THOHAROH (BERSUCI)
Dosen pengampu:
Oleh :
Ania (14401.21.22010)
Sri Wahyuni ()
Dengan menyebut nama allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayat, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “
Tharah (bersuci) ” ini tepat pada waktunya. . Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah profesi psikilogi keperawatan, sehubungan dengan
tersusunya makalah ini kami menyampaikan terimakasih banyak kepada bapak
Achmad Junaedi, S.Ag.,M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah agama.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima sagala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami
berharap semoga makalah ini memberikan maafat maupun inspirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Cover
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Allah itu bersih dan suci. Untuk menemuinya, manusia harus terlebih dahulu
bersuci atau disucikan. Allah mencintai sesuatu yang bersih dan suci. Dalam hukum
Islam bersuci dan segala seluk beluknya adalah termasuk bagian ilmu dan amalan
yang penting terutama karenadiantaranya syarat-syarat sholat telah ditetapkan bahwa
seseorang yang akan melaksanakansholat, wajib suci dari hadas dan suci pula badan,
pakaian dan tempatnya dari najis. Dalamkehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari
sesuatu (barang) yang kotor dan najis sehinggathaharah dijadikan sebagai alat dan
cara bagaimana mensucikan diri sendiri agar sah saat menjalankan ibadah.
Jelaskan tata cara membersihkan najis dan kotoran baik dalam badan kita atau
lingkungan sekitar?
Mengetahui tata cara membersihkan najis dan kotoran baik dalam badan kita atau
lingkungan sekitar
3
BAB II
PEMBAHASAN
Thaharah menurut bahasa berarti bersuci. Menurut syara’ atau istilah adalah
membersihkan diri, pakaian, tempat, dan benda-benda lain dari najis dan hadas
menurut cara-cara yang ditentukan oleh syariat islam.
Thaharah atau bersuci adalah syarat wajib yang harus dilakukan dalam beberapa
macam ibadah. Seperti dalam QS Al-maidah ayat 6 :
ُك ْم َواَ ْر ُجلَ ُك ْم اِلَىEEس ِ س ُح ْوا بِ ُر ُء ْو َ ق َوا ْم ِ ِسلُ ْوا ُو ُج ْو َه ُك ْم َواَ ْي ِديَ ُك ْم اِلَى ا ْل َم َرافِ ص ٰلو ِة فَا ْغ َّ ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قُ ْمتُ ْم اِلَى ال
س ۤا َء فَلَ ْم
َ ِّستُ ُم النْ سفَ ٍر اَ ْو َج ۤا َء اَ َح ٌد ِّم ْن ُك ْم ِّمنَ ا ْل َغ ۤا ِٕى ِط اَ ْو ٰل َم َ ضى اَ ْو ع َٰلى ٓ ٰ ا ْل َك ْعبَ ْي ۗ ِن َواِنْ ُك ْنتُ ْم ُجنُبًا فَاطَّهَّ ُر ْو ۗا َواِنْ ُك ْنتُ ْم َّم ْر
ُدEج َّو ٰل ِكنْ ُّي ِر ْي هّٰللا
ٍ َرE َل َعلَ ْي ُك ْم ِّمنْ َحE ُد ُ لِيَ ْج َعEس ُح ْوا بِ ُو ُج ْو ِه ُك ْم َواَ ْي ِد ْي ُك ْم ِّم ْنهُ ۗ َما يُ ِر ْي َ تَ ِجد ُْوا َم ۤا ًء فَتَيَ َّم ُم ْوا
َ ص ِع ْيدًا طَيِّبًا فَا ْم
َم تَ ْش ُك ُر ْونEْ لِيُطَ ِّه َر ُك ْم َولِيُتِ َّم نِ ْع َمت َٗه َعلَ ْي ُك ْم لَ َعلَّ ُك
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub
maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu
dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur.
Bersuci lahiriah
4
Bersuci batiniah
Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air yang
boleh dan tidak boleh digunakan untuk bersuci.
Macam-macam air
Air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah air mutlak yaitu air
yang suci dan mensucikan, yaitu air :
1. Air Hujan
2. Air Sumur
3. Air laut
Adalah air yang berasal dari laut atau samudera yang memiliki kadar
garam rata-rata 3,5%, artinya dalam 1 liter air laut terdapat 35 gram garam.
Perbedaan utama antara air laut dan air tawar adalah, adanya kandungan
garam dalam air laut, sedangkan pada air tawar tidak mengandung garam.
4. Air sungai
5
5. Air Danau/ Telaga
Adalah badan
air alami berukuran besar yang dikelilingi oleh daratan
dan tidak berhubungan dengan laut, kecuali melalui sungai.
6. Air Salju
7. Air Embun
Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana
selain emas dan perak. Air ini makruh digunakan untuk bersuci
Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air ini
tidak boleh digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah rasa, bau
maupun warnanya
Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah
berubah rasa, warna dan baunya maupun yang tidak berubah dalam
jumlah yang sedikit yaitu kurang dari dua kullah (270 liter menurut
ulama kontemporer
6
2.2 TATA CARA BERSUCI DARI HADAS DAN NAJIS
رعEEنزير وفEEطةالمغلظة نجاسة الكلب والخEE مغلظة ومخففة ومتوس:ات ثالثEEفصل النجاس
احدهما والمخففة بول الصبي الذي لم يطعم غير اللبن ولم يبلغ الحولين والمتوسطة سائر النجاسات
1. Najis Mughalladhah
Najis ini dapat disucikan dengan cara membasuhnya dengan air sebanyak
tujuh kali basuhan di mana salah satunya dicampur dengan debu. Namun sebelum
dibasuh dengan air mesti dihilangkan terlebih dulu ‘ainiyah atau wujud najisnya.
7
Dengan hilangnya wujud najis tersebut maka secara kasat mata tidak ada lagi warna,
bau dan rasa najis tersebut. Namun secara hukum (hukmiyah) najisnya masih ada di
tempat yang terkena najis tersebut karena belum dibasuh dengan air. Untuk benar-
benar menghilangkannya dan menyucikan tempatnya barulah dibasuh dengan air
sebanyak tujuh kali basuhan di mana salah satunya dicampur dengan debu.
Pencampuran air dengan debu ini bisa dilakukan dengan tiga cara: Pertama,
mencampur air dan debu secara berbarengan baru kemudian diletakkan pada tempat
yang terkena najis. Cara ini adalah cara yang lebih utama dibanding cara lainnya.
Kedua, meletakkan debu di tempat yang terkena najis, lalu memberinya air dan
mencampur keduanya, baru kemudian dibasuh. Ketiga, memberi air terlebih dahulu
di tempat yang terkena najis, lalu memberinya debu dan mencampur keduanya, baru
kemudian dibasuh.
2. Najis Mukhaffafah
Najis ini merupakan air kencingnya bayi laki-laki yang belum makan dan
minum selain ASI dan belum berumur dua tahun, dapat disucikan dengan cara
memercikkan air ke tempat yang terkena najis. Cara memercikkan air ini harus
dengan percikan yang kuat dan air mengenai seluruh tempat yang terkena najis. Air
yang dipercikkan juga mesti lebih banyak dari air kencing yang mengenai tempat
tersebut. Setelah itu barulah diperas atau dikeringkan. Dalam hal ini tidak disyaratkan
air yang dipakai untuk menyucikan harus mengalir.
3. Najis Mutawassithah
Najis ini dapat disucikan dengan cara menghilangkan lebih dahulu najis
‘ainiyah-nya. Setelah tidak ada lagi warna, bau, dan rasa najis tersebut baru
kemudian menyiram tempatnya dengan air yang suci dan menyucikan. Sebagai
contoh kasus, bila seorang anak buang air besar di lantai ruang tamu, umpamanya,
maka langkah pertama untuk menyucikannya adalah dengan membuang lebih dahulu
kotoran yang ada di lantai. Ini berarti najis ‘ainiyahnya sudah tidak ada dan yang
tersisa adalah najis hukmiyah. Setelah yakin bahwa wujud kotoran itu sudah tidak
ada (dengan tidak adanya warna, bau dan rasa dan lantai juga terlihat kering) baru
kemudian menyiramkan air ke lantai yang terkena najis tersebut. Tindakan
menyiramkan air bisa cukup di area najis saja, dan sudah dianggap suci meski air
menggenang atau meresap ke dalam. Selanjutnya kita bisa mengelapnya lagi agar
lantai kering dan tak mengganggu orang. Mengetahui macam dan tata cara
menyucikan najis adalah satu ilmu yang mesti diketahui oleh setiap Muslim
mengingat hal ini merupakan salah satu syarat bagi keabsahan shalat dan ibadah
lainnya yang mensyaratkannya.
8
2.3 PENGARUH KEBERSIHAN TERHADAP KESEHATAN
Tidak hanya kesehatan fisik saja yang terjaga ketika kamu memiliki
lingkungan yang bersih. Lingkungan yang sehat juga memiliki manfaat yang
besar bagi kesehatan mental seseorang. Udara yang bersih, air yang bersih,
banyaknya ruang hijau dan sanitasi dapat meningkatkan kualitas hidup
seseorang. Meningkatkan kualitas hidup tentu akan membuat seseorang
terhindar dari kesehatan mental.
Saat kamu berada di suatu kawasan yang kumuh, apakah kamu merasa
nyaman untuk berlama-lama di sana? Tentu tidak, bukan? Bahkan, kamu
sudah malas untuk mendekat atau mengunjunginya. Bagaimana jika itu terjadi
9
pada lingkungan tempat tinggal kamu sendiri? Kamu tentu ingin segera
pindah ke tempat yang lebih bersih.
Agama Islam adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah SAW
sangat menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Dengan
menjaga kebersihan, tubuh kita akan sehat dan kuat. Dalam syariat islam, ketika
mengerjakan shalat diwajibkan bagi umat islam agar bersih dari hadas dan najis, baik
badan, pakaian, maupun tempat yang dipergunakan untuk shalat.
﴿رواﻩ البخاري٠ص َّحةُ َوا ْلفَ َرا ُغ ِ ﴾نِ ْع َمتَا ِن َم ْغبُ ْونٌ فِ ْي ِھ َما َكثِ ْي ٌر ِمنَ النَّا
َّ س ال
Artinya : “Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak
diperhatikan), yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al Bukhari)
10
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor
yang mengakibatkan penderitaan.
Hidup sehat harus dibudayakan sejak dini. Bisa dimulai dari diri sendiri,
seperti rutin berolahraga, memenuhi asupan harian cairan pada tubuh, istirahat yang
cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi. Perhatikan pula kebersihan di dalam
rumah kamu. Jangan sampai kamu membiarkan genangan air atau sampah yang
menumpuk, karena bisa menjadi sumber penyakit.
Tidak hanya kesehatan fisik saja yang terjaga ketika kamu memiliki
lingkungan yang bersih. Lingkungan yang sehat juga memiliki manfaat yang
besar bagi kesehatan mental seseorang. Udara yang bersih, air yang bersih,
banyaknya ruang hijau dan sanitasi dapat meningkatkan kualitas hidup
seseorang. Meningkatkan kualitas hidup tentu akan membuat seseorang
terhindar dari kesehatan mental.
11
Dari hasil penelitian yang dilakukan, banyak menghabiskan waktu
pada lingkungan dengan banyak ruang terbuka hijau membantu untuk
menurunkan tingkat kecemasan dan juga depresi.
Saat kamu berada di suatu kawasan yang kumuh, apakah kamu merasa
nyaman untuk berlama-lama di sana? Tentu tidak, bukan? Bahkan, kamu
sudah malas untuk mendekat atau mengunjunginya. Bagaimana jika itu terjadi
pada lingkungan tempat tinggal kamu sendiri? Kamu tentu ingin segera
pindah ke tempat yang lebih bersih.
Lingkungan yang bersih membuat kamu lebih nyaman untuk tinggal dan
menetap dalam waktu lama. Tidak hanya itu, orang lain pun tidak akan enggan untuk
berkunjung. Mereka menilai lingkungan kamu begitu asri dan rapi, serta nyaman
untuk ditinggali.
Itulah manfaat menjaga lingkungan bagi kesehatan tubuh. Usahakan untuk menjaga
kebersihan lingkungan agar tetap bersih dan asri. Ingat, lingkungan yang bersih turut
mendukung kesehatan tubuh dengan baik.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARA
13
DAFTAR PUSTAKA
14