Anda di halaman 1dari 37

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

PRAKTIK BERAGAMA ISLAM

Dosen pengampu
DEDED PRATAMA M.Pd
DISUSUN OLEH:

 Erdatil hasanah
 Gita febri majela
 Iftitah rahmah
 maulana
 maisarah

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
DHARMASRAYA
2020
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………3
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………….4
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………………………………………………..5
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………………………………………………….6
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………………………………..7
BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………………………………8
2.1 pengrtian ibadah……………………………………………………………………………………………....9
2.2 faedah……………………………………………………………………………………………………………..1o
2.3. pengertian taharh puasa………………………………………………………………………………..11
2.4 pengertian haji…………………………………………………………………………………………………12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………..…13
3.2.saran…………………………………………………………………………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA
ENDAHULUAN
1. Latar Belakang
A..Agama
Adalah system yang mengatur kepercayaan dan peribadatan kepada
tuhan yang maha kuasa serta taat kpd kaidah yg berhubungan
dengan budaya,dan pandangan dunia yg menghubungkan
manusi dengan tatana kehidupan.
B.Thaharah
Setiap sendi kehidupan yang dijalani manusia mempunyai
muatan ibadah di sisi Allah SWT. Di dalam terminologi fiqih. Ibadah di
bedakan menjadi dua macam yaitu ibadah mahdhah dan ghairu
mahdhah. Ibadah mahdhah adalah ibadah yang mempunyai tata cara
tertentu dan aturan-aturan yang tertentu pula. Sedangkan ibadah ghairu
mahdhah adalah ibadah yang tidak di tentukan tata cara dan bersifat
umum
C.Shalat
Shalat secara etimologi kata shalat berasal dari bahasa arab yang
berarti do’a. secara terminologi shalat adalah yang terdiri atas beberapa
ucapan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam sesuai dengan syarat dan rukun-rukun yang telah ditetapkan
D.Puasa
Menurut bahasa puasa berarti imsak atau menahan, sedangkan
puasa menurut syariat ialah menahan dengan niat ibadah dari
makanan, minuman, hubungan suami istri dan semua hal-hal yang
membatalkan puasa sejak terbitnya fajahingga terbenam matahari.
E.Zakat
Zakat menurut bahasa berarti kesuburan, kesucian, pensucian dan
keberkataan. Sedangkan menurut syara’ zakat adalah pemberian yang
wajib diberikan dari harta tertentu, menurut sifat-sfat dan ukuran
tertentu kepada golongan tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


A.Thaharah
Menurut tradisi kitab-kitab fiqih pembahasan thaharah selalu
ditempatkan pada poin yang pertama karena thaharah termasuk ibadah
pokok yang diwajibkan sebagaimana halnya ibadah-ibadah
pokolainnyaseperti shalat, puasa dan zakat.
Di antara bersuci yang diperintahkan ialah wudhu, mandi dan
membersihkan najis dari badan dan pakaian dan semua itu inti dari
bersuci.
B.Shalat
Shalat dalam agama islam merupakan ibadah yang paling utama karena
demikian utamanya, maka shalat menjadi pembeda antara orang yang
beriman dengan yang tidak beriman. Rasulullah SAW menyatakan
dalam hadistnya : barangsiapa yang meninggalkan shalat fardhu dengan
sengaja, maka ia telah kafir yang nyata (H.R Tabrani)

Kemudian Rasulullah SAW menegaskan bahwa shalat merupakan tiang


agama.
C.Puasa

Puasa di bulan Ramadhan adalah rukun Islam yang keempat.


Hukumnya fardu ainatas setiap muslim yang sudah baligh. Puasa
diisyaratkan pada tahun kedua Hijriah sesudah turunnya perintah shalat
dan zakatPuasa sudah bermula sejak awal manusia diciptakan di tandai
dengan peristiwa pelarangan Allah SWT kepada nenek kita Adam dan
Hawa pada saat memakan buah khuldi di surga.
D.Zakat
Zakat adalah salah rukun Islam. Demikian pentingnya ibadah ini
menduduki posisi ketiga setelah shalat. Allah menyebutkan soal zakat
selalu berdampingan penyebutannya dengan shalat dalam Al-Qur’an.
Ini menunjukkan bahwa keduanya mempunyai arti yang penting dan
memiliki hubungan yang erat, shalat merupakan ibadah jasmaniah yang
paling utama sedangkan zakat dipandang sebagai ibadah harta yang
paling mulia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IBADAH


Secara etimologi, kata ibadah berasal dari bahasa Arab, dari
kata abdun artinya hamba (abdi), ibadah artinya pengabdian. Jadi,
ibadah dimaksudkasebagaisaranapengabdian atau penyembahan kepada
Allah.Secara termonologi,pengertian ibadah banyak ragamnya sesuai
dengan sudut pandang masing-masing ulama, antara lain sebagai
berikut :
1. Pengertian umum ibadah ialah : sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi
segala larangan-Nya
Menurut - ulama Tauhid, ibadah ialah : mengesakan Allah,
membesarkan-Nya dengan sepenuh-penuhnya, serta menghinakan diri
kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya. Ulama tauhid menyamakan
ibadah dengan Tauhid, sesuai dengan Q.S. al-Nisa (4) : 36.
Menurut ulama tasawwuf, ibadah ialah : perbuatan seorang mukallaf
yang berlawanan dengan kehendak hawa nafsunya dalam rangka
mengagungkan Tuhannya. Menurut ulama tasawwuf, ibadah itu
mempunyai tiga bentuk, yaitu :
1. Mengharapkan pahala dan terhindar dari siksa-Nya.
2. Karena memandang bahwa Allah berhak untuk di sembah tanpa
memperdulikan apakah yang akan diperoleh daripada-Nya.
3. Karena Allah sangat dicintainya, sehingga senantiasa berusaha untuk
dekat dengan-Nya.
4. Menurut ulama - fiqhi, ibadah ialah : segala yang dikerjakan untuk
memperoleh ridha Allah dan mengharapkan pahala di akhirat.
5. Menurut ulama akhlak, ibadah ialah : melaksanakan dengan ketaatan
badaniya, dan menyelenggarakan segala ketentuan syariat.

2.2 FAEDAH THAHARAH, SHALAT, PUASA DAN ZAKAT

1. Faedah Thaharah
A.Thaharah artinya bersuci. Thaharah menurut syara' ialah
sucidarihadats dan najisSuci dari hadats ialah dengan
mengerjakan wudhu, mandi dan tayammum. .Suci dari najis
ialah menghilangkan najis yang ada di badan, tempat dan
pakaian.
Macam-macam Air
Air yang dapat dipakai bersuci ialah air yang bersih (suci dan
mensucikan)yaituair yang turun dari langit atau keluar dari bumi
yang belum dipakai untuk bersuci.Air yang suci dan mensucikan
ialah :
1.Air hujan 5.Air salju
2.Air sumur 6.Air telaga
3.Air laut 7.Air embun
4.Air sungai
 Pembagian Air
Ditinjau dari segi hukumnya, air itu dapat dibagi empat bagian
1. Air suci dan mensucikan, yaitu air mutlak artinya air yang
masihmurnidapatdigunakan untuk bersuci dengan tidak
makruh, (air mutlak artinya air yangsewajarnya.
o Air suci dan dapat mensucikan, tetapi rnakruh
digunakan, yaitu air musyammas (air yang
dipanaskan dengan matahari) di tempat logam
yang bukan emas.
3. Air suci tetapi tidak dapat mensucikan, seperti: Air
musta'mal (telah digunakan untuk bersuci) menghilangkan
hadats. Atau menghilangkan najis walaupun tidak berubah
rupanya, rasanya dan baunya
4, Air mutanajis yaitu air yang kena najis (kemasukan najis),
sedang jumlahnya kurang dari dua kullah, maka air yang
semacam ini tidak suci dan tidak dapat mensucikan. Jika lebih
dari dua kullah dan tidak berubah sifatnya, maka sah untuk
bersuci.

2.Macam-Macam Najis
Najis ialah satu benda yang kotor menurut syara', misalnya :
 Bangkai, kecuali manusia, ikan dan belalang
 Darah
 Segala sesuatu yang keluar dari kubul dan dubur
 Anjing dan babi
 Minuman keras seperti arak dan sebagainya
 Bagian anggota badan binatang yang terpisah karena dipotong
dan sebagainya selagi masih hidup.

Pembagian Najis
Najis itu dapat dibagi 3 bagian :
Najis Mukhaffafah (ringan); ialah air kencing bayi laki-laki yang
belum berumur 2 tahun dan belum pernah makan suatu kecuali air
susu ibunya.
1.Najis Mughallazhah (berat); ialah najis anjing dan babi
dan keturunannya
2.Najis Mutawassithah (sedang); ialah najis yang selain dari dua
najistersebut di atas, seperti segala sesuatu yang keluar dari kubul
dan dubur manusia dan binatang, kecuali air mani, barang cair yang
memabukkan, susu hewan yang tidak halal dimakan, bangkai, juga
tulang dan bulunya, kecuali bangkai-bangkai manusia dan ikan
serta belalang
 Najis mutawassithah dibagi menjadi dua:
 Najis 'ainiyah : ialah najis yang berwujud, yakni yang
nampak dapat dilihat.
 Najis hukmiyah : ialah najis yang tidak kelihatan bendanya,
seperti bekas kencing, atau arak yang sudah kering dan sebagainya.
Cara Menghilangkan Najis
 Barang yang kena najis mughallazhah seperti jilatan anjing atau
babi, wajib dibasuh 7 kali dan salah satu di antaranya dengan air
yang bercampur tanah.
 Barang yang terkena najis mukhaffafah, cukup diperciki air pada
tempat najis itu.
 Barang yang terkena najis mutawassithah dapat suci dengan cara
dibasuh sekali, asal sifat-sifat najisnya (warna, bau dan rasanya) itu
hilang. Adapun dengan cara tiga kali cucian atau siraman lebih
baik.Jika najis hukmiyah cara menghilangkannya cukup dengan
mengalirkan air saja pada najis tadi.

3.Berwudhu
Wu dhu menurut bahasa artinya bersih dan indah,
sedangkanmenurusyara’ artinya membersihkan anggota tubuh untuk
menghilangkan hadast kecil.Syarat-syarat wudhu
1.Islam
2.Tamyiz
3.Tidak berhadats besar
4.Dengan air suci lagi mensucikan
5.Tidak ada sesuatu yang menghalangi air

2.Faedah Shalat
1.Definisi & Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu
Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut
istilah shalat adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai dengan persyaratan
yang ada.
2.Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain
Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua
orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila.
Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar

Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu,


yaitu :
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur
Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :
1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat 
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat

3. Rukun Shalat
Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :
1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri
4. Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita
Dalam melaksanakan ibadah shalat, sebaiknya kita memperhatikan
hal-hal yang mampu membatalkan shalat kita, contohnya seperti :
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi
2. Berkata-kata kotor
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak
tuma'ninah.
3. Faedah Puasa
Hari-hari yang dilarang untuk puasa, yaitu :

 saat lebaran idul fitri 1 syawal dan idul adha 10 dzulhijjah


 Hari tasyriq : 11, 12, dan 13 zulhijjah
Puasa memiliki fungsi dan manfaat untuk membuat kita menjadi tahan
terhadap hawa nafsu, sabar, disiplin, jujur, peduli dengan fakir miskin,
selalu bersyukur kepada Allah SWT dan juga untuk membuat tubuh
menjadi lebih sehat.
Macam-macam puasa
1.Puasa Senin Kamis
2.Puasa Ramadhan
3.Puasa Nazar
4.Puasa Bulan Syaban / Nisfu Sya'ban
5.Puasa Pertengahan Bulan
6.Puasa Asyura
7.Puasa Arafah
8.Puasa Syawal
1.Yang berkewajiban membayar
 Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan
tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.Anak yang lahir sebelum
matahari jatuh pada akhir bulan Ramadhan dan hidup selepas terbenam
matahari.Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan
Ramadhan dan tetap dalam Islamnya.
 Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.
2.Besar Zakat
Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran
terhadap hadits adalah sebesar satu sha' atau kira-kira setara dengan 3,5 liter
atau 2.5 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa
dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki)

3. Waktu Pengeluaran
Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadhan, paling lambat sebelum
orang-orang selesai menunaikan Shalat Ied. Jika waktu penyerahan melewati
batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam
kategori zakatmelainkan sedekah biasa.

4. Penerima Zakat
Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf
(fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu
sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti
didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin.
Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang
sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikelurakannya zakat fitrah
adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya.

5. Sumber Hadits berkenaan dengan Zakat Fitrah


 Diriwayatkan dari Ibnu Umar t.ia berkata : Rasulullah telah
mewajibkan zakat fithrah dari bulan Ramadhan satu sha' dari kurma, atau satu sha'
dari sya'iir. atas seorang hamba, seorang merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil
dan orang dewasa dari kaum muslilmin. (H.R : Al-Bukhary dan Muslim)
 Diriwayatkan dari Umar bin Nafi' dari ayahnya dari Ibnu Umar ia
berkata ; Rasulullah telah mewajibkan zakat fithrah satu sha' dari kurma atau satu
sha' dari sya'iir atas seorang hamba, merdeka, laki-laki, wanita, anak kecil dan
orang dewasa dari kaum muslimin dan beliau memerintahkan agar di tunaikan /
dikeluarkan sebelum manusia keluar untuk shalat 'ied. (H. R : Al-Bukhary, Abu
Daud dan Nasa'i)
 Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Rasulullah saw
telah memfardhukan zakat fithrah untuk membersihkan orang yang shaum dari
perbuatan sia-sia dan dari perkataan keji dan untuk memberi makan orang miskin.
Barang siapa yang mengeluarkannya sebelum shalat, maka ia berarti zakat yang di
terima dan barang siapa yang mengeluarkannya sesudah shalat 'ied, maka itu
berarti shadaqah seperti shadaqah biasa (bukan zakat fithrah). (H.R : Abu Daud,
Ibnu Majah dan Daaruquthni)
 Diriwayatkan dari Hisyam bin urwah dari ayahnya dari Abu
Hurairah ra. dari Nabi saw. bersabda : Tangan di atas (memberi dan menolong)
lebih baik daripada tangan di bawah (meminta-minta), mulailah orang yang
menjadi tanggunganmu (keluarga dll) dan sebaik-baik shadaqah adalah yang di
keluarkan dari kelebihan kekayaan (yang di perlukan oleh keluarga) (H.R : Al-
Bukhary dan Ahmad)
5.HAJI
Ibadah haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib dilaksanakan oleh setiap
orang Islam yang memenuhi syarat istitaah, baik secara finansial, fisik, maupun mental.
Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan ibadah haji sebagaimana yang
diamanatkan dalam Pasal 29 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang menyatakan bahwa Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agama dan kepercayaannnya
Dasar Kewajiban Ibadah Haji Ibadah haji diwajibkan bagi setiap Muslim dan
Muslimah yang mampu (istitha‟ah), sekali seumur hidup.8 Kewajiban untuk
melaksanakan ibadah haji ditetapkan berdasarkan al-Qur‟an, Sunnah, dan Ijma‟.9 Dasar
kewajiban haji dalam Al-Qur‟an10 ada
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Thaharah adalah bersih dari kotoran atau mensucikan diri
2.Shalat adalah ibadah yang terdiri atas beberapa ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir yang diakhiri dengan salam
3.Puasa adalah menahan dengan niat ibadah dari makanan, minuman,
hubungan suami istri dan semua hal yang membatalkan puasa
4.Zakat adalah pemberian yang wajib diberikan dari harta tertentu.

2. Penutup
Agama Islam sangat memperhatikan masalah thararah karena dalam ilmu
fiqih poin pertama yang dijumpai adalah masalah thaharah. Shalat, adalah
tiang agama karena tanpa shalat berarti kita sama saja meruntuhkan
agama. Ibarat rumah, kalau tidak ada tiangnya tentu akan runtuh. Puasa
adalah menahan nafsu. Islam mengajak kita berpuasa agar menahan nafsu.
Zakat adalah pensucian harta yng kita dapatkan.
Semoga makalah ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Jika terdapat
kesalahan harap dimaklumi, karena manusia tidak pernah luput dari
kesalahan.
Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang wajib kita
laksanakan apabila kita mampu “Ibadah Haji”.
Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa bertemu dengan umat islam yang lain dari
seluruh duniaDengan melaksanakan ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan surga
firdaus dan itu untuk haji yang mabrur
Komisi Pemberantasan Korupsi RI, “Laporan Hasil Kajian Akhir Sistem
Penyelenggaraan Ibadah Haji pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji
dan Umrah,” (Jakarta, 2010). Tim Pengawas Penyelenggaraan Ibadah Haji
Indonesia, “Laporan Tim Pengawas Penyelenggaraan Ibadah Haji Indonesia
Tahun 2005,” (Jakarta: Sekretariat Komisi VIII DPR RI, 2005). Abd al-Rahman al-
Jaziri, Kitab al-Fiqh „ala al-Madzahib al-Arba‟ah, 1-5 (Lebanon: Dar al-Kutub al-
„Ilmiyah, 2010). Al-Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah (Mesir: al-Fath lil „A‟lam al-
„Arabi, 2004), hlm. 317. Al-Qadhi Abi al-Walid Muhammad bin Ahmad bin
Muhammad bin Ahmad Ibn Rusyd al-Qurtubi al-Andalusi, Bidayatul Mujtahid wa
Nihayat al-Muqtashid (Libanon: Dar al-Kutub al-„Ilmiyah, 2007). Imam Syaukani
(ed.), Manajemen Pelayanan Haji di Indonesia (Jakarta, Kementerian Agama RI
Badan Litbang dan Diklat Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2009), hlm. 11.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik Undang-
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Al-Jazairi Abu Bakr Jabir. 2000. Ensiklopedi Muslim Minhajul Muslim. Darul
Falah.
Jakarta.
Rifa’I Muh. 1976. Risalah Tuntunan Shalat Lengkap. PT. Karya Toha Putra.
Semarang
Sakka Ambo. 1996. Modul Pendidikan Agama Islam. MKU Universitas
Hasanuddin.
Makassar
Sumaji Muh Anis. 2008. 125 Masalah Thaharah. Tiga Serangkai. Solo
www.google.com. Diakses 17 September 2009
www.imajinasipendidikan.blogspot.com. Diakses 17 September 2009
www.wikipedia.com. Diakses 17

Anda mungkin juga menyukai