Anda di halaman 1dari 12

TAYAMMUM

MAKALAH

(Disusun untuk memenuhi mata kuliah Fiqih)

Dosen Pengampu : H. Erwinto ,S.Ag.,M.Kom.I

Disusun Oleh:

Dea Ananta (2341010020)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2023 / 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga


makalah ini dapat kami susun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada Bapak H. Erwinto, S.Ag.,M.Kom.I sebagai Dosen mata
kuliah Fiqih Fakultas Dakwah & Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung yang telah memberikan kami tugas ini sehingga kami dapat
mempelajari materi pengaruh kehidupan terhadap jiwa keagamaan

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca maupun penyusun.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik yang
membangun sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki oleh karena itu, Kami mengharapkan segala bentuk saran dan masukan
bahkan kritik dari berbagai pihak, Akhirnya kami berharap bahwa makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bandar lampung, 12 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1. Latar Belakang......................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
3. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Dan Dalil Tentang Tayammum..........................................................................3
B. Syarat Sah Melakukan Tayammum......................................................................................3
C. Sebab-Sebab Diperbolehkan Melakukan Tayammum.........................................................4
D. Rukun, Sunnah Dan Yang Membatalkan Tayammum.........................................................4
1. Rukun Tayamum..................................................................................................................4
2. Sunah Tayamum...................................................................................................................4
3. Hal-Hal Yang Membatalkan Tayamum................................................................................4
E. Cara Menggunakan Tayammum...........................................................................................5
F. Fardhu-Fardhu Tayammum..................................................................................................5
E. Hukum Melihat Air Bagi Orang Yang Tayammum.............................................................5
G. Tata Cara / Praktek Bertayammum.......................................................................................6
BAB III PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah
kebersihan, Allah mensyariatkan wudhu sebagai syarat sah shalat, tawaf,
dan menyentuh mushaf. Ia juga mewajibkan mandi besar dari junub, haid,
dan nifas, menyunahkan mandi besar pada hari Jum’at dan sebelum
melaksanakan Shalat Id. Bahkan, Islam sangat menganjurkan pemeluknya
untuk senantiasa memperhatikan kebersihan dan kesucian pakaian, badan,
dan tempat dari berbagai najis dan kotoran. Allah Swt. juga memotivasi
kita untuk melakukan itu semua, sesuai dengan firman Allah pada surat
Al-Baqarah:222 yang artinya:

“Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertobat dan


menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”

Bersuci hukumnya wajib, bersuci itu sendiri terbagi menjadi 2,


yaitu bersuci batin (mensucikan diri dari dosa dan maksiat) dan lahir
(bersih daari kotoran dan hadast). Kebersihan dari kotoran cara
menghilangkan dengan menghilangkan kotoran itu pada tempat ibadah,
pakaian yang dipakai, dan pada badan seseorang. Sedang kebersihan dari
hadast dilakukan dengan mengambil air wudhu, bertayamum, dan
mandi.Ada keringanan bagi orang yang tidak bisa melakukan wudhu atau
mandi dengan air karena udzur tertentu yaitu bisa tayamum sebagai
penggantinya. Tayamum dilakukan dengan debu yang suci dan dengan
syarat serta rukun yang sudah diatur dalam syariat Islam. Sebagaimana
dalam firman Allah Q.S Al-Maa’idah ayat 6 yang artinya:“Dan apabila
kamu sakit, atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air,
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih)...”

Tayammum merupakan salah satu alternatif yang bisa kita lakukan


sebagai pengganti whudu’. Apabila kita ingin bersuci akan tetapi air tidak
ada ataupun dalam perjalanan jauh, kita bisa melakukan tayammum.
Tayammum itu dilakukan dengan berbagai alasan dan persyaratan yang
harus diketahui, seperti ketiadaan air, dalam perjalanan jauh, dan dalam
keadaan sakit.

Akan tetapi sebaliknya, pelaksanaan tayammum itu sering di salah


mengerti oleh seseorang.Ada yang asal tayammum tanpa alasan yang telah
di tetapkan di atas, ada juga yang salah dalam pelaksanaan atau tata
2

caranya.Tayammum ini dilakukan apabila ketiadaan air lagi, bukan karena


malas dalam menyentuh air.Hal tersebut sering kita jumpai di tengah-
tengah masyarakat.

Dengan faktor tersebut, kami penulis tertarik untuk membahas


masalah ini dalam sebuah masalah yang akan kami ajukan.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar tayammum?
2. Bagaimana syarat-syarat tayammum?
3. Apa sebab-sebab diperbolehkannya melakukan tayammum?
4. Bagaimana rukun, sunnah, dan yang membatalkan tayammum?
5. Bagaimana cara menggunakan tayammum?
6. Bagaimana tata cara bertayammum?
7. Apa saja fardhu-fardhu tayamum?
8. Bagaimana hukum melihat air bagi orang yang tayammum?
9. Bagaimana tata cara /praktek bertayammum?

3. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar tayammum
2. Untuk mengetahui syarat-syarat tayammum
3. Untuk mengetahui sebab-sebab diperbolehkannya melakukan
tayammum
4. Untuk mengetahui rukun, sunnah, dan yang membatalkan
tayammum
5. Untuk mengetahui cara menggunakan tayammum
6. Untuk menegtahui tata cara bertayammum
7. Untuk mengetahui fardhu-fardhu tayammum
8. Untuk mengetahui hukum melihat air bagi orang yang tayammum
9. Untuk mengetahui tata cara /praktek bertayammum
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Dalil Tentang Tayammum


Secara etimologis (bahasa), tayamum berarti kehendak (al-qasdu),
atau kehendak melakukan hal tertentu. Dalam istilah fiqih, tayamum
diartikan sebagai proses mengusapkan debu atau tanah yang suci pada
muka dan kedua tangan sebagai pengganti wudhu dan mandi besar, untuk
dapat melaksanakan ibadah, seperti sholat. Tayamum wajib dilakukan
pada saat air tidak ada, atau kondisi ketika seseorang tidak bisa
menggunakan air.
Landasan dari tayamum adalah firman Allah swt.dalam surah al-Maidah
ayat 6:

‫َو ِاْن ُك ْنُتْم َّم ْر َض ى َاْو َعَلى َس َف ٍر َاْو َج آَء َاَح ٌد ِم ْنُك ْم ِّم َن اْلَغآِئِط َاْو َلَمْس ُتُم الِّنَس آَء َفَلْم َتِج ُد ْو ا‬
‫ِد ِم‬ ‫ِه‬ ‫ِع‬
‫مآًء َفَتَيَّم ُمْو ا َص ْيًد ا َطِّيًبا َفاْم َس ُح وا ِبُو ُجْو ُك ْم َو َاْي َيُك ْم ْنُه‬
Artinya: "... Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan maka
jika kamu tidak memperoleh air maka bertayamumlah dengan debu yang
baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu...."

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Rasulullah


saw. bersabda:

‫ُج ِعَلْت اَالْر ُض ُك ُّلَه ا ْيِل َو ُاِلَّم ْيِت َمْس ِج ًد ا َو َطُهْو ًر ا‬

Artinya: "Semua bumi atau tanah dijadikan untukku dan umatku


sebagai masjid dan suci dan menyucikan."

Hadits ini menjadi dasar legalitas tayamum sebagai tata cara


alternatif mensucikan diri dari hadats.1

B. Syarat Sah Melakukan Tayammum


Adapun syarat sah melakukan tayammum adalah sebagai berikut:2

1) Telah masuk waktu sholat


2) Memakai tanah berdebu yang bersih dari najis dan kotoran
1
Rifa’I moh, Tuntunan Sholat Lengkap, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1998

2
Rasjid, Sulaiman. 2014. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Al Gesindo.
4

3) Memenuhi alasan/sebab melakukan tayammum


4) Sudah berupaya/berusaha mencari air namun tidak ketemu
5) Tidak haid maupun nifas bagi perempuan
6) Menghilangkan najis yang melekat pada tubuh

C. Sebab-Sebab Diperbolehkan Melakukan Tayammum


Diperbolehkan melakukan tayammum dengan sebab-sebab sebagai
berikut:3
1) Tidak ada air dan telah berusaha mencarinya, tetapi tidak bertemu
2) Berhalangan menggunakan air, misalnya karena sakit yang apabila
menggunakan air akan kambuh sakitnya
3) Dalam perjalanan jauh
4) Jumlah air tidak mencukupi karena jumlahnya yang sedikit
5) Air yang mempunyai suhu atau ada kondisinya mengundang
kemudharatan
6) Air yang ada hanya cukup untuk minum saja
7) Air yang ada hanya cukup untuk minum saja
8) Sumber air yang di dalamnya berbahaya, misalnya telah tercampur
racun
9) Kekhawatiran yang timbul mengenai bahaya jika badan tersentuh
air karena sakit yang diderita atau hawa dingin yang terlalu parah

D. Rukun, Sunnah Dan Yang Membatalkan Tayammum

1. Rukun Tayamum
Adapun rukun tayamum yaitu sebagai berikut:4

a) Niat (untuk dibolehkan melakukan sholat)


b) Mengusap muka dengan debu tanah, dengan dua kali usapan
c) Mengusap dua belah tangan hingga siku-siku dengan debu tanah
dua kali

2. Sunah Tayamum
a) Membaca basmalah (bismillahirrahmanirrohim)
b) Mendahulukan anggota yang kanan daripada yang kiri
c) Menipiskan debu
d) Menghadap kiblat
e) Membaca doa ketika selesai tayamum
f) Menggosok sela jari setelah menyapu tangan hingga siku

3. Hal-Hal Yang Membatalkan Tayamum


a) Segala yang membatalkan wudhu’ membatalkan tayammum

3
Rifa’I moh, Tuntunan Sholat Lengkap, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1998

4
Muhammad Ali, Ilmu Aqidah, Bandung: Rineka Cipta, 2002
5

b) Melihat air sebelum sholat, kecuali yang bertayammum karena


sakit. Sebagaimana sabda rasulullah saw yang di riwayatkan oleh
Abu Daud:
‫ِِس ِن ِا‬ ‫ِلِم ِا ِجَي ِد‬ ‫ِِّي‬ ‫ِع‬ ‫ِا‬
‫ َف َذا َو َج َد اْلَم اَء‬٬ ‫َو ْن ْمَل اْلَم اَءَعَش َر َنْي‬٬ ‫َّن الَّص ْيَد الَّط َب َطُهْو ُر اُملْس‬
‫ َفِاَّن ذِٓلَك َخ ْيٌٌر‬٬‫َفْلُيِم َس ُه َبَش َر َتُة‬
Artinya: sesungguhnya tanah yang suci itu alat untuk bersuci bagi
orang islam. Selagipun tidak mendapatkan air selama sepuluh tahun.
Apabila ia telah mendapatkan air maka hendaklah ia menyentuhkan air itu
kepada kulitnya. Karena hal itu lebih baik.

Maksudnya: tayammum seseorang akan batal setelah air sudah ada.


Adapun kalau adanya air itu setelah selesainya sholat,maka sholat kita sah
saja dan tidak wajib qadha’. Dan demikian pula jika kita menemukan air
sebelum sholat atau akan mulai sholat, kita di anjurkan untuk
bertayammum.

E. Cara Menggunakan Tayammum


Sekali bertayammum hanya dapat dipakai untuk satu sholat
fardhu saja, meskipun belum batal.Adapun untuk dipakai sholat sunat
beberapa kali cukuplah dengan satu kali tayammum. Bagi orang yang
salah satu anggota wudhu’nya terbebat(dibalut), maka cukup balutanya
itu saja diusap dengan air atau tayammum.5

F. Fardhu-Fardhu Tayammum
a) Niat bertayammum untuk mengerjakan shalat.
b) Mengusap muka sebanyak dua kali
c) Mengusap kedua tangan sampai sikut
d) Tertib dan berurutan.

E. Hukum Melihat Air Bagi Orang Yang Tayammum6


1) Jika ada air setelah bertayammum tetapi sholat belum dikerjakan,
maka ia wajib berwudhu’
2) Pada waktu sedang sholat kemudian terdapat air sholatnya harus di
lanjutkan seperti bagi orang musyafir dan sholatnya tidak batal.
3) Jika telah selesai melaksanakan sholat baru ada air sementara,
waktu sholat masih ada, maka boleh mengulang sholat dengan
berwudhu’, dan boleh pula tidak mengulanginya.
5
Mannan, Abdul. 2007. FIQIH Lintas Madzhab. Kediri: PP Al falah. Rasjid, H. Sulaiman. 2012 Fiqh
Islam. Cet ke-55. Bandung Sinar Baru

6
https://www.gramedia.com/literasi/tata-cara-tayamum/
6

G. Tata Cara / Praktek Bertayammum


a) Membaca basmalah dan niat tayamum ;
‫َنَو ْيُت الَّتَيُّم َم اِل ْس ِتَباَح ِة الَّصاَل ِة ِهلل َتَعاىَل‬
Artinya, “Aku berniat tayamum agar diperbolehkan salat karena
Allah.”
b) Renggangkan jari-jemari, tempelkan ke debu, tekan-tekan hingga
debu melekat.
c) Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan untuk menipiskan
debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber
debu tadi.
d) Niat tayamum: Nawaytuttayammuma listibaa hatishhalaati
fardhollillahi ta'aala (Saya niat tayammum untuk diperbolehkan
melakukan shalat karena Allah Ta'ala).
e) Mengusap telapak tangan ke muka secara merata
f) Bersihkan debu yang tersisa di telapak tangan.
g) Ambil debu lagi dengan merenggangkan jari-jemar, tempelkan ke
debu, tekan-tekan hingga melekat
h) Angkat kedua tangan lalu tiup telapak tangan untuk menipiskan
debu yang menempel, tetapi tiup ke arah berlainan dari sumber
debu tadi.
i) Kembali meletakkan kedua telapak tangan pada debu, kemudian
diusapkan pada kedua tangan mulai dari ujung jari sampai siku.
Telapak tangan kiri diusap pada tangan kanan dan demikian juga
sebaliknya, telapak tangan kanan diusap pada tangan kiri.7
j) Membersihkan debu yang menempel pada muka dan kedua tangan
k) Membaca doa setelah tayammum:

،‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه‬،‫ َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬،‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل‬
‫ِحِل‬ ‫ِم ِع ِد‬ ‫ِن ِم‬ ‫ِم‬
‫ َو اْجَعْل ي َناْلُم َتَطِّه ِر ْيَن َو اْجَعْليِن ْن َبا َك الَّص ا َنْي‬، ‫َالَّلُه َّم اْجَعْليِن َن الَّتَّو اِبَنْي‬
‫ِف‬ ‫ِد‬
‫ َأْس َتْغ ُر َك َو َأُتْو ُب ِإَلْيَك‬، ‫ َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل َأْنَت‬، ‫ُس ْبَح اَنَك َالَّلُه َّم َو َحِبْم َك‬

Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah semata yang tiada
sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-
orang yang bertobat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang
bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh.
Mahasuci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi

7
Http://blogspot. Com/ tata cara tayammum.2012
7

bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku


memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu.
8

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tayammum adalah pengganti bersuci dengan air untuk
melaksanakan sholat.Secara etimologis (bahasa), tayamum berarti
kehendak (al-qasdu), atau kehendak melakukan hal tertentu. Dalam istilah
fiqih, tayamum diartikan sebagai proses mengusapkan debu atau tanah
yang suci pada muka dan kedua tangan sebagai pengganti wudhu dan
mandi besar, untuk dapat melaksanakan ibadah, seperti sholat. Tayamum
ini juga sudah dijelaskan dalam Al Quran pada firman Allah di QS Al
Maidah ayat 6.Tayamum wajib dilakukan pada saat air tidak ada, atau
kondisi ketika seseorang tidak bisa menggunakan air. Tayammum sah
dilaksanakan jika mengerjakan semua rukun dan syarat-syarat sah
tayammum. Tayammum juga bias dilakukan dengan dinding.

Tayamum memiliki tata cara tersendiri untuk membuat tubuh


menjadi suci dari hadas besar dan hadas kecil. Caranya mirip seperti wudu,
namun hanya mengusap bagian wajah dan tangan saja.Tayamum juga
hanya menggunakan debu dan tanah berdebu yang bersih.Setelah
melakukan tayamum juga ada doanya tersendiri. Kalian dianjurkan untuk
membaca doa bersuci setelah tayamum.

B. Saran
Kami menyadari tentu masih banyak terdapat kekurangan dari
pembuatan makalah khusus nya dalam pengisian materi dalam makalah
ini, oleh sabab itu kami mengharapkan masukan-masukan dari dosen
pembimbing serta teman-teman guna kesempurnaan makalah yang akan
datang. Agar makalah yang akan datang dapat sempurna sedemikian rupa
DAFTAR PUSTAKA

Fuad, Muhammad. 2007. FIQIH Wanita Lengkap. Jombang Lintas Media.

Http://blogspot. Com/ tata cara tayammum.2012

https://www.gramedia.com/literasi/tata-cara-tayamum/

Mannan, Abdul. 2007. FIQIH Lintas Madzhab. Kediri: PP Al falah. Rasjid, H.


Sulaiman. 2012 Fiqh Islam. Cet ke-55. Bandung Sinar Baru

Muhammad Ali, Ilmu Aqidah, Bandung: Rineka Cipta, 2002

Rasjid, Sulaiman. 2014. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Al Gesindo.

Rifa’I moh, Tuntunan Sholat Lengkap, Semarang: PT Karya Toha Putra, 1998

Anda mungkin juga menyukai