Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(THAHARAH/BERSUCI)

Dosen : Nonik Yamni, S.Th.,M.Th

DISUSUN OLEH :

MSDMA 1B

1. Utamitriputri

2. Rezky Maharani Said

POLITEKNIK STIA LAN MAKASSAR

2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Allah itu bersih dan suci. Untuk menemuinya, manusia harus terlebih dahulu bersuci
atau disucikan. Allah mencintai sesuatu yang bersih dan suci. Dalam hukum Islam
bersuci dan segala seluk beluknya adalah termasuk bagian ilmu dan amalan yang
penting terutama karena diantaranya syarat-syarat sholat telah ditetapkan bahwa
seseorang yang akan melaksanakan sholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan,
pakaian dan tempatnya dari najis. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari
sesuatu (barang) yang kotor dan najis sehingga thaharah dijadikan sebagai alat dan cara
bagaimana mensucikan diri sendiri agar sah saat menjalankan ibadah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan thaharah?
2. Sebutkan macam-macam air dan pembagiannya?
3. Benda apa sajakah yang najis?
4. Sebutkan tata cara istinja?
5. Bagaimana cara-cara bersuci dari hadas dan najis?

C. TUJUAN
1. Ingin mengetahui tentang thaharah.
2. Ingin mengetahui macam-macam air dan pembagiannya.
3. Ingin memahami benda-benda yang menyebabkan najis.
4. Ingin mengetahui tata cara melakukan istinja
5. Memahami cara-cara bersuci dari hadas dan najis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. THAHARAH
1. Pengertian Thaharah
Thaharah menurut bahasa ialah bersih dan bersuci dari segala kotoran, baik yang
nyata seperti najis, maupun yang tidak nyata seperti aib. Menurut istilah para fuqaha’
berarti membersihkan diri dari hadas dan najis, seperti mandi berwudlu dan
bertayammum. (Saifuddin Mujtaba’, 2003:1)
Suci dari hadas ialah dengan mengerjakan wudlhu, mandi dan tayammum. Suci dari
najis ialah menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan pakaian.
Urusan bersuci meliputi beberapa perkara sebagai berikut:
a. Alat bersuci seperti air, tanah, dan sebagainya.
b. Kaifiat (cara) bersuci.
c. Macam dan jenis-jenis najis yang perlu disucikan.
d. Benda yang wajib disucikan.
e. Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan wajib bersuci.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:


Artinya:
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu
kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh;
dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah
suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri. (QS. 2:222)
Adapun thaharah dalam ilmu fiqh ialah:
a. Menghilangkan najis.
b. Berwudlu.
c. Mandi.
d. Tayammum.
Alat yang terpenting untuk bersuci ialah air. Jika tidak ada air maka tanah, batu dan
sebagainya dijadikan sebagai alat pengganti air

2. Macam-macam Air
Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam:
1. Air hujan.
2. Air sungai.
3. Air laut.
4. Air dari mata air.
5. Air sumur.
6. Air salju.
7. Air embun.

Dalam Islam sendiri air berperan penting sebagai syarat diterimanya ibadah salat, yaitu
sebagai alat atau sarana untuk bersuci baik dari hadas maupun najis. Dengannya seorang
muslim dapat beribadah secara sah karena telah memenuhi syarat sahnya salat yaitu suci.
Air memiliki berbagai macam jenis dan variasi. Syaikh Abi Suja’ dalam kitabnya yang
berjudul Matan al-Ghayyah at-Taqrib mengklasifikasikan air menjadi 4 macam, yaitu:
Air tersebut dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Air mutlak (air yang suci dan mensucikan), yaitu air yang masih murni, dan tidak
bercampur dengan sesuatu yang lain.
2. Air musyammas (air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakan),
yaitu air yang dipanaskan dengan terik matahari di tempat logam yang bukan emas.
3. Air musta’mal (air suci tetapi tidak dapat mensucikan), yaitu air yang sudah
digunakan untuk bersuci.
4. Air mutanajis (air yang najis dan tidak dapat mensucikan), yaitu air telah kemasukan
benda najis atau yang terkena najis.
3. Macam-macam najis
Najis dibagi menjadi 3 bagian:
1. Najis mukhaffafah (ringan), ialah air kencing bayi laki-laki yang belum berumur 2
tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali ASI.
Cara mensucikannya, cukup dengan memercikkan air ke bagian yang terkena najis sampai
bersih.
2. Najis mutawassithah (sedang), ialah najis yang keluar dari kubul dan dubur manusia dan
binatang, kecuali air mani.
Najis ini dibagi menjadi dua:
a. Najis ‘ainiyah, ialah najis yang berwujud atau tampak.
b. Najis hukmiyah, ialah najis yang tidak tampak seperti bekas kencing atau arak yang
sudah kering dan sebagainya.
Cara mensucikannya, dibilas dengan air sehingga hilang semua sifatnya (bau, warna, rasa
dan rupanya)
3. Najis mughallazah (berat), ialah najis anjing dan babi.
Cara mensucikannya, lebih dulu dihilangkan wujud benda najis itu, kemudian dicuci
dengan air bersih 7 kali dan salah satunya dicampur dengan debu.

Najis yang dimaafkan


1) Bangkai binatang yang darahnya tidak mengalir seperti nyamuk, kutu, dan sebagainya.
2) Najis yang sangat sedikit.
3) Darah bisul dan sebangsanya.
4) Kotoran binatang yang mengenai biji-bijian yang akan ditebar, kotoran binatang ternak
yang mengenai susu ketika diperah.
5) Kotoran ikan di dalam air.
6) Darah yang mengenai tukang jagal.
7) Darah yang masih ada pada daging.

4. Tata Cara Melakukan Istinja


Menyucikan diri ada banyak jenisnya, salah satunya adalah istinja. Secara bahasa, kata
istinja' ( ‫ ) اسنتجاء‬berasal dari bahasa Arab yang artinya menghilangkan kotoran. Sedangkan
secara istilah, istinja adalah membersihkan diri dari segala kotoran yang keluar dari qubul dan
dubur manusia. Adab Istinja Menurut Syariat Islam. Adapun adab seorang Muslim ketika
hendak beristinja adalah sebagai berikut:
1. Membaca doa saat masuk toilet
Adapun bacaan doanya adalah sebagai berikut:
‫ث من بِك أَعُو ُذ إنِّي اللَّهُ َّم للاِ بِس ِْم‬
ِ ‫ث ْال ُخ ْب‬
ِ ِ‫َوالْ َخبَائ‬
Bismillâhi Allâhumma innî a’ûdzu bika minal khubutsi wal khabâitsi

“Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan iblis jantan dan betina.”

2. Masuk toilet dengan mendahulukan kaki kiri.

3. Membuang kotoran kita pada lubang kakus, bukan di dinding atau di lantai toilet.

4. Duduk saat buang air kecil, apalagi buang air besar.

5. Mentuntaskan keluarnya kotoran.

6. Melakukan istinja menggunakan tangan kiri.

7. Membaca doa ketika keluar dari toilet.

5. Tata Cara Bersuci dari Hadas


Terdapat dua hadas yang wajib diketahui oleh umat Muslim. Pertama adalah hadas kecil.
Semua hal yang membatalkan wudhu adalah bagian dari hadas kecil, seperti keluarnya sesuatu
dari qubul dan dubur kecuali mani, hilangnya akal / ayan, tidur, menyentuh alat kelamin sendiri
atau punya orang lain, bersentuhan dengan lawan jenis secara langsung, dan lain-lain.
Kedua ada hadas besar. Hadas besar merupakan hadas yang hanya bisa disucikan dengan mandi
besar atau junub. Misalnya melahirkan anak, keluarnya mani, nifas, berhubungan intim, datang
bulan, dan lain-lain.
Tata cara mandi junub adalah :
ُ ‫ث لِ َر ْف ِع ْال ُغ ْس َل نَ َوي‬
• Membaca niat. Niat mandi junub ialah ‫ْت‬ ِ ‫لل فَرْ ضًا ْاالَ ْكبَ ِر الْ َح َد‬
ِ ‫تَ َعالَى‬
• Niat dibaca sambil menyiram anggota tubuh bagian kanan
• Lalu, bersihkanlah kotoran terlebih dulu
• Ratakanlah air ke seluruh kulit dan rambut dari ujung bawah ke atas

Tata Cara Bersuci dari Najis


Terdapat empat jenis najis yang ada.
 Pertama najis Ma’fu. Najis ini bisa dimaafkan dan tidak perlu bersuci karena memiliki
kadar yang sangat sedikit.
 Kedua najis Mukhaffafah, misalnya kencing bayi laki-laki yang masih mengkonsumsi
asi. Cara menyucikannya dengan mengalirkan air ke najis itu.
 Najis ketiga adalah najis Mutawasithah. Misalnya nanah, darah, air seni orang dewasa,
dan lain sebagainya. Cara menyucikan najis ini dengan menyiraminya menggunakan air
sampai hilang baunya, warnanya, dan rasa najis itu.
 Najis keempat adalah najis Mughaladzah. Contohnya adalah jilatan anjing. Cara bersuci
dari najis ini adalah dengan menyiraminya menggunakan air sebanyak 7 kali yang mana
salah satunya dicampuri debu atau pasir suci.
BAB III

KESIMPULAN

Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat penghalang (kotoran)


yang timbul dari hadas dan najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang
terbawa dibadan. Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Hukum taharah ialah
WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan.

Syarat wajib melakukan thaharah yang paling utama adalah beragama Islam dan sudah
akil baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah adalah air suci, tanah, debu serta
benda-benda lain yang diperbolehkan. Air digunakan untuk mandi dan berwudhu, debu dan tanah
digunakan untuk bertayamum jika tidak ditemukan air, sedangkan benda lain seperti batu, kertas,
tisur dapat digunakan untuk melakukan istinja’.

Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat sebagaimana
yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan Allah
Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari-hari yaitu membersihkan badan, pakaian, dan
tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah.
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.iain-tulungagung.ac.id/8632/5/BAB%20II.pdf

https://banten.nu.or.id/syariah/air-dan-macam-macamnya-dalam-islam-tm25e

https://kumparan.com/berita-update/tata-cara-bersuci-dari-hadas-dan-najis-yang-dilakukan-umat-muslim-
1xklWK5fAY

Anda mungkin juga menyukai