Thoharoh menurut bahasa adalah Bersih dan murni dari beberapa kotoran yang nyata
(tampak), seperti :Najis ataupun secara maknawiyah (tidak nyata), seperti beberapa cacat (hatinya
kotor).
Sesuci itu ada 4 perantara dan 4 maksud : Air,debu,perabot menyamak,batu yang digunakan
istinjak.
Adapun air yang digunakan bersuci adalah air mutlak (air yang belum berubah bentuknya)
Adapun debu yang digunakan bersuci adalah debu yang bersih dan tidak musta’mal,
Adapun perabot menyamak yang dapat digunakan bersuci adalah sesuatu yang asam yang
bisa digunakan untuk menghilangkan sesuatu yang masih ada dikulit dan juga lemak seperti
alqorodhi,kotoran burung.
Batu yang digunakan istinjak itu harus suci dan mensucikan yang batu tersebut itu bukan
batu yang dimulyakan.
Adapun beberapa bejana dan al ijtihad yaitu bolehnya menyetarakan di dalam menghasilkan
maksud dari orang yang bertanya dari beberapa pertanyaan.
Dan perkara yang dimaksud adalah wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis
WUDLU’
Wudlu menurut bahasa adalah nama yang digunakan untuk membasuh sebagian anggota.
Wudlu menurut syara’ adalah nama yang digunakan untuk membasuh beberapa anggota
yang khusus dengan niat yang khusus pula.
KEFARDLUAN WUDLU’
1. Niat.
2. Membasuh Wajah.
3. Membasuh ke-2 tangan beserta siku.
4. Mengusap sebagian rambut kepala.
5. Membasuh ke-2 kaki beserta mata kaki.
6. Tertib.
Bolehnya mengusap bagian luar ke-2 muzah. Sebagai ganti membasuh ke-2 kaki dalam
wudlu’ berlaku satu hari satu malam untuk mukim dan 3 hari 3 malam untuk orang yang bepergian .
1. Bersiwak
2. Membaca basmalah
3. Berkumur
4. Memasukkan air kedalam lubang hidung (istinsyak)
5. Mengusap sebagian kepala
6. Menyela-nyelai jari-jari tangan dan kaki
7. Berurutan
8. Mendahulukan anggota kanan
9. Membasuh wajah sampai melebihi batas wajah yang diwajibkan
10. Membasuh tangan dan kaki sesuai batasan yang diwajibkan
11. Berdo’a sesudah wudlu’
KEMAKHRUHAN WUDHU
1. Perkara yang keluar dari 2 jalan (qubul atau dhubur) kecuali mani.
2. Hilangnya akal kecuali tidur yang menetapkan pantat pada tempat duduknya.
3. Bertemunya antara kulit perempuan dan laki-laki yang bukan mahromnya tanpa adanya
penghalang atau penutup.
4. Menyentuh qubul atau dhubur anak adam dengan telapak tangan atau jari-jari bagian
dalam.
Ada 4:
1. Sholat.
2. Thowaf.
3. Menyentuh mushaf (Al-qur’an).
4. Membawa mushaf.
MANDI
Mandi secara istilah artinya Mengalirkan air keseluruh anggota tubuh dengan niat yang
tertentu
Ada 6 :
FARDLU MANDI
Ada 2 :
1. Niat
2. Meratakan air keseluruh tubuh
SYARAT-SYARAT MANDI
KEMAKRUHAN-KEMAKRUHAN WUDLU’
1. Sholat.
2. Thowaf.
3. Menyentuh Mushaf (Al Qur’an).
4. Membawa Mushaf (Al Qur’an).
1. Berdiri
2. Menghadap Kiblat
3. Wudlu
4. Membaca Basmallah
5. Menggosok-gosok bagian tubuh yang sulit untuk dijangkau oleh air
6. Mengulang basuhan sebanyak 3X
7. Tertib dalam rangkaian urutan
8. Membasuh ke-2 telapak tangan
9. Membasuh farji dan sekitarnya
10. Menghisap air dengan hidung (Istinsyak)
11. Wudlu
12. Menggosok-gosok bagian tubuh yang sulit dijangkau air
13. Menyiram air mulai dari kepala
14. Menyiram anggota kanan bagian depan kemudian belakang
15. Menyiram anggota kiri depan kemudian belakang
Adapun kemakhruhan mandi yaitu sama dengan kemakhruhannya wudlu yang sudah
diterangkan.
NAJIS
PENGERTIAN NAJIS
Secara syara’ adalah perkara yang menjijikkan atau perkara yang kotor yang bisa mencegah
keabsahan sholat sekiranya syara’ tidak memberikan keringanan.
Ada 3 :
1. Najis Mugholadhoh adalah najis yang paling berat, misalnya anjing,babi,dan peranakannya
2. Najis Mukhoffafah adalah najis yang paling ringan, misalnya kencingnya anak laki-laki yang
belum mencapai usia 2 tahun dan masih minum asi.
3. Najis Mutawassithoh adalah najis tengah-tengah, misalnya khomr.
1. Cara menghilangkan najis mugholadhoh yaitu dibasuh 7X menggunakan air yang salah
satunya dicampur dengan debu.
2. Cara menghilangkan najis mukhoffafah yaitu dengan memercikkan air kepermukaan yang
terkena najis tersebut.
3. Najis mutawassithoh ada 2 :
1) Najis mutawassithoh ‘Ainiyah yaitu najis yang tampak baik warna,rasa,maupun
baunya (jirim), Cara menghilangkan dengan membersihkan jirim tersebut sampai
hilang
2) Najis mutawassithoh Hukmiyah yaitu najis yang tidak tampak baik
warna,rasa,maupun bau (jirim), Cara menghilangkan dengan menyiram atau
mengalirkan air pada najis tesebut
TAYAMMUM
Secara syara’ islam adalah Mengusap wajah dan ke-2 tangan menggunakan debu dengan
niat yang tertentu.
SEBAB-SEBAB TAYAMMUM
SYARAT-SYARAT TAYAMMUM
1. Menggunakan debu
2. Menggunakan debu yang suci
3. Debu tersebut bukan debu yang musta’mal
4. Tidak mencampur debu dengan tepung atau yang menyamai tepung
5. Mengusap wajah dan ke-2 tangan dengan menggunakan debu yang berbeda
6. Adanya kesengajaan dalam memindah debu
7. Terlebih dahulu menghilangkan najis
8. Menghadap kiblat
9. Tayammum tersebut dilakukan setelah masuk waktu sholat
10. Melakukan tayammum untuk satu sholat fardlu
11. Tidak adanya air
12. Ketika dalam perjalanan yang tidak ada unsur maksiat
1. Memindah debu
2. Niat (agar diperbolehkan menjalankan ibadah yang butuh pada suci dari hadats) niat
tayammum harus bersamaan dengan memindah debu untuk mengusap wajah
3. Mengusap wajah
4. Mengusap ke-2 tangan beserta ke-2 siku
5. Tertib
KESUNNAHAN TAYAMMUM
1. Bersiwak
2. Membaca Basmallah
3. Mendahulukan anggota yang kanan dari pada yang kiri
4. Berturut-turut atau berkesinambungan (muwalah)
5. Menepis debu yang berada ditelapak tangan
6. Perkara yang mungkin datang dari kesunnahan wudlu selain membasuh 3X
KEMAKHRUHAN TAYAMMUM
1. Mengulang-ulang usapan
2. Melebih-lebihkan atau memperbanyak debu
1. Hadats
2. Murtad
3. Berprasangka terhadap adanya air ketika melaksanakan sholat
4. Benar-benar mengetahui adanya air
5. Mampu membeli air
6. Hilangnya penyakit yang memperbolehkannya tayamum kecuali sholat yang telah gugr
7. Dan sekiranya tidak ada yang menghalang-halangi dalam roka’at ke-4
HAIDL
Haidl menurut istilah adalah Darah yang keluar dari farji seorang wanita yang mana darah
tersebut bukan darah penyakit dan darah tersebut keluar pada waktu-waktu tertentu.
Adapun waktu seorang wanita mengeluarkan darah haidl paling awal ketika ia berumur 9
tahun Hijriyah, umumnya 20 tahun, dan selebihnya tidak ada batasan akhir perempuan
mengeluarkan haidl.
Paling sedikit mengeluarkan darah haidl itu 1 Hari 1 Malam, umumnya 6/7 Hari dan paling
lama itu 15 Hari 15 Malam.
MASA SUCI YANG MEMISAH ANTARA HAIDL DENGAN HAIDL
Paling sedikit waktu suci yang memisah antara haidl dengan haidl adalah 15 Hari 15 Malam,
paling lama suci itu tidak ada batasnya. Pada umunya lama suci itu melihat pada umumnya haidl,
maksudnya kalau haidlnya 6 Hari maka sucinya 24 Hari atau haidlnya 7 Hari maka sucinya 23 Hari.
MASA-MASA NIFAS
Adapun paling sedikit masa nifas ialah 1 Tetes, umumnya 40 Hari, paling lama 60 Hari 60
Malam.
Terbagi menjadi 11 :
1. Sholat
2. Thowaf
3. Menyentuh mushaf
4. Membawa mushaf
5. Berdiam diri didalam masjid
6. Membawa mushaf dengan sengaja
7. Puasa
8. Tholaq (cerai)
9. Lewat didalam masjid karena khawatir menetesnya darah haidl
10. Mengambil kenikmatan antara pusar sampai lutut
11. Bersuci dengan niat ibadah
SHOLAT
Sholat menurut istilah adalah Beberapa ucapan,perbuatan yang diawali dengan Takbirotul
ihrom dan diakhiri dengan salam
1. Sholat dhuhur yaitu 4 roka’at. Awal waktunya mulai dari tergelincirnya matahari sampai
bayang-bayang sepadan atau sama dengan benda tersebut.
2. Sholat ashar yaitu 4 roka’at. Awal waktunya mulai dari bayang-bayang sepadan dengan
benda tersebut sampai bayang-bayang melebihi sedikit benda tersebut.
3. Sholat magrib yaitu 3 roka’at. Awal waktunya mulai dari terbenamnya matahari sampai
hilangnya mega merah.
4. Sholat isya’ yaitu 4 roka’at. Awal waktunya mulai dari hilangnya mega merah sampai
munculnya fajar shodiq.
5. Sholat shubuh yaitu 2 roka’at. Awal waktunya mulai dari munculnya fajar shodiq sampai
terbitnya matahar.
1. Tidur.
2. Lupa.
3. Dijama’.
4. Dipaksa.
Sholat yang haram diharamkan mana kala tidak ada sebabnya atau ada sebabnya datang
diwaktu akhir diselain tanah Haram ada 5 :
Ada 6 :
1. Islam.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Suci dari haidl dan nifas.
5. Ajaran islam telah sampai kepadanya (sudah dikenakan kewajiban)
6. Sehatnya panca indra.
RUKUN-RUKUN SHOLAT
Terbagi menjadi 17 :
1. Niat.
2. Takbirotul ihrom.
3. Berdiri bila mampu.
4. Membaca surat Al-fatihah.
5. Ruku’.
6. Tumakninah didalam ruku’.
7. I’tidal.
8. Tumakninah ketika i’tidal.
9. Sujud.
10. Tumakninah ketika sujud.
11. Duduk diantara 2 sujud.
12. Tumakninah saat duduk diantara 2 sujud.
13. Duduk tasyahud akhir.
14. Membaca tasyahud akhir.
15. Membaca sholawat nabi SAW. Dalam tasyahud akhir.
16. Salam yang pertama.
17. Tertib.
Ada 15 :
1. Islam.
2. Tamyiz.
3. Mengetahui masuknya waktu sholat.
4. Mengetahui kefardluan sholat.
5. Tidak meyakini bahwa sebagian sholat fardlu itu berhukum sunnah.
6. Suci dari 2 hadats (hadats besar dan hadats kecil).
7. Suci dari najis baik didalam pakaian,badan,dan tempat.
8. Menutup aurot.
9. Menghadap kiblat kecuali sholat sunnah pada waktu bepergian dan sholat saat
berkecamuknya perang.
10. Tidak berbicara.
11. Meninggalkan perbuatan yang menyebabkan banyaknya gerakan.
12. Tidak makan dan minum.
13. Tidak meninggalkan rukun qouli dan fi’li bersamaan dengan keragu-raguan didalam niat saat
Takbirotul ihrom atau lamanya keragu-raguan.
14. Tidak ada niatan untuk memutus sholat atau ragu-ragu didalam memutusnya.
15. Tidak memutuskan sholat karena tergantung dengan sesuatu.
Ada 20 :
1. Membaca qunut.
2. Berdiri ketika membaca qunut.
3. Membaca sholawat yang ditujukan kepada nabi pada waktu qunut.
4. Berdiri ketika membaca sholawat.
5. Membaca salam yang ditujukan kepada nabi pada waktu qunut.
6. Berdiri ketika membaca salam.
7. Membaca sholawat yang ditujukan kepada keluarga nabi pada waktu qunut.
8. Berdiri ketika membaca sholawat.
9. Membaca salam yang ditujukan kepada keluarga nabi pada waktu qunut.
10. Berdiri ketika membaca salam.
11. Membaca sholawat yang ditujukan kepada shohabat nabi pada waktu qunut.
12. Berdiri ketika membaca sholawat.
13. Membaca salam yang ditujukan kepada shohabat nabi pada waktu qunut.
14. Berdiri ketika membaca salam.
15. Membaca tasyahud awal.
16. Duduk tasyahud awal.
17. Membaca sholawat kepada nabi pada waktu tasyahud awal.
18. Duduk ketika membaca sholawat kepada nabi.
19. Membaca sholawat kepada keluarga nabi didalam tasyahud akhir.
20. Duduk pada tasyahud akhir.
Diantaranya :
1. Mengangkat ke-2 tangan ketika takbiratul ihrom, rukuk, bangun dari rukuk dan bangun dari
tasyahud awal.
2. Membaca doa iftitah.
3. Membaca ta’awud.
4. Membaca lafad amin.
5. Membaca surat pendek pada tempatnya membaca surat.
6. Melirihkan dan mengeraskan suara ditempatnya.
7. Membaca takbir ketika setiap kali pindah rukun sholat.
8. Melihat ke arah tempat sujud.
9. Menaruh ke-2 telapak telapak tangan pada ke-2 lutut ketika melakukan rukuk.
10. Membca tasbih pada saat rukuk dan sujud.
11. Duduk iftiros di setiap duduk dalam rokaat yang tidak diakhiri salam.
12. Duduk tawaruk ketika akan mengakhiri sholat.
13. Menoleh kearah kanan dan kiri ketika salam.
Diantaranya:
SUJUD SYAHWI
Sujud syahwi dilaksanakan sebanyak dua sujud, saat menjelang membaca salam dan
disunnahakan melakukannya ketika melakukan salah satu dari empat perkara sebagai berikut:
SUJUD TILAWAH
Sholat sunnah setelah melakukan wudlu dilaksanakan 2 roka’at atau lebih dan bisa digabung
dengan sholat tahiyyatul masjid.
SHOLAT JAMA’AH
1. Sakit, sekiranya sakit ini orang merasa berat untuk datang menjalankan sholat jum’at dan
jama’ah.
2. Adanya kekhawatiran akan rusak atau hilangnya barang yang dijaga.
3. Panas yang terlalu tinggi.
4. Dingin yang terlalu kuat.
5. Menjaga orang sakit yang tidak ada penunggunya.
6. Makmum tentram dengan keadaan.
7. Menunggu orang yang termasuk kerabat dekat yang sedang dalam keadaan atau
menghadapi sakarotul maut atau naza’ (kematian).
8. Hujan deras yang menyebabkan atau bisa membuat baju basah kuyup dan tidak ada iyup-
iyup (payung) yang dapat digunakan.
SHOLAT QOSHOR SEBAB DALAM BEPERGIAN DAN MENJAMA’ SHOLAT KARENA ADANYA HUJAN DAN
SAKIT
SHOLAT QOSHOR
Sholat qoshor ialah meringkas sholat yang asalnya 4 roka’at (dhuhur, ashar, isya) menjadi 2
roka’at. Sholat qoshor hanya diperbolehkan bagi orang yang bepergian.
Sholat jama’ taqdim adalah melakukan sholat ashar diwaktunya sholat dhuhur/melakukan
sholat isya’ diwaktunya sholat magrib sedangkan.
Sholat jama’ takhir adalah melakukan sholat dhuhur di waktunya sholat ashar/melakukan
sholat magrib diwaktunya sholat isya’.
Adapun syarat bagi musyafir yang boleh melakukan jama’ taqdim ada 6:
Sholat jama’ ketika hujan itu sama halnya dengan sholat jama’ ketika dalam perjalanan, akan
tetapi tidak boleh menjama’ kecuali jama’ taqdim hanya saja sholat jama’ taqdim itu takbirotul
ihrom yang pertama masih dalam keadaan hujan.
Imam nawawi dan imam-imam lainnya memilih untuk memperbolehkan menjama’ sholat
karena sakit dengan jama’ taqdim dan jama’ takhir dengan beberapa syarat seperti halnya menjama’
sholat ketika perjalanan.
SHOLAT JUM’AT
Sholat jum’at adalah sholat yang terdiri dari dua rokaat yang dilakukan diwaktu sholat
dhuhur pada hari yang tertentu.
1. Islam.
2. Baligh.
3. Berakal.
4. Merdeka.
5. Laki-laki.
6. Sehat.
7. Bermukim.
RUKUN KHUTBAH
SYARAT KHUTBAH
1. Laki.
2. Bisa terdengar.
3. Dua khutbah didengarkan di dalam bangunan.
4. Harus suci dari 2 hadats (kecil dan besar).
5. Suci dari najis (badan, tempat, pakaian).
6. Menutupi aurot.
7. Berdiri bagi yang mampu.
8. Duduk di antara 2 khutbah dengan kira-kira sama dan thuma’ninah sholat.
9. Kedua khutbah harus sambung.
10. Kedua khutbah harus sambung dengan sholat jum’at.
11. Kedua khutbah menggunakan bahasa arab.
12. Kedua khutbah harus didengar minimal oleh 40 oran,.
13. Kedua khutbah harus di waktu sholat dhuhur.
1. Mandi.
2. Berangkat lebih awal untuk selain imam.
3. Membersihkan diri.
4. Memakai pakaian yang putih.
5. Memakai wangi-wangian.
6. Berangkat ke masjid berjalan dengan santai.
7. Membaca al-qu’an atau berdzikir saat di perjalanan atau di dalam masjid.
8. Menundukkan kepala ketika khutbah.
Perkara yang wajib dilakukan (dengan hukum wajib kifayah) terhadap mayit muslim selain
orang yang meninggal dalam keadaan syahid itu ada 5:
1. Memandikan.
2. Mengkafani.
3. Mengantarkan.
4. Mensholati.
5. Menguburkan.
Cara paling singkat memandikan mayit itu dengan cara meratakan jasadnya dengan air,
sedangkan cara paling sempurna memandikan mayit itu dengan cara:
Tata cara membawa mayit itu dengan cara membawa, dan haram membawa dengan cara
menghinakan mayit atau hal tersebut akan dikhawatirkan jatuhnya mayit tersebut.
1. Niat.
2. 4kali takbir.
3. Berdiri bila mampu.
4. Membaca al-fatihah setelah takbir pertama.
5. Membaca sholawat nabi setelah takbir ke-2.
6. Berdo’a untuk mayit.
MENGUBUR MAYIT
Ukuran paling sedikit liang lahat untuk mengubur mayit ialah sekiranya bau mayit tersebut
tidak tercium, menjaga mayit dari hewan buas dan sempurnanya liang lahat adalah di daerah yang
tanahnya kuat (tidak longsor), dan mayit diletakkan dalam lubang kecil di dalam liang dan
kedalamannya liang lahat adalah setinggi orang laki-laki yang melambaikan tangan ke atas.
PEMBAGIAN-PEMBAGIAN ZAKAT
1. Fakir.
2. Miskin.
3. Amil.
4. Mu’allaf.
5. Riqob.
6. Ghorim.
7. Sabilillah.
8. Ibnu sabil.
PUASA
Puasa menurut syara’ adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa dengan
cara-cara tertentu.
1. Islam.
2. Mukallaf (sudah baligh).
3. Mampu untuk berpuasa.
4. Sehat.
5. Mukim.
RUKUN-RUKUN PUASA
1. Niat.
2. Meninggalkan perkara-perkara yang membatalkan puasa.
3. Orang yang berpuasa.
1. Islam.
2. Berakal.
3. Suci dari haidl dan nifas.
4. Mengerti tentang waktu yang diperbolehkan untuk melaksanakan puasa.
KESUNNAHAN PUASA
KEMAKHRUHAN PUASA
Ada 11: