Pada suatu hari, ada seorang ibu hamil yang bernama Dina. Dina adalah salah
satu siswi SMA yang hamil di luar nikah dan tidak mendapat pertanggungjawaban
dari pacarnya. Dina datang sendirian ke BPM dalam keadaan pucat, lesu, dan sering
termenung.
Saat datang, Dina langsung melakukan registrasi pada assisten bidan di meja
registrasi untuk konsultasi kehamilanya dengan bidan. Setelah melakukan registrasi,
Dina menunggu di kursi antri bersama para ibu hamil lainya. Saat menunggu
antrianya di panggil, dina di ajak berbincang oleh ibu hamil lainya yang sedikit
membuat ia tidak nyaman.
Asisten bidan yang kala itu duduk di meja registrasi merasa bahwa Dina
sudah tidak nyaman dengan pertanyaan ibu-ibu itu. Lalu assisten bidan memanggil
no. antrian dina dan membantu dina untuk masuk ke ruang pemeriksaan.
“Sabar ya, buk. Ngga usah di dengerin kata orang lain, buk. Ayo, kita masuk,
buk.“ Assisten Bidan.
“Terimakasih, ya kak.“Dina
Saat di dalam ruang pemeriksaan bidan, dina semakin merasa takut, cemas,
dan risih. Bidan melakukan pengumpulan data diri dari dina dengan memberikan
beberapa pertanyaan. Setelah memastikan data dina terkumpul, bidan bertanya
tentang keluhan dina dan keadaan Dina.
“Bagaimana keadaanya, Dina? Apa ada keluhan?“Bidan
Dina masih diam sambil menunduk dalam. Merasa makin takut dan ragu. Air
mata dina sudah menumpuk di pelupuk matanya.
“Dina, kamu bisa cerita sama saya, saya akan coba bantu. Setiap orang pasti
punya masalah, dan itu adalah hal yang normal. Siapa tahu, masalah dek dina
bisa saya bantu, kan?“ Bidan
“Sekitar sebulan yang lalu aku berhubungan seksual dengan pacarku untuk
pertama kalinya, bu. dia meminta pembuktian cintaku dengan memberikan
keperawanan, bu. dia adalah pacar pertamaku, dan aku sangat sayang sama
dia, bu. pada seminggu terakhir ini, aku sering mengalami mual dan muntah,
dan terlalu sensitif sama bebauan, bu. dan akhirnya, kemarin pagi aku
mencoba test pack dan hasilnya saya possitif. Aku udah bilang sama pacar aku
kalau aku hamil, bu. tapi dia malah ninggalin aku dan nggak mau tanggung
jawab, bu. Bagaimana ini, bu?” Dina
“Apa orang tua kamu sudah tau dengan masalah ini, dek?“ Bidan
“Belum, bu. itu yang bikin aku bingung banget, bu. gimana caranya aku
bilang sama orang tua aku masalah sebesar ini, bu? Bagaimana ini, bu? apa
ibu punya cara menggugurkanya, bu?” Dina
Dina mulai bercerita sambil menagis. Dina mengaku hamil di luar nikah dan
pacarnya tidak mau bertanggung jawab dengan janin yang di kandungnya, sedangkan
orang tuanya belum tau hal ini. Dina bertanya apakah bidan bisa membantunya
menggugurkan kandunganya.
“Sekarang untuk melihat apakah dedek baik baik saja, apa kamu mau saya
periksa?“Bidan
“Baik, bu. anak ini tidak salah. Dia berhak mendapatkan apa yang seharusnya
ia dapatkan.“ Dina
Bidan pun membujuk dina untuk melakukan beberapa test kesehatan termasuk
mengulang test pack dan kunjungan ANC yang pertama. Dina pun mau mengikuti
test tersebut.
“Dina, kamu harus mencukupi gizi seimbang dan istirahat kamu ya, agar si
dedek dapat berkembang dengan baik. Saat bangun di pagi hari, ada baiknya
jangan langsung menggosok gigi. Kamu bisa memulai dengan ngemil biskuit
1 atau 2 keping, untuk menstabilkan enzim di rongga mulut pada pagi hari.
Banyak makan sayur dan buah agar mineral juga tercukupi. Minum air putih
min. 8 gelas perhari. Ini saya berikan tablet tambah darah dan asam folat,
tablet tambah darahnya diminum setiap mau tidur ya. Dan asam folat 1 kali
sehari 1 tablet. Ingat, jangan lupa bilang baik baik dengan orang tua kamu ya,
dek. Mereka harus tau, kan untuk kebaikan cucu mereka, juga.“Bidan
“Baik, buk. terimakasih, ya buk. aku akan coba cerita sama orang tuaku.“
Dina