Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok

Thaharah (Wudhu dan Tayyamum)


Pengampu : Maria Ulfa S.Ag, M.Pd.I

Kelompok 1
Disusun Oleh :

1. Rizki May Cahyo G000200224


2. Mulki Neli Zakana G000200231
3. Aulia Nur Aini G000200248
4. .Angga

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam hukum Islam, soal bersuci dan segala selukbeluknya termasuk bagian ilmu dan
amalan yang sangat penting. Karena, di antara syarat-syarat sahnya shalat adalah orang harus
dalam keadaan suci dari hadas dan suci pula dari badan, pakaian dan tempat shalat dari najis.
Sementara shalat adalah tiang agama Islam.
Dalam hukum Islam, kata-kata thaharah (bersuci) ada kalanya dipakai dalam arti yang
sesungguhnya (dzati atau ‘aini), misalnya bersuci dengan air. Adakalanya dipakai dalam arti
hukmi atau syar’I bersuci memakai debu (tayamum). Oleh karena itu thaharah dalam konteks
ini pengertiannya berbeda dengan pengertian bersuci dalam konteks lain, misalnya kesucian
ruhani dalam ilmu tasawuf. Selanjutnya, dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mpath al
yaitu (1) pengertian thaharah (2) dasar thaharah (3) fungsi thaharah dan (4) alat thaharah

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Thaharah?


2. Apa saja dasar dari Thaharah?
3. Apa Saja Fungsi Thaharah?
4. Apa saja alat-alat yang dibutuhkan dari Thaharah?

C. Tujuan Makalah

1. Mengetahui apa pengertian Thaharah.


2. Mengetahui dasar Thaharah.
3. Mengetahui fungsi Thaharah.
4. Mengetahui alat-alat yang dibutuhkan dalam Thaharah.
BAB II
PEMBAHASAN
Thaharah
A. Pengertian Thaharah
Thaharah ialah aktivitas-aktivitas tertentu sebagaimana diatur syara' guna
mensucikan diri dari hadas dan juga mensucikan badan, pakaian dan tempat shalat dari
najis.

B. Dalil tentang Thaharah


Allah SWT. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 222:

‫…اِنَّ هّٰللا َ ُيحِبُّ ال َّت َّو ِابي َْن َو ُيحِبُّ ْال ُم َت َطه ِِّري َْن‬
Artinya:
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang
mensucikan diri.”

ْ‫َو ِث َيا َب َك َف َطه ِّۖرْ َوالرُّ جْ َز َفاهْ ج ُۖر‬


Artinya:
Sucikanlah pakaianmu, -Dan jauhilah segala kotoran” (QS. Al -Mudastsir (74): 4-5).

C. Fungsi Thaharah
Fungsi thaharah adalah untuk memenuhi syarat sahnya shalat dan untuk
menyempurnakan ibadah. Orang yang shalat tanpa bersuci shalatnya tidak sah.
Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diterima shalat tanpa
bersuci (HR. Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibn Majah)

"Allah tidak akan menerima shalat seorang di antara kamu yang berhadas
sehingga ia berwudhu" (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Turmuzi).
Istimbat Hukum
Hadis pertama menyatakan tidak sahnya shalat yang tidak didahului bersuci.
Termasuk bersuci ialah : mandi janabat, wudhu, tayamum, istinja' atau menghilangkan
najis. Jadi hadist pertama berisi perintah bersuci secara umum. Hadis kedua khusus
menekankan pentingnya wudhu bagi yang berhadas kecil bila hendak shalat.
Dari kedua hadis tersebut dapat diambil konsepsi hukum bahwa fungsi thaharah
atau bersuci, baik bersuci dari hadas besar maupun bersuci dari hadas kecil dan juga
bersuci dari najis adalah mutlak perlu bagi orang yang hendak mengerjakan shalat agar
shalatnya sah.
D. Alat Thaharah
Alat thaharah telah ditetapkan syara' hanya ada tiga macam:
i. Air
Air adalah alat bersuci yang paling besar peranannya dalam bab thaharah
ini. Namun demikian tidak semua jenis air sah untuk bersuci. Untuk jelasnya
perhatikan klasifikasi berikut:
a. Air Mutlak Air yang termasuk jenis ini:
1.) Air alam yang masih murni Macam-macamnya: air hujan, salju, air
embun termasuk juga air yang keluar dari mata air. Air jenis ini suci
dan mensucikan.
"Dan Dia Allah menurunkan untukmu sekalian air dari langit supaya
kalian menggunakannya untuk bersuci" (QS. Al-Anfal (8): 11).
2.) Air laut Sama dengan air jenis pertama tadi, air laut juga suci
menyucikan, bahkan bangkainya halal dimakan.
Laut itu airnya suci dan menyucikan, bangkainya halal dimakan ". (HR.
Lima Ahli Hadis).
3.) Air Telaga atau Danau.
Air ini termasuk air yang suci dan menyucikan. Berdasarkan riwayat
Ali r.a. bahwa Rasulullah meminta seember air telaga zam-zam,
diminumnya sedikit lalu dipakai buat berwudhu (HR. Ahmad).
4.) Air kolam, air sungai, air dalam genangan yang cukup besar termasuk
air sawah dan sebagainya.
Air jenis ini termasuk air yang suci dan menyucikan. Alasannya:

“Dari Abu Sa'id al-Khudhri r.a, telah bersabda Rasulullah SAW: 'Air
itu suci, tidak ada sesuatu pun yang dapat menajiskannya." (HR. Abu
Dawud, Nasai dan Ahmad).
b. Air Musta'mal (air sudah terpakai)
Menurut beberapa hadist yang sudah penyusun teliti air musta'mal
(air yang sudah terpakai untuk bersuci) hukumnya sah untuk bersuci (mandi
atau wudhu),sebagaimana air mutlak.

“Dari Abbas menerangkan, bawasannya Nabi SAW: pernah mandi dengan


sisa air yang dipakai isterinya, Maimunah ". (HR. Ahmad dan Muslim)

c. Air suci yang tidak menyucikan.


Air jenis ini banyak sekali macamnya. Misalnya air teh, air kelapa,
air gula dan sebagainya. Air semacam itu tidak bisa dipakai bersuci,
meskipun zatnya tergolong suci. Lain halnya jika mutlak yang tercampur
benda suci seperti tercampur sabun, tepung dan sebagainya, namun
kemutlakannya tetap terjaga, ia tidak tergolong air suci yang menyucikan.
d. Air Mutanajjis (Air yang tercampur dengan najis)
Bila air ini dalam jumlah sedikit jelas tidak dapat digunakan untuk
bersuci. Karena ia sendiri tidak suci. Tetapi bila air ini dalam jumlah besar
dan mengalir, maka dihukumi sebagai air yang dapat digunakan untuk
bersuci, karena air itu dapat dirubah oleh najis tersebut, dan tetap suci.

ii. Debu
Debu yang sah untuk bersuci lalah debu yang suci dan kering. Debu
semacam ini biasa ada di tanah kering, pasir, tembok, di balik tikar dan
Iainlain. Debu yang digunakan untuk bersuci, yaitu untuk tayamum.

iii. Batu dan Benda-benda Kesat lainnya, selain Tahi dan Tulang
Benda-benda jenis ini dapat digunakan untuk bersuci, yaitu istinja'.

E. Sebab-Sebab Dan Macam Thaharah


Thaharah itu bisa disebabkan karena hadas dan bisa disebabkan karena najis. Dari
dua sebab yang berbeda itu mengakibatkan disyariatkannya macam-macam thaharah
yang berbeda pula.
1. Masalah Hadas dan Najis
a. Pengertian hadas dan macamnya
Hadas ialah sautu kejadian yang mengenai pribadi seorang muslim, sehinga
menyebabkan rusaknya kesucian seseorang, yang mengakibatkan batalnya shalat
atau thawaf. Artinya shalat atau thawaf yang dilakukannya dinyatakan tidak sah
karena dirinya dalam keadaan berhadas
 Hadas kecil
Yang menyebabkan seseorang dihukumkan terkena hadas kecil antara
lain dapat disebutkan sebagai berikut;
a) Mengeluarkan sesuatu dari dubur atau kubulnya yang dapat berupa buang
air kecil atau buang air besar
b) Mengeluarkan angin busuk (kentut).
c) Mengeluarkan madzi atau wadi
d) Menyentuh kamaluanmu tanpa memakai alas
e) Tidur nyenyak dengan posisi terlentang.
 Hadas Besar
Yang menyebabkan seseorang dihukumkan terkena hadas besar antara
lain dapat disebutkan sebagai berikut :
a) Mengeluarkan mani (sperma)
b) Hubungan Kelamin (Coitus, Jima'), baik disertai keluarnya mani ataupun
belum keluar.
c) Haid dan Nifas
b. Pengertian Najis dan Macam-macamnya
Najis ialah sesuatu yang dipandang kotor oleh Syara', dan menghalangi
kesucian dalam melakukan ibadah.
1) Tahi (Tinja)
2) Air Kencing
3) Mazi (Air Syahwat)
4) Darah Haid
5) Darah Nifas
6) Air Liur Anjing

F. Wudhu
Dalil tentang urgensi wudhu terdapat dalam QS. Al-Ma’idah ayat 6
‫ ُك ْم َوَأرْ ُجلَ ُك ْم ِإلَى‬X‫وس‬ ۟ ‫ح‬X‫ ِديَ ُك ْم لَى ْٱلم َرافِق َوٱ ْم َس‬X‫وهَ ُك ْم َوَأ ْي‬Xُ‫وا ُوج‬
ِ ‫ُوا بِ ُر ُء‬ ِ َ ‫ِإ‬ َّ ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓو ۟ا ِإ َذا قُ ْمتُ ْم ِإلَى ٱل‬
۟ ُ‫ل‬X‫صلَ ٰو ِة فَٱ ْغ ِس‬
ْ
‫…ٱل َك ْعبَي ِْن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki…”

1) Tata Cara Wudhu


Berdasarkan sunnah Rasul SAW adalah sebagai berikut:
 Dengan mengucapkan basmallah
 Membasuh telapak tangan sebanyak tiga kali sambil menyela-nyelai jari-
jemari. Sebagaimana dengan sabda beliau:
َ ‫َأ ْسبِ ْغ ْال ُوضُو َء َو َخلِّلْ بَ ْينَ اَأْل‬
 ‫صابِ ِع‬
 “Sempurnakanlah dalam berwudhu, sela-selailah di antara jemari…” (HR.
Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud)
 Berkumur-kumur dan menghisap air sebanyak 3 kali
 Membasuh wajah sebanyak 3 kali sambil mengusap kedua sudut mata *bagi
yang berjenggot dianjurkan untuk menyelai jenggotnya
 Membasuk tangan sampai siku sebanyak 3 kali, diawali dengan tangan kanan
 Mengusap kepala sekaligus dengan telinga
 Membasuh kaki hingga dua mata kaki sambil menyela-nyelai jemari kaki
sebanyak 3 kali.
 Membaca doa dan disunnahkan menghadap kiblat
 ُ‫ك لَهُ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
َ ‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَ ِإلَهَ ِإالَّ هَّللا ُ َوحْ َدهُ الَ َش ِري‬
 Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa
Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya.”
2) Hal-hal yang membatalkan Wudhu
 Keluarnya sesuatu baik dari lubang kemaluan atau dubur
 Tidur nyenyak dalam keadaan berbaring
 Menyentuh kemaluan tanpa pembatas
 Hilang akal
 Bersetubuh.

G. Tayammum
Tayamum menurut bahasa adalah sengaja, sedang menurut syara; adalah
sengaja menggunakan tanah (debu) untuk mengusap muka dan kedua tangan agar
dapat melakukan shalat dan lain-lainnya.

 Sebab-sebab Bertayamum
Dibolehkan tayamum bagi orang berhadats baik kecil maupun besar, baik dalam keadaan
mukim (menetap) maupun dalam keadaan musafir (bepergian) jika mengalami salah satu
sebab-sebab berikut ini:
a. Jika seseorang tidak mendapat air atau ada tetapi tidak cukup untuk bersuci.
b. Jika seseorang mempunyai luka atau ditimpa sakit dan ia khawatir dengan
menggunakan air penyakitnya bertambah atau lama sembuhnya, baik hal ini
sebagai pengalaman atau nasehat dokter yang dapat dipercaya.
c. Jika Sangat dingin dan keras dugaannya akan timbul bahaya disebabkan ia
menggunakan air dengan syarat tidak sanggup memanaskannya.
d. Jika air berada dekat seseorang tetapi ia khawatir atas keselamatan dirinya,
kehormatan, harta dan lain-lain atau air terhalang oleh musuh yang ditakuti
e. Bila seseorang memiliki air yang sedikit hanya cukup untuk minum dan masak
dan keperluan lainnya

 Tata Cara Bertayamum


a. Mengucapkan basmallah sambil meletakkan kedua telapak tangan di tanah (boleh
di dinding atau yang lainnya) kemudian meniupkan debu yang menempel pada
kedua telapak tangan tersebut
b. Mengusap kedua telapak tangan ke wajah satu kali,
c. Mengusapkan ke tangan kanan dilanjutkan tangan kiri hingga pergelangan tangan,
masing-masing satu kali

 Hal-hal yang membatalkan tayammum


a. Semua hal yang membatalkan wudhu
b. Menemukan air suci sebelum mengerjakan sholat
c. Habis masa berlakunya, yaitu satu kali tayammum untuk satu sholat kecuali bila
dijamak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Thaharah ialah aktivitas-aktivitas tertentu sebagaimana diatur syara' guna
mensucikan diri dari hadas dan juga mensucikan badan, pakaian dan tempat shalat
dari najis.
Fungsi thaharah adalah untuk memenuhi syarat sahnya shalat dan untuk
menyempurnakan ibadah. Orang yang shalat tanpa bersuci shalatnya tidak sah.
Thaharah mencakup Wudhu dan Tayyamum. Wudhu merupakan mensucikan diri
menggunakan air, sedangkan tayyamum mensucikan diri dengan sengaja
menggunakan tanah (debu) untuk mengusap muka dan kedua tangan agar dapat
melakukan shalat dan lain-lainnya.

Anda mungkin juga menyukai