Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN


“Komunikasi Terhadap Perempuan”
Dosen Pembimbing:
Tria Eni Rafika Devi SST.,M.Kes
Rizky Dwiyanti Yunita S.Psi.,SST.,M.KM

Disusun oleh:

1. Fina Umi Cahyati (15.401.19.003)


2. Mabrurotul Hasanah (15.401.19.007)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI DIII KEBIDANAN
KRIKILAN – GLENMORE – BANYUWANGI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Komunikasi Terhadap Perempuan”. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai
salah satu metode pembelajaran bagi mahasiswa-mahasiswi Sekolah Tinggi D III
Kebidanan Rustida Krikilan. Terima kasih kepada:

1. Ibu ketua prodi D III Kebidanan Rizky Dwiyanti Y S.Psi.,SST.,M.KM


2. Rizky Dwiyanti Y S.Psi.,SST.,M.KM. & Tria Eni Rafika Devi
SST.,M.Kes selaku dosen pembimbing
3. Teman-teman yang membantu terselesaikannya makalah ini.

Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini.


Namun kami sebagai manusia pasti memiliki banyak kelemahan dan kekurangan
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa lebih baik
lagi dan bisa bermanfaat bagi semua orang.

Krikilan, 20 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................
A. Komunikasi Terhadap Perempuan...............................................................
1).Pengertian komunikasi Terhadap Perempuan............................................
2).Bentuk Komunikasi Terhadap Perempuan................................................
3).Teknik komunikasi terhadap masyarakat...................................................
4). Faktor-Faktor yang mempengaruhi Komunikasi terhadap perempuan.....
5). Hambatan yang terjadi dalam komunikasi terhadap perempuan.............
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang
berkualitas sangat dibutuhkan. Kulitas kebidanan ditentukan dengan cara
bida membina hubungan dengan baik, baik sesame rekan sejawat ataupun
dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan
kehbidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi
secara efektif dan melakukan konseling yang berhasil, kelangsungan dan
berkesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan
perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertiankomunikasi?
2. Apa saja bentuk komunikasi terhadap perempuan?
3. Apa tehnik komunikasi terhadap masyarakat?
4. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi komunikasi terhadap
perempuan?
5. Apa saja hambatanyang terjadi dalam komunikasi terhadap
perempuan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melengkapi tugas mata kuliah tentang Materi komunikasi
terhadap perempuan

2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami apa komunikasi terhadap perempuan
b. Mampu memahami dan bagaimana dalam berkomunikasi kepada
masyarakat

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kouminikasi terhadap Perempuan


1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari Bahasa latin yakni comuni yang berarti
membagi ( Cherry dalam cangara,2009).Berarti pula comunis yakni
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan. Harolds D.laswell
dalam cangara (2009) menjelaskan bahwa tindakan komunikasi adalah
menjawab pertanyaan” siapa yang menyampaikan? Apa yang
disampaikan? Melalui saluran apa? Kepada siapa dan apa pengaruhnya?”
Komunikasi merupaka elemen dasar dari intraksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, meningkatkan serta
mempertahankan kontak dengan orang lain. Komunikasi adalah sebuah
proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan seseorang untuk berasosiasi dengan orang lain serta
ingkunganya. Komunikasi merupakan peristiwa yang terus berlangsung
secara yang dinamis yang maknanya dapat dipacu dan ditransmisikan
(potter & Peryy, 2005)
Tappen (1995) dan nursalam (2012) mendefinisikan komunikasi
sebagai suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian
nasehat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama.
Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain
dapat mengerti serta menerima maksut dan tujuan pemberian pesan.
Markuis dan huston (1998 dalam nursalam 2012) merancang sebuah
diagram yang mengambarkan proses komunikasi yang terdiri dari
komunikator,pesan,komunikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi.
a. Komunikator
1). Factor eksternal
2). Factor internal
b. pesan
1). Tertulis
2). Verbal
3). Nonverbal
c. komunikan
1). Factor eksternal
2). Factor internal
2. Bentuk komunikasi
Menurut Patter dan Perry (2005) untuk kumunikasi dibagi menjadi 2,
yakni komunikasi verbal dan nonverbal
a. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal meliputi kat-kata yang diucapkan maupun yang
dituliskan. Kata-kata adalah media atau symbol yang diunakan dalam
mengespresikan ide atau perasakan, sehingga menimbulkan respon
emosional, atau mengambarkan objek, observasi, kenangan atau
kesimpulan.kata-kata juga dapat digunakan untuk mengungkapkan
maksudt yang tersembunyi, menguji minat seseorang dalam hal tingkat
kepedulian, atau untuk mengespresikan kecemasan sebuah kata dapat
mengubah makna sebuah kalimat. Bahsa akan menjadi lebih efektif jika
setiap orang berkomunikasi memahami pesan yangdisampaikan dengan
jelas. Kode verbal mencangkup aspek-aspek berupa :
1) Vocabulary (Perbendarahan kata-kata). Komunikasi tidak akan
efektif bila pesan yang disampaikan dengan kat-kata yang tidak
dapat mengerti, karna itu olah kata menjadi penting dalam
berkomunikasi. Dalam praktik kebidanan, akan berbeda cara
penyampaian komunikasi ketika kita berbicara pada klien dengan
kita berbicara dengan sesama profesi.penggunaan kosakata yang
sesuai dengan lawan bicara kita perlu diperhatikan.karena Kita
tidak akan mungkin mengatakan,”baik bu,hari ini saya akan
memasang katater pada ibu”pesan yang diungkapkan dan yang
dapat dipahami klien akan membuat komunikasi menjadi efektif
2) Raccing (kecepatan) berbicara dengan kecepatan yang cukup,
penggunaan jeda yang tepat atau berbicara dengan tempo yang
tidak terlalu lambat dan berhati-hati, dapat membawa pesan
tersampaikan dengan baik. Kecepatan dalam kata ketika
diverbalisasikan selain memunculkan, menhilangkan dan
memperpanjang jeda, dapat menetukan tingkat komunikasi apakah
memusakan pendegar atau tidak. Jeda harus digunakan ketika
ingin meunujkan hal tertentu, memberikan waktu bagi penerima
ketika mendengarkan sampai memahami kata-kata yang
disampaikan. Perlu diperhatikan reaksi nonverbal yang ditunjukan
klien ketika pesan disampaikan. Perhatikan ataukah reaksi
penerima seperti memahami maksut pesan atau sebaliknya
3) Intonasi suara pesan akan terengar lebih dramatic sehingga pesana
akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara
yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proprosional merupakan
hambatan dalam berkomunikasi
4) Humor: Dugan (1989) memberikan catatn bahwa dengan tertawa
dapat membantu menhilangkan stress dan nyeri.wotsen (1993
dalam potter dan perry 2005) mencatakkan bahwa tawa membantu
melepaskan tegangan yang berhubungan dengan stress atau sakit,
meingkatkan kefektifan bidan dalam menyediakan dalam
dukungan emosi pada klien dan memanusiakan pengalam rasa
sakit. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan spegis dan harus
diingat bahwa humor hanya merupakan selingan dalam
berkomunikasi.
5) Singkat dan jelas. Komunikais akan efektif bila disampaikan
denga singkat langsung pada pokok permasalahan sehingga lebih
mudah dimengerti. Keringkasan dapatdicapai dengan sempurna
dengan menggunakan kata-kata yang mengespresikan
kesederhanaan makna. Contoh kalimat, “Ibu bisa memberikan
saya bagian mana yang terasa sakit” tentu lebih efektif dan
ringkas dibandingkan,”saya ingin ibu memberitahu saya, pada
bagian mana ibu merasa sakit.”
6) Timming ( waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu
dierhatikan karna berkomunikasi akan berarti seorang bersedia
berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk
mendengar atau memerhatikan apa yan disampaikan
7) Arti denotative dan konotatif, dimana arti denotative akan
memberikan makna yang sama terhadap kata yang digunakan
sedangkan konotatif merupakan pikiran, perasaan serta ide dalam
suatu kata.misalnya dapat diambil contoh, klien mempersikan kata
serius sebagai suatu kondisi mendekati kematian, sedangkan bidan
akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan menuju
kematian jadi di simpulkan bahwa ketika berkomunikasi dengan
klien bidan harus memilih kata-kata yang tepat sehingga tidak
mudah salah tafsirkan, terutama penting pada saat menjelaskan
tujuan terapi serta kondisi klien

b. Komunikasi non verbal


Komunikais non verbal merupakan transmisi pesan tamap mengunakan
kata-kata, serta merupakan salah satu cara terkuat bagi sesorang untuk
mengirimkan pesan kepada orang lain. Komunikais non verbal akan selalu
kita tampilakan ketika beradapak dengan orang lain. Gerakan tubuh
memberi makna yang lebih jelas dengan kat-kata. Maka dari itu dikatakn
bahwa komunikasi non verbal lebih kuat dalam penyampaian pesan
dibandingkan dengan komunikasi verbal.
Bidan harus mewaspadai adanya komunikasi non verbal yang tidak
sesuai ketika berkomunikasi verbal. Seperti ucapan sederhana selamat
pagi pada klien, jika bidan mengatakan dengan raut wajah yang keras,
tentu klien merasa bahwa bidan tidak bermaksud baik dalam
menyampaikan salamnya. Contoh lain ketika bidan mengatakan bahwa
prosedur menyuntik tidak menimbulkan rasa sakit yang berlebihan namun
dengan ekspresi yang datar bahkan merah, tentu klien akan kehilangan
kepercayaan kepada bidan dan akhirnya merasa cemas terhadap prosedur
yang akan dilakukan padanya disisni terjadi kesalahan antara komunikasi
non verbal yang menyertai komunikasi verbal
Studi A lbert mahrabian (1871 dalam cangaran 2012)
menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicara orang 7%
berasal dari Bahasa verbal 38% dari vocal suara 55% berasal dari ekspresi
muka. Dengan demikian sangat perlu berhati-hati bagi bidan saat
berkomunikasi dengan klien. Harus ada kesesuaian antara komunikasi non
verbal dan verbal. Mark M knapp menyebutkan fungsi kode non verbal
pada komunikasi adalah untuk satu
1). menyakinkan apa yang di ucapkan
2). Menunjukkan perasaan
3). Menunjukkan jati diri
4). Melengkapi ucapa yang di rasakan sebelum sempurna
yang termasuk kode non verbal antara lain:
a) Ekspresi wajah, merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi
karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.
b) Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi dengan
mengadakan kontak mata selama berinteraksi atau tanya jawab
menandakan seorang terlihat dan menghargai lawan bicara dengan
adanya kemauan untuk memperhatikan tidak hanya sekedar
mendengarkan melalui kontak mata pun juga memberi kesempatan
pada seseorang untuk mengobservasi lawan bicaranya
c) Sentuhan: sebuah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan
lebih bersifat spontan dari komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti
perhatian yang sunguh-sunguh, dukungan emosional, kasih saying atau
simpati dapat dilakukan melalui sentuhan
d) Postur tubuh dan gaya berjalan : Cara seseorang, berjalan, duduk,
berdiri, dan bergerak dapat memperlihatkan ekspresi dirinya postur
tubuh dan gaya berjalan mampu merefleksikan emosi, konsep diri, dan
tingkat kesehatan seseorang
e) Sound (suara): rintihan, menarik napas panjang, tangisan menjadi salah
satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan
komunikasi. Bila dikombinasi dengan bentuk komunikasi non verbal
lainya, pesan akan lebih tersampai dengan jelas
f) Gerak isyarat : merupakan kode non verbal yang dapat mempertegas
komunikasi menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi
seperti mengetuk-mengetuk kaki atau mengerakan tangan selama
berbicara mneujukan seseorang dalam keadaan stress bingung atau
sebagai upaya untuk menghilangkan stress(cangara,2009)
c. Tehnik Komunikasi Terhadap Perempuan dan Masyarakat
Tehnik berbicara efektif adalah berbicara secara menarik dan jells
sehingga dapat dimengerti dan mencapai tujuan ayng diharapkan
didalammkumunikasi.tehnik berbicara didalam berkomunikasi harus
menyesuaikan diri antara komunikator dan komunikan kepada pesan
(message) yang dipercakapkan. Tehnik komunikasi digunakan supaya
komunikasi antar manusia terjalin secara efektif.
Pengertian tehnik adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan
sesuatu hal. Sedangkan pengertian komunikasi adalah penyampaian
informasi dari komunikator ke komunikan melalui media tertentu. Maka
pengertian tehnik komunikasi adalah suatu car yang digunakan dalam
penyampaian informasi dan komunikator ke kommunikan dengan media
tertentu.dengan adanya tehnik ini diharapkan setiap orang dapat secara
efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat dalam
menggunakanya
Beberapa tehnik komunikasi:
(1). ucapan yang dijelaskan dan idenyantidak ada ganda, atau utuh.
(2). berbicara dengan tegas, tidak berbelit-belir
(3). memahami betul siapa yang diajak bicara, hadapkan wajah dan
badan, pahami pikiran lawan bicara
(4).menyampaikan tidak berbelit belit, tulus dan terbuka
(5). sampaikan informasi dengan Bahasa penerima informa
(6) menyampikan dengan kemampuan dan kadar akal penerima
informasi
(7) sampaikan infromasi dengan global yang baru dan tujuanya
ditailnay
(8). beri contoh nyata, lebih baik jadikan anda sebagai model
langsung
(9). sampaikan informasi dengan lembut
(10) kendalikan naise dan carilah umpan balik untuk menyakinkan
informasi anda diterima. Contoh dengan bertanya atau menyuruh
mengulanginya.
Dengan adanya beberapa tehnik komunikais ini diharapkan
hambatan-hambatan dalam komunikasi dapat diminimalisasi. Bukan
hanya komunikasi atau individu saja yang membutuhkan tehnik
komunikasi, dalam komunikasi dengan stakeholder atau antara
kariawan juga perlu tehnik komunikasi tersendiri.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi komunikasi


Potter & Perry (2005) menjelaskan bahwa presepsi, nilai, budaya,
pengetahuan, peran dan lokasi interaksi memberikan pengaruh terhadap isi
dan pesan dan bagaimana pesan dan bagaimana tersebut disampaikan
a. Presepsi
Presepsi ialah pandangan pribadi atas apa yang sedang terjadi. Sebuah
komunikasi antara bidan dank lien memerlukan presepsi yang baik
karena presepsi terbentuk atas dasar kesamaan antara apa yang
diharapkan kedua belah pihak perbedaan presepsi antara individu dapat
menjadi kendala dalam berkomunikasi
b. Nilai
Nilai merupakan standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai
penting dalam hidup seseorang terutama dalam hal pengaruh terhadap
ekpresi pemikiran dan ide yang pada akhirnya juga berpengaruh
terhadap interpretasi pesan. Dalam komunikasi, memahami dan
menjelaskan sebuah nilai penting disaat akan membuat sebuah
keputusan. Penting diperhatikan bahwa nilai pribadi dari bidan tidak
ikut mempengaruhi hubungan professional dengan klien
c. Latar belakang budaya
Budaya merupakan jumlah keseluruhan dari cara berbuat, berpikir dan
merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yang menujukan
dirinya melalui tingah laku, Bahasa pembawaan, nilai dan gerakan
tubuh mereflesikan asal budaya. Budaya akan mempengaruhi klien dan
bidan dalam berinteraksi satu sam lain
d. Peran
Individu berkomunikasi sesuai tantan yang tepat menurut hubungan
dan peran mereka saat itu. Ketika perawat berkomunikasi dengan
rekan sejawat tentu mereka tahu peran dan hubungan mereka saat itu
dan berkomunikasi yang memang sesuai dengan peran dan hubungan
mereka. Namun akan berbeda nanti ketika bidn berkomunikasi degan
klien karena sata itu bidan telah memiliki hubungan dan peran yang
berbeda saat berhadapan dengan klien yang pada akhirnya juga
mempengaruhi komunikasi mereka, bidan harus mampu menjaga jarak
mereka dengan klien dalam batas professional demi terciptanya sebuah
komunikasi yang sesuia
e. Lokasi interaksi?lingkungan
Orang akan cenderung bisa berkomunikasi jika lokasi interaksi atau
lingkungan mereka nyaman. Ruangan yang hangat, bebas dari
kebisingan dan gangguan adalah lingkungan pesan yang akan
disampaikan. Bidan memiliki semacam control ketika memilih
lingkungan untuk berkomunikasi, artinya usaha bidan dalam
memberikan sebuah informasi tidak boleh dihalagi oleh distraksi
lingkungan. Komunikasi harus tepat dan relevan berdasarkan rencana
pasien untuk bidan.

4. Hambatan yang terjadi dalam komunikasi terhadap perempuan


Effendy(2003,p. 45) menyatakan bahwa beberapa ahli komunikasi
menyatakan bahwa tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi
yang sebenar-benarnya efektif.Ada banyak hambatan yang dapat
merusak komunikasi.DeVito(2009:p.11-14) menyatakan bahwa
hambatan komunikasi memiliki pengertian bahwa segala sesuatu
yangbdapat mendistroikan pesan,hal apapun yang mengahalangi
penerima menerima pesan ada empat bentuk hambatan komunikasi
yaitu hambatan fisik(Physical Barriers) hambatan fisiologis
(Physiological Barries). Hambatan psikologi (Psyhological Barriers,)
dan hambatan semantic (semantic Barirers).
a. Hambatan fisik
Didominasikan oleh suasana ramai yang disebabkan oleh
kehadiran anak-anak dari eklompok kelas lain. Ragam usia yang
berbeda mengakibatkan anak-anak peserta bimbel susah untuk
diatur. Jumla total tutor dan volummterr yang tidak sebanding
dengan jumlah anak juga turut menjadi hambatan. Adapun anak-
anak dari kelompok kelas lain juga tampak sering menggangu
dengan mengajak berbicara ataupun bercanda dengan turot dan
anggota kelompok kelas Vsd
b. Hambatan fisiologi
Hambatan fisiologi terlihat sangat saat antara tutor dengan
anggota kelompok kelas Vsd kesulitan mendengar suara satu sam
lai sehingga sering ditemukan mereka saling berteriak.teriak-
teriakan ini merepukan bentuk hambatan fisiologi yang dapat
mengahambat isi pesan yang di komunikasikan.
c. Hambatan psikologi
Nampak pada konsentrasi tutor dan anggota
kelompokmkels V sd yang tidak fokus. Yang suka bercanda
ketika ditengah. Tegah bimbel. Tidak memperhatikan satu sama
lain, emosi muut yang labil, perasaan bosan terhadap pelajaran,
kecenderungan anggota kelompok kelas V sd terhadap suatu
pelajaran tertentu dan menolak materi pembelajaran alin

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi merupaka elemen dasar dari intraksi manusia yang
memungkinkan seseorang untuk menetapkan, meningkatkan serta
mempertahankan kontak dengan orang lain. Komunikasi adalah sebuah
proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta
memungkinkan seseorang untuk berasosiasi dengan orang lain serta
ingkunganya.

B. Saran
Demikian makalah ini kami buat tentang Komunikasi terhadap
perempuan semoga kita mampu menjadi seorang bidan yang
berkomunikasi baik

DAFTAR PUSTAKA
1002106042-3-BAB 11 PDF

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/preskeptif/article/downlod/2848/2301

digilib.vinsby.ac.id pdf

Anda mungkin juga menyukai