OLEH
PRODI S1 KEBIDANAN
STIKES KEBIDANAN
Bapak : sebentar ya bu, tunggu disini dulu dengan ardi aku akan mengambil nomor antrian.
Ibu : baiklah pak (memegang tangan anaknya lalu diajak untuk duduk).
Sembari menunggu bapak ini menenangkan anak dan istrinya, selang beberapa menit nomor antrian 4
akhirnya dipanggil (nomor 4 silahkan masuk)
Ibu : ini bu, anak saya sakit sudah beberapa minggu tapi kami baru bisa membawanya kesini.
Setelah diperiksa dan hasil lab keluar, bidan tersebut memberitahu kondisi anak kepada orangtuanya.
Bapak : iya bu kami dari keluarga yang tidak mampu, kami tidak ada uang untuk membawa anak kami
berobat
Bidan : kasihan anaknya pak, masalah biayan kan bisa diurus pakai bpjs atau yang lainnya. Anak bapak
dan ibu sakit DBD demamnya tinggi sekali 40 ° C. Ini bisa menyebabkan kematian.
Bidan : ini harus dirawat inap ibu. Semoga saja masih bisa teratasi.
Kemudian sang anak di rawat inap, selang beberapa hari kondisi sang anak makin buruk, sang anak
mengalami mual, muntah, sakit perut parah dan masalah pernapasan.
Bidan : ini mungkin karna keterlambatan penanganannya pak. Saya usahakan semaksimal mungkin ya
pak bu.
(Ibu menangis sambil memegang tangan anaknya)
Selang beberapa hari keadaan sang anak semakin memburuk dan sang bidan sudah berusaha
semaksimal mungkin untuk menyembuhkan tetapi karna keterlambatan penanganan kondisinya tidak
terduga sang anak mengalami dehidrasi dan akhirnya kritis.
Setelah bidan keluar dari ruangan, bapak dan ibu bertanya keadaan anaknya
Ibu : Iya bu bidan, anak saya pasti bisa sehat kembali kan
Bidan : Maaf bapak dan ibu kami sudah berusaha semaksimal mungkin tapi Tuhan berkehendak lain,
anak bapak ibu tidak bisa di selamatkan
bapak dan ibu itu menangis dan sangat bersedih atas kepergian anak pertamanya. Si ibu berlarut larut
dalam kesedihan dan kurang menjaga kandungan yang mulai berjalan 3 bulan
Bapak : Ibu sudah ya jangan berlarut larut dalam kesedihan, kasihan bayi yang ibu kandung jadi ikut
sedih dan pertumbuhannya juga terganggu
Ibu : Iya bapak benar, aku tidak mau kehilangan anakku lagi untuk kedua kalinya
Setelah beberapa minggu, ibu mengalami keluhan-keluhan yang berbeda dengan ibu hamil
umumnya.Ibu mengadu kepada bapak apa yang di rasakan. Sore harinya pasutri ini memeriksakan
kandungan untuk di lakukan USG , satbdi USG ternyata dokter melihat ada tumor di rahim ibu dan akan
di lakukan melahirkan lewatoperasi caesar lebih dini dan pengangkatan rahim dalam waktu yang
bersamaan , setelah itu si ibu menceritakan kejadian saat si ibu periksa dengan perasaan yang sedih
ibu : Bu bidan belakangan ini saya mengalami keluhan-keluhan yang tidak di alami ibu hamil pada
umumnya, setelah saya periksakan dan di lakukan USG oleh dokter obgyn
Ibu : dokternya mengatakan dengan nada kasar katanya begini "Ibu harus melahirkan lewat caesar lebih
dini dan pengangkatan rahim secara bersamaan" apakah itu benar bu bidan (bercerita sambil menangis)
Ibu : Iya bu benar apa yang di katakan dokter, Jika usia kandungan lebih dari tiga bulan, dokter mungkin
menyarankan ibu untuk melahirkan lewat operasi caesar lebih dini. Di samping itu, dokter juga mungkin
akan melakukan pengangkatan rahim dalam waktu yang bersamaan.
Kemudian, sang ibu mungkin membutuhkan terapi lebih lanjut untuk mengatasi kanker dengan
melakukan kemoterapi dan radioterapi (kemoradioterapi). Namun, jika usia kandungan kurang dari tiga
bulan, dokter mungkin akan mengambil tindakan secara langsung. Jika diputuskan untuk terapi, maka
kehamilan perlu dihentikan. Namun, bila ibu hamil ingin tetap melahirkan buah hatinya, maka dokter
akan menunda terapi hingga usia kandungan lebih dari tiga bulan. Penundaan ini dilakukan dengan
alasan kemoterapi saat trimester pertama tidak dapat dilakukan karena dapat merusak janin atau
menyebabkan keguguran.