫ َل َعلَ ْي ُك ْم ِم ْن َح‬B‫ ُد هَّللا ُ لِيَجْ َع‬B‫بِ ُوجُو ِه ُك ْم َوَأ ْي ِدي ُك ْم ِم ْنهُ َما ي ُِري‬
‫ ُد‬B‫ ُد لِيُطَه َِّر ُك ْم َولَ ِك ْن ي ُِري‬B‫ج َولَ ِك ْن ي ُِري‬
َ‫ ُكرُون‬BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB‫ َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش‬Bُ‫ه‬BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBَ‫لِيُطَهِّ َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمت‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku,
dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua
mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit
atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus)
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.
........Dari ayat diatas dapat kita simpulkan bahwa anggota wajib wudhu antara
lain:
1) Seluruh bagian muka
2) Kedua tangan sampai kedua siku – siku
3) kepala, baik seluruhnya maupun sebagian dari padanya
4) kedua kaki sampai dengan kedua mata kaki
5. SunnatWudhu
Adapun sunatnya wudhu ada 9 perkara yaitu:
1) Membaca Basmallah pada permulaanya
2) Membasuh kedua telapak tangan sampai pada pergelangannya
3) Berkumur sesudah membasuh kedua telapak tangan
4) Meratakan didalam mengusap kepala
5) Mengusap bagian kedua telinga
6) Memasukan air kedalam selah – selah rambut jenggot
7) Memasukan air pada selah – selah jari kedua tangan dan kaki
8) Mendahulukan anggota wudhu yang kanan daripada yang kiri
9) Mengulang tiga kali pada setiap anggota yang dibasuh atau diusap
6. Hal-hal Makruh Dalam Wudhu
Adapun hal hal yang makruh dalam wudhu antara lain:
Berlebih – lebihan dalam menuangkan air, misalnya, sampai lebih dari
cukup dan ini apabila air tersebut mubah (boleh dipakai) atau milik orang
yang berwudhu itu sendiri. Jika air itu jelas hanya tersedia untuk wudhu,
seperti air yang tersedia dimasjid, maka menggunakanya dengan berlebih
lebihan adalah haram.
7. Hal-hal Yang Membatalkan Wudhu
.............. Ada beberapa perkara atau hal yang dapat membatalkan wudhu,
diantaranya adalah:
1) Keluar sesuatu dari dua pintu (kubul dan dubur) atau salah satu dari
keduanya baik berupa kotoran, air kencing, angin, air mani atau yang
lainnya.
2) Hilangnya akal, baik gila, pingsan ataupun mabuk.
3) Bersentuhan kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan
muhrim.
4) Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan bathin telapak tangan,
baik milik sendiri maupun milik orang lain. Baik dewasa maupun
anak-anak. Tidur kecuali apabila tidurnya dengan duduk dan masih
dalam keadaan semula (tidak berubah)
B. Mandi
Pengertian Mandi Besar Mandi besar, mandi junub atau mandi wajib
adalah mandi dengan menggunakan air suci dan bersih (air mutlak) yang
mensucikan dengan mengalirkan air tersebut ke seluruh tubuh mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki. Tujuan mandi wajib adalah untuk
menghilangkan hadas besar yang harus dihilangkan sebelum melakukan
ibadah sholat.
a. Hal – hal yang mewajibakan Mandi:
1. Mengeluarkan air mani baik disengaja maupun tidak sengaja
2. Melakukan hubungan seks / hubungan intim / bersetubuh
3. Selesai haid / menstruasi
4. Melahirkan (wiladah) dan pasca melahirkan (nifas)
5. Meninggal dunia yang bukan mati syahid
Bagi mereka yang masuk dalam kategori di atas maka mereka berarti telah
mendapat hadas besar dengan najis yang harus dibersihkan. Jika tidak segera
disucikan dengan mandi wajib maka banyak ibadah orang tersebut yang tidak
akan diterima Allah SWT.
b. Rukun – rukun Mandi
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan selama mandi karena
wajib untuk dilakukan
1. Membaca niat: “Nawaitul ghusla lirof’il hadatsil akbari fardlol lillaahi
ta’aalaa” yang artinya “AKu niat mandi wajib untuk menghilangkan hadas
besar fardlu karena Allah”.
2. Membilas/membasuh seluluh badan dengan air (air mutlak yang
mensucikan) dari ujung kaki ke ujung rambut secara merata.
3. Hilangkan najisnya bila ada.
c. Sunat – sunat mandi
Berikut ini adalah hal-hal yang boleh-boleh saja dilakukan (tidak wajib
hukum islamnya):
1. Sebelum mandi membaca basmalah.
2. Membersihkan najis terebih dahulu.
3. Membasuh badan sebanyak tiga kali
4. Melakukan wudhu/wudlu sebelum mendi wajib
5. Mandi menghadap kiblat
6. Mendahulukan badan sebelah kanan daripada yang sebelah kiri
7. Membaca do’a setelah wudhu/wudlu
Hal- hal yang haram dilakukan oleh orang yang junub sebelum melakukan
Mandi Bagi seseorang yang sedang dalam keadaan junub diharamkan
melakukan suatu perbuatan yang bersifat syar’iyah yang tergantung pada
wudhu sebelum orang tersebut mandi besar.
C. Tayammum
a. Pengertian
Tayammum adalah mengusap muka dan dua belah tangan dengan debu yang
suci. Tayammum dilakukan sebagai pengganti wudhu jika seseoarang yang
akan melaksanakan shalat tidak menemukan air untuk berwudhu .
1. Syarat – Syarat Tayammum
Seseoarang dibolehkan untuk bertayammum jika:
1) Islam
2) Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
3) Berhalangan mengguankan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya
4) Telah masuk waktu shalat
5) Dengan debu yang suci
6) Bersih dari Haid dan Nifas
Adapun Sebab – sebab disyari’atkannya Tayammum adalah:
1. Tidak ada air untuk dipakai bersuci.
2. Tidak mampu menggunakan air atau dalam keadaan membutuhkan air.
2. Rukun Tayammum
a. Niat
Nawaitut-tayammuma li istibaahatish-shalaati fardhal lillaahi ta’aalaa.
Artinya: “Aku berniat bertayammum untuk dapat mengerjakan shalat,
fardhu karena Allah.
1) Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan
2) Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah
3) Memindahkan debu kepada anggota yang diusap
4) Tertib
b. Sunat Tayammum
1) Membaca basmalah
2) Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri
3) Menipiskan debu
4) Hal – hak yang membatalkan Tayammum
5) Segala hal yang membatalkan wudhu
6) Melihat air sebelum shalat, kecuali yang bertayammum karena
sakit
7) Murtad, keluar dari Islam
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wudhu merupakan cara bersuci yang tujuan utamanya untuk
menghilangkan hadas kecil, seperti keluar angin dari dubur (kentut), buang
air besar, buang air kecil, dan tidur nyenyak. Wudhu itu menjadi salah satu
syarat untuk menunaikan ibadah seperti shalat.

Mandi adalah mengalirkan air ke seluruh anggota badan dengan cara-


cara tertentu, sebagai mana yang telah diatur dalam syariat. Dalam kondisi
tertentu, setiap muslim harus melakukannya, kadang-kadang disunnahkan
untuk melakukannya. Pada kondisi tertentu, setiap muslim harus melakukan
mandi yang bukan mandi biasa atau disebut dengan “mandi besar”.

Tayamum ialah mengusap debu ke muka dan kedua tangan sampai


siku dengan beberapa syarat. Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi,
sebagai keringanan untuk orang yang tidak dapat memakai air karena
beberapa halangan.

Wudhu, tayamum dan mandi tidak dilakukan dengan sembarangan.


Ada aturan yang mengikatnya seperti syarat dan rukun. Ada juga sunnah-
sunnahnya, dan wudhu maupun tayamum bisa batal karena sesuatu hal.
DAFTAR PUSTAKA
makalah-thaharah-wudhu-tayamum
Rasjid, Sulaiman. 2014. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Al Gesindo.
Rauf, M. Amrin. 2011. Buku Pintar Agama Islam. Jogjakarta : Sabil.
Rifa’i, Moh. 2013. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. Semarang: PT. Karya
Toha Putra.
Sadjak, Muhammad Nadjib. 2013. Terjamah Matan At-Taqrib wa al-
Ghoyah Jatirogo: Kampong Kyai. Silaturrohmah, Nur dan Budiman
Mustofa. 2014. Fikih Muslimah Terlengkap.
Surakarta: Al-Qudwah.Mustafa, Ahmad. 2001. Fiqih. Semarang :
Wicaksana

Anda mungkin juga menyukai