Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

A. Uterotonika
1. Pengertian
Menurut Tjay dan Rahardja, 2002. Uterotonik adalah zat yang
meningkatkan kontraksi uterus. Uterotonika adalah obat yang dapat
meningkatkan kontraksi otot polos uterus. Banyak obat memeperlihatkan
efek oksitosik, tetapi hanya beberapa saja yang kerjanya cukup
selektif dan berguna dalam praktek kebidanan. Uterotonik banyak
digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta
penanganan perdarahan post partum, pengendapan perdarahan akibat
abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala persalinan.
Obat yang bermanfaat itu ialah oxytocin(oksitosin) dan derivatnya,
alkaloid ergot dan derivatnya, dan beberapa prostaglandin semisintetik.
Obat- obat tersebut memperlihatkan respons bertingkat (graded respons)
pada kehamilan, mulai dari kontraksi uterus spontan, ritmis sampai
kontraksi tetani. Meskipun obat ini mempunyai efek farmakodinamik lain,
tetapi manfaat dan bahayanya terutama terhadap uterus. Pemberian obat
uterotonik adalah salah satu upaya untuk mengatasi pendarahan pasca
persalinan atau setelah lahirnya plasenta. Namun, pemberian obat ini
sama sekali tidak dibolehkan sebelum bayi lahir. Keuntungan pemberian
uterotonika ini adalah untuk mengurangi perdarahan kala III dan
mempercepat lahirnya plasenta. Karena itu, pemberian pencegahan dapat
diberikan pada setiap persalinan atau bila ada indikasi tertentu.
Indikasi yang dimaksud adalah hal-hal yang dicurigai akan
menimbulkan perdarahan pasca persalinan serta riwayat persalinan yang
kurang baik, misalnya:
a. Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
b. Grande multipara (lebih dari empat anak).
c. Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
d. Bekas operasi Caesar.
e. Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
Bila terjadi riwayat persalinan kurang baik, ibu sebaiknya
melahirkan dirumah sakit, dan jangan di rumah sendiri. Hasil
pemeriksaan waktu bersalin, misalnya:
a. Persalinan/kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi
vakum, forsep.
b. Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan
kembar, anak besar.
c. Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
d. Uterus yang lembek akibat narkosa.
e. Inersia uteri primer dan sekunder.
Obat-obatan yang dipakai untuk pencegahan adalah Oksitosin dan
Ergometrin. Caranya, disuntikkan intra muskuler atau intravena (bila
diinginkan kerja cepat), setelah anak lahir.
2. Fungsi Obat Uterotonik
a. Indikasi obat uterotonika:
1.) Induksi partus aterm
- 10 unit oksitosin dilarutkan dalam satu liter dekstrosa 5%=10
ml unit/ml diberikan melalui infus dengan kecepatan 0,2
ml/mnt
- Jika tidak ada respon selama 15 menit, kecepatan dinaikkan
sampai 2 ml/ mnt
2.) Mengontrol PPP
- Penggunaan oksitosin sudah tidak dianjurkan lagi
- Penggunaan ergonovine atau metilergonovine lebih disukai
karena toksisitasnya rendah, durasi lama, dosis 0,2 – 0,3 mg
IM/ 0,2 IV
- Pilihan lain PGF2α 250 µg IM
3.) Abortus terapeutik
- abortus terapeutik pada kehamilan trimester I dilakukan
dengan section curettage
- pada trimester II dilakukan dengan penyuntikan Nacl
hipertonik 20 % ke dalam amnion
- prostaglandin cukup efektif untuk menimbulkan abortus pada
trimester ke II
- Pemberian PGE2 20 mg dalam bentuk vaginal supositoria
memberikan hasil yang efektif
4.) Uji oksitosin (challenge test)
- digunakan untuk menentukan ada tidaknya insufisiensi utero
plasenta
- dilakukan terutama pada kehamilan yang beresiko tinggi
misalnya, DM, preeklamsia dilakukan pada minggu terakhir
sebelum pesalinan
- oksitosin diberikan perinfus dengan kecepatan 0.5 ml U/ mnt
kemudian ditingkatkan sampai terjadi kontraksi uterus tiap 3 –
4 mnt.
5.) Menghilangkan pembengkakan payudara
- pada gangguan ejeksi susu oksitosin diberikan intra nasal 2 – 3
menit sebelum anaknya menyusui
3. Macam – macam obat uterotonika
Menurut IOIN, 2000
a. Alkaloid ergot
Sumber : jamur gandum clavikus purpurea
Berdasarkan efek dan struktur kimia alkaloid ergot dibagi menjadi 3 :
1) Alkaloid asam amino (ergotamin)
Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok alkaloid asam
amino
2) Derivat dihidro alkaloid asam amino (dihiro ergotamin)
3) Alkaloid amin
b. Oksitosin
Oksitosin merupakan hormone peptide yang disekresi olah pituitary
posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa
laktasi. Oksitosin diduga berperan pada awal kelahiran.
c. Misoprostol / Prostagladin
Misoprostol adalah suatu analog prostaglandin Elsintetik yang
menghambat sekresi asam lambung dan nmenaikkan proteksi mukosa
lambung.
4. Cara kerja obat uterotonik
Menurut Katzung, 2002
a. Alkaloid ergot
- Mempengaruhi otot uterus berkontraksi terus-menerus sehingga
memperpendek kala III (kala uri).
- Menstimulsi otot-otot polos terutama dari pembuluih darah
perifer dan rahim.
- Pembuluh darah mengalami vasokonstriksi sehingga tekanan
darah naik dan terjadi efek oksitosik pada kandungan mature.
b. Oksitosin
Bersama dengan faktor-faktor lainnya oksitosin memainkan
peranan yang sangat penting dalam persalinan dan ejeksi ASI.
Oksitosin bekerja pada reseptor oksitosik untuk menyebabkan :
1.) Kontraksi uterus pada kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja
langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produkdsi
prostaglandin
2.) Konstriksi pembuluh darah umbilicus
3.) Kontraksi sel-sel miopital ( refleks ejeksi ASI ) .Oksitosin bekerja
pada reseptor hormone antidiuretik ( ADH )* untuk menyebabkan:
- Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan
darah 9 diastolik ) karena terjadinya vasodilatasi
- Retensin air
Catatan
Oksitosin dan hormone anti diuretic memiliki rumus bangun yang
sangat mirip sehingga menjelaskan mengapa fungsi kedua
substansi ini saling tumpang tindih
Kerja oksitosin yang lain meliputi :
1.) Kontraksi tuba falopi untuk membantu pengangkutan sperma,;
luteolitis (involusi korpus luteum );
2.) Peranan neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat
3.) Oksitosin disintesis dalam hipotalamus, kelenjar gonad,
plasenta dan uterus. Muylai dari usia kehamilan 32 minggu
danselanjutnya, konsentrasi oksitosin dan demikian pula
aktifitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya ( Hirst et
al, 1993 ).
Pelepasan oksitosin endogenus ditingkatkan oleh:
1.) Persalinan
2.) Stimulasi serviks vagina atau parudara
3.) Estrogen yang beredar dalam darah
4.) Peningkatan osmolalitas / konsentrasi plasma
5.) Volume carian yang rendah dalam sirkulasi darah
6.) Stress: Stres dalam persalinan dapat memacu partus
presipitatus yang dikenal dengan istilah refleks ejeksi fetus.
Stress yang disebabkan oleh tangisan bayi akan menstimulasi
produksi ASI.
Pelepasan oksitosin disupresi oleh :
1.) Alcohol
2.) Relaksin
3.) Penurunan osmolalitas plasma
4.) Volume cairan yang tinggi dalam sirkulasi darah ( Graves,
1996 )
c. Misoprostol / Prostagladin
Setelah penggunaan oral misprostol diabsobrsi secara ekstensif dan
cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif : asam misoprostol.Kadar
puncak serum asam misoprostol direduksi jika misoprostol diminum
bersama makanan.
5. Indikasi dan kontra indikasi Menurut Katzung, 2002
a. Alkaloid ergot
1.) Indikasi
- Oksitosik : Sebagai stimultan uterus pada perdarahan paska
persalinan atau paska abortus, yaitu
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
 Merangsang konstraksi setelah operasi Caesar/operasi
uterus lainnya
 Induksi abortus terapeutik
 Uji oksitoksin
2.) Kontra Indikasi
Persalinan kala I dan II
 Hipersensitif
 Penyakit vascular
 Penyakit jantung parah
 Fungsi paru menurun
 Fungsi hati dan ginjal menurun
 Hipertensi yang parah
 Eklampsi
b. Oksitosin
1.) Indikasi
 Indikasi oksitosik.
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atuni uteri pasca persalinan
 Merangsang konstraksi uterus setelah operasi Caesar
 Uji oksitoksik
 Menghilangkan pembengkakan payudara.
2.) Kontra Indikasi
 Kontraksi uterus hipertonik
 Distress janin
 Prematurisasi
 Letak bayi tidak normal
 Disporposi sepalo pelvis
 Predisposisi lain untuk pecahnya Rahim
 Obstruksi mekanik pada jalan lahir
 Preeklamsi atau penyakit kardiovaskuler dan terjadi pada ibu
hamil yang berusia 35 tahun
 Resistensi dan mersia uterus
 Uterus yang starvasi
 Gawat janin
c. Misopropil / Prostagladin
1.) Indikasi
 Induksi partus aterm
 Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan
 Merangsang kontraksi uterus post sc atau operasi uterus
lainya
 Induksi abortus terapeutik
 Uji oksitosin
 Menghilangkan pembengkakan mamae
2.) Kontra indikasi
Untuk proteksi GI, misoprostol dikontraindikasikan pada
kehamilan karena resiko aborsi. Pasien-pasien harus diberi tahu
untuk tidak memberikan misoprostol kepada orang lain. Pasien
pasien yang menerima terapiu jangka lama AINSS untuk
reumotoid arthritis, misoprostol 200µg qid lebih baik daripada
antagonis reseptor H2 atau sukralfat dalam mencegah gastric ulcer
yang induksinya oleh AINS. Walaupun demikian misoprostol
tidak menghilangkan nyeri G1 atau rasa tidak enak yang
dihubungkan dengan pengunaan AINS.
6. Dosis yang digunakan
Menurut Tjay dan Rahardja, 2002
a. Alkaloid ergot
1.) Oral: mulai kerja setelah sepuluh menit
2.) Injeksi: intravena mulai kerja 40 detik
3.) IM : mulai kerja 7-8 menit. Hal ini lebih menguntungkan karena
efek samping lebih sedikit.
Dosis :
Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali sehari selama 2 hari IV / IM 0,2 mg , IM
boleh diulang 2–4 jam bila perdarahan hebat. Contoh obat
Nama generic : metal ergometrin, metal ergometrina, hydrogen
maleat
Nama paten : methergin, met6hernial, methorin, metilat,
myomergin.
b. Oksitosin
Untuk induksi persalinan intravena 1-4 m U permenit dinaikkan
menjadi 5-20 m U / menit sampai terjadi pola kontraksi secara
fisiologis. Untuk perdarahan uteri pasca partus, ditambahkan 10-40
unit pada 1 L dari 5 % dextrose, dan kecepatan infuse dititrasi untuk
mengawasi terjadinya atonia uterus. Kemungkinan lain adalah, 10 unit
dapat diberikan secara intramuskuler setelah lahirnya plasenta. Untuk
menginduksi pengaliran susu, 1satu tiupan ( puff ) disemprotkan ke
dalam tiap lubang hidung ibu dalam posisi duduk 2-3 menit sebelum
menyusui.
Contoh obat
Tablet oksitosina Pitosin tablet (PD)
c. Marsopropil / Prostagladin
Peroral untuk proteksi GI selama terapi AINS : 200 µgqid. Diberiksan
bersama makanan, jika dosis ini tidak ditolerir : 100µg qid dapat
digunakan. Bentuk sediaan : tablet 100,200µg. Misoprostol juga
tersedia dalam kombinasi dengan diklofenak.
Contoh obat
Misoprostol Tablet : Gastrul isi : misoprostol 200 mcg / tablet.
7. Efek samping dan cara mengatasinya
Menurut IOIN, 2000
a. Alkaloid ergot
Efek samping
1.) Farmakokinetik :
 Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di
saluran cerna
 Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
 Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak
plasma → 2 kali lipat
 Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di
tempat suntikan lambat →reaksi perlu waktu 20 menit
 Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan
uterus setelah 5 menit
 Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang
melalui urine
 Pada pemberian oral → bromokriptin diabsorbsi lebih baik
drpd ergotamin, dan dieliminasi lebih lambat
 Ekskresi 90% melalui empedu
2.) Farmakodinamik :
 Efeknya sebanding dengan dosis yang diberikan.
 Kepekaan uterus terhadap alkaloid ergot bervariasi
tergantung maturitas dan umur kehamilan.
 Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan
vasokonstriksi dan merusak endotel kapiler.
 Ergotamine efektif mengurangi gejala migren melalui
pengurangan amplitude pulsasi arteri karotis eksterna
terjadi penguranan aliran darah arteri basiler.
3.) Efek pada uterus :
 Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar
menyebabkan tetani
 Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
 Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus
secara nyata
4.) Efek pada kardiovaskuler :
 Menyebabkan vasokontriksi perifer
 Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi
akibat vasokontriksi
5.) Efek samping :
 Ergotamine merupakan ergotamin merupakan alkaloid
yang paling toksik.
 Dosis besar dapat menyebabkan : mual, muntah, diare,
gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan
tidak sadar
 Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa
hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
 Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah (
tungkai bawah, paha, lengan dan tangan jadi pucat), nyeri
otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris,
bradikardi, penurunan atau kenaikan tekanan darah
 Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan
peningkatan sensitivitas
b. Oksitosin
Efek samping :
1.) Efek pada Uterus:
- Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
- Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
- Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
- Infus oksitoksin perlu diamati → menghindari tetani → respon
uterus meningkat 8 x lipat pada usia kehamilan 39 minggu
2.) Efek pada mamae:
- Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel → susu mengalir
(ejeksi susu)
- Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu,
serta mengurangi pembengkakan payudara pasca persalinan
3.) Efek Kardiovaskuler
- Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
- Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke
ekstremitas menurun, takikardi dan curah jantung menurun
4.) Farmakokinetik:
- Hasil baik pada pemakaian parenteral
- Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk
pemberian tablet isap
- Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil
aminopeptidase → berfungsi mengaktifkan oksitoksin →
enzim tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat
oleh plasenta
- Absorpsi: baik lewat mukosa hidung
- Distribusi: PP rendah
- Metabolisme: t ½ 1 – 9 menit
- Eliminasi: ginjal
5.) Farmakodinamik:
- IM: mula 3 – 5 menit, P: TD, L: 2 – 3 jam
- IV: M: segera, P: TD, L: 1 jam
- Inhal: M: menit, P: TD, L: 20 menit
6.) Efek :
- Efek terapeutik: induksi persalianan, mengeluarkan ASI
- Efek samping: hipo/hipertensi, mual, muntah, konstipasi,
berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia
- Reaksi merugikan: kejang, intoksikasi air, perdarahan
intrakranial, disritmia, asfiksia, janin: ikterus, hipoksia
c. Misopropil / Prostagladin
1.) Efek samping
- Dapat menyebabkan kontraksi uterin
- Diare dilaporkan terjadi dalam 2 minggu pada terapi inisiasi
dalam 14-40 % pasien dengan AINS yang menerima 800µg /
hari. Diare biasanya akan membaik dalam kurang lebih satu
minggu terapi. Wanita-wanita yang menggunaklan misoprostol
kadang-kadang mengalami gangguan ginekologi termasuk
kram atau perdarahan vaginal.
2.) Cara Menghindari Efek Samping Obat
Sebagai konsumen kesehatan, Anda sendirilah yang harus
waspada terhadap potensi efek samping obat. Beberapa tips
berikut dapat menjadi panduan Anda :
a.) Baca dosis dan aturan pakainya.
Setiap obat berbeda kekuatannya. Bacalah dosis obat dengan
cermat ketika Anda akan mengkonsumsinya. Bila dokter
menyarankan setengah tablet, jangan mengubahnya sendiri
karena Anda merasa kekuatannya kurang. Berkonsultasilah
dengan dokter sebelum melakukannya. Tanyakan juga ke
dokter atau apoteker bila Anda akan menggerus atau memecah
tablet. Beberapa jenis obat harus ditelan secara utuh.
b.) Lihat tanda peringatan
Beberapa obat berpengaruh terhadap kemampuan Anda
berkendara atau mengoperasikan mesin. Bila Anda
meminumnya, Anda harus berhenti berkendara atau
menjalankan mesin agar tidak mengalami kecelakaan. Obat-
obatan ini memiliki tanda peringatan segitiga merah di
labelnya.
c.) Ketahui efek samping obat.
Sejumlah obat memiliki potensi efek samping. Beberapa obat
penenang, obat anti hipertensi dan obat anti epilepsi, misalnya,
dapat menimbulkan impotensi. Anda juga harus waspada
terhadap potensi efek samping obat berikut:
- Obat antikoagulan warfarin -> perdarahan
- Obat penurun kolesterol simvastatin dan atorvastatin ->
masalah otot
- Obat anti peradangan ibuprofen -> perdarahan
- Obat penenang diazepam-> menekan kerja sistem saraf
pusat
- Obat diuretik furosemide -> ketidakseimbangan garam
dalam tubuh
- Obat penenang citalopram -> sindrom serotonin seperti
sakit kepala, kejang otot, kecemasan, bingung dan
berkeringat.
Bila Anda curiga obat yang Anda minum menyebabkan
efek samping, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
d.) Jangan sembarangan memberikan obat bebas kepada anak
Jangan memberikan obat bebas kepada anak kecuali labelnya
secara spesifik menyebutkan boleh dikonsumsi anak-anak.
Anak-anak bukanlah orang dewasa berukuran kecil. Mereka
memiliki sensitivitas dan daya respon yang berbeda terhadap
obat sehingga tidak semua obat untuk dewasa dapat diberikan
kepada anak.
e.) Bacalah kandungan isi dan tanggal daluwarsa obat.
Banyak obat bebas yang memiliki nama atau merek berbeda-
beda namun kandungannya sama. Pastikan Anda tidak
mengkonsumsi obat yang sama dalam kemasan merek yang
berbeda untuk menghindari overdosis.
f.) Beritahu dokter bila Anda:
- sedang hamil atau menyusui
- alergi terhadap obat tertentu
- memiliki diabetes, penyakit ginjal atau liver
- sedang meminum obat lain atau suplemen/herbal
- sedang menjalani diet khusus
- Obat-obatan tertentu tidak cocok untuk orang dengan
kondisi tertentu.
- Obat juga dapat berinteraksi dengan obat lain, makanan
dan suplemen tertentu. Dokter perlu mengetahui kondisi
Anda agar dapat meresepkan obat yang aman.
g.) Mintalah dokter mengevaluasi pengobatan jangka panjang
Anda.
Bila Anda memiliki penyakit kronis seperti penyakit jantung
atau hipertensi, Anda perlu mengkonsumsi obat tertentu secara
terus-menerus dalam jangka panjang. Obat yang Anda minum
seringkali perlu diselangi obat lain agar tidak memberikan efek
negatif yang merugikan kesehatan.
B. Anti Perdarahan
1. Pengertian Obat Anti Perdarahan
Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan
proses penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi,
Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah obat yang digunakan untuk
menghentikan pendarahan. Obat haemostatik ini diperlukan untuk
mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang luas. Pemilihan obat
hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan. Dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh
darah (vasokonstriksi), trombosit (agregasi), dan faktor pembekuan darah
Mekanisme Pembekuan Darah : Faktor jaringan Platelets factors Ca ++
Prothombin Thrombin Fibrinogen Fibrin Ca ++ Secara garis besar proses
pembekuan darah berjalan melalui 3 tahap yaitu :
a. aktivasi tromboplastin
b. pembentukan trombin dari protrombin
c. pembentukan fibrin dari fibrinogen
Dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang
hingga kini dikenal 15 faktor pembekuan darah (faktor IV-Ca++ , faktor
VIII-anti hemofilik, faktor IX- tromboplastin plasma Perdarahan dapat
disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula
akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan
diobati. Defisiensi atau factor pembekuan darah dapat diatasi dengan
memberikan factor yang kurang yang berupa konsentrat darah manusia.
Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat yang dapat
meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau
yang menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.
2. Macam-macam Obat Anti Perdarahan
a. Methyilergometrin
1.) Nama dagang
Bledstop ( sanbe ), methergin ( Novartis ), posargin ( kalbe farma )
2.) Komposisi
Tiap tablet salut selaput : Methyilergometrin hydrogen maleat
setara dengan Methyilergometrin maleat 0,125 mg.
3.) Indikasi
- Pananganan aktif kala 3
- Perdarahan uterin yang terjadi setelah pemisahan plasenta,
atonia uteri
- Subinvolusi dari uerural uterus, lochiometra
- Perdarahan uterin karena aborsi
4.) Cara kerja obat
Methyilergometrin adalah derivate semisintetik dari alkaloid alami
yotu ergometrin dan senyawa spesifik uterotonik. Disbanding
dengan golongan alkaloid ergotamine, efek ada embuluh darah
erifer lemah.
5.) Dosis
- Peningkatan uterin involusi : 0,125 mg 3 kali sehari, umumnya
untuk 3 atau 4 hari.
- Perdarahan uererium, subinvolusi, lochiometra : 0,125mg, atau
0,25 mg 3 kali sehari.
6.) Overdosis
Gejala : gajala utama dari overdosis akut adalah mual, muntah,
hiper, dan hipotensi, kadang – kadnag mati rasa atau gatal – gatal
ada bagian ekstermitas, iksemia perifer, depresi pernafasan,
konvulsi, koma.
7.) Peringatan dan perhatian
- pada kelahiran kembar jangan diberikan sebelum bayi terlahir
keluar
- penggunaan harus hari – hati pada penderita atau jika ada
gejala hipertensi, sepsis, pembuluh darah obliteratif dan
kerusakan fungsi hati dan ginjal.
- Tidak dianjurkan untuk tindakan induksi partus, karena masa
kerja yang lama serta memberikan kontraksi uterus non-
fisiologik
8.) Efek Samping
- Mual, muntah dan sakit abdominal daat terjadi pada dosis
besar.
- Telah ditemukan laporan mengenai erupsi kulit, berkeringat,
pusing, penglihatan kabur, sakit kepala atau reaksi
kardiovaskuler, vertigo, takikardi atau bradikardi, sakit dada
dan reaksi vasopatik perifer.
- Reaksi anafilaksis sangat kurang
- tekanan darah naik ( terutama pada penderita hipertensi
kronik atau preeklamsi.
9.) Kontraindikasi
- Tahap pertama dan kedua kelahiran bayi sebelum muncunya
kepala
- Inersia uteri primer dan sekunder, hipertensi, toksemia,
penyakit pembuluh darah oklusif dan hipersensitivitas,
kerusakan fungsi hati dan ginjal.
10.) Interaksi obat
Memertinggi efek kontriksi dari ergotamine
11.) Cara penyimpanan
Simpan pada suhu kamar ( 25-30 ) dan tempat kejring serta
terhindar dari cahaya.
b. Tranexamic acid
1.) Nama dagang
Kalnex ( kalbe ), plasminex ( sanbe ), transamin ( otto )
2.) Komposisi
- Tranexamic acid kapsul :
Setiap kapsul mengandung Tranexamic acid 250 mg
- Tranexamic acid tablet :
Setiap tablet mengandung Tranexamic acid 500 mg
- Tranexamic acid injeksi :
Setiap ml injeksi ( 10% w/v ) mengandung Tranexamic acid
100 mg
Setiap ml injeksi ( 5% w/v ) mengandung Tranexamic acid 50
mg
3.) Indikasi
- Untuk fibrinolisis local seerti : epistaksis, prostatektomi,
konisasi servix.
- Edema angioneuretik herediter
- Perdarahan abnormal sesudah poerasi
- Perdarahan sesudah operasi gigi pada penderita hemophilia
4.) Cara kerja obat
a.) Aktivitas antiplasminik
Menghambat aktifitas dari aktifator plasminogen dan plasmin
Aktifasi anti plasmik telah dibuktikan dengan berbagai
percobaan “in vitro “ penemuan aktifitas plasmin dalam darah
dan aktifitas plasmin setempat, setelah diberikan tubuh
manusia.
b.) Aktifitas hemostatis
Mencegah degradasi fibrin, pemecahan trombosit, peningkatan
kerapuhan vaskuler dan pemecahan faktor koagulasi. Efek ini
terlihat secara klinis dengan berkurangnya jumlah erdarahan,
berkurangnya waktu perdarahan dan lama perdarahan.
5.) Dosis dan pemberian
Kalnex kapsul 250 mg :
Dosis lazim secara oral untuk dewasa : 3-4 x sehari, 1-2 kapsul
Kalnex tablet 500 mg :
Dosis lazim secara oral untuk dewasa : 3-4 kali sehari 1 tablet
Kalmex 50 mg injeksi :
Sehari 1-2 ampul (5-10 ml ) di suntikan secara intravena atau
intravaskuler di bagi dalam 1-2 dosis. Pada waktu atau setelah
operasi, bia diperlukan dapay dapat diberikan sebanyak 2-10
ampul ( 10-50 ml) dengan secara infuse intravena.
Kalnex 100 mg injeksi :
2,5 – 5 ml perhari disuntikkan secara intravena atau intramuskuler
dibagi dalam 1-2 dosis. Ada waktu atau setelah operasi, bila
dioerlukan dapat diberikan sebanyak 5-25 ml d enghan cara infuse
intravena.
6.) Peringatan dan perhatian
- Bila diberikan secara intravena, dianjurkan untuk
menyuntikkan secara perlahan – lahan seperti halnya
pemberian dengan sediaan kalsium ( 10ml/1-2 menit )
- Hati- hati diberikan pada penderita infusiensi ginjal karena
resiko akumumulasi
- Tranexamic acid tidak diindikasikan pada hematuria yang
disebabkan oleh parenkim renal, ada kondisi ini sering terjadi
presipitasi fibrin dan mungkin memerburuk penyakit.
- Trenaxemic acid digunakan ada wanita hamil hanya jika
diperlukan.
- Hati – hati diberikan oada ibu menyusui karena dapat beresiko
pada bayi.
7.) Efek samping
- Ganggunan- gangguan gastrointestinal, mual, muntah,
anoreksia, pusing eksantema dan sakit kepala dapat timbul
pada pemberian secara oral. Gajala – gajala ini menghilang
dengan pengurangan dosis atau penghentian pengobatannya.
- Dengan injeksi intravena yang cepat dapat menyebabkan
pusing dan impotensi.
8.) Interaksi obat
Larutan injeksi Trenaxamic acid jangan ditambahkan pada tranfusi
atau injeksi yang mengandung penisilin.
9.) Cara penyimpanan
Simpan dibawah suhu 30 ºC
3. Cara kerja / khasiat obat anti perdarahan
a. Hemostatik serap
Hemostatik serap ( absorbable hemostatik ) menghentikan
perdarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau
memberikan jala serat-0serat yang mempermudah bila diletakkan
langsung pada pembekuan yang berdarah. Dengan kontak pada
permukaan asing trombosit akan pecah dan membebaskan factor
yang memulai proses pembekuan darah.
b. Astrigen
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah
sehingga perdarahan dapat dihentikan sehubungan dengan cara
penggunaanya, zat ini dinamakan juga styptic.
c. Koagulan
Kelompok ini pada penggunaan lopkal menimbulkan hemostatid
dengan 2cara yaitu dengan mempercepat perubahan protrombin
menjadi trombindan secara langsung menggumpalkan fibrinogen.
Aktifitor protrombin,ekstrak yang mengandung aktifator protrombin
dapat dibuat antara laindari jaringan ortak yang diolah secara kering
dengan asetat. Beberaparacun ular memiliki pula aktifitas
tromboplastin yang dapat menimbulkan pembekuan darah. Salah
satu conto adalah russell’s vipervenomnyang sangat efektif sebagai
hemostatik local dan dapat digunakan umpamanyta untuk alveolkus
gigi yang berdarah pada pasienhemofilia.
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Fitrianingsih, Akhsin Zulkoni. Farmakologi obat-obat dalam praktek
kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika, Yogyakarta; 2014.
Mika T. K. S., & Susanti. Farmakologi Kebidanan dan Aplikasi Dalam Praktik
Kebidanan. Jakarta : Trans Info Media, Jakata; 2011
Sujudi, Dr.Achmad. Tim penyusun IONI, 2000, Informatorium Obat Nasional
Indonesia 2000, Jakarta: CV. Sagung Seto
Tjay dan Rahardja, 2002, Obat-obat Penting, Khasiat, Pengunaaan dan Efek
Sampingnya, Edisi V, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok
Gramedia
Katzung, G.Betram, 2000. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI, Jakarta: EGC
Ismania,nila.2001.Departemen Farmakologi dan Terapeutk.Jakarta;widya medika
Raharja,kirana.2007.Obat-Obat Penting.Jakarta;Gramedia

Anda mungkin juga menyukai