Anda di halaman 1dari 23

UTEROTONIKA

Pengertian
• Uterotonika (oksitosik) adalah obat untuk
meningkatkan kontraksi uterus
Penggunaan obat-obat uterotonika
• Induksi dan penguatan persalinan
• Pencegahan serta penanganan
perdarahan postpartum
• Pengendalian perdarahan akibat abortus
inkompletus
• Penanganan aktif pada kala tiga
persalinan
Obat-obat uterotonika
• Prostaglandin
• Oksitosin
• Ergometrin
Prostaglandin
Prostaglandin sintetik yang
diresepkan pada saat persalinan
• Dinoproston (PGE2)
– Untuk pematangan serviks dan induksi
persalinan. Biasanya diberikan pervaginam
– Missed abortion atau mola hidatidosa.
Diberikan IV
• Carboprost
– Untuk perdarahan postpartum. Diberikan
lewat suntikan dalam. Biasanya diberikan
setelah preparat lain gagal menghentikan
perdarahan
– Obat pilihan jika pasien menderita hipertensi
• Gemeprost (analog PGE1)
– Untuk membantu evakuasi uterus. Diberikan
pervaginam.
• Misoprostol (analog PGE1)
– Untuk induksi serta penguatan persalinan
– Untuk penatalaksanaan kala tiga persalinan
Kerja dan efek samping
• Kontraksi otot polos
– Kontraksi uterus yang semakin kuat
– Peningkatan kontraksi traktus gastrointestinal: diare,
muntah, refluks getah empedu, kram abdomen,
cegukan, atau perasaan tercekik
– Konstriksi bronkiolus: mengi, batuk, dan serangan
asma
– Vasokonstriksi: disebabkan oleh PGF2α dan 15 metil
PGF2α (carboprost)  dapat mengakibatkan hipertensi
dalam tempo hingga 2 jam sesudah penyuntikannya.
Kemungkinan terjadinya hipertensi lebih besar pada
paisen pre-eklamsia/eklamsia
• Vasodilatasi
Preparat PGE2 (dinoproston) menimbulkan
vasodilatasi yang biasanya terjadi dalam
waktu 30 menit sesudah pemberian
Konsekuensi vasodilatasi tersebut
meliputi:
– Flushing, vertigo, dan sakit kepala
– Hipotensi
• Pireksia
Normalnya prostaglandin bekerja pada
hipotalamus untuk menimbulkan panas
(pireksia) ketika terjadi infeksi
Pireksia timbul beberapa menit atau jam
setelah pemberian prostaglandin disertai
dengan gejala menggigil, gemetaran, serta
leukositosis
• Reaksi inflamasi dan rasa nyeri
Prostaglandin merupakan bagian dari reaksi
yang normal terhadap kerusakan jaringan
yang menyebabkan nyeri serta inflamasi,
sehingga pada tempat suntikan atau
pemberian prostaglandin dapat timbul rasa
nyeri serta gejala kemerahan
Pemberian pervaginam dapat terjadi iritasi
dan rasa nyeri setempat
• Sistem saraf pusat
Tremor dan serangan kejang dapat terjadi
karena pireksia atau efek stimulan
langsung pada SSP
• Kehilangan cairan dan elektrolit
Karena gangguan reabsorpsi dalam
tubulus ginjal. Dapat menyebabkan gejala
kram dan turut menimbulkan hipotensi
Oksitosin
Oksitosin
• Berperan penting dalam persalinan dan ejeksi ASI
• Bekerja pada reseptor oksitosik
• Menyebabkan:
– Kontraksi uterus pada kehamilan aterm lewat kerja langsung
pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi
prostaglandin
– Konstriksi pembuluh darah umbilikus
– Kontraksi sel-sel mioepitel (refleks ejeksi ASI)
• Bekerja pada reseptor ADH (karena mempunyai
rumus bangun yang sangat mirip); menyebabkan:
– Peningkatan atau penurunan mendadak pada tekanan darah
(terutama diastolik)
– Retensi air
Pelepasan oksitosin endogenus
ditingkatkan oleh:
• Persalinan
• Stimulasi serviks, vagina, atau payudara
• Estrogen yang beredar dalam darah
• Peningkatan osmolalitas
• Volume cairan yang rendah dalam
sirkulasi
• Stress
Oksitosin sintetik
• Oksitosin (syntocinon)
– Pemberian: IM, IV, sublingual, intranasal
– Bekerja ± 1 menit setelah pemberian IV
– Peningkatan kontraksi uterus dimulai hampir seketika,
kemudian menjadi stabil selama 15 – 60 menit pada
pemberian infus. Dan setelah penghentian infus, kontraksi
uterus masih berlangsung ± 20 menit
– Waktu paruh: 1 – 20 menit
– Eliminasi: 30 – 40 menit setelah pemberian
– Pemberian oksitosin sublingual dapat membantu memulai
dan mempertahankan pemberian ASI (perlu penelitian untuk
menjelaskan peranan klinisnya)
• Pitocin berisi 10 unit USP/ml  diberikan
IM atau IV
• Oksitosin semprot hidung berisi 40 unit
USP/ml
• Oksitosin sediaan sublingual berisi 200
unit USP pertablet
Efek samping
• Stimulasi berlebihan pada uterus
• Kontraksi pembuluh darah tali pusat
• Kerja antidiuretik
• Mual
• Reaksi hipersensitifitas
Kewaspadaan dan
kontraindikasi
• Kontraindikasi:
– Uterus sudah berkontraksi dengan kuat
– Terdapat obstruksi mekanis yang menghalangi
kelahiran: plasenta previa, disproporsi
sefalopelvik
– Pemberian infus oksitosin pada: malpresentasi,
solusio plasenta, resiko tinggi ruptura uteri,
resistensi dan inersia uteri
• Jika serviks belum siap, pematangan
serviks harus dilakukan sebelum
pemberian oksitosin
Ergometrin
• Ergometrin memainkan peranan penting
dalam mengurangi angka mortalitas
maternal karena perdarahan postpartum
• Ergometrin dapat diberikan IM atau PO
• Waktu paruh: 3 jam
• Lama kerja: 3 – 8 jam
• Ekskresi: ginjal
Kerja ergometrin dan efek samping
Ergometrin berinteraksi dengan reseptor
serotoninergik, noradrenergik (alfa1) dan
dopaminergik  menghasilkan:
• Kontraksi uterus
• Diare dan muntah
• Vasokonstriksi
• Inhibisi produksi prolaktin
• Hipersensitivitas
Kewaspadaan dan
kontraindikasi
• Sifat vasokonstriktor yang dimiliki oleh
preparat ergometrin membuatnya tidak
cocok untuk ibu hamil dengan kelainan
jantung dan vaskuler
(eklamsia/preeklamsia)
• Jika terdapat gejala sepsis, gagal ginjal
atau hati, sensitivitas terhadap ergometrin
meningkat

Anda mungkin juga menyukai