Segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt, Rabb semesta alam. Tidak ada
daya dan upaya selain dari Nya. Semoga kita selalu dilimpahkan rahmat dan karunia
Nya dalam mengarungi kehidupan ini.
Salawat dan salam selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. Beserta
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya sampai akhir zaman di
manapun mereka berada.
Alhamdulillah dengan izin dan kehendak dari-Nyalah, sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan. Dalam makalah dijelaskan tentang thaharah dan
implementasinya dalam ibadah sehari-hari. Dengan penjelasan dalam makalah ini
diharapkan kepada para pembaca lebih memahami tentang pengertian bersuci,
macam-macam air, macam-macam najis dan cara menyucikannya, istinjak, wudhu’,
mandi wajib dan cara mandi wajib, fungsi tazkiyah dan thaharah dalam shalat dan
dalam kehidupan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan badani selain rohani.
Kebersihan badani tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum
mereka melakukan ibadah menghadap Allah SWT. Pada hakikatnya tujuan bersuci
adalah agar umat muslim terhindari dari kotoran atau debu yang menempel di badan
sehingga secara sadar atau tidak sengaja membatalkan rangkaian ibadah kita kepada
Allah SWT.
Namun, yang terjadi sekarang adalah, banyak umat muslim hanya tahu saja
bahwa bersuci itu sebatas membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-
rukun bersuci lainnya sesuai syariat Islam. Bersuci atau istilah dalam istilah Islam
yaitu “Thaharah”mempunyai makna yang luas tidak hanya berwudhu saja.
Pengertian thaharah adalah mensucikan diri, pakaian, dan tempat sholat dari
hadas dan najis menurut syariat islam. Bersuci dari hadas dan najis adalah syarat
syahnya seorang muslim dalam mengerjakan ibadah tertentu. Berdasarkan pengertian
tersebut sebenarnya banyak sekali manfaat yang bisa kita ambil dari fungsi thaharah.
Taharah sebagai bukti bahwa Islam amat mementingkan kebersihan dan kesucian
1.2 Permasalahan
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian bersuci ?
2. Apa saja macam-macam air ?
3
3. Apa saja macam-macam najis dan bagaimana cara menyucikannya ?
4. Apa itu istinjak
5. Apa itu wudhu’
6. Apa pengertian mandi wajib dan bagaimana cara mandi wajib ?
7. Bagaimana fungsi tazkiyah dan thaharah dalam shalat dan dalam kehidupan ?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas
kecil dan bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda
yang terbawa di badan.
Thaharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam kesempatan lain
Nabi SAW juga bersabda:
َوتَحْ ِل ْيلُ َها الت َّ ْس ِل ْي ُم، َوتَحْ ِر ْي ُم َها التَّ ْك ِبي ُْر،َُارة َّ ص َال ِة أَل
َ طََ ه َّ ِم ْفت َا ُح ال:قال عليه الصالة والسالم
“Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan
perhiasannya adalah salam.”
5
2.2 Macam-macam air
1. Air dapat digunakan untuk mandi, wudu, dan membersihkan benda-benda
yang terkena najis.
Sedangkan air untuk bersuci sendiri dibagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan fungsinya, yaitu :
a. Air suci dan mensucikan
Adalah air yang dapat digunakan untuk bersuci, baik menghilangkan
hadas maupun najis, dan airnya tidak berubah warna maupun zatnya.
Misal air hujan, air sungai, air sumur, air laut, air salju, air embun dan air
sumber lain yang keluar dari mata air.
b. Air suci tetapi tidak mensucikan
Air ini halal diminum, tetapi tidak dapat mensucikan hadas dan najis.
Yang termasuk air suci tetapi tidak mensucikan adalah:
1). Air yang berubah salah satu sifatnya, seperti: air teh, air kopi, air susu,
dsb
2). Air yang kurang dari 2 kollah(jika persegi panjang maka ukurannya
adalah1 ¼ hasta/±216 liter)
Yaitu air yang terjemur sinar matahari dalam wadah selain emas dan
perak
d. Air mutanajis
Adalah air yang terkena najis. Apabila airnya kurang dari 2 kollah,
terkena najis, maka hukumnya menjadi najis. Akan tetapi jika airnya lebih
dari 2 kollah, maka hukumnya tidak najis dan bisa digunakan untuk
bersuci selama tidak berubah warna, bau, maupun rasanya.
6
2.3 Macam-macam najis dan cara menyucikannya
a. Pengertian Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan menurut istilah
adalah sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikkan yang harus disucikan,
karena menjadikan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah tertentu.
Berdasarkan berat dan ringannya, najis dibagi menjadi tiga macam. Najis
tersebut adalah Mukhafafah, Najis Mutawasitah, dan Najis Muqalazah.
Najis hukmiah adalah najis yang diyakini adanya, tetapi, zat, bau, warna
dan rasanya tidak nyata. Misalnya air kencing yang telah mengering. Cara
mensucikannya cukup dengan mengalirkan air pada benda yang terkena
najis tersebut.
Najis ainiyah adalah najis yang nyata zat, warna, rasa dan baunya. Cara
mensucikannya dengan menyirkan air hingga hilang zat, warna, rasa dan
baunya.
7
3). Najis Mugalazah
Najis mugalazah adalah najis berat, seperti najisnya anjing dan babi.
Adapun cara mensucikannya ialah dengan menyiramkan air suci yang
mensucikan air suci yang mensucikan (air mutlak) atau membasuh benda atau
tempat yang terkena najis sampai tujuh kali. Kali yang pertama dicampur
dengan tanah atau debu sehingga hilang zat, warna, rasa, dan baunya. Hal ini
sesuai dengan hadist Nabi Muhammad saw :
هن بالتِّراب ( رواه ِّ قال النِّبي صلِّى هللا عليه وسلِّم طهور اناء احدكم اذا ولغ فيه الكلب ان يغسله سبع
ِّ مرات اوال
)مسلم
2.4 Istinjak
Pengertian istinja’ menurut bahasa, istinja’ berarti terlepas atau bebas.
Sedangkan menurut istilah, ialah membersihkan kedua pintu alat kelamin
manusia yaitu dubur dan qubul (anus dan penis) dari kotoran dan cairan (selain
mani) yang keluar dari keduanya. Istinja’ hukumnya wajib.
8
Air
Batu (jika tidak ada air)
Kertas atau tissue (jika tidak ada air)
Daun-daunan yang tidak biasa dimakan (jika tidak ada air)
Ada air dapat dibersihkan dengan batu atau kertas sampai bersih. Membasuh
tempat keluarnya najis dengan air hingga bersih
Jika tidak sekurang-kurangnya dengan 3 buah batu atau 3 sisi sebuah batu.
Jika tidak ada batu dapat digunakan benda-benda lain asal keset atau keras.
2.5 Wudhu’
Wudhu’ menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti
membasuh anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air mutlak)
dengan tujuan menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya. Firman
Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 6.
صالةِ إِلَى قُ ْمت ُ ْم إِذَا آ َمنُوا الَّذِينَ أَيُّ َها يَا ِ ِس ُحوا ْال َم َراف
َّ ق إِلَى َوأَ ْي ِد َي ُك ْم ُو ُجو َه ُك ْم فَا ْغ ِسلُوا ال َ َوأ َ ْر ُجلَ ُك ْم بِ ُر ُءو ِس ُك ْم َو ْام
ط َّه ُروا ُجنُبًا ُك ْنت ُ ْم َو ِإ ْن ْال َك ْعبَي ِْن ِإلَى
َّ ضى ُك ْنت ُ ْم َو ِإ ْن فَا َ سفَر َعلَى أ َ ْو َم ْر َ أ َ ْو ْالغَائِ ِط ِمنَ ِم ْن ُك ْم أ َ َحد َجا َء أ َ ْو
َ ِِّص ِعيدًا َفت َ َي َّم ُموا َما ًء ت َِجد ُوا فَ َل ْم الن
سا َء ال َم ْست ُ ُم َ س ُحوا
َ ط ِِّيبًا َ امْ َّللاُ ي ُِريد ُ َما ِم ْنهُ َوأ َ ْيدِي ُك ْم ِب ُو ُجو ِه ُك ْم فَّ ِل َيجْ َع َل
َ ُ( ت َ ْش ُك ُرونَ لَ َعلَّ ُك ْم َعلَ ْي ُك ْم ِن ْع َمتَهُ َو ِليُ ِت َّم ِلي٦)
ط ِ ِّه َر ُك ْم ي ُِريد ُ َولَ ِك ْن َح َرج ِم ْن َعلَ ْي ُك ْم
Syarat Wudhu’ :
a. Beragama Islam
b. Sudah mumayiz
9
c. Tidak berhadas besar dan kecil
d. memakai air suci lagi mensucikan
e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air ke anggota wudu,
seperti cat, getah dsb.
Rukun Wudhu’
Sunah Wudu
10
e. Menyapu seluruh kepala
f. Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki
g. Mendahulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri.
h. Membasuh anggota wudu tiga kali.
i. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam
j. Membaca do’a sesudah wudu.
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha
Esa, yang tida sekutu bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk
dalam golongan orang-orang yang bertobat, dan jadikanlah aku termasuk
dalam golongan orang-orang yang bersuci.”
a. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau dubur
(anus), baik berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja, darah,
nanah, mazi, mani dan sebagainya)
Artinya : “Atau kembali dari tempat buang air ....” (QS.An-Nisa :43)
11
َ ِِّأَ ْو ال َم ْست ُ ُم الن
سا َء
نويت غسل الجنابة لرفع الحدث الكبر فرضا هلل تعا لى
Artinya : “Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadast besar karena
Allah Ta’ala.’’
12
a. Niat mandi wajib
b. Menyiramkan air keseluruh tubuh dengan merata.
c. Membersihkan kotoran yang melekat atau mengganggu sampainya air
ke badan.
Sunah Mandi Wajib
a. Menghadap kiblat
b. Membaca basmalah
c. Berwudu sebelum mandi
d. Mendahulukan anggota badan yang kanan dari yang kiri, dan
e. Menggosok badan dengan tangan.
Beberapa Penyebab Diwajibkan Mandi Wajib
a. Keluarnya air mani (sperma) dengan syahwat, baik ketika sedang tidur
maupun dalam keadaan terjaga. Akan tetapi, apabila ia bermimpi tidak
disertai keluarnya mani, maka ia tidak wajib mandi.
b. Selesainya haid bagi perempuan.
c. Selesai melahirkan.
d. Selesai nifas, yakni darah yang keluar sesudah melahirkan.
e. Meninggalnya seseorang (jenazah).
Praktik Mandi Wajib
13
Perhatikanlah beberapa langkah yang harus diketahui dalam
melakukan mandi wajib berikut :
2.7 Fungsi Tazkiyah dan Thaharah Dalam Shalat dan Dalam Kehidupan
Thaharah memiliki fungsi yaitu :
1. Membiasakan hidup bersih dan sehat
2. Membiasakan hidup yang selektif
3. Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat
4. Sarana untuk menuju surga
5. Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat penghalang
(kotoran) yang timbul dari hadas dan najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan
benda-benda yang terbawa di badan. Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah
salat. Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan.
Syarat wajib melakukan thaharah yang paling utama adalah beragama Islam
dan sudah akil baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah adalah air
suci, tanah, debu serta benda-benda lain yang diperbolehkan. Air digunakan untuk
mandi dan berwudhu, debu dan tanah digunakan untuk bertayamum jika tidak
ditemukan air, sedangkan benda lain seperti batu, kertas, tisur dapat digunakan untuk
melakukan istinja’.
Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat
sebagaimana yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana untuk
berkomunikasi dengan Allah Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari-hari
yaitu membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak
melaksanakan suatu ibadah.
3.2 Saran
Islam sangat memerhatikan supaya penganutnya senantiasa bersih dalam dua
sisi; maddi (lahiriah) dan ma’nawi (rohani). Hal ini membuktikan bahwa Islam sangat
mementingkan kebersihan, dan juga membuktikan bahwa Islam adalah contoh
tertinggi bagi keindahan, penjagaan kesehatan, dan pembinaan tubuh dalam bentuk
yang paling sempuna, juga menjaga lingkungan dan masyarakat supaya tidak menjadi
lemah dan berpenyakit. Karena, membasuh anggota lahir yang terbuka dan bisa
terkena debu, tanah dan kuman- kuman setiap hari serta membasuh badan dan mandi
setiap kali berjunub, akan menyebabkan badan menjadi bersih dari kotoran.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://munabarakati.blogspot.co.id/2014/11/thaharah-fungsi-dan-manfaatnya.html
http://bacaandoa.com/doa-mandi-wajib-niat-dan-tata-cara-mandi-wajib-yang-benar/
http://www.hasbihtc.com/niat-mandi-wajib-dan-tata-caranya.html
http://abd-holikulanwarislamic.blogspot.co.id/2015/08/tata-cara-wudhu-syarat-rukun-
doa-wudhu.html
https://selfyanie.wordpress.com/2011/07/24/rangkuman-masalh-istinjak/
http://hadza-islam.blogspot.co.id/2009/05/macam-macam-najis-dan-cara.html
http://bacaandoa.com/pengertian-najis-macam-macam-cara-mensucikannya/#
16