Pagi buta saat fajar tertunduk malu untuk menampakkan diri, perlahan namun pasti dia
mengusir embun di dedaunan taman tempat seorang bidan membuka praktek mandiri. Bidan
Delima, iya dia adalah seorang gadis paras sederhana, seorang wanita lulusan dari sebuah cabang
perguruan tinggi daerah Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang.
Bidan membuka praktek sejak 2 tahun yang lalu didampingi oleh seorang asisten yang
kebetulan latar belakang pendidikan sama, yaitu lulusan dari Poktekkes Kemenkes Semarang
juga. Tempat praktek yang dinamakan “Delima Kasih Ibu” ini ramai dibincangkan masyarakat
karena pelayanannya yang memuaskan dan juga bidannya katanya sih …. Baik, ramah,
cantik,dan pintar pastinya. Ini menjadi daya tarik dalam lingkungan masyarakat setempat.
Singkat cerita, pagi tersebut terlihat seorang ibu yang perutnya nampak sudah besar yang
tengah didampingi oleh seorang gadis baru saja turun dari sedan hitam mengkilat, nampaknya
ingin menuju ketempat bidan.
RUANG REGISTRASI
Asisten Bidan : Apakah ibu baru pertama kali mengunjungi klinik ini?
Ibu Hamil : Iya Mba’ betul, sebelumya saya rutin periksa di Klinik Muara Kasih Ibu, tetapi
Asisten Bidan : Baik ibu, saya ukur tekanan darah dan berat badannya dulu ya Bu.
Asisten bidanpun memeriksakan keadaan umum dari si Ibu, sebelum selanjutnya diperiksa
oleh Ibu Bidan.
Ibu Hamil : Iya, Terima kasih Mba’ ( menuju kearah ruang pemeriksaan)
RUANG PEMERIKSAAN
Ibu hamil : Oh saya sudah 2 hari ini bokongnya saki-sakit terus Bu Bidan
Bidan : Iya Ibu, jadi yang ibu rasakan adalah salah 1 tanda ketidaknyamanan pada
keidaknyamanan yang Ibu rasakan. Ibu saya periksa dulu ya. (bidan melakukan
dilakukan
Setelah mendengarkan penjelasan dari bidan, ibu mengerti dan kemudian meninggalkan
tempat tersebut.
Tepat pada tanggal yang diperkirakan sebagai hari lahir, Ibu datang kembali ke “Delima
Kasih Ibu”. Dengan tergesa-gesa gadis manis bernama Tuty yang menemani ibu saat melakukan
ANC dahulu, kini menggotong ibu yang terlihat sangat kesakitan. Saat tiba ibu langsung
dimasukkan ke ruang bersalin. Bidan melakukan pemeriksaan dalam dan mengatakan bahwa ibu
telah memasuki persalinan kala 3.
Bidan, asisten dosen dan juga keluarga mulai melakukan persiapan. Hingga tiba proses
persalinan, ibu nampak tenang meski merasa kesakitan. Waktu persalinan pun tiba.
Sekitar 30 menit kemudian, bayi cantik berlumuran darah namun tidak menipu auranya. Ibu
dan bayinya selamat dan proses persalinan berjalan dengan lancer. Bidan tentunya tidak lupa
dengan IMD ( Inisiasi Menyusui Dini).
Asisten bidan dengan kelemah lembutannya pun berhasil meyakinkan keluarga pasien.
Asisten bidan : Iya sama-sama Mba’. Silahkan sekarang dilihat Ibu dan dede bayinya.
Bidan melakukan semua sesuai prosedur dan semua berjalan dengan lancer hingga saat
terakhir unuk pendokumentasian. Keesokkan harinya ibu pulang kerumah dan hari ini tetangga
dari Ibu Laras yang bernama Ibu Indra ,yang kebetulan sedang hamil 8 bulan pun datang
berkunjung untuk melihat keadaannya
Ibu Laras : Di “Delima Kasih Ibu”. Uh pelayanannya luar biasa . Bagus banget bu, bidannya
ramah, baik, cantik pula Bu. Seneng saya melahirkan disana. Harganya pun
murah Bu disana.
Tetangga : Oh ya ? Masa Bu ?
Akhirnya Ibu Indra pun memutuskan akan bersalin di rumah bersalin milik bidan Delima di
“Delima Kasih Ibu”.
Inti dari cerita kami adalah menyampaikan pencapaian dari semua pihak sangatlah berarti
Semua selaras, seimbang dan dapat berjalan dengan lancer seperti yang diharapkan berkat
kerjasama yang baik yang terjalin antar semua pihak “Menjadi tenaga kesehatan yang
PROFESIONAL adalah bukan bagaimana kita menjadikan diri sukses dan kaya dengan harta,
Namun menjadi tenaga kesehatan yang PROFESIONAL adalah bagaimana kita mengabdikan
diri menjadi perantara para malaikat penolong tanpa memaksakan kehendak kita dan memberi
kebebasan pasien untuk menentukan apa yang membuat mereka puas, nyaman, dan tidak
tertekan.”