Anda di halaman 1dari 19

THAHRAH

• PENGERTIAN THAHARAH
• DALIL TENTANG THAHRAH
• PENGERTIAN NAJIS DAN HADATS
• CARA BERSUCI DARI HADATS
• ALAT-ALAT BERSUCI
A. Pengertian Thahrah
Kata thaharah berasal dari bahasa Arab ‫اَلَطَها ُر‬yang secara bahasa artinya bersih atau bersuci.
Sedangkan menurut istilah, thaharah adalah menyucikan badan,pakaian, dan tempat dari
hadas dan najis dengan cara yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.
Menurut Imam Ibnu Rusyd, Thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
a) Thaharah dari hadats, yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu yang diminta -
bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu yang diminta bersucinya
dengan mandi).
b) Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan tempat ibadah
dari sesuatu yang najis dengan air.
B.Dalil Tentang Thahrah
Dalil tentang Thaharah
Q.S. Al- Baqarah : 222
‫ِإَّن َهللا ُيِح ُّب الَّتَّو اِبْيَن َو ُيِح ُّب اْلُم َتَطِّهِرْيَن‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang
menyucikan diri”.
Hadits Nabi
)‫ ( رواه المسلم‬.‫َال َيْقَبُل هللاُ َص َالةً ِبَغْيِر َطُهْو ًرا‬
Artinya: “ Allah tidak menerima shalat seseorang yang tidak dalam keadaan suci”. (H.R.
Muslim)
C.Pengertian Najis
Najis menurut bahasa adalah apa saja yang kotor . Sedangkan menurut
syara’ berarti kotoran yang mengakibatkan shalat/ ibadah tidak sah,
seperti darah dan kencing.
Cara membersihkan najis
- Istinja’ dan Istijmar
- Menggosok dan menyiram
D. Pengertian Hadats

• Hadats secara etimologi ialah seseorang yang


tengah berhadas, sedangkan secara terminology
ialah sesuatu yang mengkotori anggota tubuh
yang bisa mencegah sahnya shalat. Seperti orang
yang junub, haid, nifas dan lain-lain.
E. Cara Bersuci Dari Hadats
• Berdasarkan jenis-jenis hadas yang telah diketahui , ada yang disebut hadas kecil dan ada
yang disebut sebagai
hadas besar. Perbedaan jenis hadas ini juga berlaku bagi perbedaan cara menyucikannya.
• Cara bersuci dari hadas kecil
- Wudhu
- Tayammum
• Cara bersuci dari hadas besar
- Mandi
F. Sebab-Sebab Orang Berhadats
1. Karena bersenggama (bersetubuh suami istri) biar keluar mani atau tidak, maka wajib
mandi. Firman Allah swt. Dalam surat Al-Maidah ayat 6 ْ “Artinya: “Jika kamu junub
(bersutubuh) maka hendaklah kamu mandi.”
2. Keluar mani baik karena bersutubuh atau tidak seperti bermimpi dan sebagainya, maka
wajib mandi.
3. Sebab buang kotoran (haid). Sabda Rasululloh saw. Dari ‘Aisyah r.a. berkata: telah
bersabda Rasululloh saw. Kepada Fatimah binti Hubaisyi, “Bila datang haidh maka
tinggalkanlah shalat (sembahyang) dan bila telah habis maka mandilah Anda.” HR.Bukhari
4. Karena nifas (darah yang keluar sesudah melahirkan), bila darah nifas itu telah berhenti,
maka diwajibkan mandi.
G. Alat-Alat Bersuci (Thaharah)
1. AIR
Air yang sah untuk dipakai bersuci dalam Islam itu sudah dijelaskan dalam Al-Hadits : Air itu tidaklah
menyebabkan najisnya sesuatu, kecuali jika berubah rasanya,warnanya atau baunya.”(HR. Ibn Majjah dan
Baihaqi)
Ada lima Air yang digunakan untuk bersuci :
1. Air Mutlak
2. Air Musyamas
3. Air Musta’mal
4. Air Haram
5. Air Najis
1) Air suci dan menyucikan yaitu air Mutlak atau masih murni sehingga
dapat digunakan bersuci dengan tidak makruh atau digunakan
secukupnya tanpa berlebihan.
2) Air suci dan menyucikan yaitu air Musyammas atau air yang dipanaskan
dengan matahari di tempat logam namun bukan emas.
3) Air suci tapi tidak menyucikan yaitu air Musta'mal yang telah
digunakan bersuci untuk menghilangkan hadas dan najis walau tidak
berubah rupa, rasa, atau bau.
4) Air Haram yaitu air yang diperoleh dengan cara mencuri tanpa izin
pemiliknya, sehingga air tersebut tidak dapat menyucikan.
5) Air Mutanajis yaitu air yang terkena najis atau kemasukan suatu hal
najis,
Lanjut…..
Macam-Macam Air Yang boleh dipakai untuk bersuci adalah :
a) Air Hujan
b) Air laut
c) Air Salju
d) Air Embun
e) Air Mata Air
f) Air Sungai
g) Air Sumur
Lanjut…..
2. Debu yang suci
a. Ketika seseorang ingin bersuci (dalam artian bersuci dari hadas),dan dia
tidak menemukan air untuk itu, maka di berikan kemudahan untuk
masalah itu. Yaitu dengan bersuci dengan debu, yang disebut dengan
istilah bertayammum.
b. Benda-benda yang dapat menyerap kotoran, seperti batu, tisu, kayu dan
semacamnya. Dalam hal ini, dikhususkan untuk menghilangkan najis,
seperti untuk beristinja’.
I. Pembagian Najis
Secara wujud najisnya, najis dibagi kedalam dua macam, yaitu Najis ‘Ainiyah
dan Najis Hukmiyah.
a) Najis ‘Ainiyah adalah semua najis yang berwujud atau dapat dilihat melalui
mata atau mempunyai sifat yang nyata, seperti warna atau baunya. Contohnya
adalah seperti kotoran, kencing dan darah.
b) Najis Hukmiyah adalah semua najis yang telah kering dan bekasnya sudah
tidak ada lagi serta sudah hilang antara warna dan baunya. Contohnya adalah
kencing yang mengenai baju yang kemudian kering sedang bekasnya tidak
nampak
J. Macam_macam Najis
1. Najis Mukhoffafah (najis ringan)
Contoh: Air kecing bayi yang belum berumur 2 tahun dan belum makan selain
air susu ibu.
2. Najis Mutawasithah (najis sedang)
a. Hukmiyah: benda suci yang terkena benda najis, dan masih bisa disucikan.
b. Ainiyah: benda yang pada asalnya memang najis dan tidak bisa disucikan.
3. Najis Mugholladhoh (najis berat)
Contoh: Air liur/air kencingnya Anjing atau Babi dan atau keturunanya.
K. Istilah-Istilah Dalam Thahrah

1. Istinja
Pengertian Istinja Perkataan istinja` menurut bahasa ada dua perbuatan yang dilakukan
untuk menghilangkan najis, yaitu tahi. Adapun menurut istilah syara istinja adalah perbuatan
yang dilakukan untuk menghilangakan najis dengan menggunakan benda seperti air atau batu. Jadi,
istinja` berarti`menggunakan batu atau air.
2. Istijmar
Pengertian Istijmar Istijmar ‫استجمار‬adalah menghilangkan sisa buang air dengan
menggunakan batu atau benda-benda yang semisalnya.
Syarat - syarat dalam istinja dan istijmar yaitu :
a. Hilang rasanya b. Hilang baunya c. Hilang warnanya
3. Wudhlu
Menurut bahasa, Wudhu artinya Bersih dan Indah.
Sedangkan menurut istilah (syariah islam) artinya menggunakan air pada
anggota badan tertentu dengan cara tertentu yang dimulai dengan niat guna
menghilangkan hadast kecil. Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya
sholat (orang yang akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa
wudhu shalatnya tidak sah).
4. Tayamum
Tayamum adalah pengganti wudhu atau mandi wajib yang tadinya
seharusnya menggunakan air bersih digantikan dengan menggunakan tanah
atau debu yang bersih. Tayamum yang telah dilakukan bisa batal apabila ada
air dengan alasan tidak ada air atau bisa menggunakan air dengan alasan
tidak dapat menggunakan air tetapi tetap melakukan tayamum serta sebab
musabab lain seperti yang membatalkan wudhu dengan air.
L. Sebab Atau Alasan Tayamum
a) Dalam perjalanan jauh
b) Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya sedikit kurang dari 2 kullah - Telah
berusaha mencari air tapi tidak ditemukan
c) Air yang ada suhu atau kondisinya mengundang kemudharatan
d) Air yang ada hanya untuk minum
e) Air berada di tempat yang jauh yang dapat membuat telat shalat
f) Pada sumber air yang ada memiliki bahaya
g) Sakit dan tidak boleh terkena air.
M. Syarat Syah Tayamum
1. Telah masuk waktu salat
2. Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
3. Memenuhi alasan atau sebab melakukan tayamum
4. Sudah berupaya / berusaha mencari air namun tidak ketemu
5. Tidak haid maupun nifas bagi wanita / perempuan
6. Menghilangkan najis yang yang melekat pada tubuh

Anda mungkin juga menyukai