Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ THAHARAH “

Disusun oleh kelompok 3 :

1. SABRINA NAA’ILAH (01010582327150)


2. REZA AGUSINA (01010582327162)
3. RAHMAT SABILI (01010582327143)
4. ANGGIA MARSANDA (01010582327153)

DOSEN PENGAMPU :
FITRIA,S.Pd.I.M.Pd.I

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena telah melimpahkan
Rahmat dan karynia-Nya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “Thaharah’’.
Pada ksempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Pendidikan agama islam, yang telah memberikan tugas
terhadap kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman kami yang
selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan materi dalam pembuatan makalah
ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan bagi para
pembaca, apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini baik dari segi penyusunan
atau pembahasan, kami mohon maaf sebesar-besarnya.

Palembang, 21 Agustus 2023


DAFTAR ISI

BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II
A. Pengertian Thaharah
B. Dasar Hukum Thaharah
C. Macam-Mcam dan Tata Cara Thaharah
D. Hikmah dan Urgensi Mengetahui Thaharah

BAB III
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
A. Latar Belakang
Islam selalu menganjurkan untuk menjaga kebersihan badan dan
Rohani. Sebagaimana yang selalu di sebut dengan kebersihan adalah Sebagian
dari iman. Kebersihan selalu tercermin dengan bagaimana dengan umat islam
selalu bersuci sebelum melakukan ibadah menghadap Allah SWT. Hakikat
tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhndar dari kptoran atau debu yang
menempel di badan yang secara sadar atau tidak sadar dapat membatalkan
rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT.
Dan yang terjadi sekarang banyak umat muslim hanya tahu saja bahwa
bersuci itu sebatas membasuh degan badan dengan air tanpa mngamalkan
rukun-rukun bersuci lainnya sesuai syariat islam yaitu “Thaharah” mempunyai
makna yang sangat luas. Pengertian Thaharah adalah mensucikan diri, pakaian
dan tempet sholat dari hadas besar maupun kecil, bersuci dari hadas
merupakan syarat syah bagi seorang muslim.

B. Rumusan Masaah
1. Apa itu Thaharah?
2. Apa saja dasar hukum Thaharah?
3. Apa saja macam-macam Thaharah?
4. Bagaimmana cara melakukan Thaharah
5. Apa hikmah dari kita mengatuhui Thaharah?
BAB II

A. THAHARAH
 Pengertian Thaharah
Thaharah atau bersuci menurut arti Bahasa bermakna bersih. Sedangkan menurut
syara’ thaharah adalah membersihkan diri dari hadas dan Najis agar dapat mengajarkan
shalat, sepertu berwudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan Najis yang melekat di
badan, pakaian dan tempat.
Dengan kata lain, thaharah sebagai sebuah proses dan ritual dalam rangka
mengangkat hadas atau memberikan najis, membutuhkan semacam edia. Para ulama
sepakat bahwa media yang dominan digunakan untuk berthahaharah adalah air,
disamping adanya media lain, yang bahkan menjadi salah satu syarat sempurnanya
thaharah seperti tanah.
 Dasar Hukum Thaharah
Dasar hukum thaharah adalah Al-Qur'an surah Al Maidah ayat 6, sebagaimana
dikatakan Hurmaidi Al Faruq dalam buku Tuntunan Bersuci Dan Sholat: Madzhab Imam
Asy Syafi'i. Dalam ayat tersebut Allah SWT berfirman,

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِاَلى الَّص ٰل وِة َفاْغ ِس ُلْو ا ُوُجْو َهُك ْم َو َاْي َو َاْر ُج َلُك ْم ِاَلى اْلَكْع َبْيِۗن َو ِاْن ُكْنُتْم َفاَّطَّهُرْو ۗا‬
‫َو ِاْن ُكْنُتْم َّم ْر ٰٓض ى َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َاْو َج ۤا َء َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغ ۤا ِٕىِط َاْو ٰل َم ْس ُتُم الِّنَس ۤا َء َفَلْم َتِج ُد ْو ا ُج ُنًبا َم ۤا ًء َفَتَيَّمُم ْو ا‬
‫َصِع ْيًدا َطِّيًبا َفاْمَس ُحْو ا ِبُوُجْو ِهُك ْم َو َاْيِد ْيُك ْم ِّم ْنُهۗ َم ا ُيِرْيُد ُهّٰللا ِلَيْج َعَل َع َلْيُك ْم ِّم ْن َح َر ٍج َّو ٰل ِكْن ُّيِرْيُد ِلُيَطِّهَر ُك ْم‬
٦ ‫َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َتٗه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُرْو َن‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak


melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah
kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan
junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus),
atau menyentuh perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang
baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan
bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur."
itu mengenai thaharah ini juga dijelaskan di dalam surah an-Nisa ayat Selain 43. Allah
SWT berfirman,

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْقَر ُبوا الَّص ٰل وَة َو َاْنُتْم ُس ٰك ٰر ى َح ّٰت ى َتْع َلُم ْو ا َم ا َتُقْو ُلْو َن َو اَل ُج ُنًبا ِااَّل َعاِبِر ْي َس ِبْيٍل َح ّٰت ى‬
‫َتْغ َتِس ُلْو اۗ َو ِاْن ُكْنُتْم َّم ْر ٰٓض ى َاْو َع ٰل ى َس َفٍر َاْو َج ۤا َء َاَح ٌد ِّم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغ ۤا ِٕىِط َاْو ٰل َم ْس ُتُم الِّنَس ۤا َء َفَلْم َتِج ُد ْو ا َم ۤا ًء‬
٤٣ ‫َفَتَيَّمُم ْو ا َصِع ْيًدا َطِّيًبا َفاْمَس ُحْو ا ِبُوُجْو ِهُك ْم َو َاْيِد ْيُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َع ُفًّو ا َغ ُفْو ًرا‬
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat, sedangkan kamu
dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan dan jangan (pula
menghampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja)
sehingga kamu mandi (junub). Artinya Jika kamu sakit, sedang dalam perjalanan, salah
seorang di antara kamu kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh
perempuan, sedangkan kamu tidak mendapati air, maka bertayamumlah kamu dengan debu
yang baik (suci). Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu itu). Sesungguhnya Allah Maha
Pemaaf lagi Maha Pengampun."
 Alat Thaharah
Masih di dalam yang sama, berikut ini alat yang dapat digunakan untuk menjadi thaharah,
1. Air
Air adalah alat utama yang digunakan untuk thaharah. Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda,
‫ِإَّن اْلَم اَء َطُهوٌر ال ُيَنِّجُسُه َش ْي ٌء‬
Artinya: "Sesungguhnya air itu suci dan tidak ada sesuatu yang bisa membuatnya menjadi
najis." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ahmad. Dishahihkan Albani dalam Shahih
Sunan Abi Dawud, 1/16)
Yang termasuk kategori air ini adalah air hujan, air mata air, air sumur, air sungai, air danau,
air es, dan air laut. Berkaitan dengan air laut, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:
‫ُهَو الَّطُهوُر َم اُؤ ُه اْلِح ُل َم ْيَتُتُه‬
Artinya: "Laut itu suci airnya dan halal bangkainya." (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan
Ibnu Majah. Dishahihkan Albani dalam shahih Sunan Abi Dawud)
2. Debu
Debu yang suci juga dapat berfungsi sebagai pengganti air, jika dalam bersuci, seseorang
terkena uzur (halangan) untuk menggunakan air, atau sedang tidak ada air, atau bahkan ada
air namun dikhawatirkan akan timbul dhahurat jika bersuci dengan air, maka dia
diperbolehkan menggunakan debu.
 Macam-macam Thaharah
bersuci dalam Islam dibagi menjadi dua macam; yaitu :
1)Hadas Kecil
Hadas kecil adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang dapat disucikan
dengan berwudhu atau tayamum pada keadaan tertentu. Dalam keadaan apa yang
dapat membuat seseorang mengalami hadas kecil? Seseorang dapat disebut berhadas
kecil apabila mengalami keadaan-keadaan berikut.
a) Keluar sesuatu dari dua jalan/lubang yaitu qubul dan dubur seperti buang air kecil,
buang
air besar dan buang angin
b) Hilangakalsepertimabuk,gila,pingsan,dantidur
c) Bersentuhan kulit dengan lawan jenis yang bukan mahrom tanpa ada batas yang
menghalanginya
d) Menyentuh kemaluan (qubul atau dubur) dengan telapak tangan
Menurut jumhur ulama, seseorang yang dalam keadaan berhadas kecil harus segera
bersuci. Saat seseorang yang mempunyi hadas kecil tidak boleh melakukan ibadah-
ibadah tertentu.
Apa saja ibadah yang tidak boleh dilakukan saat seseorang berhadas kecil?
Ibadah- ibadah tersebut yaitu
a) Memegang (menyentuh) mushaf Alquran dan membawanya (kecuali yang disertai
barang
lain yang lebih banyak mengandung huruf misalnya, tafsir atau terjemahan Alquran
b) Melaksanakansholat,baiksholatfardumaupunsunnah
c) Melaksanakan towaf saat sedang beribadah haji

2) Hadas Besar
Apa itu hadas besar? Hadas besar adalah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim
yang dapat disucikan dengan mandi junub atau mandi besar. Akan tetapi, jika tidak
ada air atau sebab tertentu dapat diganti tayamum. Keadaan yang dapat menyebabkan
seseorang berhadas besar sebagai berikut.
a) Keluar mani baik karena mimpi atau hal yang lain bagi laki-laki
b) Haid (menstruasi) bagi perempuan
c) Melahirkan (wiladah) yaitu darah yang keluar saat seorang perempuan melahirkan
d) Nifas yaitu darah yang keluar setelah seorang perempuan melahirkan
e) Melakukan hubungan suami istri
f) Meninggal dunia kecuali bagi orang yang
syahid
b. Thaharoh (bersuci) dari Najis
Apa saja yang tergolong dalam najis?
Najis secara bahasa artinya kotor. Secara istilah adalah najis adalah kotoran yang
menjadi sebab terhalangnya seseorang untuk beribadah kepada Allah. Bersuci dari
najis yaitu bagaimana membersihkan sesuatu dari najis. Najis terbagi menjadi tiga
yaitu najis mukhoffafah, najis mutawasitoh, dan najis mugholladzoh.
1) Najis Mukhoffafah
Najis mukhoffafah adalah najis
yang ringan, seperti air kencing bayi
laki-laki yang belum berumur dua tahun
dan belum makan apapun kecuali air
susu ibu. Cara mensucikannya cukup
dengan memercikkan air pada benda atau tempat yang terkena najis tersebut.
2) Najis Mutawasitoh
Apa yang kamu ketahui tentang najis mutawasitoh? Najis mutawasitoh yaitu najis
sedang Najis ini dibagi dua macam yaitu najis mutawasitoh hukmiyah dan najis
mutawasitoh 'ainiyah.
Najis mutawasitoh hukmiyah adalah najis yang diyakini ada tapi tidak nyata
wujudnya. Cara mensucikannya adalah cukup dengan mengalirkan air pada benda
atau tempat yang terkena najis.
Najis mutawasitoh 'ainiyah adalah najis yang tampak wujudnya dan bisa diketahui
melalui bau maupun rasanya. Cara mensucikannya dengan menghilangkan wujud,
rasa, warna, dan baunya menggunakan air suci.
Contoh najis mutawasitoh yaitu darah, nanah, bangkai binatang, air kencing, dan lain
sebagainya. Selain contoh najis tersebut adakah contoh lain yang kamu ketahui di
sekitarmu? Bertanyalah kepada teman sekitarmu?
3) Najis Mugholladzoh
Najid mugholladzoh berarti najis yang berat. Cara mensucikannya secara bertahap
yaitu dengan membasuh sebayak tujuh kali, satu kali diantaranya menggunakan air
yang dicampur dengan tanah yang suci.
Contohnajismugholladzohterdapatpadaanjingdanbabi.Adapun yangberasaldari anjing
dan babi seperti air liur, daging, darah, air kencing, bulu, kotorannya.

 Tata Cara Thaharah

1. Bersuci dengan Mandi Wajib


Mandi dalam bahasa arab disebut dengan al-gusl yang artinya mengalirkan air suci ke
seluruh tubuh secara merata. Mandi besar bertujuan menghilangkan hadas besar yang
sering disebut mandi junub atau janabah.
Rukun mandi wajib ada dua yaitu niat dan membasuh atau meratakan air ke seluruh
tubuh. Mandi besar dilakukan dengan cara berikut.

a.Niat mandi untuk menghilangkan hadas besar. Niat dapat dilafalkan atau dibaca
dalam hati. Jika dilafalkan niat mandi wajib sebagai berikut.
Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah
Ta'ala”.
‫َنْو ُیتالْغ َسِللرفعالَحِد ثاألكبرْفًرضِا�َتعالى‬
ََ
Fikih Materi Thaharah SMP Kelas VII
b. Menghilangkan najis dari badan
c. Mengalirkan air ke seluruh anggota tubuh mulai dari ujung rambut hingga ujung
kaki
Dalam melaksanakan mandi wajib terdapat sunnah agar mandi wajib yang kita
lakukan lebih sempurna.

Adapun sunnah mandi wajib sebagai berikut.


a. Membaca basmallah dan ber-wudhu sebelum memulai mandi
b. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan daripada yang kiri
c. Menggosokkan anggota badan dengan sabun atau alat lain yang dapat
membersihkan tubuh.
Selain mandi wajib terdapat mandi sunnah. Kita menjadi seorang muslim
disunnahkan mandi dalam beberapa keadaan. Mandi sunnah dilakukan sebelum sholat
Jum'at, sebelum sholat Idul Fitri dan Idul Adha, sebelum sholat gerhana dan istisqo',
sesudah sadar dari pingsan atau sembuh dari gila dan memandikan jenasah serta mau
massuk kota Mekkah.
2. Bersuci dengan Ber-Wudhu
Kata wudhu dalam bahasa arab berarti membersihkan. Secara istilah yaitu cara
bersuci untuk menghilangkan hadas kecil sebelum melakukan ibadah yang wajib
dilakukan dalam keadaan suci.
Kita menjadi muslim memang harus berwudhu ketika hendak melaksanakan sholat.
Jika kita melaksanakan sholat dalam keadaan berhadas, maka hukumnya tidak sah.
Selain melaksanakan sholat, ber-wudhu dilakukan ketika seseorang hendak membaca
Alquran dan thowaf. Ber-wudhu memiliki ketentuan dan tata cara tertentu yang harus
dipenuhi.

a.Ketentuan Ber-wudhu
Ketentuan ber-wudhu meliputi syarat-syarat wudhu, rukun
wudhu, sunnah-sunnah wudhu dan hal –hal yang membatalkan wudhu. Ketentuan-
ketentuan tersebut harus diperhatikan agar wudhu kita menjadi sah.Syarat-syarat ber-
wudhu diantaranya menggunakan air yang suci dan mensucikan, membasuh semua
anggota wudhu, orang yang ber-wudhu hendaknya memahami rukun dan ketentuan
wudhu dengan baik dan lain sebagainya.
Adapun rukun ber-wudhu yaitu niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan
hingga siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki hingga mata kaki serta
tertib. Bagaimana hukum wudhu jika salah satu rukun tersebut tertinggal? Jika salah
satu rukun tidak dilaksanakan maka wudhu tidak sah.

Selain syarat-syarat dan rukun wudhu terdapat sunnah wudhu. Bagaimana hukum ber-
wudhu seseorang jika meninggalkan sunnah wudhu? Jika seseorang meninggalkan
sunnah wudhu , wudhu-nya tetap sah. Sunnah wudhu dilakukan agar wudhu kita akan
semakin sempurna.
Apa saja sunnah-sunnah wudhu yang yang kamu ketahui? Sunnah-sunnah wudhu
terdapat tiga bagian yaitu sunnah sebelum ber-wudhu, sunnah saat ber-wudhu dan
sunnah setelah ber-wudhu.
1) Sunnah sebelum ber-wudhu yaitu
membaca basmallah, mencuci telapak tangan sampai pergelangan, berkumur- kumur
serta istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung) dan istinsyar (mengeluarkan air
dari hidung)
2) Sunnah saat ber-wudhu yaitu menyapu
kedua telinga, menyela-nyela jenggot
yang tebal, menyela-nyela jari tangan
dan jari kaki, mengusap dan membasuh
anggota wudhu sebanyak tiga kali,
mendahulukan anggota wudhu bagian kanan, tidak menyela rukun wudhu dengan
pekerjaan lain serta melebihkan batas anggota yang dibasuh atau diusap
3) Sunnah setelah ber-wudhu yaitu berdoa dan melaksanakan sholat sunnah wudhu
(sholat syukrul wudhu)
Ketika seseorang ber-wudhu menjadi batal karena keadaan tertentu. Perkara yang
membatalkan wudhu sebagaimana perkara yang menyebabkan seseorang berhadas
kecil yang telah dijelaskan didepan.
 Urgensi Thaharah dalam Islam
Islam sangat memperhatikan dan mementingkan kebersihan dan kesucian diri, baik
suci secara hakiki maupun suci secara hukmi. Suci secara hakiki yaitu kesucian
pakaian, tubuh dan tempat shalat dari najis. Sedangkan suci secara hukmi yaitu
kesucian anggota wudhu’ dari hadast baik hadats kecil maupun hadats besar.
Kesucian diri dalam Islam merupakan hal yang pertama kali yang harus mendapatkan
perhatian penuh, mengingat kesucian merupakan syarat mutlak sahnya shalat fardu
yang dikerjakan selama lima kali dalam sehari. Sedangkan shalat fardu merupakan
perbuatan yang menyimbolkan seorang hamba sedang berdiri di hadapan Allah SWT.
Karenanya sangat tidak pantas seseorang menghadap Allah dalam keadaan kotor dan
tidak suci dari hadats. Bukankah ketika seseorang sedang menghadap orang yang
diseganinya, dia akan mempersiapkan dirinya dalam kondisi kotor dan tidak sopan.
Oleh karena itu, Islam mengharuskan kebersihan dalam kehidupan ini, terutama
ketika hendak melaksanakan ibadah kepada Allah swt. Karena Allah swt sangat
mencintai orang-orang yang senang akan kebersihan dan kesucian. Dalam surat al-
Baqarah ayat 222, Allah berfirman:
‫)َ ََ ََّح‬222 : ‫إَّ ن اَّ لَّل حُي ُّ ب الَّت َّ وابين وحُي ُّ ب اْلمتَطهرين (البقرة‬
1
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah : 222).
Dalam firman yang lain, Allah juga memuji para sahabat yang menghidupkan Masjid
Quba’

‫ف ي ه ر ج اٌ ل ح ُي بُّ وَ ن أَ ْ ن ي ت طَ َّ ه ر و ا و اَّ لَّل ح ُيُّ ب ا لْ م طَّ ه ر ي نَ ََ َح حَّح‬


“Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah: 108)
Rasulullah bersabda:

َ‫حَّ د ثَ ن ا إ س ح ا حق ب ن م ن ص وٍ ر حَّ د ثَ ن ا ح بَّ ا حن ب ن ه الَ ٍ ل حَّ د ثَ ن ا أَ َب ٌ ن حَّ دََََََْ ث‬


َََْْ
‫ن اَ ُيَ أَ َّ نَ ي د ا حَّ د ثَ ه َْح َََْح ح َْ َاح‬
)‫ (رواه مسلم‬. ‫ الُّطحهوحرَ شْطحر اإليَم ان‬:‫ََّأنََأَب َ سٍَّالمَ َّحدَثهَح ْعنَأبَىماٍلكاَْألَش عّرىَقَالَقَاَلرحسوحَّاللَّلصلىاللهعليهوسلم‬
“Kesucian adalah separuh dari keimanan”. (HR. Muslim & Ahmad ibn Hambal)
‫ حتى تكونواكأنكم‬،‫ وأصلحوا لباسكم‬،‫ فأصلحوا رحالكم‬،‫إنكم قادمون على إخوانكم‬
‫ فإن هللا الُيب الفحش وال التفحش (رواه أحمد في مسنده وأبو داود‬،‫شامة في الناس‬
‫)والحاكم والبيهقي‬
“Sesungguhnya (apabila) kalian mendatangi saudaramu, maka pereloklah barang-
barang (bawaan) mu dan pereloklah pakaianmu, sehingga menjadi tanda ciri khasmu
di kalangan orang banyak Sesungguhnya Allah tidak senang sesuatu yang keji dan
tidak rapid an teratur”. (HR. Ahmad)
BAB III

Kesimpulan
Kebersihan yang sempurna menurut syara’ disebut thaharah,merupakan masalah yang sangat
penting dalam beragama dan menjadi pangkal dalam beribadah yang menghantarkan manusia
behubungan dengan Allah SWT. Tidak ada cara bersuci yang lebih baik dari pada cara yang
dilakukan oleh syariat islam, karena syariat islam menganjurkan manusia mendi dan
berwudhu, walaupun manusia dalam keadaan bersih, tapiketika hendak melaksanakan sholat
dan ibadah-ibadah lainnya yang mengharuskan berwudhy, begitu dia harus membuang
kotoran pada diri dan tempat ibadahnya dan mensucikannya karena kotoran itu sangat
menjijikkan bagi manusia.

SARAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari mungkin terdapat kekurangannya. Untuk itu
penulis menerima setiap saran yang membangun dari pembaca agar makalah ini menjadi
lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ahmad, Mas’an Ahmad Hidayat.Buku Guru Fikih untuk Mahasiswa Semester 1,
Palembang:Kementrian Agama 2023
_______Buku Siswa Fikih untuk mahasiswa semester 1. Palembang:Kementrian Agama 2023
Drs. Moh.Rifa’i Risallah Tuntunan Shalat Lengkap. Palembang, Mahasiswa 2023.
H. Zaini Dahlan & KH. Ahmad Bahauddin Nursalim. Qur’an karim dan Terjemahan Artinya,
Palembang 21 Agustus 2023
Muhammad Asnawi, Fasholatan Kudus: Palembang
Taufik AbdillahSyukur. Pembelajaran Fikih. Palembang 21 Agustus 2023

Anda mungkin juga menyukai