Guru Pembimbing :
Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa pula kami
kirimkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Beserta keluarganya, para sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa
istiqomah hingga akhir zaman.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak, bagi
kamikhususnya dan bagi teman-teman mahasiswa pada umumnya. Kami sadar
bahwa makalah ini belum sempurna dan masih memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak yang membaca.
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................4
1.2.1 Pengertian Thaharah..........................................................................................4
1.2.2 Ketentuan Tentang Thaharah............................................................................4
1.2.3 Alat-alat Bersuci..................................................................................................5
1.2.4 Macam-macam Hadas dan Cara Mensucikannya...........................................5
1.2.5 Wudhu, Mandi, dan Tayamum..........................................................................5
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………...…8
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Air musta’mal
Yaitu air yang telah dipakai untuk berwudhu atau mandi. Hukumnya air semacam ini tetap
bersuci lagi mensucikan.
2. Debu, yaitu debu atau tanah yang bersih , yang tidak bercampur dengan najis.Seperti debu
yang kita jumpai diatas almari, di dinding rumah, pada dindingbagian dalam bis, kereta api,
pesawat udara, pada mobil dan sebagainya.
3. Benda padat, yaitu benda-benda padat yang suci dari asalnya lagi pula tidakterkena najis
semisalbatu, batu merah, tanah kertas (padas), kayu kering,kertas resap atau tisue dan
sebagainya.
3
1.2.3 Alat Alat Untuk Bersuci
Alat thaharah adalah sesuatu yang biasa digunakan untuk bersuci.
Berdasarkanjenisnya, alat thaharah dibagi menjadi tiga, yaitu air, batu dan debu.
1. Air
Mengutip dari buku Fiqih Thaharah, air yang bisa digunakan untuk thaharahadalah air
suci yang menyucikan. Air ini disebut juga dengan air mutlak. Airmutlak adalah air murni
yang belum tercampuri oleh suatu najis. Berdasarkan ayatdan hadist, ada beberapa jenis air
mutlak yang bisa digunakan untuk bersuci, diantaranya air hujan, air laut, air sungai, air
sumur, air es, dan air embun.
2. Debu
Jika seorang Muslim hendak bersuci, namun ia tidak bisa menemukan air,maka
diperbolehkan baginya untuk thaharah menggunakan debu yang suci.Bersuci dengan
debu ini dalam Islam disebut juga dengan istilah tayamum.
2) Istilah
Sedangkan kata wadhuu' bermakna air yang digunakan untukberwudhu'. Wudhu'
adalah sebuah ibadah ritual untuk mensucikan diridari hadats kecil dengan menggunakan
media air. Yaitu dengan caramembasuh atau mengusap beberapa bagian anggota tubuh
menggunakanair sambil berniat di dalam hati dan dilakukan sebagai sebuah ritual khasatau
peribadatan. Bukan sekedar bertujuan untuk membersihkan secarafisik atas kotoran
melainkan sebuah pola ibadah yang telah ditetapkan tataaturannya lewat wahyu dari langit
dari Allah
Tata cara berwudhuSW
A) Membaca niat
B) Membasuh telapak tangan 3 kali hingga ke sela-sela ari
C) Berkumur 3 kali
D) Membersihkan lubang hidung 3 kali, dengan cara menghirup air ke dalam hidung
kemudian mengeluarkannya lagi
E) Membasuh muka dari ujung untuk kepala tumbuhnya rambut hingga bawah dagu
F) Membasuh kedua tangan hingga siku sebanyak 3 kali
G) Mengusap kepala 3 kali
H) Mengusap kedua telinga secara bersamaan sebanyak 3 kali
I) Mencuci kaki sampai mata kaki ataupun betis sebanyak 3 kali, diikuti dengan jari-jari
kaki disela-selai dengan jari tangan
J) Membaca doa setelah wudhu sebagai penyempurna.
Hindari tangan menyentuh area kemaluan. Jika tak sengaja menyentuh area kemaluan, maka
Anda diwajibkan untuk kembali mengambil air wudhu
T10:20
B. Mandi Janabah
Pengertian Mandi Janabah
Mandi wajib adalah kegiatan membersihkan seluruh tubuh untuk menyucikan diri dari
hadas besar. Menurut Saiyid Mahadhir dalam bukunya, para Ulama lebih sering menyebut
istilah mandi wajib dengan istilah ghusl janabah ( )غسل الجنابةatau mandi janabah. Secara
bahasa, Ibnu Faris pengarang Kamus Maqayis Al-Lughah menjelaskan bahwa janabahitu
sendiri berarti jauh, lawan dari kata dekat. Disebut jauh karena seseorang yang sedang
berstatus janabah dia sedang dalam posisi jauh (tidak bisa melakukan) ritual ibadah, semisal
sholat, membaca Al-Quran dan berdiam diri di masjid.
Tata cara Mandi Janabah
1.Membaca niat mandi wajib "Nawaitu ghusla liraf'il hadatsil akbari minal nifas.
2. fardhal lillahi ta'ala"Cuci kedua telapak tangan sebanyak tiga kali.
3. Bersihkan kemaluan dan bagian tubuh lain, seperti dubur, pusar, sela-sela kaki, dan
ketiak menggunakan tangan kiri.
4. Cuci kedua tangan kembali (boleh dengan bilasan air saja maupun dengan sabun).
5. Berwudhu dengan membaca niat: nawaiitu wudhua liraf'il hadatsil fardhon lillahi ta'ala.
6. Basahkan kepala dan usap rambut menggunakan jari-jari yang masih basah setelah
dicelupkan ke dalam air.
5
C. Tayammum.
Pengertian Tayamum
Secara bahasa tayammum itu maknanya adalah bermaksud. Sedangkan secara
syar’i maknanya adalah bermaksud kepada tanah atau penggunaan tanah untuk bersuci
dari hadats kecil maupun hadats besar. Ritual ini hanya boleh dikerjakan tatkala tidak ada
air sebagai media untuk berwudhu’ atau mandi janabah, berfungsi sebagai mensucikan
diri dari hadats kecil dan juga hadats besar
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Dalam kehidupan sehari-hari tentu umat muslim tidak terlepas darithaharah atau
bersuci yang didalamnya terdapat macam-macamnyaseperti wudlu, mandi dan
tayamum, untuk itu aplikasikan ilmu sesuaidengan syariat islam, dan tentunya
menyempurnakan ibadah kitaterhadap Allah swt.2.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Ricky. 2020. Makalah Kel. 1 Fiqh Thaharah (1). Diakses pada 30 Maret 2023, dari:
https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/analisis-
kuantitatif-untuk-manajemen/makalah-kel-1-fiqh-thaharah-1/23784527
Koesno, Dhita. 2021. Pengertian Thaharah, Cara & Hikmah Berthaharah Menurut Agama
Islam. Diakses pada 30 Maret 2023, dari :
https://tirto.id/pengertian-thaharah-cara-hikmah-berthaharah-menurut-agama-
islam-gaCy
Indonesia, CNN. 2022. Niat dan Tata Cara Mandi Wajib Setelah Masa Nifas. Diakses pada
30 Maret 2023, dari:
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220523151956-289-800144/niat-
dan-tata-cara-mandi-wajib-setelah-masa-nifas
Ayu, Luthafia. 2022. Apa Itu Nifas? Ini Ciri-ciri, Durasi, dan Perawatannya. Diakses pada 30
Maret 2023, dari:
https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/09/110000365/apa-itu-nifas-ini-
ciri-ciri-durasi-dan-perawatannya?page=all
Harbani, Rahma. 2022. Tata Cara Wudhu dari Awal Sampai Akhir, Gimana yang Benar?.
Diakses pada 30 Maret 2023, dari:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5893050/tata-cara-wudhu-dari-awal-
sampai-akhir-gimana-yang-benar