BIDAN DELIMA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
Puji Syukur Alhamdulillah. Dengan segenap kerendahan hati dan ketulusan jiwa, kami
panjatkan kepada kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa melimpahkan rahmat karunia dan
hidayahNYA, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “BIDAN DELIMA”.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curah kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
telah memberikan pencerahan kepada kita dengan agama Rahmatan lil’alamin, agama islam.
Dengan selesainya penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari semua
pihak baik moril ataupun materil sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik. Tentunya
semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kita semua terlebih bagi kelompok kami
yang mengerjakan makalah ini. Karena keterbatasan kami,makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka saran dan kritik sangat dibutuhkan demi penyempurnaannya. Akhir kata, sekian
dari kami, kurang lebihnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Daftar
Isi..............................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................
A. Definisi Bidan Delima....................................................................................
B. Dasar Hukum , Nilai-Nilai , Dan Manfaat Bidan Delima..............................
C. Tujuan , Visi , Misi Dan Logo Bidan Delima................................................
D. Peran Dan Manfaat Bidan Delima..................................................................
E. Mekanisme Menjadi Bidan Delima Dan Struktur Organisasi........................
BAB III CONTOH KONGKRIT..............................................................................
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, Bidan memiliki kewenangan untuk
memberikan Pelayanan Kebidanan (Kesehatan Reproduksi) kepada perempuan remaja
putri, calon pengantin, ibu hamil, bersalin, nifas, masa interval, klimakterium, dan
menopause, bayi baru lahir, anak balita dan prasekolah. Selain itu Bidan juga
berwenang untuk memberikan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Masyarakat. Pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diwarnai oleh
rawannya derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan
yaitu ibu hamil, ibu bersalin dan nifas, serta bayi pada masa perinatal, yang ditandai
dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Perinatal
(AKP). Salah satu upaya yang mempunyai dampak relatif cepat terhadap penurunan
AKI dan AKP adalah dengan penyediaan pelayanan kebidanan berkualitas yang dekat
dengan masyarakat dan didukung dengan peningkatan jangkauan dan kualitas pelayanan
rujukan. Sebanyak 30% bidan memberikan pelayanan praktek perorangan (IBI, 2002),
dengan berbagai jenis pelayanan yang diberikan yaitu pelayanan kontrasepsi suntik
58%, kontrasepsi pil, IUD dan implant 25%, dan pelayanan pada ibu hamil dan bersalin
masing-masing 93% dan 66%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa bidan
mempunyai peran besar dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di
masyarakat. Dari tahun ke tahun permintaan masyarakat terhadap peran aktif Bidan
dalam memberikan pelayanan terus meningkat. Ini merupakan bukti bahwa eksistensi
Bidan di tengah masyarakat semakin memperoleh kepercayaan, pengakuan dan
penghargaan. Berdasarkan hal inilah, Bidan dituntut untuk selalu berusaha
meningkatkan kemampuan sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas
pelayanannya termasuk pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Karena hanya melalui pelayanan berkualitas pelayanan yang terbaik dan terjangkau
yang diberikan oleh Bidan, kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan
masyarakat dapat tercapai. Mengingat peran besar dalam pelayanan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi tersebut maka berbagai program telah dilaksanakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan Bidan Praktek Swasta agar sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku. Salah satu upaya IBI ialah bekerja sama dengan BKKBN dan
Departemen Kesehatan serta dukungan dan bantuan teknis dari USAID melalui program
STARH (Sustaining Technical Assistance in Reproductive Health) tahun 2000 – 2005
dan HSP (Health Services Program) tahun 2005 – 2009 mengembangkan program
Bidan Delima untuk peningkatan kualitas pelayanan Bidan Praktek Swasta.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. apakah yang dimaksud dengan bidan delima
2. apakah dasar hukum, nilai-nilai dan manfaat bidan delima
3. bagaimana tujuan visi, misi, dan logo bidan delima
4. bagaimanakah peran dan manfaat bidan delima di masyarakat
5. bagaimanakah mekanisme menjadi bidan delima dan struktur organisasi
C. Tujuan
1. untuk mengetahui definisi bidan delima
2. untuk mengatasi dasar hukum, nilai-nilai, dan manfaat bidan delima di masyarakat
3. untuk mengetahui tujuan, visi, misi dan logo bidan delima
4. untuk mengetahui peran dan manfaat bidan delima
5. untuk mengetahui mekanisme menjadi bidan delima dan struktur organisasi
Untuk mempertahankan kualitas pelayanan Bidan Delima sesuai standar WHO dan
Kepmenkes No.900/VII/2002, digunakan sistem monitoring dan evaluasi yang
mencakup antara lain:
1. Pemantauan lapangan berkala minimal 3 bulan sekali
2. Pemantauan kualitas pelayanan bidan delima mencakup kaji ulang mengenai
ketrampilan klinis, kelayakan sarana, prasarana dan fasilitas
3. Pemantauan kinerja fasilitator melalui wawancara kepada bidan delima yang
dipilih secara acak untuk mengevaluasi proses validasi, mentoring dan coaching
sesuai standar prosedur
4. Melakukan analisa hasil pemantauan lapangan dan memberkan umpan balik.
Pemantauan terhadap bidan delima dilakukan oleh unit pelaksana Bidan
Delima, pengurus IBI, peserta Bidan Delima serta fasilitator.
Bidan Meriyastuti adalah seorang bidan muda yang mendedikasikan dirinya untuk
perbaikan status kesehatan ibu dan anak di Desa teriti, tepian Sungai Batang Hari. Desa
Teriti merupakan desa terpencil berpenduduk sekitar 932 Jiwa yang sebagian besar
bermata pencaharian sebagai petani. Desa ini dapat ditempuh selama enam jam
perjalanan darat dari kota Jambi melalui Sungai Batanghari. Diawal pengabdiannya,
Bidan Meiriyastuti merasakan kesulitan untuk dapat diterima oleh adat masyarakat.
Terkait masalah kesehatan misalnya, banyak orang tidak mau menuruti anjurannya
karena mereka lebih percaya kepada dukun. Begitupula untuk urusan persalinan,
hampir semua masyakarat di Desa Teriti masih mempercayakan penanganan kelahiran
kepada nyai dukun dengan penanganan partus yang salah dan ritual adat pasca
kelahiran yang merugikan kesehatan ibu dan bayi. Salah satunya adalah pantangan
makan makanan bergizi bagi ibu nifas. Menurut adat, selama 40 hari pasca melahirkan
ibu hanya diperbolehkan mengkonsumsi nasi putih dan kecap asin dengan alasan
dilarang oleh dukun karena akan mendatangkan sakit pada bayi yang mereka susui
apabila mereka makan sayuran dan ikan. Kebiasaan ini berakibat kurang baik bagi
kesehatan ibu dan bayi karena dapat menimbulkan kekurangan nutrisi.Selain itu,
terdapat pula ritual Nyebur ke Ayek, dimana 7 hari setelah dilahirkan, bayi akan
dimandikan dengan air kembang di sungai Batang Hari yang dingin. Menurut adat, hal
ini perlu dilakukan untuk memperkenalkan anak ke dunia luar tempatnya hidup nanti.
Padahal hal ini bisa membahayakan keselamatan bayi. Pernah suatu ketika seorang bayi
prematur meninggal karena hipotermia karena dimandikan di sungai yang dingin. Agar
dapat diterima oleh masyarakat, Bidan Meiriyastuti berusaha melakukan pendekatan
dengan mencari keluarga angkat, mendekati perangkat desa, membentuk kader-kader
terpercaya serta merangkul dukun-dukun setempat. Ia bahkan menikahi seorang
pemuda dari desa setempat. Butuh waktu 11 tahun bagi bidan untuk mendapatkan
kepercayaan dari nyai dukun yang kini telah bermitra dengannya. Berkat pendekatan
dari bidan yang tak kenal lelah, ritual Nyebur Ke Ayek kini telah dimodifikasi dengan
cara yang lebih aman bagi bayi. Tanpa mengurangi penghormatan kepada adat istiadat,
Nyebur ke Ayek kini tetap dilakukan dengan menggunakan airhangat dan bayi
dimandikan di dalam air kembang di dalam baskom di halaman rumah. Seluruh proses
kelahiran di desa Teritik ini dilakukan bersama-sama oleh bidan dan nyai dukun.
(www.Youtube.com)
2. Memadam Api di Batas Negeri
Nama : Bidan Rosalinda Delin Usia :
Bidan : Sejak 1991
Lokasi : Desa Jenilu, Kec. Kakuluk Atapupu, Kabupaten Belu,
Nusa Tenggara Timur
Penghargaan : Tenaga kesehatan terbaik NTT 2000
Tantangan Budaya : Panggang Api
Bidan Rosalinda Delin bertugas di Desa Jenilu, Kecamatan Kakuluk, Atapupu adalah
sebuah perkampungan nelayan di Kabupaten Belu, NTT. Desa ini hanya berjarak 12
kilometer dari perbatasan Timor Leste dan terdapat banyak eks pengungsi yang masih
tinggal di daerah tersebut dengan kondisi yang cukup memprihatinkan.Di desa ini
terdapat budaya Panggang Api pasca-persalinan yang telah diwariskan secara turun-
temurun sejak jaman nenek moyang. Seusai melahirkan, ibu dan bayinya dibaringkan
sambil dipanasi bara api yang menyala dari kolong tempat tidur selama 40 hari.
Menurut orangtua, kebiasaan ini ditujukan untuk menghangatkan badan ibu dan bayi.
Meskipun bertujuan baik, budaya Panggang Api mempunyai beberapa efek negative
bagi kesehatan ibu maupun bayi. Ibu melahirkan yang melakukan panggang api akan
terlihat pucat karena anemia dan mengeluarkan banyak keringat. Sementara bayi yang
baru dilahirkannya sangat rentan terkena gangguan pernapasan atau pneumonia.Melihat
permasalahan ini, Rosalinda Delin, bidan desa yang bertugas di Puskesmas Atapupu-
Belu merasa terpanggil untuk menghilangkan kebiasaan Panggang Api di wilayahnya.
Ia melakukan kunjungan kesetiap rumah ibu yang baru melahirkan dengan memberikan
informasi dan penjelasan mengenai bahaya kebiasaan panggang api ini.Tidak hanya
mendatangi rumah, Ibu Rosalinda Delin juga memberikan pengarahan kepada segenap
anggota keluarga ibu melahirkan. Mereka dikumpulkan di suatu tempat untuk
memanggang ikan bersama-sama. Dengana cara bakar ikan seperti ini, bidan berusaha
menganalogikan tubuh manusia yang dipanggang api dengan seekor ikan yang dibakar.
Apabila dipanaskan terus ikan akan kering dan kehabisan darah, begitu pula tubuh
manusia. Berkat usaha Ibu Rosinda Delin, saat ini sudah tidak adalagi ibu melahirkan di
Desa Jenilu yang melakukan budaya Panggang Api. (www.youtube.com)
3. Modal Koperasi Bekal Mandiri
Nama : Bidan Sri Puayah
Usia:Bidan : sejak tahun 1996 Lokasi
: Kelurahan O. Mangunharjo Kec Purwodadi
Kabupaten Musi Rawas –Sumatera Selatan
Penghargaan : bidan terbaik 1 kab. Musi rawas (2001), bidan
terbaik 2 prop. SumseL (2002), Bidan delima
sumatera selatan (2008) Bidan Sri Puayah lahir di
Musi Rawas, 05 Agustus 1977. Terhitung Juli
2011 beliau bertugas di Desa O. Mangunharjo
kecamatan Purwodadi, kabupaten Musi Rawas.
Sebelumnya beliau bertugas di Desa
P1 Mardiharjo dan mempelopori berdirinya
Koperasi Simpan Pinjam Barokah. Meskipun
pindah tugas, beliau masih aktif di koperasi ini.
Desa p1 Mardiharjo berlokasi. Dengan mayoritas
penduduk bermatapencaharian sebagai.. (kondisi
geografi dan ekonomi warga) Selama mengabdi di
desa ini Sri menyadari bahwa perannya sebagai
bidan sangat besar, mengingat profesi bidan berhubungan langsung dengan kehidupan
bermasyarakat bukan di bidang kesehatan saja. Keinginannya untuk berbuat lebih banyak demi
Desa membuka pikirannya untuk mendirikan koperasi yang nantinya dapat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya di bidang kesehatan. Melalui musyawarah dan mufakat bersama akhirnya
bersama masyarakat dibentuklah koperasi JPKM Barokah pada Agustus tahun 2002
beranggotakan 34 orang. Hasil usaha dari system koperasi ini dialokasikan untuk berbagai
program perbaikan kesehatan ibu dan anak di desa P1 Mardiharjo. Awalnya bidan Sri Partiyah
mendirikan koperasi barokah untuk membantu ibu-ibu melaksanakan proses persalinan maupun
pemeriksaan kehamilan. Namun, pada2007 pemerintah mengeluarkan program jaminan
persalinan (Jampersal) untuk warga kurang mampu. Dengan demikian bidan mengalihkan fungsi
koperasi social Barokah menjadi koperasi yang nantinya bisa membantu ibu-ibu dalam
mendirikan usaha rumahtangga maupun usaha lain yang nantinya bisa menambah pendapatan
bagi keluarga mereka.Selain bantuan modal untuk meningkatkan pendapatan, Koperasi Barokah
juga perperan dalam perbaikan gizi ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi balita, dan
perbaikan gizi bagi lansia. Beberapa hasil positif yang didapatkan dengan adanya koperasi ini
antara lain :
a. Gizi ibu hamil terpenuhi selama kehamilan sampai akhirnya ibu bayi sehat dan selamat.
b. Terpenuhinya pemberian ASI eksklusif bagi bayi
c. Kasus BGM dan BGT di desa teratasi yang terkoreksi dari berat badan balita naik, dan
berada pada garis normal
d. Kunjungan Posyandu Lansia bertambah
e. Dari danayang diberikan, keluarga memiliki usaha industri rumah tangga sebagai
tambahan penghasilan bagi keluarga. Usaha yang ada berupa produksi makanan ringan.
(www.youtube.com) berdasarkan pengalaman selama ini, para akseptor vasektomi tidak
mengalami masalah seperti itu. Justru melindungi istri untuk terhidar dari efeksamping dari
kontrasepsi. Bidan Rai Sudani telah menghimpun 15 orang peserta Vasektomi yang kini menjadi
promotor kepada anggota masyarakat yang lain. (www.youtube.com)
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan delima adalah suatu program yang terobosan yang strategis mencakup : 1.
Pembinaan peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup lingkungan
keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2. Merk dagang/ brand
3. Mempunyai standar kualitas, unggul, khusus, bernilai tambah, lengkap dan
memiliki hak paten
4. Rekrutmen bidan dalam ditetapkan dengan kriteria, sistem dan proses baku yang
harus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan
5. Menganut prinsip pengembangan diri atau salf development, dan semangat
tumbuh bersama melalui dorongan dari diri sendiri, mempertahankan dan
meningkatkan kualitas dapat memuaskan klien beserta keluarganya
6 Jaringan yang mencakup seluru bidan praktik swasta dalam pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi. Dengan program yang diadakan tersebut
diharapkan bidan-bidan di Indonesia dapat meningkatkan pelayanannya kepada
masyarakat. Pelayanan yang diberikan misalnya untuk mendukung pembinaan
peningkatan kualitas pelayanan bidan dalam lingkup Keluarga Berencana (KB) dan
Kesehatan Reproduksi
B. Saran
Dengan adanya program bidan delima ini para bidan mendapat kesempatan untuk
mendapatkan pembinaan secara rutin dan diprioritaskan mengikuti pelatihan dan
organisasi profesi, sehingga memberikan rasa bangga pada diri mereka karena dapat
memberi pelayanan yang berstandar dan pengakuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
diharapkan kepuasan pelanggan baik kepada individu, keluarga dan masyarakat dapat
tercapai serta kualitas pelayanan Bidan Praktek Swasta agar sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku..
DAFTAR PUSTAKA
WHO., ICM., FIGO. (2004) Making Pregnancy Safer: The Critical Role of The Skilled
Attendent. IBI. 2004 – Panduan Pengorganisasian: Program Bidan Delima; Buku Pelatihan
Fasilitator Bidan Delima: Buku Acuan; Instrumen Instrumen Validasi: Program Bidan Delima
Retna, Ery dan Sriati. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Nuha Medika.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
http://www.iyhps.org/news8_bidan_delima.html#sthash.kiBMOVU5.dpuf
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/pelayanan-bidan-delima.html
http://bidanku.com/srikandi-award-sebuah-ajang-penghargaan-bagi-bidan-bidan-inspirasional-
indonesia#ixzz3Uq4AlVWk Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto Mine coins -
make money: http://bit.ly/money_crypto Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto