Disusun Oleh :
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan penulisan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
B. Benda-benda Najis.....................................................................................................................5
A. Kesimpulan.................................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................................9
Daftar Pustaka...................................................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibadah merupakan latihan rohani (spiritual) yang diperlukan manusia,. juga yang
menjadi tujuan hidup manusia yaitu beribadah kepada Allah SWT.
Terkait dengan pelaksanaan ibadah, hal yang sangat mendasar yang paling utama
harus diperhatikan dan patut diketahui dan dilaksanakan ialah kebersihan dan kesucian
seseorang dalam melaksanakan ibadah, terutama dalam melaksanakan ibadah shalat. Anjuran
tentang pentingnya pemeliharaan kebersihan dan kesucian banyak terdapat dalam ayat al-
Qur’an dan hadis Nabi Saw. yang diarahkan bagi kebahagiaan hidup.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja klasifikasi air dan penggunaannya
2. Apa saja yang termasuk benda-benda najis
3. Apa saja klasifikasi air dan cara mensucikannya
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui klasifikasi air dan penggunaannya
2. Untuk mengetahui apa saja benda-benda najis
1
3. Untuk mengetahui klasifikasi najis dan cara mensucikannya
2
BAB II
PEMBAHASAN
Thaharah adalah kegiatan bersuci yang harus dilakukan oleh setiap umat islam, saat
melakukan hal-hal tertentu, seperti sama halnya dengan melaksanakan shalat dan tawaf.1
Thaharah/bersuci terdiri dari dua macam, yaitu:
1) Bersuci dari hadats: wudhu, mandi, dan tayamum
2) Bersuci dari najis: istinja dan menghilangkan najis dari badan, pakaian, dan tempat2
Alat thaharah adalah sesuatu yang diperbolehkan untuk digunakan bersuci. Alat
Thaharah ada tiga, yaitu air, batu, dan debu.
Dari ketiga alat tersebut, air adalah alat bersuci yang paling baik, sebab mempunyai
daya bersih yang lebih efektif dari pada yang lain, terutama untuk mensucikan najis. Berbeda
dengan alat bersuci lain, misalnya debu. Debu hanya bisa digunakan untuk menghilangkan
hadats tetapi tidak pada najis.
Air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada tujuh macam:
1) Air hujan.
2) Air sungai.
3) Air laut.
4) Air dari mata air.
5) Air sumur.
6) Air salju.
7) Air embun3
Air dibedakan menjadi dua macam, yakni air suci dan air najis. Air suci masih
dibedakan menjadi dua lagi, yakni air yang suci dan mensucikan dan air suci namun tidak
mensucikan. Demikian halnya dengan air najis pun masih dibedakan menjadi dua, yakni air najis
1
Anonim, “Thaharah atau bersuci dalam islam”, https://www.rssyarifhidayatullah.com/berita/thaharah-atau-bersuci-
dalam-islam , pada 21 september 2021 pukul 09:02
2
Abdul jabbar, “mabady fiqh, juz 3. Hlm.8
3
Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fikih Praktis, (Bandung: Mizan Media Utama {UUM}), H.4
3
menurut zatnya, yakni air tersebut asalnya memang sudah najis dan air najis yang disebabkan
oleh hal lain. Jenis air terakhir ini disebut air mutanajjis.
Dari rincian sebagaimana di atas, pembagian air dapat disimpulkan sebagai berikut:
Macam-macam air:
1. Suci, dibedakan menjadi dua:
a) Suci mensucikan
b) Suci tidak mensucikan
4
Air musyammas (air yang suci dan dapat mensucikan tetapi makhruh digunakan), yaitu
air yang dipanaskan dengan terik matahari di tempat logam yang bukan emas.
4. Air Mutanajis
Air mutanajis (air yang najis dan tidak dapat mensucikan), yaitu air telah kemasukan
benda najis atau yang terkena najis.
B. Benda-benda Najis
4
Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita (Edisi Indonesia), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998),
hlm. 15
5
“Cara mencuci bejana seseorang diantara kamu apabila dijilat anjing, hendaklah
dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur dengan tanah” (H.R Muslim)
7. Bagian badan binatang yang diambil dari tubuhnya selagi hidup
Hukum bagian-bagian badan binatang yang diambil selagi hidup ialah seperti
bangkainya. Maksudnya, kalau bangkainya najis, maka yang dipotongnya najis
seperti babi atau kambing. Kalau bangkainya suci yang dpotong sewaktu hidupnya
pun suci pula seperti yang diambil dari ikan hidup. Kecuali bulu hewan yang halal
dimakan hukumnya suci.
8. Hewan Jalalah (Liar)
Jalalah adalah hewan liar yang memakan kotoran, baik kotoran unta, sapi, kamping,
ayam, angsa, dan lain-lainnya, sehingga hewan tersebut berubah baunya.
9. Wadi
Wadi adalah cairan kental yang biasanya keluar setelah seseorang selesai dari buang
air kecilnya (kencing). Wadi ini dihukumi najis dan harus disucikan seperti halnya
kencing, tetapi tidak wajib mandi
10. Madzi
Madzi adalah cairan bening sedikit kental yang keluar dari saluran kencing ketika
bercumbu atau nafsu syahwat mulai terangsang. Terkadang tidak merasakan akan
proses keluarnya.5
5
M.imam pamungkas, fiqih 4 mazhab, al-makmur, Jakarta
6
mencucinya hendaklah dibasuh sampai air mengalir di atas benda yang kena najis itu
dan hilang rasa baunya.6
Adanya keringanan untuk memercikkan air pada kencing bayi laki-laki adalah
mengingat berbagai alasan sebagai berikut7 :
1) Karena kencing bayi laki-laki itu lebih halus dari kencing bayi
perempuan,sehingga kencing bayi laki-laki tidak banyak menempel (melekat) di
tempatnya kencing seperti halnya kencing bayi perempuan.
2) Kencing bayi perempuan itu lebih berbau bila dibandingkan dengan bau kencing
bayi laki-laki
3) Bayi laki-laki apabila kencing,maka kencingnya itu,berserakan ke mana-
mana(tidak mengumpul),sedang kencing bayi perempuan itu mengumpul
2. Najis Mutawasithah
Yaitu najis pertengahan yang tidak ringan juga tidak berat. Termasuk dalam jenis
najis ini adalah segala sesuatu yang keluar dari qubul maupun dubur apapun
bentuknya. Adapun cara menyucikannya adalah dibasuh dengan air sampai hilang
sifatnya. Apabila sudah berulang kali dicuci,tetapi bekasnya masih ada juga,maka
hukumnya dianggap suci,dan dimaafkan.
Jenis najis ini ada 2 macam,yaitu sebagai berikut :
1) Najis ainiyah yaitu najis yang tampak zatnya secara lahir dan jelas warna dan bau
serta rasanya. Cara mencuci najis ini adalah dengan membasuhnya dengan air
sampai hilang ketiga sifat tersebut. Adapun kalau sukar
menghilangkannya,sekalipun sudah dilakukan berulang kali,maka najis tersebut
dianggap suci dan dimaafkan
2) Najis Hukmiyah yaitu najis yang kita yakini adanya (menurut hukum),tetapi tidak
tampak ketiga sifatnya,seperti kencing yang sudah lama kering sehingga sifatnya
hilang. Cara mencuci najis ini adalah cukup dengan mengalirkan air kepada benda
yang terkena najis.
3. Najis Mughallazhah
6
Ust. Labib Mz, Tuntunan Shalat Lengkap, Sandro Jaya Jakarta, Jakarta : 2005 hlm 10
7
Syekh Hasan Ayyub, Fikih Ibadah, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta : 2011 hlm 46
7
Yaitu najis yang berat. Termasuk dalam najis ini adalah anjing dan babi termasuk
babi hutan serta keturunannya atau keturunan salah satu dari keduanya.
Adapun cara mencuci najis atau benda yang terkena najis ini adalah dengan
mencucinya dengan air sebanyak tujuh kali yang salah satunya dicampur dengan debu
atau tanah yang suci.
Rasulullah saw bersabda:
“Abu Hurairoh ra berkata,Rasulullah saw bersabda,Sucinya bejana seseorang di
antara kamu apabila telah dijilat anjing maka hendaklah dibasuh tujuhkali yang salah
satu dari tujuh itu dicampur dengan tanah.(HR.Muslim).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Thaharah adalah kegiatan bersuci yang harus dilakukan oleh setiap umat islam, saat
melakukan hal-hal tertentu, seperti sama halnya dengan melaksanakan shalat dan tawaf.
air dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu: Air Mutlak, Air Musta’mal, Air
Musyammas, Air Mutanajis.
Benda benda najis, antaralain: Bangkai binatang darat yang berdarah selain dari
mayat manusia, darah, nanah, segaala sesuatu yang memabukkan, segala yang keluar dari dua
jalan, anjing dan babi, Bagian badan binatang yang diambil dari tubuhnya selagi hidup, hewan
jalalah, madzi,dan wadhi
B. Saran
Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Maka tak terkecuali pemaparan yang ada dalam
makalah ini dan selalu saya tunggu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
9
Daftar Pustaka
Bagir Muhammad , Al-Habsyi, Fikih Praktis, (Bandung: Mizan Media Utama {UUM})
Kamil, syeikhMuhammad ‘Uwaidah, Fiqih Wanita (Edisi Indonesia), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
1998),
Mz, Labib, Tuntunan Shalat Lengkap, Sandro Jaya Jakarta, Jakarta : 2005
10