Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“THAHARAH”

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bimbingan Ibadah

Dosen Pengampu : Muh. Luthfi Hakim, M.H.

Disusun Oleh : Kelompok 1

 Hilyatun Nasihah ( 23.13.00125 )


 Fitria Ulya Himmah ( 23.13.00234 )
 Nailul Izzah ( 23.13.00169 )
 Lailatul Marfuatus S. ( 23.13.00177 )

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN MATHALI`UL FALAH
PATI JAWA TENGAH
2023
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Thaharah atau bersuci merupakan masalah penting dalam islam, baik secara
hakiki maupun secara hukmi. Secara hakiki maksudnya adalah hal-hal yang terkait
dengan kebersihan badan, pakaian dan tempat sholat dari najis, sedangkan secara
hukmi adalah sucinya wudlu kita dari hadats.
Dalam literatur fikih islam, thaharah selalu mengawali pembahasan sebelum
yang lainnya, hal tersebut menunjukkan betapa penting dan besarnya perhatian islam
terhadap masalah kebersihan dan kesehatan. Sama halnya dalam kehidupan sehari-
hari kita tidak terlepas dari sesuatu yang kotor dan najis, sehingga thaharah dijadikan
sebagai alat dan cara bagaimana menyucikan diri kita agar sah ketika menjalankan
ibadah. Tanpa thaharah yang benar, maka shalat seseorang tidak mungkin sempurna.
Dengan kaitan inilah peranan thaharah dalam kehidupan sehari- hari tidak dapat
diragukan lagi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian thaharah
2. Dalil-dalil thaharah
3. Alat- alat thaharah
4. Syarat-syarat thaharah
5. Macam-macam thaharah
6. Hikmah thaharah

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian thaharah
2. Mengetahui dalil-dalil thaharah
3. Mengetahui alat yang digunakan saat thaharah
4. Mengetahui syarat-syarat thaharah
5. Mengetahui macam-macam thaharah
6. Mengetahui hikmah dari thaharah
PEMBAHASAN
THAHARAH

A. Pengertian Thaharah
- Thaharah (difathahkan tho’nya) menurut bahasa ialah suci atau
bersih. Sedangkan menurut istilah syara’ ialah suci dari hadats dan
najis. Suci dari hadats ialah dengan mengerjakan wudlu,tayamum,
dan mandi. Sedangkan suci dari najis ialah menghilangkan najis
yang ada di badan,tempat dan pakaian.
Selain itu, thaharah juga dapat diartikan suatu perbuatan yang
menjadikan seseorang diperbolehkan melakukan sholat, seperti
wudlu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis.
- Thuharah (didhummahkan tho’nya) berarti sisa air yang telah
digunakan untuk bersuci.1

B. Dalil- dalil Thaharah

Ada banyak dalil- dalil yang menjelaskan pentingnya seorang


muslim untuk bersuci dari hadats dan najis. Ada yang bersumber dari Ayat
Al Quran dan ada pula yang bersumber dari hadits shahih. Diantaranya:

‫ان ا يحب التوابين ويحب المتطهرين‬

Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-
orang yang bersuci.” (Al-Baqarah : 122).
1
Abu Hazim Mubarok,fiqh idola terjemah fathul qorib jilid 1,(Jawa Barat:Mu’jizat, 2019),
hal. 14
ْ‫يَٰٓأَيّهَا ٱلّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ِذَا قُمْتُمْ ِلَى ٱلَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَََيْدِيَكُمْ ِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَََرْجُلَكُم‬
ُ‫ِلَى ٱلْكَعْبَيْنِ ۚ وَِِن كُنتُمْ جُنُبًا فَٱّّهّرُوا۟ ۚ وَِِن كُنتُم مّرْضَىٰٓ َوْ عَلَىٰ سَفَرٍ َوْ جَاءَ َحَدٌ مّنكُم مّنَ ٱلََْاِِطِ َوْ لَٰمَسْتُم‬
ٍ‫ٱلنّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا۟ مَاءً فَتَيَمّمُوا۟ صَعِيدًا َّيّبًا فَٱمْسَحُوا۟ بِوُجُوهِكُمْ وَََيْدِيكُم مّنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ ٱلُّ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مّنْ حَرَج‬
.َ‫وَلَٰكِن يُرِيدُ لِيُطَهّرَكُمْ وَلِيُتِمّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلّكُمْ تَشْكُرُون‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan


shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan
kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur”( Al- Maidah :6)

(‫عن ابي سعيد الخدرى “الطهور شطْرُ اليْمَان” )رواه المسلم‬

Artinya:
“Kebersihan itu sebagian dari iman.”

(‫ليَقْبَلُ ا صلةً بََِيرَِّهورًا)رواه مسلم‬

Artinya: Allah tidak menerimasholat seseorang yang tidak dalam keadaan suci
(H.R. Muslim)

‫ يا ابن‬,‫ ال تدعو ا لي‬:‫ دخل عبد ا بن عمر على ابن سعوده وهو مريض فقال‬:‫ قال‬,ٍ‫عن مَُْعَب بن سَعْد‬
ْ‫ ول صدقة من‬,ٍ‫ ل تقبل الَلة بَير ّهور‬:‫ يقول‬,‫ ِنّي سمعتُ رسول ا صلى ا عليه وسلّم‬:‫عمر؟ قال‬
‫غلولٍ وكنت على البَرة‬.

Artinya:
“Dari Mus’ab bin Sa’id berkata: Abdullah bin umar pernah menjenguk ibnu amir
yang sedang sakit. Ibnu amir berkata: Apakah kamu tidak mau mendo’akan aku,
hai ibnu umar?. Ibnu umar berkata: “saya pernah mendengar Rasulullah SAW.
Bersabda: Shalat yang tanpa bersuci tidak diterima begitu pula sedekah dari hasil
korupsi. Sedang kamu adalah penguasa bashrah.”

C. Alat- alat Thaharah

Alat terpenting yang digunakan untuk bersuci adalah air. Apabila tidak ada air
maka diganti dengan debu/batu. Perinciannya sebagai berikut:

 Air digunakan untuk wudlu,mandi,membersihkan najis,ddl.


 Debu digunakan untuk tayamum
 Batu digunakan untuk istinja’.

Adapun air yang dapat digunakan untuk bersuci ialah:


1. Air hujan
2. Air laut/air asin
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Air sumber
6. Air es/salju
7. Air embun
Air-air tersebut dibagi menjadi 4 bagian :
1. Air mutlak
Air ini suci mensucikan dan tidak makruh ketika digunakan
(‫)ّاهرمطهرغيرمكروه‬
Seperti halnya air sumur yang masih dalam keadaan sebagai air
mutlak air laut, air salju/es.
2. Air suci mensucikan namun makruh ketika digunakan
(‫)ّاهرمطهرمكروه‬pada tubuh, tidak pada pakaian. Seperti air yang
dipanaskan dengan terik matahari. Ketentuan makruh jika memang
air itu berada di daerah yang panas dan ditempatkan pada suatu
wadah yang terbuat selain dari emas dan perak. 2
3. Air musta’mal
Air yang telah dipakai untuk menghilangkan hadats/najis, air ini
hukumnya suci namun tidak mensucikan (‫ )ّاهرغيرمطهر‬dengan
syarat air tidak berubah dan tidak bertambah kadar berat dari asal
mulanya.
4. Air suci yang terkena najis
Air ini dibagi menjadi 2:
a) Air sedikit
Air yang kurang dari dua qullah yang kemasukan najis baik
berubah/tidak
b) Air banyak
Air yang ada dua qullah/lebih yang berubah sebab
kemasukan najis, baik perubahannya sedikit/banyak.
- Ukuran air dua qullah menurut qoul ashah kira-kira 500 kati
baghdad. Menurut imam nawawi, 1 kati baghdad = 128 lebih
4/7 dirham.3
- ± 500 liter baghdad, kalau menggunakan alat ukur dalam
wadah kubus/persegi ialah 1 ¼ hasta orang normal baik
panjang,lebar dan dalamnya. Jika dalam wadah berbentuk
silinder/bulat maka diameter 1 hasta manusia ditiap sisi, dan
bagian dalamnya 2 hasta dengan hasta ukuran tangan tukang
kayu yakni 1 ¼ hasta tangan biasa.4

2
Abu Hazim Mubarok,fiqh idola terjemah fathul qorib jilid 1,(Jawa Barat:Mu’jizat, 2019),
hal. 15

3
Abu Abdillah muhammad ibnu Qosim Asy-syafi’i, fathul qorib al mujib,(Al-
kamil,:2020),hal. 4
4
Syekh zainuddin abdul aziz al-Malibari, Fathul Mu’in,(Al –Haromain,:2006), hal.4-5
D. SYARAT WAJIB THAHARAH

1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Masuk waktu(untuk mendirikan sholat fardlu)
5. Tidak lupa
6. Tidak dipaksa
7. Suci dari haid dan nifas
8. Ada air/debu tanah yang suci
9. Mampu

Jadi, apabila tidak memenuhi syarat-syarat di atas maka thaharah tidak


sah.5

E. MACAM- MACAM THAHARAH

Ada beberapa macam thaharah, yakni wudlu,tayamum,mandi dan istinjak.

 Wudlu

1. Pengertian Wudlu
Wudhu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti
membasuh anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan
(air mutlak)
dengan tujuan menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah ayat 6.

ْ‫يَٰٓأَيّهَا ٱلّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ ِذَا قُمْتُمْ ِلَى ٱلَّلَوٰةِ فَٱغْسِلُوا۟ وُجُوهَكُمْ وَََيْدِيَكُمْ ِلَى ٱلْمَرَافِقِ وَٱمْسَحُوا۟ بِرُءُوسِكُمْ وَََرْجُلَكُم‬
ۚ ِ‫ِلَى ٱلْكَعْبَيْن‬

5
https://baitsyariah.blogspot.com/2019/08/syarat-syarat-wajib-thaharah-thaharah.html
diakses pada 9 september 2023 19:38 WIB
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
solat, maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah
kepalamu dan basuhlah kakimu sampai mata kaki.”(QS Al maidah :6)

2. Syarat wudlu

Wudlu seseorang dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai


berikut:

- Islam
- Sudah
- Tidak berhadas besar dan kecil
- Memakai air suci lagi mensucikan
- Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air pada
anggota wudhu seperti cat, getah dll.

3. Rukun Wudlu
a. Niat

Niat ialah menghendaki sesuatu bersamaan dengan melakukan


sesuatu tersebut. Niat dilakukan ketika membasuh permulaan
bagian wajah6. Tanpa adanya niat wudlu tidak akan sah.
lafad niat:
‫نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلَصََْرِ فَرْضًا ِلِ تَعَالَى‬

Artinya:”Saya berniat wudhu untuk menghilangkan hadas kecil


karena Allah SWT.”

b. Membasuh seluruh wajah

6
Abu Hazim Mubarok, Fiqh Idola Terjemah Fathul Qorib jilid 1(Mu’jizat:2019), hal 29
mengalirkan air ke seluruh bagian wajah. Adapun batasan yang
wajib dibasuh ialah dari atas ke bawah mulai dari tempat
tumbuhnya rambut kepala sampai bagian bawah janggut yakni
kedua tulang yang ditumbuhi gigi bagian bawah dimana tulang itu
permulaannya bertemu di dagu, sedangkan akhirannya bertemu di
telinga. Adapun batasan lebar wajah adalah bagian wajah antara
dua telinga (kanan kiri). Apabila pada wajah tumbuh rambut(baik
tipis/tebal) maka ketika membasuh wajah airnya harus sampai pada
seluruh rambut begitu juga kulit di bawahnya.

c. Membasuh kedua tangan sampai siku


apabila tidak memiliki siku maka cara membasuhnya cukup dikira-
kirakan sesuai ukuran siku pada umumnya. Dan wajin juga
membasuh apa saja yang ada pada kedua tangan seperti bulu, uci-
uci, jari-jari tambahan dan kuku.

d. Mengusap sebagian kepala.


Boleh membasuh kepala sebagai ganti dari mengusap.

e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki


dan wajib juga membasuh apa saja yang ada di kaki seperti rambut,
uci-uci, dan jari tambahan seperti halnya dalam membasuh kedua
tangan.

f. Tartib/urut.

4. Sunah Wudlu
a. Membaca ta’awuz dan basmalah pada permulaan wudlu
b. Mencuci kedua telapak tangan sebelum berkumur
c. Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasa
d. Menghirup air ke dalam hidung
e. Mengusap seluruh kepala
f. mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam dengan air
g. Memasukkan air ke dalam sela-sela jenggotnya laki-laki yang
tebal dengan cara memasukkan jari-jari mulai dari bagian bawah
jenggot.
i. Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki
j. Mendahulukan anggota yang kanan dari yang kiri.
k. Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali.
l. muwalah(bersambung)
m. Membaca do’a sesudah wudhu.

Adapun lafadnya ialah:


ً‫ََشْهَدََُنُلُِِلَهُِِلُاُّوَحْدَهُلُشَرِيَُلَهُوَََشْهَدََُنُمُحَمّد‬
‫عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللّهُمّ اجْعَلْنِى مِنَ التّوّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهّرِين‬
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang
Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah
aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bertaubat, dan
jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang
bersuci.”
n. Mengerjakan sholat sunah 2 rekaat setelah wudlu7

5. Perkara yang membatalkan wudlu

- Keluarnya sesuatu dari qubul atau dubur baik berupa angin maupun
cairan(kencing, tinja,darah, nanah, mazi, mani) dll.
- Bersentuhaannya kulit laki-laki dan perempuan yang tidak mahrom
tanpa adanya penghalang.

7
Muhammad Nasiruddin Al-albani,Terjemah Fikih sunnah jilid 1(Cakrawala
publishing:,2008) hal. 87
- Menyentuh qubul atau dubur menggunakan telapak tangan tanpa
adanya penghalang.
- Tidur dengan posisi pantat tidak menetap.
- Hilangnya akal

E. HIKMAH THAHARAH DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

1. Membersihkan badan,pakaian, dan tempat dari hadats dan najis ketika


hendak melakukan suatu ibadah.

2. Sebagai syarat sahnya sholat dan ibadah seorang hamba

3. Mendapat pahala dan rohmat dari Allah, sebab Allah menyukai kebersihan
dan mencintai orang-orang yang menjaga kebersihan

4. Dengan bersihnya badan dan pakaian seseorang tampak cerah dan terlihat
enak dipandang orang lain

5. Terhindar dari penyakit

6. Menjadikan orang lain nyaman saat berada di dekat kita

7. Menjaga kemuliaan serta wibawa umat Islam


PENUTUP

A. KESIMPULAN

Thaharah merupakan persyaratan dari beberapa macam ibadah. Oleh karena


itu, thaharah memperoleh tempat yang utama dalam ajaran islam. Thaharah
hanya dilakukan dengan sesuatu yang suci dan dapat menyucikan. Berbagai
aturan dan hukum ditetapkan oleh syara’ dengan maksud agar manusia
menjadi suci dan bersih baik lahir maupun batin. Kebersihan dan kesucian
lahir dan batin merupakan hal yang utama dan terpuji dalam ajaran islam,
karena dengan kesucian dan kebersihan dapat meningkatkan harkat dan
martabat seorang hamba dihadirat Allah SWT.

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai