Anda di halaman 1dari 4

PENATALAKSANAAN PRE EKLAMPSIA

1. Preeklampsia Ringan Pada pasien rawat jalan, dianjurkan istirahat baring 2 jam siang hari dan tidur lebih dari 8 jam malam hari. Bila sulit tidur dapat diberikan fenobarbital 1 2 X 30 mg. Atau dapat diberikan Asetosal 1 X 80 mg. Kunjungan ulang dilakukan seminggu kemudian untuk menilai perkembangan kehamilan dan kesejahteraan janin, apakah ada keluhan subjektif yang bertambah buruk, peningkatan berat badan secara berlebihan, kenaikan tekanan darah, melakukan pemeriksaan penunjang lain sesuai kebutuhan terutama protein urin. Rawat pasien bila tidak ada perbaikan dalam 2 minggu pengobatan rawat jalan, berat badan meningkat berlebihan (lebih dari 1 Kg perminggunya, selama 2 kali berturut turut) atau tampak tanda tanda Preeklampsia Berat berikan obat anti hipertensi berupa : a. mg). b. c. d. 30 mg) e. Jangan diberi diuretik dan tidak perlu diberikan diet rendah garam Bila keadaan ibu membaik dan tekanan darah dapat dipertahankan 140150 / 90100 mmHg, tumbuh persalinan sampai aterm sehingga ibu dapat berobat jalan dan anjurkan untuk memeriksa keadaannya setiap minggu. Secara perlahan kurangi dosis obat. Bila tekanan darah sulit dikendalikan berikan kombinasi obat. Tekanan darah tidak boleh lebih dari 120 / 80 mmHg. Tunggu pengakhiran kehamilan sampai 40 minggu (bayi aterm), kecuali terdapat tanda tanda pertumbuhan janin yang terhambat, kelainan fungsi hepar atau ginjal, dan peningkatan proteinuria (+ 3). Tetapi bila pada kehamilan 37 minggu atau lebih diketahui serviks telah matang maka dapat dilakukan induksi persalinan, tetapi pada umumnya ibu yang menderita Preeklampsia Ringan dapat melahirkan secara spontan melalui transvaginal. Nifedipin 3 8 X 5 10 mg Adalat Retard 2 3 X 20 mg Pindolol 1 3 X 5 mg (atau dapat ditingkatkan mencapai dosis maksimal

Metildopa 3 X 125 mg (dapat ditingkatkan sampai dosis maksimal 1500

2. Preeklampsia Berat Upaya pengobatan ditujukan untuk mencegah kejang, memulihkan organ vital menjadi keadaan normal dan melahirkan bayi dengan trauma sekecil kecilnya pada ibu dan bayi. Segera rawat pasien di rumah sakit bila terdapat tanda atau gejala Preeklampsia Berat. Berikan MgSO4 dalam infus dekstrosa 5% dengan kecepatan 15 20 tetes per menit. Dosis awal MgSO4 sebanyak 2 gram intravena dalam 10 menit, selanjutnya 2 gram per jam dalam drip inpus sampai tekanan darah stabil (140 150 / 90 100 mmHg). Diberikan sampai 24 jam pasca persalinan atau hentikan bila 6 jam pasca persalinan ada perbaikan nyata. Syarat pemberian MgSO4 adalah : a. b. c. d. pasien. e. Harus tersedia antidot MgSO4 yaitu Kalsium Glukonas 10%, diberikan secara intravena dalam 3 menit. Berikan Nifedipin 3 4 X 10 mg oral, bila pada jam keempat tekanan diastolik belum turun sampai 20% berikan tambahan lagi 10 mg oral (atau sampai dosis maksimum 80 mg per hari). Bila tekanan diastolik meningkat > 110 mmHg berikan tambahan sublingual. Tujuannya adalah penurunan tekanan darah 20% dalam 6 jam, kemudian diharapkan menjadi stabil (140 150 / 90 100 mmHg). Bila sulit dikendalikan atau diturunkan dapat dikombinasi dengan pindolol. Periksa tekanan darah, nadi, dan pernafasan tiap jam. Pasang kateter dan kantong urine dan ukur urine setiap 6 jam bila kurang dari 100 ml per 4 jam, kurangi dosis MgSO 4 menjadi 1 gram / jam. Lakukan USG dan Kardiotokografi (KTG) diulangi sekurang kurangnya 2 X 24 jam. Dilakukan : Refleks patela kuat Frekwensi pernafasan lebih dari 16 X per menit Diuresis lebih dari 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 ml/Kg berat Perhatikan tekanan darah, suhu, perasaan panas, serta wajah merah dari

badan per jam)

Penanganan konservatif bila kehamilan kurang dari 35 minggu tanpa disertai tanda tanda Impending Eklampsia dan keadaan janin baik. Prinsip terapi sama dengan penanganan yang aktif, hanya tidak dilakukan terminasi kehamilan. Pemberian MgSO4 2 mg intravena dilanjutkan 2 gram / jam dalam drip infus dektrosa 5% 500 ml / 6 jam dapat dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda tanda preeklampsia ringan selambat lambatnya dalam waktu 24 jam. Bila tidak ada perbaikan atau bila dalam 6 jam selama pengobatan terdapat peningkatan tekanan darah, terapi dianggap gagal dan lakukan terminasi kehamilan. Penanganan aktif bila kehamilan > 35 minggu, ada tanda tanda Inpending Eklampsia, kegagalan terapi konservatif, ada tanda gawat janin, atau pertumbuhan janin terhambat dan sindrom HELLP. Bila hasil KTG fungsi dinamik janin plasenta baik (reaktif, cairan amnion cukup, gerak nafas baik, tidak ada deselerasi lambat, tidak ada pertumbuhan janin terhambat, dan skor AVGAR lebih dari 5), rencanakan partus per vaginal. Bila kurang baik, sebaiknya lahirkan secara seksio. Induksi dapat dilakukan dengan kateter Folley, amniotomi, prostaglandin E2, atau infus oksitosin. Berikan infus oksitosin 5 IU dalam 500 ml glukosa 5% dimulai dengan 4 tetes, dinaikkan 4 tetes tiap 30 menit sampai his 2 3 kali / 10 menit, maksimum 20 tetes / menit maksudnya agar cairan tidak terlalu banyak sehingga mengurangi terjadinya Oedema paru paru. Pada kala 2 pasien dapat partus spontan bila tidak perlu mengejan terlalu kuat dan tekanan darah terkendali. Periksa tekanan darah setiap 10 menit. Lakukan tindakan Forset atau vakum bila persalinan tidak lancar, janin tidak dapat lahir dalam 15 menit pasien terpaksa mengejan kuat, atau terdapat indikasi gawat janin. Berikan oksitosin 10 IU secara intra muskular saat bayi lahir agar perdarahan minimal. Lahirkan plasenta bila kontraksi maksimal dan terdapat tanda tanda lepasnya plasenta. Bila perdarahan lebih dari 400 ml, segera lakukan kompresi bimanual dan berikan Ergometrin 0,1 mg intra muskular. Setelah persalinan, pemberian infus tidak boleh lebih dari 60 ml / jam karena pasien dapat makan dan minum serta ada bahaya oedema paru paru. Untuk makanan, berikan

protein 1 1,5 gram / Kg BB. Bila terdapat urenia, protein yang diberikan hanya 0,6 gram / Kg BB / hari. Berikan diuretif bila ada oedema paru paru, payah jantung kongestif, atau oedema anasarka, berupa furosemid 40 mg. Lakukan oksigenisasi 4 6 X per menit. Periksa gas darah secara berkala untuk koreksi asidosis. Dengan pemberian nifedipin, oksigen, posisi setengah duduk, dan furosemid bolus, diharapkan tekanan darah dan beban jantung berkurang, tapi bila ada tanda payah jantung dapat diberikan digitalis. Berikan ventilasi mekanik bila tidak ada perbaikan dalam 6 jam, pCO2 > 70 mmHg dan pO2 < 60 mmHg. Berikan obat antipiretik bila suhu rektal diatas 38,5oC dan dibantu kompres dingin atau alkohol. Antibiotik diberikan atas indikasi. Antinyeri seperti petidin HCl sebanyak 50 70 mg diberikan satu kali selambat lambatnya 2 jam sebelum janin lahir bila pasien gelisah atau kesakitan karena kontraksi rahim. Lakukan terminasi kehamilan secara seksio memakai anestesi umum N2O mengingat keuntungan relaksasi sedasi pada ibu dan dampaknya relatif kecil bagi janin. Bila dari pemeriksaan lab tidak ada tanda KID, dapat dilakukan anestesi epidural atau spinal. Anestesi lokal diperlukan pada indikasi terminal segera dengan keadaan ibu kurang baik.

Anda mungkin juga menyukai