Anda di halaman 1dari 5

Nama : Umi Hani Fuadiah

NIM : 202102080004

Mata Kuliah : Komunikasi Efektif Dalam Praktik Kebidanan    

Pada suatu hari seorang remaja yang berusia 17 tahun berpacaran dengan
seorang laki-laki yang berusia 18 tahun usianya hanya beda 1 tahun saja,tetapi
mereka saling mencintai satu sama lain terbawah dalam suasana dan melakukan
hubungan seksual,3 bulan kemudian si wanita pun mengalami keterlambatan
menstruasi  dan tidak berani menceritakan hal ini kepada siapapun. Kemudian
remaja tersebut memutuskan untuk menemui bidan. Untuk memastikan apa yang
telah terjadi sehingga menimbulkan dia tidak mengalami menstruasi

Keesokan harinya remaja tersebut datang ke PMB

Remaja            : assalamualaikum ......

Bidan               : walaikum salam silahkan masuk (sambil senyum dan berjabat


tangan kepada remaja)

Remaja            : iya bu bidan terimah kasih

Bidan               : silahkan duduk

Remaja            : iya bu bidan

Bidan               : perkenalkan nama saya bidan hani, sebelumnya dengan siapa


nggih?

Remaja            : nama saya sarah bu

Bidan               : oh ya ada yang bisa saya bantu mba sarah?

Remaja      : bu saya mau ibu memberikan solusi kepada saya bu tentang


masalah yg saya hadapi bu

Bidan             : iya tentu saya akan membantu njenengan sesuai dengan


kemampuan saya nggih mba
Setelah melakukan pembicaraan mereka masuk pada pembahasan yang
mengenai  permasalahan si remaja.

Remaja            : Begini bu bidan kedatangan saya kemari ingin


membicarakan  masalah yang saya hadapi. jadi bidan saya berpacaran sudah 1
tahun dan  kami sekitar 3 bulan yang lalu melakukan hubungan intim yang tidak
disengaja dan  saya tidak menyangka bahwa saya akan mengalami keterlambatan
haid, saya juga merasa tidak enak badan serta mual dan saya bingung bu bidan
saya takut  hamil bu bidan  pacar saya baru saja masuk keperguruaan tinggi
sedang saya masih duduk di bangku SMA. Dan saya takut jika orang tua saya
mengetahuinya  sebab orang tua saya melarang saya untuk berpacaran bu.

Bidan            : jadi masalahnya apakah njenengan merasa bahwa telah terjadi


kehamilan?

Remaja         : iya bu jadi apa yang harus saya lakukan? Saya ingin melakukan
aborsi bu saya belum siap untuk hamil bu saya juga masih sekolah bu

Bidan           : apakah njenengan sudah yakin jika telah terjadi kehamilan?

Remaja         : iya bu, tapi saya belum ada coba buktikan bahwasannya saya hamil
bu

Bidan             : Baik, sebelumnya saya perlu jelaskan dulu bahwa tidak terjadi
menstruasi belum tentu pasti bahwa telah terjadi kehamilan, namun jika terjadi
kehamilan maka sudah pasti tidak terjadi menstruasi. kalau begitu saya akan
memberikn test pek untuk njenegan terlebih dahulu,agar bisa mengetahui apakah
njenengan benar hamil atau tidak

Bidan pun memberikan tes pek pada si remaja  dan menjelaskan cara


pemakaian test pek tersebut,

Bidan : Setelah saya memberikan alat ini silahkan ke toilet untuk


berkemih setelah berkemih dengan menampung air kencingnya njenengan ke
dalam wadah ini (sambil memberikan wadah kecil). Kemudian masukkan alat ini
kedalam wadah tersebut, dan nanti kita tunggu selama 5-10 menit nggih mba
Setelah kembali dari toilet remaja tersebut menunjukan hasil yang dia dapatkan
dari alat tersebut bidan melihat hasilnya dan ternyata dia positif sedang hamil.
Bidanpun berusaha menjelaskan agar tidak terjadi kepanikan.

Bidan : Baik, jadi test pek menunjukan garis dua, kemudian juga gejala
gejala yang njenengan alami itu berati njenengan kemungkinan besar positif
hamil. Namun nanti perlu di buktikan lagi dengan melakukan USG di RS ataupun
pergi langsung ke dokter.

Remajapun menangis karena dia sudah mengetahui bahwa dia sedang


positif hamil

Remaja         : jadi apa yang harus saya blakukan bidan,saya takut kalau orang tua
saya mengetahui hal ini. (sambil menangis sesegukan)

Bidan            : Sebelumnya apakah ada orang lain yang mengetahui hal ini selain
kalian njenengan sendiri?. (sambil duduk disebelahnya dan memegang tangan
remaja tersebut)

Remaja         : tidak bu tidak ada yang mengetahui hal ini hanya saya saja yang tau
hal ini karena saya takut untuk memberitahukan orang tua saya dan orang lain jadi
hanya saya saja yang mengetahuinya saya tidak menginginkan kehamilan ini
karena kami berdua belum ada dasar untuk menjalin hubungan yang lebih serius
karna pacar saya masih kuliah sedangkan saya masih bersekolah bu, jadi saya haru
bagaimana. (remaja sambil menangis disebelah bidan)

Bidan             : Tidak apa apa, yang namanya kehamilan itu adalah sebuah
anugrah yang belum tentu semua perempuan bisa merasakan hal tersebut. Jadi,
ada dua keputusan yang harus njenegan pikirkan. (berusaha menenangkan)

Remaja          : apa itu bidan tolong jelaskan kepada saya. (sambil menangis)

Bidan             : Njenengan ingin melanjutkan kehamilan atau tidak  jika


memutuskan untuk meneruskan kehamilannya maka perlu dipikirkan apakah akan
menikah, membesarkan anak seorang diri,ataupun memberikan anak tersebut
untuk diadopsi. Karena membangun keluarga juga harus memiliki kesiapan
keuangan untuk menjamin kesejahteraan buah hati, memiliki kesiapan mental
ataupun kejiwaan untuk dapat menerima dan memelihara anak denan penuh
perhatian dan kasih sayang, serta mampu mengantisipasi kendala yang mungkin
ada dilingkungan dan beradaptasi dengan lingkungan itu sendiri, sehingga dapat
hidup sehat dan layak. Atau memilih untuk menceritakan ini dengan kekasih
jenengan dulu, untuk kemudian berbicara dengan orang tua. Setelah itu
mempersiapkan kehidupan selanjutnya. Karna yang namanya badai pasti akan
berlalu. Orang tua pasti kecewa, namun itu tidak akan berlarut-larut, karna
bagaimanapun juga njenengan tetap anak mereka. Mereka pasti akan memaafkan
dan bisa menerima kejadian ini.

Remaja : Tidak bu, saya takut. Tolong bantu saya untuk menggugurkan
kandungan ini bu saya mohon. (sambil menangis dan memohon)

Bidan : Jika memutuskan untuk tidak meneruskan kehamilannya maka


perlu dipertimbangkan risiko yang akan dihadapi kemungkinan timbulnya
penyesalan dan perasaan bersalah kemungkinan terjadinya infeksi yang
mengakibatkan peradangan dan resiko yang mungkin akan terjadi dalam waktu
dekat ataupun dimasa yang akan mendatang, Melakukan aborsi itu tidak baik
untuk kesehatan rahim njenengan mba. Aborsi itu sangat berbahaya bagi
njenengan nantinya. Apalagi ini juga bukan tugas saya sebagai seorang bidan
untuk menggugurkan kandungan, karna itu sama saja dengan membunuh mba.
Sekarang coba njenengan pikirkan lagi ndengan keputusab njenengan barusan.
Apakah njenengan yakin dengan keputusan yang njenengan ambil? Apakah
njenengan yakin bahwa njenengan tidak akan menyesal?

Remaja : Tidak bidan kehamilan ini adalah salah satu kecerobohan saya
dan pacar saya jadi saya siap menerima resiko yang akan saya hadapi. (dengan
menundukan wajahnya)

Setelah remaja memutuskan pilihan yang dia inginkan mereka pun


melanjutkan pembicaraan.

remaja      : Sekarang berati langkah pertama mana yang harus saya ambil bu?

bidan        : Saran saya lebih baik njenengan memberi tahu orang tua tentang hal
ini dan menceritakan kepadanya. Setelah itu mintalah saran kepada mereka. Karna
Orang tua pasti tahu yang terbaik untuk anaknya. Namun itu menjadi hak dan
pilihan njenengan sendiri, njenengan bisa memikirkan hal tersebut, jika njenengan
masih membutuhkan bimbingan dari saya dan konseling njenengan bisa datang
ketempat ini lagi, saya selalu siap untuk memberikan imformasi yang njenegan
ingin ketahui jadi jangan sungkan-sungkan untuk datang kemari

Remaja : Nggih bu baik, terimakasih banyak bidan atas segala imformasi


dan solusi yang bidan sampaikan kepada saya, tentunya ini sangat bermanfaat
bagi saya. (sambil tersenyum dan memegang tangan bidan)

Bidan       :sama-sama mba, itu sudah menjadi tugas saya menjadi seorang bidan.
(sambil menatap tulus dan tersenyum)

Anda mungkin juga menyukai