Anda di halaman 1dari 30

Bersuci

Thaharah
PCM Lumajang
Ta’lim Tarjih

Pencerah
Yusuf Wibisono bin Abu Darda’
.
.
. BAB BERSUCI DARI
HADAS DAN NAJIS

.
Thaharah secara bahasa artinya
kebersihan. Secara syar’i berarti
menghilangkan hadats atau
menghilangkan najis.
Di https://muhammadiyah.or.id/thaharah
Bersih Secara Bahasa thaharah berarti suci dan bersih, baik itu suci
dari kotoran lahir maupun dari kotoran batin berupa sifat dan
itu perbuatan tercela.
Sebagian Sedangkan secara istilah fiqh, thaharah adalah : “mensucikan
diri dari najis dan hadats yang menghalangi shalat dan ibadah-
dari iman ibadah sejenisnya”
Hukum thahârah (bersuci) ini adalah wajib,
khususnya bagi orang yang akan
melaksanakan ibadah shalat
Contoh thaharah adalah wudhu, tayammum,
mandi wajib, dan lain-lain.
...

‫ين‬ َ َ‫ين َوي ُِحبُّ ْال ُمت‬


َ ‫طهِّ ِر‬ َ ِ‫إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّواب‬
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang
mensucikan diri”. (Qs. Al-Baqarah : 222)
Tafsir Qs. Al-Mudassir : 4
“Dan pakaianmu bersihkanlah.” Yang
‫َ ِوـثـ َيا َ َبـك َ َط‬
‫فـــِ ّهْـر‬ dimaksud dengan pakaian adalah seluruh
perbuatan Rasulullah dan maksud
1. Menurut Ahli Tafsir : membersihkannya adalah memurnikannya,
tulus melaksanakannya, dilakukan secara
Dan sucikanlah dirimu dari sempurna dan menafikannya dari berbagai hal
dosa-dosa serta bersihkan yang bisa merusak bahkan membatalkan
lah bajumu dari najis. pahalanya, seperti syirik, riya’, nifak, ujub, dll.
2. Pendapat lain : Sucikan Perintah ini juga mencakup perintah untuk
pakaianmu dari berbagai menyucikan baju dari najis karena hal itu
najis, dan sucikan batinmu adalah termasuk salah satu penyempurna
kebersihan amal, khususnya dsalam Shalat
dari berbagai penyakit hati
DEFINISI NAJIS
Najis adalah segala kotoran seperti tinja, kencing,
darah (termasuk nanah), daging babi, bangkai
(kecuali bangkai ikan, belalang dll), liur anjing
dan sebagainya. Inilah yang dikenal dengan
istilah najis hakiki. Sedang najis hukmi itu biasa
dikenal dengan istilah hadats
(https://muhammadiyah.or.id/thaharah)
DO YOU NEED A GRAPH?

Venus has a beautiful


name, but it’s terribly

Mercury is the closest


planet to the Sun

ُ‫ ْالم ُْؤ ِم َن اَل َي ْنجُس‬theَّ‫ إِن‬data:and“sesungguhnya


To modify this graph, click on it, follow the link, change
paste the new graph here orang Mukmin itu tidak najis”
(HR. Buchari)
POLA HIDUP BERSIH DAN SUCI (PHBS)

THAHARAH

NAJIS (FISIK) HADATS


RINGAN (HUKUM)
KECIL
SEDANG DAN BESAR
DAN BERAT

CARA BERSUCI CARA


BERSUCI
PROSES PENSUCIAN WUDHU’, MANDI
SESUAI LEVELNYA ATAU TAYAMUM
BERSUCI DARI HADATS KECIL & BESAR
Para Ulama’
membagi .
hadats menjadi
2 kategori,
hadats besar &
hadats kecil

. .
Dijelaskan di buku Tanya Jawab Tarjih jilid 3 & 4 :
Dalam pengertian syara’, bersuci terhadap anggota badan ada dua macam :
1. Kalau berhadats kecil, cukup dengan berwudhu’
2. Kalau berhadats besar (junub) wajib mandi
Terhadap orang yang sakit atau dalam perjalanan dan tidak mendapatkan air,
maka mendapat ruhshoh bertayamum sebagai ganti wudhu atau mandi
4,498,300,000
Big numbers catch your audience’s attention
Bersuci dari Najis Dengan Air
Penjelasan di https://muhammadiyah.or.id/thaharah /

Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah:


1)Air muthlaq yaitu air yang suci lagi mensucikan, seperti: air
mata air, air sungai, zamzam, air hujan, salju, embun, air laut;
2)Air musta`mal yaitu air yang telah digunakan untuk wudlu
dan mandi (Muttafaq `alayh)
Namun air yang bercampur dengan sedikit benda suci lainnya –seperti air yang bercampur
dengan sedikit sabun, kapur barus dll -, selama tetap terjaga kemutlakannya, maka
hukumnya tetap suci dan mensucikan. Tapi jika campurannya banyak hingga tidak layak
lagi disebut sebagai air mutlak, maka hukumnya suci tapi tidak mensucikan .
Bersuci Dengan Air
Sumber : https://muhammadiyah.or.id/thaharah
Sedangkan air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci antara lain:
1) Air mutanajjis yaitu air yang sudah terkena najis, kecuali dalam jumlah
yang besar yakni minimal dua kulah (HR. Tirmidzi, Nasa’i, dll.) atau
sekitar 500 liter Iraq, dan tidak berubah sifat kemutlakannya, tidak berubah
bau, rasa dan warnanya;
2) Air suci tetapi tidak dapat mensucikan, seperti air kelapa, air gula (teh atau
kopi), air susu, dan semacamnya
CATATAN : Alat yang digunakan untuk bersuci terdiri dari air, debu dan batu atau benda
padat lainnya (seperti: daun, tisu) yang bukan berasal dari tulang kotoran. Benda padat
tersebut digunakan khususnya ketika tidak ada air. Namun jika ada air yang bisa digunakan
bersuci, maka disunnahkan untuk lebih dahulu menggunakan air.
MACAM-MACAM NAJIS
Mukhaffafa
Mutawasithoh Mughaladhah
h

01 02 03
Najis Mukhaffafah Najis Mutawassithah Najis Mughalladhah
Najis yang Ringan Najis yang Sedang Najis yang Berat
NAJIS Menurut Ahli fiqih
1. Najis Mukhaffafah (ringan), seperti: air kencing
bayi laki-laki yang belum berumur 2 tahun dan
belum pernah makan sesuatu kecuali air susu ibu.

2. Najis Muthawasithah (sedang), ialah najis yang


sedang, yaitu segala seuatu yang keluar dari kubul
dan dubur manusia (kecuali air mani) dan kotoran
binatang.
Najis Muthawasithah dapat dibagi jadi 2, yaitu :
a. Najis 'ainiyah: ialah najis yang berujud, yakni
yang nampak & dapat dilihat
b. Najis hukmiyah: ialah najis yang tidak kelihatan
bendanya, spt bekas kencing yang sudah kering

3. Najis Mughaladzah (berat), seperti: najis anjing dan


babi serta keturunannya
Cara mensucikan
barang yang terkena
najis (mughalladzhah)
Cara bersuci dari najis spt kena air liur anjing
wajib cucilah 7 kali &
Cara mensucikan barang yg kena najis salah satunya dengan
(mukhaffafah) seperti kencing anak debu bersih
.
laki-laki kecil yang belum memakan
makanan (hanya minum air susu
ibu saja), cukup diperciki air pada
tempat najis itu sampai basah.
Cara mensucikan barang yang terkena
najis (mutawassithah) dibasuh
sehingga hilang sifat-sifatnya dari
rupa, bau dan rasanya.
PENJELASAN TARJIH
Tarjih berpendapat bahwa mencuci 7 x yang salah
satunya dengan tanah sesungguhnya bukanlah inti
(subtansi) yang ingin Nabi saw sampaikan dalam
haditsnya tsb. Sehingga ia bisa disebut
sebagai wasilah (sarana) saja, bukan sebagai sunnah
tasyri’iyah. 
Wasilah sendiri adalah sesuatu yang bersifat dinamis
dan berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman. Sekarang, kita bisa memakai sabun, dan
lain-lain yang bisa mengantarkan kita sampai pada
maqshad (tujuan inti) dari hadits tsb. yaitu membersihkan peralatan dari najis
Tambahan keterangan Bersuci Dg Batu & Tisu
Sumber: https://islam.nu.or.id/thaharah/hukum-b

Diperkenankannya istinja’ dengan batu serta tayamum dengan debu,


agar umat Islam tidak kesulitan dalam thaharah (kesucian).  
Kata batu (hajar) difahami sebagai benda keras yang kerap digunakan
membuat pondasi bangunan atau membuat jalan. Dalam fikih, ternyata
maknanya lebih luas. Sebab hajar dibedakan menjadi hajar hakiki dan
hajar syar’i.  Hajar hakiki adalah batu yang seperti kita kenal.
Sedangkan hajar syar’i mencakup semua benda padat yang suci serta
dapat menghilangkan kotoran. Sebagai contoh, batu, kayu, kulit hewan
dsb. Semua itu dinamakan hajar syar’i dan boleh untuk istinja’. Hajar
syar’i disamakan dengan hajar hakiki lewat metode analogi atau qiyas.
Bersuci Dengan Batu & Tisu
Pertanyaannya : bagaimana dengan tisu, apakah
dapat digunakan untuk istinja’ ? Merujuk dari
beberapa literatur madzhab Syafi’i, seperti al-
Majmu’ Syarh al-Muhaddzab, Syarqawi Syarh
Tuhfatut Thullab, Bujairami Syarh Iqna’ dan
lain-lain, tisu dapat digunakan untuk istinja’
dengan
.
alasan bahwa tisu dianggap sebagai salah
satu bentuk hajar syar’i. Yaitu benda benda
padat (jamid), tidak najis, dan tidak muhtaram,
tidak dianggap mulia dan berharga.
KLASIFIKASI DALAM MENJAGA HIDUP BERSIH
& SUCI
KITA MASUK YG MANA ?

25% 50% 75%

PRIBADI PRIBADI PRIBADI


DHALIM
Mereka yang tidak suka
MUQTASID
Mereka yang menjalani
UNGGUL
Mereka yang selalu terbiasa
bersih & suci hidup bersih & suci tapi dalam pola hidup bersih dan
terkadang tidak bersih & suci
tidak suci
Semoga
Bermanfaat
Terima
.dan

Kasih
DIALOG & TANYA JAWAB

(1). Membersihkan najis anak kecil dengan menggunakan tisu


basah apa diperbolehkan ?
(2). Bagaimana caranya membersihkan najis kencing anak
bayi yang minum susu bukan ASI tapi susu formula ?
(3). Apakah keluar angin itu termasuk najis ? Mengapa kita
kalau keluar angin itu harus berwudhu’ ?
JAWABAN & PENJELASAN
SINGKAT
(1). Istinja’ dg memakai tissue boleh, tapi ada bebera syarat :
a. Tissue yang dipakai harus tissue kering, sehingga bisa
menyerap. Kalau memakai tissue basah justru membuat
najis menyebar
b. Permukaannya kasar supaya bisa mengangkat najis
c. Yang dibersihkan itu lubang qubul dan dubur
Jadi tidak tepat kalau benda yang dipakai istinja’ itu basah,
najisnya tidak terangkat, malah bisa menyebar
Lanjutan…………………

2. Najis Mukhaffafah itu berlaku bagi anak laki-laki yang hanya minum
ASI saja. Jika anak tersebut tidak minum ASI tapi minum susu
formula, maka jika keluar najis dari badannya, tidak lagi dinamakan
najis mukhaffafah tapi menjadi najis mutawasithah. Cara
mensucikannya disiram najisnya dg air, bukan diperciki air
3. Keluar angin (kentut) lebih tepat disebut hadats kecil. Tetapi juga bisa
disebut najis, yaitu najis hukmi.
Agar bersih dari hadats kecil kita diperintahkan dg berwudhu’ sebagai
bentuk ta’abbudi yang didasarkan pada ketentuan syara’
Fonts & colors used
This presentation has been made using the following fonts:

Poiret One
(https://fonts.google.com/specimen/Poiret+One)

Oxygen Regular
(https://fonts.google.com/specimen/Oxygen)

#6d5b57 #f2e1d8 #595959 #b08980


AWESOME
WORDS

Anda mungkin juga menyukai