Anda di halaman 1dari 4

Role Play

Pagi buta saat fajar tertunduk malu untuk menampakkan diri, perlahan namun pasti dia
mengusir embun di dedaunan taman tempat seorang bidan membuka praktek mandiri. Bidan
Delima, iya dia adalah seorang gadis paras sederhana, seorang wanita lulusan dari sebuah cabang
perguruan tinggi daerah Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang.

Bidan membuka praktek sejak 2 tahun yang lalu didampingi oleh seorang asisten yang
kebetulan latar belakang pendidikan sama, yaitu lulusan dari Poktekkes Kemenkes Semarang
juga. Tempat praktek yang dinamakan “Delima Kasih Ibu” ini ramai dibincangkan masyarakat
karena pelayanannya yang memuaskan dan juga bidannya katanya sih …. Baik, ramah,
cantik,dan pintar pastinya. Ini menjadi daya tarik dalam lingkungan masyarakat setempat.

Singkat cerita, pagi tersebut terlihat seorang ibu yang perutnya nampak sudah besar yang
tengah didampingi oleh seorang gadis baru saja turun dari sedan hitam mengkilat, nampaknya
ingin menuju ketempat bidan.

RUANG REGISTRASI

Asisten Bidan : Selamat pagi Bu, Silahkan masuk

Ibu Hamil : Iya selamat pagi Mba’.

Asisten Bidan : Dengan ibu siapa?

Ibu Hamil : Ibu Laras

Asisten Bidan : Ibu Laras, ada yang bisa saya bantu ?

Ibu Hamil : Saya ingin memeriksakan kehamilan saya Mba’.

Asisten Bidan : Apakah ibu baru pertama kali mengunjungi klinik ini?

Ibu Hamil : Iya Mba’ betul, sebelumya saya rutin periksa di Klinik Muara Kasih Ibu, tetapi

saya ingin bersalin di klinik ini saja.

Asisten Bidan : Baik ibu, saya ukur tekanan darah dan berat badannya dulu ya Bu.

Ibu Hamil : Iya Mba’

Asisten bidanpun memeriksakan keadaan umum dari si Ibu, sebelum selanjutnya diperiksa
oleh Ibu Bidan.

Asisten Bidan : Sudah selesai Bu, sekarang Ibu silahkan masuk.

Ibu Hamil : Iya, Terima kasih Mba’ ( menuju kearah ruang pemeriksaan)
RUANG PEMERIKSAAN

Bidan : Mari Ibu, Silahkan masuk ! Silahkan duduk !

Ibu hamil : Iya Bu Bidan

Bidan : Dengan ibu Laras ? Betul ?

Ibu hamil : Betul Bu Bidan.

Bidan : Bagaimana Ibu ? Ada yang bisa saya bantu ?

Ibu Hamil : Ini Bu Bidan, saya ingin memeriksakan kehamilan saya

Bidan : Ibu ada keluhan apa ?

Ibu hamil : Oh saya sudah 2 hari ini bokongnya saki-sakit terus Bu Bidan

Bidan : Iya Ibu, jadi yang ibu rasakan adalah salah 1 tanda ketidaknyamanan pada

trimester III . Tidak apa-apa Ibu kami akan membantu mengurangi

keidaknyamanan yang Ibu rasakan. Ibu saya periksa dulu ya. (bidan melakukan

pemeriksaan Leopold). Kemudian menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah

dilakukan

Setelah mendengarkan penjelasan dari bidan, ibu mengerti dan kemudian meninggalkan
tempat tersebut.

Tepat pada tanggal yang diperkirakan sebagai hari lahir, Ibu datang kembali ke “Delima
Kasih Ibu”. Dengan tergesa-gesa gadis manis bernama Tuty yang menemani ibu saat melakukan
ANC dahulu, kini menggotong ibu yang terlihat sangat kesakitan. Saat tiba ibu langsung
dimasukkan ke ruang bersalin. Bidan melakukan pemeriksaan dalam dan mengatakan bahwa ibu
telah memasuki persalinan kala 3.

Bidan, asisten dosen dan juga keluarga mulai melakukan persiapan. Hingga tiba proses
persalinan, ibu nampak tenang meski merasa kesakitan. Waktu persalinan pun tiba.

Bidan : Mba’ alat-alat untuk persalinannya mohon disiapkan ya.

Asisten Bidan : Iya Bu Bidan.

Bidan : Ibu tahan Bu ya. Ayo ngedan Bu, ngedan

Ibu hamil : Huf huf huf. Kenceng-kenceng Bu bidan


Bidan : Iya Ibu di dorong terus, ngedan Bu. Sedikit lagi… ayo

Ibu Hamil : Aduh Bu Bidan

Bidan : Kepalanya sudah keluar Bu. Ngedan lagi Bu ya ya bagus…

Sekitar 30 menit kemudian, bayi cantik berlumuran darah namun tidak menipu auranya. Ibu
dan bayinya selamat dan proses persalinan berjalan dengan lancer. Bidan tentunya tidak lupa
dengan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini).

Asisten bidan dengan kelemah lembutannya pun berhasil meyakinkan keluarga pasien.

Tuty : Mba’ gimana keadaan Kakak Ipar saya ?

Asisten Bidan : Alhamdulillah sehat dan bayinya pun sehat Mba’

Tuty : Terimakasih ‘Mba

Asisten bidan : Iya sama-sama Mba’. Silahkan sekarang dilihat Ibu dan dede bayinya.

Bidan melakukan semua sesuai prosedur dan semua berjalan dengan lancer hingga saat
terakhir unuk pendokumentasian. Keesokkan harinya ibu pulang kerumah dan hari ini tetangga
dari Ibu Laras yang bernama Ibu Indra ,yang kebetulan sedang hamil 8 bulan pun datang
berkunjung untuk melihat keadaannya

Tetangga : Bu bagaimana keadaanya ?

Ibu Laras : Alhamdulillah, baik Ibu

Tetangga : Bayinya sehat Bu ?

Ibu Laras : Iya Bu Indra, sehat

Tetangga : Kemarin proses persalinannya gimana Bu ?

Ibu Laras : Uh Lancar sekali Bu, Persalinannya normal

Tetangga : Lahirannya dimana Bu ?

Ibu Laras : Di “Delima Kasih Ibu”. Uh pelayanannya luar biasa . Bagus banget bu, bidannya

ramah, baik, cantik pula Bu. Seneng saya melahirkan disana. Harganya pun

murah Bu disana.

Tetangga : Oh ya ? Masa Bu ?

Ibu Laras : Ih seriusan Bu. Uh dijamin Ok pokoknya


Tetangga : Ah mau. Kalau begitu nanti saya lahirannya disana saja Bu

Akhirnya Ibu Indra pun memutuskan akan bersalin di rumah bersalin milik bidan Delima di
“Delima Kasih Ibu”.

Inti dari cerita kami adalah menyampaikan pencapaian dari semua pihak sangatlah berarti

1. Kebebasan pasien dalam memilih tempat bersalin

2. Kepatuhan ibu atas apa yang disampaikan bidan

3. Kecepatan dan kesediaan keluarga

4. Ketelitian dan keterampilan bidan

5. Kesetian dari asisten bidan

Semua selaras, seimbang dan dapat berjalan dengan lancer seperti yang diharapkan berkat
kerjasama yang baik yang terjalin antar semua pihak “Menjadi tenaga kesehatan yang
PROFESIONAL adalah bukan bagaimana kita menjadikan diri sukses dan kaya dengan harta,
Namun menjadi tenaga kesehatan yang PROFESIONAL adalah bagaimana kita mengabdikan
diri menjadi perantara para malaikat penolong tanpa memaksakan kehendak kita dan memberi
kebebasan pasien untuk menentukan apa yang membuat mereka puas, nyaman, dan tidak
tertekan.”

Anda mungkin juga menyukai