Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

THOHAROH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah; ilmu kalam

Dosen pengampu:

Subakir Asy’ari M.pd.

DISUSUN OLEH:

Alfin Nizar Setiawan

Riaqi Nashukha

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM FAQIH ASY’ARY

2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Atas segala rahmatnya sehinggah
makalah ini yang berjudul: THOHAROH dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Tidak lupa
kami mengucapkan terimaksih kepada Bpk. Subakir Asy’ari M.pd., selaku dosen pengampu
mata kuliah Fiqih Ibadah dan pembelajarannya yang telah memberikan materi sekaligus
penialian untuk kami, serta teman – teman yang memeberikan bantuan pikiran demi
terselesaikannya makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata
kesempurnaan, sehingga kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bisa memebangun
demi kesempurnaan dari pembaca agar kami bisa menyempurnakan lagi pada makalah
selanjutnya.

Kediri, 15 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….ii
BAB I………………………………………………………………………………………….1
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang………………………………………………………………………...2
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………………2
BAB II…………………………………………………………………………………………3
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………...3
A. Makna Thoharoh………………………………………………………………………3
B. Pengertian Hadas Besar dan Hadas Kecil……………………………………………..4
C. Macam-macam cara menghilangkan najis…………………………………………….5
D. Pengertian Najis dan macam-macam Najis……………………………………………6
BAB III………………………………………………………………………………………..7
PENUTUP…………………………………………………………………………………….7
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam berbagai Macam Kitab Yang Menjelaskan tentang fiqih selalu saja bab
thoharoh berada pada bab yang paling awal atau paling utama. Hal itu terjadi
dikarenakan thoharoh adalah bagian yang paling penting dipelajari. Melaksanakan
sholat tanpa thoharoh tentu saja sholat yang dikerjakan tidak sah. Karena pada dasarnya
islam memang mewajibkan setiap orang yang ingin melaksanakan sholat harus suci.
Mungkin masih banyak dikalangan orang awam yang tidak tahu persis tentang
pentingnya thoharoh, maka dari itu penulis akan mencoba sedikit menjelaskan apa yang
penulis ketahui tentang thoharoh dari berbagai sumber, mudah-mudahan saja melalui
makalah ini umat islam sadar akan pentingnya thoharoh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa makna dari thoharoh ?
2. Macam-macam dari bagian thoharoh ?
3. Apa pengertian dari hadast besar dan hadast kecil ?
4. Jelaskan pengertian najis ?
5. Cara membersihkan hadast dan najis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui makna thoharoh
2. Mengetahui pengertian dan macam-macam hadast
3. Mengetahui pengertian najis
4. Mengetahui macam-macam najis dan cara mensucikannya

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makna Thoharoh
Thoharoh adalah mengerjakan sesuatu yang mana ibadah sholat tidak sah tanpa
melaksanakan hal tersebut. Yang dimaksud mengerjakan sesuatu diatas yaitu bersuci.
Yang mana bersuci ini terbagi dalam dua bagian lagi, yang pertama yaitu bersuci dari
hadast dan yang kedua yaitu bersuci dari kotoran atau najis. Yang dimaksud bersuci
dari hadast yaitu berwudlu’, mandi besar, dan juga tayammum sebagai pengganti dari
keduanya. Sedangkan yang dimaksud dari bersuci dari kotoran atau najis yaitu istinja’,
dan menghilangkan najis dari badan, tempat dan pakaian.
Sedangkan alat untuk bersuci itu sendiri ada beberapa macam, diantaranyayaitu
air, debu, batu, disamak. Melalui alat-alat bersuci itu sendiri maka telah dijelaskan oleh
ulama’ bahwasanya alat bersuci itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu air thohhir
muthohhir (air mutlak), air thohhir ghoiru muthohhir, dan air mutanajjis. Namun di
dalam kitab lain dijelaskan pula bahwa air itu terbagi menjadi empat bagian yaitu air
thohhir muthohhir, air thohhir ghoiru muthohhir, air mutanajjis, air musyammas.
Air thohhir muthohhir yaitu setiap air yang turun dari langit atau yang keluar
dari bumi yang mana keluarnya tersebut tetap seperti asal kejadiannya serta salah satu
sifatnya tidak berubah sebab ada sesuatu yang mencampurinya.
Diantar macam-macam air thohhir muthohhir yaitu:
1. Air hujan
2. Air laut
3. Air Sungai
4. Air sumur
5. Air sumber
6. Air es
7. Air embun
Air thohhir ghoiru muthohhir yaitu air yang suci namun air tersebut tidak dapat
digunakan untuk bersuci, diantara contoh yang termasuk dalam kategori air thohhir
ghoiru muthohhir yaitu air kopi, the dan sebagainya.
Air Mutanajjis yaitu setiap air yang mana di dalam air tersebut kejatuhan atau
terkena najis, air semacam ini sama sekali tidak boleh digunakan untuk bersuci, namun
jika air tersebut sampai pada dua qollah atau lebih maka hukumnya diperinci lagi.
1. Jika najis yang jatuh kedalamnya sampai merubah salah satu sifatnya, maka air
tersebut dihukumi mutanajjis.
2. Jika najis itu jatuh kedalamnya namun tidak sampai merubah salah satu sifatnya
air, maka air itu dihukumi suci. Namun jika air itu tidak sampai dua qollah,
maka air itu dihukumi air yang mutanajjis secara Mutlaq.
Air musyammas yaitu air yang terkena sinar matahari sampai panas. Air yang
semacam ini dihukumi suci dikarenakan tidak terkena najis. Namun air ini dihukumi
makruh untuk digunakan bersuci.
2
Air musta’mal yaitu setiap air yang telah digunakan untuk bersuci. Air sejenis
ini termasuk juga kedalam jenis air thohhir ghoiru muthohhir. Air ini tetap dihukumi
suci namun sudah tidak bisa digunakan untuk bersuci lagi.
a) Macam-macam thoharoh
1. Bersuci dari dosa (bertaubat).
Bertaubat kepada alloh yang merupakan thoharoh ruhaniah, juga
sebagai metode mensucikan diri dari dosa-dosa yang besar maupun kecil
kepada alloh. Jika dosa yang dimaksudkan berhubungan dengan
manusia, sebelum bertaubat ia harus meminta maaf kepada orang yang
disakitinya. Sebab alloh akan menerima taubat hambanya secara
langsung jika berhubungan dengan dosa-dosa yang menjadi hak alloh.
Ciri-cirinya adalah:
a. Menyesal dengan perbuatan yang telah dilakukan.
b. Berjanji tidak akan mengulanginya.
c. Selalu meminta ampunan kepada alloh.
d. Berusaha terus menerus untuk memperbaiki diri dengan
memperbanyak perbuatan baik dengan mengharap ridho dari alloh.
2. Bersuci menghilangkan najis
Najis menurut Bahasa adalah apa saja yang kotor, baik jiwa,
benda maupun amal perbuatan, sedangkan menurut fuqoha’ berarti
kotoran (yang berbentuk zat) yang mengakibatkan sholat tidak sah.
2.1. Benda-benda najis
a. Bangkai (kecuali bangkainya ana kadam)
b. Darah
c. Anjing dan babi
d. Khamer dan benda cair apapun yang memabukkan
e. Kencing dan kotoran manusia maupun hewan
f. Susu binatang yang haram dimakan dagingnya
g. Wadi dan madzi
h. Muntahan dari perut
B. Pengertian hadast besar dan hadast kecil
a) Pengertian hadast
Hadast secara etimologi yaitu tidak suci atau keadaan badan tidak suci,
Adapun menurut terminology yaitu keadaan badan yang tidak suci atau kotor
dan dapat dihilangkan dengan cara berwudlu’, mandi wajib atau tayammum.
Dengan demikian, dalam kondisi seperti ini dilarang untuk mengerjakan ibadah
yang menuntut keadaan badan bersih dari hadast dan najis.
b) Macam-macam hadast
1. Hadast kecil
Arti hadast kecil menurut istilah syara’ yaitu sesuatu kotoran
yang ma’nawi (tidak dapat dilihat) yang berada pada anggota wudlu’
yang mencegah ia dari melakukan sholat, selama .

3
2. Hadast besar
Hadast besar menurut syara’ yaitu sesuatu yang ma’nawi
(kotoran yang tidak bisa dilihat) yang berada pada seluruh badan
seseorang.
a. Perkara-perkara yang diharamkan Ketika hadast besar
1. Sholat
2. Tawaf
3. Menyentuh al-quran
4. Membaca al-quran
5. I’tikaf
6. Berpuasa
C. Macam-macam cara menghilangkan hadast
1. Wudlu’
Wudlu’ ialah bersuci menggunakan air, mengenai muka, kedua tangan sampai
siku, mengusap kepala, dan kedua kaki sampai mata kaki.
Adapun rukun-rukun wudlu yaitu:
➢ Niat
Yaitu berniat menunaikan kefardhuan wudlu’, menghilangkan hadast
bagi orang selalu hadast.
➢ Membasuh wajah
➢ Membasuh kedua tangan sampai siku.
➢ Mengusap Sebagian kepala.
➢ Membasuh kaki sampai mata kaki
➢ Tertib (urut)
Adapun syarat wudlu’ yaitu:
➢ Islam
➢ Mumayyiz
➢ Tidak berhadast besar
➢ Dengan air yang suci mensucikan
➢ Tidak ada yang menghalangi sampainya air ke kulit
Adapun yang membatalkan wudlu’ yaitu:
➢ Keluarnya sesuatu dari dua jalan
➢ Tertidur dengan posisi tidak duduk yang tetap
➢ Hilangnya akal (gila, pingsan, mabuk, dan sebagainya)
➢ Tersentuhnya kemaluan dengan telapak tangan
➢ Tersentuhnya kulit laki-laki dengan kulit perempuan yang bukan
mahrom
2. Tayammum
Tayammum yaitu mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang suci
Adapun rukun-rukun tayammum yaitu:

4
➢ Berniat memperoleh kewenangan sholat fardlu, secara bersamaan dengan
memindah deb uke muka
➢ Mengusap wajah dengan debu
➢ Mengusap kedua tangan
➢ Tertib
Adapun syarat-syarat tayammum yaitu:
➢ Islam
➢ Tidak adanya air dan berusaha mencarinya tapi tidak ketemu
➢ Berhalangan menggunakan air, misalnya sakit apabila menggunakan
air
➢ Telah masuk waktu sholat
➢ Dengan debu yang suci
➢ Bersih dari haid dan nifas
Hal-hal yang membatalkan tayammum yaitu:
➢ Semua yang membatalkan wudlu’
➢ Melihat air bagi yang sebabnya ketiadaan air
➢ Karena murtad
3. Mandi wajib
Hal-hal yang menyebabkan seseorang mandi wajib yaitu:
➢ Haid
➢ Nifas
➢ Wiladah (melahirkan)
➢ Mati
➢ Bertemunya dua khitan
➢ Junub
Adapun rukun-rukun mandi yaitu:
➢ Niat
➢ Menghilangkan najis bila terdapat pada badannya
➢ Meratakan air keseluruh tubuh
D. Pengertian najis dan macam-acam najis
a) Pengertian najis
Najis menurut Bahasa mempunyai artian kotor sedangkan menurut
istilah yaitu kotoran yang harus atau wajib dihindari atau dibersihkan oleh setiap
umat muslim.
b) Macam-macam najis
1. Najis mukhoffafah yaitu najis yang masih tergolong ringan kelasnya,
contoh najis mukhoffafah ialah: air kencing bayi laki-laki yang belum
berumur dua tahun dan belum pernah makan sesuatu kecuali asi.
2. Najis mutawassithoh yaitu najis yang tergolong kelas sedang.
Contohnya: segala sesuatu yang keluar dari dubur atau kubul manusia
dan binatang, kecuali barang cair yang memabukkan, air mani, dll.
5
3. Najis mugholadloh yaitu najis yang masuk dalam kategori kelas berat.
Contohnya: najisnya anjing dan babi.
c) Cara menghilangkan najis
1. Najis mukhoffafah : cukup diperciki air pada tempat atau badan yang
terkena najis
2. Najis mutawassitoh : dibasuh sampai semua sifat-sifat najisnya hilang
3. Najis mugholadloh : dibasuh tujuh kali dan salah satu basuhan dicampur
dengan debu yang suci

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang penulis buat ini kami simpulkan bahwa thoharoh sngat
penting bagi seorang muslim dalam menjalani kehidupannya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Zain Lukman, pembelajaran fiqih, Jakarta: dirjen Pendidikan islam, 2009.
Rifa’I Mohammad, risalah tuntutan sholat lengkap, semarang: PT.karya tiha, 2013
H. rasjid sulaiman, fiqih islam, bandung: sinar baru, 2014
Hasyimalaansyary.blogspot.com
Wahyudinniatbaik.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai