Anda di halaman 1dari 12

A.

Uterotonika
1. Pengertian
Menurut Tjay dan Rahardja, 2002. Uterotonik adalah zat yang meningkatkan
kontraksi uterus. Uterotonika adalah obat yang dapat meningkatkan kontraksi otot
polos uterus. Banyak obat memeperlihatkan efek oksitosik, tetapi hanya beberapa
saja yang kerjanya cukup selektif dan berguna dalam praktek kebidanan. Uterotonik
banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat abortus
inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala persalinan.
Obat yang bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin) dan derivatnya, alkaloid
ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik. Obat- obat tersebut
memperlihatkan respons bertingkat (graded respons) pada kehamilan, mulai dari
kontraksi uterus spontan, ritmis sampai kontraksi tetani. Meskipun obat ini
mempunyai efek farmakodinamik lain, tetapi manfaat dan bahayanya terutama
terhadap uterus. Pemberian obat uterotonik adalah salah satu upaya untuk mengatasi
pendarahan pasca persalinan atau setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat
ini sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian
uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan mempercepat
lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat diberikan pada setiap
persalinan atau bila ada indikasi tertentu.
Indikasi yang dimaksud adalah hal-hal yang dicurigai akan menimbulkan
perdarahan pasca persalinan serta riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya:
a. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
b. Grande multipara (lebih dari empat anak).
c. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
d. Bekas operasi Caesar.
e. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu sebaiknya melahirkan dirumah
sakit, dan jangan di rumah sendiri. Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
a. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum,
forsep.
b. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak
besar.
c. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
d. Uterus yang lembek akibat narkosa.
e. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan Ergometrin.
Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila diinginkan kerja cepat),
setelah anak lahir.
2. Fungsi Obat Uterotonik
a. Indikasi obat uterotonika:
1.) Induksi partus aterm
- 10 unit oksitosin dilarutkan dalam satu liter dekstrosa 5%=10 ml unit/ml
diberikan melalui infus dengan kecepatan 0,2 ml/mnt
- Jika tidak ada respon selama 15 menit, kecepatan dinaikkan sampai 2 ml/
mnt
2.) Mengontrol PPP
- Penggunaan oksitosin sudah tidak dianjurkan lagi
- Penggunaan ergonovine atau metilergonovine lebih disukai karena
toksisitasnya rendah, durasi lama, dosis 0,2 – 0,3 mg IM/ 0,2 IV
- Pilihan lain PGF2α 250 µg IM
3.) Abortus terapeutik
- abortus terapeutik pada kehamilan trimester I dilakukan dengan section
curettage
- pada trimester II dilakukan dengan penyuntikan Nacl hipertonik 20 % ke
dalam amnion
- prostaglandin cukup efektif untuk menimbulkan abortus pada trimester ke
II
- Pemberian PGE2 20 mg dalam bentuk vaginal supositoria memberikan
hasil yang efektif
4.) Uji oksitosin (challenge test)
- digunakan untuk menentukan ada tidaknya insufisiensi utero plasenta
- dilakukan terutama pada kehamilan yang beresiko tinggi misalnya, DM,
preeklamsia dilakukan pada minggu terakhir sebelum pesalinan
- oksitosin diberikan perinfus dengan kecepatan 0.5 ml U/ mnt kemudian
ditingkatkan sampai terjadi kontraksi uterus tiap 3 – 4 mnt.
5.) Menghilangkan pembengkakan payudara
- pada gangguan ejeksi susu oksitosin diberikan intra nasal 2 – 3 menit
sebelum anaknya menyusui
3. Macam – macam obat uterotonika
Menurut IOIN, 2000
a. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
1) Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam amino
2) Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
3) Alkaloid amin
b. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary posterior
yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin
diduga berperan pada awal kelahiran.
c. Misoprostol / Prostagladin
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang menghambat
sekresi asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa lambung.
4. Cara kerja obat uterotonik
Menurut Katzung, 2002
a. Alkaloid ergot
- Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga
memperpendek kala III (kala uri).
- Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah perifer dan rahim.
- Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan darah naik dan
terjadi efek oksitosik pada kandungan mature.
b. Oksitosin
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan peranan yang
sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI. Oksitosin bekerja pada reseptor
oksitosik untuk menyebabkan :
1.) Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung
pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi prostaglandin
2.) Konstriksi pembuluh darah umbilicus
3.) Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja pada
reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan :
- Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah 9
diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
- Retensin air
Catatan
Oksitosin dan hormone anti diuretic memiliki rumus bangun yang sangat
mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua substansi ini saling
tumpang tindih
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
1.) Kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,; luteolitis
(involusi korpus luteum );
2.) Peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat
3.) Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan
uterus. Muylai dari usia kehamilan 32 minggu danselanjutnya, konsentrasi
oksitosin dan demikian pula aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam
harinya ( Hirst et al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:
1.) Persalinan
2.) Stimulasi serviks vagina atau parudara
3.) Estrogen yang beredar dalam darah
4.) Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
5.) Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
6.) Stress: Stres dalam persalinan dapat memacu partus presipitatus yang
dikenal dengan istilah refleks ejeksi fetus. Stress yang disebabkan oleh
tangisan bayi akan menstimulasi produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
1.) Alcohol
2.) Relaksin
3.) Penurunan osmolalitas plasma
4.) Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves, 1996 )
c. Misoprostol / Prostagladin
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan cepat dide-
esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.Kadar puncak serum asam
misoprostol direduksi jika misoprostol diminum bersama makanan.
5. Indikasi dan kontra indikasi Menurut Katzung, 2002
a. Alkaloid ergot
1.) Indikasi
- Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska persalinan atau
paska abortus, yaitu
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
 Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi uterus lainnya
 Induksi abortus terapeutik
 Uji oksitoksin
2.) Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II
 Hipersensitif
 Penyakit vascular
 Penyakit jantung parah
 Fungsi paru menurun
 Fungsi hati dan ginjal menurun
 Hipertensi yang parah
 Eklampsi
b. Oksitosin

1.) Indikasi
 Indikasi oksitosik.
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
 Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
 Uji oksitoksik
 Menghilangkan pembengkakan payudara.
2.) Kontra Indikasi
 Kontraksi uterus hipertonik
 Distress janin
 Prematurisasi
 Letak bayi tidak normal
 Disporposi sepalo pelvis
 Predisposisi lain untuk pecahnya Rahim
 Obstruksi mekanik pada jalan lahir
 Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu hamil yang
berusia 35 tahun
 Resistensi dan mersia uterus
 Uterus yang starvasi
 Gawat janin
c. Misopropil / Prostagladin
1.) Indikasi
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
 Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus lainya
 Induksi abortus terapeutik
 Uji oksitosin
 Menghilangkan pembengkakan mamae
2.) Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada kehamilan karena
resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu untuk tidak memberikan
misoprostol kepada orang lain. Pasien pasien yang menerima terapiu jangka
lama AINSS untuk reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik
daripada antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer
yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol tidak
menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang dihubungkan dengan
pengunaan AINS.
6. Dosis yang digunakan
Menurut Tjay dan Rahardja, 2002
a. Alkaloid ergot
1.) Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
2.) Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
3.) IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena efek
samping lebih sedikit.
Dosis :
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari IV / IM 0,2 mg , IM boleh
diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat. Contoh obat
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat, myomergin.
b. Oksitosin
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan menjadi 5-20 m
U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara fisiologis. Untuk perdarahan uteri
pasca partus, ditambahkan 10-40 unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan
infuse dititrasi untuk mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain
adalah, 10 unit dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta.
Untuk menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke dalam
tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum menyusui.
Contoh obat
Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)
c. Marsopropil / Prostagladin
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan bersama
makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat digunakan. Bentuk
sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga tersedia dalam kombinasi dengan
diklofenak.
Contoh obat
Misoprostol Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.
7. Efek samping dan cara mengatasinya
Menurut IOIN, 2000
a. Alkaloid ergot
Efek samping
1.) Farmakokinetik :
 Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
 Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
 Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2 kali
lipat
 Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan
lambat →reaksi perlu waktu 20 menit
 Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus
setelah 5 menit
 Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
 Pada pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik drpd
ergotamin, dan dieliminasi lebih lambat
 Ekskresi 90% melalui empedu
2.) Farmakodinamik :
 Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
 Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi tergantung
maturitas dan umur kehamilan.
 Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokonstriksi dan
merusak endotel kapiler.
 Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui pengurangan
amplitude pulsasi arteri karotis eksterna terjadi penguranan aliran
darah arteri basiler.
3.) Efek pada uterus :
 Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
 Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
 Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
4.) Efek pada kardiovaskuler :
 Menyebabkan vasokontriksi perifer
 Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat
vasokontriksi
5.) Efek samping :
 Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid yang paling
toksik.
 Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare, gatal, kulit
dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak sadar
 Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau
dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
 Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah,
paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah,
gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau kenaikan
tekanan darah
 Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan
sensitivitas
b. Oksitosin
Efek samping :
1.) Efek pada Uterus:
- Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
- Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
- Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
- Infus oksitoksin perlu diamati → menghindari tetani → respon uterus
meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu
2.) Efek pada mamae:
- Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel → susu mengalir (ejeksi
susu)
- Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta
mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan
3.) Efek Kardiovaskuler
- Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
- Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke ekstremitas
menurun, takikardi dan curah jantung menurun
4.) Farmakokinetik:
- Hasil baik pada pemakaian parenteral
- Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk pemberian tablet
isap
- Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil
aminopeptidase → berfungsi mengaktifkan oksitoksin → enzim tersebut
berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
- Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
- Distribusi: PP rendah
- Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
- Eliminasi: ginjal
5.) Farmakodinamik:
- IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
- IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
- Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
6.) Efek :
- Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
- Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya
aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
- Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan intrakranial,
disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
c. Misopropil / Prostagladin
1.) Efek samping
- Dapat menyebabkan kontraksi uterin
- Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi dalam 14-40
% pasien dengan AINS yang menerima 800µg / hari. Diare biasanya akan
membaik dalam kurang lebih satu minggu terapi. Wanita-wanita yang
menggunaklan misoprostol kadang-kadang mengalami gangguan
ginekologi termasuk kram atau perdarahan vaginal.
2.) Cara Menghindari Efek Samping Obat
Sebagai konsumen kesehatan, Anda sendirilah yang harus waspada terhadap
potensi efek samping obat. Beberapa tips berikut dapat menjadi panduan
Anda :
a.) Baca dosis dan aturan pakainya.
Setiap obat berbeda kekuatannya. Bacalah dosis obat dengan cermat
ketika Anda akan mengkonsumsinya. Bila dokter menyarankan setengah
tablet, jangan mengubahnya sendiri karena Anda merasa kekuatannya
kurang. Berkonsultasilah dengan dokter sebelum melakukannya.
Tanyakan juga ke dokter atau apoteker bila Anda akan menggerus atau
memecah tablet. Beberapa jenis obat harus ditelan secara utuh.
b.) Lihat tanda peringatan
Beberapa obat berpengaruh terhadap kemampuan Anda berkendara atau
mengoperasikan mesin. Bila Anda meminumnya, Anda harus berhenti
berkendara atau menjalankan mesin agar tidak mengalami kecelakaan.
Obat-obatan ini memiliki tanda peringatan segitiga merah di labelnya.
c.) Ketahui efek samping obat.
Sejumlah obat memiliki potensi efek samping. Beberapa obat penenang,
obat anti hipertensi dan obat anti epilepsi, misalnya, dapat menimbulkan
impotensi. Anda juga harus waspada terhadap potensi efek samping obat
berikut:
- Obat antikoagulan warfarin -> perdarahan
- Obat penurun kolesterol simvastatin dan atorvastatin -> masalah otot
- Obat anti peradangan ibuprofen -> perdarahan
- Obat penenang diazepam-> menekan kerja sistem saraf pusat
- Obat diuretik furosemide -> ketidakseimbangan garam dalam tubuh
- Obat penenang citalopram -> sindrom serotonin seperti sakit kepala,
kejang otot, kecemasan, bingung dan berkeringat.
Bila Anda curiga obat yang Anda minum menyebabkan efek
samping, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
d.) Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak
Jangan memberikan obat bebas kepada anak kecuali labelnya secara
spesifik menyebutkan boleh dikonsumsi anak-anak. Anak-anak bukanlah
orang dewasa berukuran kecil. Mereka memiliki sensitivitas dan daya
respon yang berbeda terhadap obat sehingga tidak semua obat untuk
dewasa dapat diberikan kepada anak.
e.) Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
Banyak obat bebas yang memiliki nama atau merek berbeda-beda namun
kandungannya sama. Pastikan Anda tidak mengkonsumsi obat yang sama
dalam kemasan merek yang berbeda untuk menghindari overdosis.
f.) Beritahu dokter bila Anda:
- sedang hamil atau menyusui
- alergi terhadap obat tertentu
- memiliki diabetes, penyakit ginjal atau liver
- sedang meminum obat lain atau suplemen/herbal
- sedang menjalani diet khusus
- Obat-obatan tertentu tidak cocok untuk orang dengan kondisi tertentu.
- Obat juga dapat berinteraksi dengan obat lain, makanan dan suplemen
tertentu. Dokter perlu mengetahui kondisi Anda agar dapat
meresepkan obat yang aman.
g.) Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang Anda.
Bila Anda memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung atau
hipertensi, Anda perlu mengkonsumsi obat tertentu secara terus-menerus
dalam jangka panjang. Obat yang Anda minum seringkali perlu diselangi
obat lain agar tidak memberikan efek negatif yang merugikan kesehatan.
B. Anti Perdarahan

DAFTAR PUSTAKA

Sujudi, Dr.Achmad. Tim penyusun IONI, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia
2000, Jakarta: CV. Sagung Seto

Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek Sampingnya,
Edisi V, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Katzung, G.Betram, 2000. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI, Jakarta: EGC

Ismania,nila.2001.Departemen Farmakologi dan Terapeutk.Jakarta;widya medika

Raharja,kirana.2007.Obat-Obat Penting.Jakarta;Gramedia

Anda mungkin juga menyukai