Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Konsep Bersuci”
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama dan Ke-NU-an 3
Dosen Pengampu: Dr. Masnunah, M.Pd.I

Kelompok 1 :
Atina Amaliana 3421007
Adibatul Ulya 3421008
Ayu Diah Amelia 3421015
Rizqi Fatmawati 3421031
Afidatul Khusna 3421060

Semester 3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


ITS NU PEKALONGAN
TAHUN 2022
Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini sebagai tugas kelompok untuk mata kuliah Ke NU-an.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharaokan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dunia pendidikan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................1

C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................1

BAB II ......................................................................................................................2
PEMBAHASAN ......................................................................................................2
A. Pengertian Bersuci ........................................................................................2

B. Tata Cara Bersuci ..........................................................................................2

C. Alat-alat Bersuci............................................................................................3

D. Macam-macam Air........................................................................................3

E. Hal-hal Lain Yang Berkaitan Dengan Bersuci..............................................4

BAB III ....................................................................................................................9


PENUTUP ................................................................................................................9
KESIMPULAN......................................................................................................9

SARAN ..................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bersuci (thaharah) merupakan suatu kegiatan membersihkan diri dari


segala kotoran (polutan), dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi
daripada hanya sekedar membersihkan, namun termasuk juga bebas dari
benda-benda najis. Selain itu, persyaratan air untuk thaharah yakni tidak
berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna (Imam Bukhari). Dalam hal
volume, Rasulullah SAW mengatakan “jika air sudah mencapai ukuran 2
qullah, maka air tersebut tidak mambawa najis”. Namun, air mengalir masih
diperbolehkan meskipun memiliki volume yang lebih kecil karena
terpenuhinya aerasi untuk reaksi- reaksi oksidasi dan penguapan zat-zat
yang lebih volatil dari air.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bersuci?
2. Bagaimana tata cara bersuci?
3. Apa saja alat-alat untuk bersuci?
4. Apa saja macam-macam air?
5. Hal-hal lain apa saja yang berkaitan dengan bersuci?
C. Tujuan Pembahasan
1. Memahami pengertian bersuci
2. Memahami tata cara dalam bersuci
3. Mengetahui apa saja alat-alat untuk bersuci
4. Mengetahui apa saja macam-macam air
5. Mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengan bersuci

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Bersuci

Thaharah (bersuci) dalam istilah, artinya suci dari hadats dan najis,
yakni keadaan suci setelah berwudhu, tayammum, atau mandi wajib.

Dalil thaharah tertulis dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 222. Allah
SWT berfirman menyukai orang-orang yang bertaubat dan bersuci.

َ َ ‫ّللا يُحِّ ب الت َّ َّوا ِّبيْنَ َويُحِّ ب ْال ُمت‬


َ‫ط ِّه ِّريْن‬ َ ٰ ‫ا َِّّن‬

Artinya: Sungguh, Allah menyukai orang yang tobat dan menyukai orang
yang menyucikan diri.

B. Tata Cara Bersuci

Ada berbagai cara dalam bersuci yaitu bersuci dengan air seperti
berwudhu dan mandi junub atau mandi wajib. Ada juga bersuci dengan
menggunakan debu, tanah yaitu dengan bertayamum. Dan bisa juga
menggunakan air,tanah,batu dan kayu (tissue atau kertas itu masuk kategori
kayu) yaitu dengan beristinja.

Cara-cara thaharah menurut pembagian najisnya:

1. Najis ringan (najis mukhafafah)

Najis mukhafafah adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki
yang belum makan apapun kecuali air susu ibunya saja dan umurnya kurang
dari 2 tahun. Cara membersihkan najis ini cukup dengan memercikkan air
kebagian yang terkena najis.

2
2. Najis sedang (najis mutawassitah)

Yang termasuk kedalam golongan najis ini adalah kotoran, air kencing dsb.
Cara membersihkannya cukup dengan membasuh atau menyiramnya
dengan air sampai najis tersebut hilang (baik rasa, bau dan warnanya).

3. Najis berat (najis mughalazah)

Najis berat adalah suatu materi yang kenajisannya ditetapkan


berdasarkan dalil yang pasti (qat’i) . yaitu anjing dan babi. Cara
membersihkannya yaitu dengan menghilangkan barang najisnya terlebih
dahulu lalu mencucinya dengan air bersih sebanyak tujuh kali dan salah
satunya dengan tanah atau batu.

C. Alat-alat Bersuci

Allah selalu memudahkan hambanya dalam melakukan sesuatu.


Untuk bersuci misalnya, kita tidak hanya bisa menggunakan air, tetapi kita
juga bisa menggunakan tanah, batu, kayu dan benda-benda padat lain yang
suci untuk menggantikan air jika tidak ditemukan.

D. Macam-macam Air
Dalam bersuci menggunakan air, kita juga harus memperhatikan air
yang boleh dan tidak boleh digunakan untuk bersuci.

Macam-macam air yang dapat digunakan untuk bersuci adalah :

1. Air mutlak yaitu air yang suci dan mensucikan, yaitu air :

Air hujan, Air sumur, Air laut, Air sungai, Air danau/ telaga, Air salju, Air
embun

2. Air yang suci tetapi tidak dapat mensucikan, yaitu air yang halal untuk
diminum tapi tidak dapat digunakan untuk bersuci seperti air teh, kopi,
sirup, air kelapa dll.

3
3. Air musyammas yaitu air yang terjemur oleh matahari dalam bejana
selain emas dan perak. Air ini makruh digunakan untuk bersuci

4. Air mustakmal yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Air ini tidak
boleh digunakan untuk bersuci walaupun tidak berubah rasa, bau maupun
warnanya

5. Air mutanajis yaitu air yang sudah terkena najis. Baik yang sudah berubah
rasa, warna dan baunya maupun yang tidak berubah dalam jumlah yang
sedikit yaitu kurang dari dua kullah (270 liter menurut ulama kontemporer)

E. Hal-hal lain yang berkaitan dengan bersuci

Perihal bersuci meliputi beberapa perkara berikut:

a. Alat bersuci, seperti air dan pengganti air seperti tanah dan sebagainya.
b. Kaifiat (cara) bersuci.
c. Jenis najis yang perlu disucikan.
d. Benda yang wajib disucikan.
e. Sebab-sebab atau keadaan yang menyebabkan wajib bersuci.

Ketika seseorang hendak berhubungan dengan Tuhannya harus dalam


keadaan bersih baik bersih lahirnya dari segala macam najis maupun bersih
batin atau jiwanya dari hadas baik hadas yang besar maupun hadas kecil.
Menghilangkan hadas besar adalah dengan cara mandi atau tayammum,
sedangkan untuk menghilangkan hadas kecil adalah dengan berwudlu atau
tayammum. Kesemuanya telah diatur tentang tatacara pelaksanaannya, syarat
rukunnya, maupun segala hal yang berkaitan dengannya.

1. Wudlu

Wudlu adalah salah satu cara untuk menghilangkan hadas kecil. Wudlu
dilakukan apabila hendak melaksanakan salat ataupun ibadah-ibadah lain
yang mana dalam ibadah tersebut diperlukan suci dari hadas kecil.

4
Definisi wudlu

Wudlu adalah membersihkan anggota tertentu, atau pekerjaan tertentu yang


diawali dengan niat, yaitu membasuh muka, tangan, dan kaki serta
mengusap kepala.

Tata Cara berwudlu :

a. Membaca niat
b. Membasuh telapak tangan
c. Berkumur
d. Membasuh lubang hidung
e. Membasuh wajah mulai dari ujung kepala mengenai rambut hingga ke
bawah dagu
f. Membasuh tangan hingga mengenai siku
g. Mengusap kepala
h. Mengusap kedua telinga
i. Membasuh kaki
j. Berdoa setelah wudhu
k. Tertib artinya berurutan

Bacaan Doa Niat Wudhu

‫لِل تَعَ ٰالى‬ ِّ َ‫ن ََويْتُ ْال ُوض ُْو َء ل َِّر ْف ِّع ْال َحد‬
ْ َ‫ث اْال‬
ِّ ٰ ِّ ‫صغ َِّر فَ ْرضًا‬

Artinya : “Saya niat wudhu untuk mengangkat hadats kecil fardhu


karena Allah Ta’aala”.

2. Tayammum

Apabila bersuci dengan menggunakan atau alat bersuci yang utama yaitu
air tidak ada atau tidak bisa karena adanya halangan maka bersucinya
dengan cara tayammum.

5
Cara ini dilakukan jika sedang berhalangan atau udzur syari'i seperti sakit
atau tidak menemukan air bersih. Tayamum merupakan pengganti wudhu
yakni bersuci menggunakan debu.

Berikut tata cara tayamum yang baik dan benar beserta bacaan niat :

1. Mengusapkan tangan ke tembok yang bersih dan suci serta tidak basah.

2. Membaca Niat Tayamum:

‫ص ََلةِّ للِّ تَعَالَى‬


َّ ‫ن ََويْتُ التَّيَم َم ِّال ْستِّبَا َح ِّة ال‬

Artinya : Saya berniat Tayamum untuk diperbolehkannya Shalat karena


Allah Ta’ala.

3. Mengusapkan kedua telapak tangan tersebut pada muka dengan terlebih


dahulu mengibaskan tangan atau meniupnya agar debu tidak membekas
pada wajah.

4. Mengusapkan kedua tangan ke tembok atau debu sekali lagi.

5. Mengusap tangan kanan dan kemudian tangan kiri sampai ke siku.

6. Tartib atau Berurutan. Bertayamum harus berurutan dari rukun pertama


sampai selanjutnya. Tidak boleh dibalik dengan membasuh kedua tangan
kemudian wajah.

3. Mandi

Mandi merupakan cara untuk membersihkan tubuh dari segala macam


kotoran, baik kotoran yang menempel pada badan maupun kotoran atau
hadas yang ada pada batin atau jiwa. Mandi dilakukan dengan menggunakan
air yang suci dan mensucikan, dan tidak dapat hanya dengan air yang hanya
suci tapi tidak mensucikan, seperti air yang telah dipakai untuk bersuci atau
air yang tercampur dengan benda suci lainnya.

Mandi junub merupakan upaya menghilangkan hadas besar yang dilakukan


dengan cara membasuh seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki

6
disertai dengan niat. Adapun seseorang yang diwajibkan mandi junub
apabila mengalami hadas besar di antaranya:

a. Bersetubuh (hubungan seksual).


b. Keluar mani (sperma), baik disebabkan mimpi basah, masturbasi atau
lainnya, disertai rasa nikmat atau tidak.
c. Haid (menstruasi)
d. Nifas
e. Melahirkan

Bagi orang yang sedang hadas besar diwajibkan mandi apabila hendak
melakukan sesuatu yang disyaratkan suci, semisal shalat, thawaf, membaca
Alquran dan lain sebagainya. Karena itu, perlu memahami cara mandi junub
yang benar seperti yang telah dicontohkan Rasulullah SAW dalam hadits
yang diriwayatkan Siti Aisyah radhiyallahuanha berikut:

َ ‫س َل مِّ ْن ْال َجنَابَ ِّة بَدَأ‬ َ َ‫سلَّ َم َكانَ ِّإذَا ا ْغت‬ َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َ ُ‫ّللا‬ َّ ‫صلَّى‬ َ ‫ي‬ َّ ‫سلَّ َم أ َ َّن النَّ ِّب‬
َ ‫علَ ْي ِّه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ِّ ‫ج النَّ ِّبي‬ ِّ ‫شةَ زَ ْو‬ َ ِّ‫عائ‬ َ ‫ع ْن‬َ
‫ش َع ِّر ِّه ث ُ َّم‬
َ ‫صو َل‬ ُ ُ ‫صا ِّب َعهُ فِّي ْال َماءِّ فَيُخ َِّل ُل ِّب َها أ‬ َ َ‫ص ََلةِّ ث ُ َّم يُدْخِّ ُل أ‬ َّ ‫س َل َيدَ ْي ِّه ث ُ َّم َيت ََوضَّأ ُ َك َما َيت ََوضَّأ ُ لِّل‬
َ َ‫فَغ‬
‫علَى ِّج ْل ِّد ِّه ُك ِّل ِّه‬
َ ‫ِّيض ْال َما َء‬ ُ ‫غ َرف ِّب َيدَ ْي ِّه ث ُ َّم يُف‬ ُ ‫ث‬ َ ‫علَى َر ْأ ِّس ِّه ث َ ََل‬ َ ‫صب‬ ُ ‫َي‬

Artinya: Dari Aisyah istri Nabi shallallahu alaihi wasallam, bahwa jika Nabi
shallallahu alaihi wasallam mandi karena janabat, beliau memulainya
dengan mencuci kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu sebagaimana
wudlu untuk shalat, kemudian memasukkan jari-jarinya ke dalam air lalu
menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian menyiramkan air ke atas
kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali,
kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya." (HR. Bukhari) [No.
248 Fathul Bari] Shahih.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kebersihan yang sempurna menurut syara disebut thaharah,


merupakan masalah yang sangat penting dalam beragama dan menjadi
pangkal dalam beribadah yang menghantarkanmanusia berhubungan
dengan Allah. Tidak ada cara bersuci yang lebih baik dari pada cara yang
dilakukan oleh syarit Islam, karena syariat Islam menganjurkan manusia
mandi dan berwudlu. Walaupun manusia masih dalam keadaan bersih, tapi
ketika hendak melaksanakan sholat dan ibadah-ibadah lainnya yang
mengharuskan berwudlu, begitu juga dia harus pula membuang kotoran
pada diri dan tempat ibadahnya dan mensucikannya karena kotoran itu
sangat menjijikkan bagi manusia.

B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini, diharapkan agar para
pembaca dapat mengetahui serta memahami tentang bagaimana Konsep
Bersuci yang sangat penting bagi diri kita sendiri. Kami selaku penulis
memohon kritik dan saran dari para pembaca mengenai makalah kami demi
kesempurnaan kedepannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Puti Yasmin.Pengertian Thaharoh dalam Islam.diakses pada senin 26 September


19.30

Solasi Islam.Pengertian, Macam, dan Cara Thaharoh.diakses pada senin 26


September 21.00

Anda mungkin juga menyukai