NIM : 202102080004
Pada suatu hari seorang remaja yang berusia 17 tahun berpacaran dengan
seorang laki-laki yang berusia 18 tahun usianya hanya beda 1 tahun saja,tetapi
mereka saling mencintai satu sama lain terbawah dalam suasana dan melakukan
hubungan seksual,3 bulan kemudian si wanita pun mengalami keterlambatan
menstruasi dan tidak berani menceritakan hal ini kepada siapapun. Kemudian
remaja tersebut memutuskan untuk menemui bidan. Untuk memastikan apa yang
telah terjadi sehingga menimbulkan dia tidak mengalami menstruasi
Remaja : iya bu jadi apa yang harus saya lakukan? Saya ingin melakukan
aborsi bu saya belum siap untuk hamil bu saya juga masih sekolah bu
Remaja : iya bu, tapi saya belum ada coba buktikan bahwasannya saya hamil
bu
Bidan : Baik, sebelumnya saya perlu jelaskan dulu bahwa tidak terjadi
menstruasi belum tentu pasti bahwa telah terjadi kehamilan, namun jika terjadi
kehamilan maka sudah pasti tidak terjadi menstruasi. kalau begitu saya akan
memberikn test pek untuk njenegan terlebih dahulu,agar bisa mengetahui apakah
njenengan benar hamil atau tidak
Bidan : Baik, jadi test pek menunjukan garis dua, kemudian juga gejala
gejala yang njenengan alami itu berati njenengan kemungkinan besar positif
hamil. Namun nanti perlu di buktikan lagi dengan melakukan USG di RS ataupun
pergi langsung ke dokter.
Remaja : jadi apa yang harus saya blakukan bidan,saya takut kalau orang tua
saya mengetahui hal ini. (sambil menangis sesegukan)
Bidan : Sebelumnya apakah ada orang lain yang mengetahui hal ini selain
kalian njenengan sendiri?. (sambil duduk disebelahnya dan memegang tangan
remaja tersebut)
Remaja : tidak bu tidak ada yang mengetahui hal ini hanya saya saja yang tau
hal ini karena saya takut untuk memberitahukan orang tua saya dan orang lain jadi
hanya saya saja yang mengetahuinya saya tidak menginginkan kehamilan ini
karena kami berdua belum ada dasar untuk menjalin hubungan yang lebih serius
karna pacar saya masih kuliah sedangkan saya masih bersekolah bu, jadi saya haru
bagaimana. (remaja sambil menangis disebelah bidan)
Bidan : Tidak apa apa, yang namanya kehamilan itu adalah sebuah
anugrah yang belum tentu semua perempuan bisa merasakan hal tersebut. Jadi,
ada dua keputusan yang harus njenegan pikirkan. (berusaha menenangkan)
Remaja : apa itu bidan tolong jelaskan kepada saya. (sambil menangis)
Remaja : Tidak bu, saya takut. Tolong bantu saya untuk menggugurkan
kandungan ini bu saya mohon. (sambil menangis dan memohon)
Remaja : Tidak bidan kehamilan ini adalah salah satu kecerobohan saya
dan pacar saya jadi saya siap menerima resiko yang akan saya hadapi. (dengan
menundukan wajahnya)
remaja : Sekarang berati langkah pertama mana yang harus saya ambil bu?
bidan : Saran saya lebih baik njenengan memberi tahu orang tua tentang hal
ini dan menceritakan kepadanya. Setelah itu mintalah saran kepada mereka. Karna
Orang tua pasti tahu yang terbaik untuk anaknya. Namun itu menjadi hak dan
pilihan njenengan sendiri, njenengan bisa memikirkan hal tersebut, jika njenengan
masih membutuhkan bimbingan dari saya dan konseling njenengan bisa datang
ketempat ini lagi, saya selalu siap untuk memberikan imformasi yang njenegan
ingin ketahui jadi jangan sungkan-sungkan untuk datang kemari
Bidan :sama-sama mba, itu sudah menjadi tugas saya menjadi seorang bidan.
(sambil menatap tulus dan tersenyum)