Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI REPRODUKSI

“ SPERMATOGENESIS “

DISUSUN OLEH :

1. Mardiyah Umi Habibah ( 202005001 )


2. Anis Watus Solikah ( 202005002 )
3. Rifcha Dwi Raga Agustian ( 202005003)
4. Ainun Roifatus Sam’iyah ( 202005014 )
5. Musyarifah Nurul Ummah Al-Mukarromah ( 202005015 )
6. Alif Mujayana ( 202005017 )
7. Nur Lailly Luthfiana Shuka ( 202005023 )
8. Vira Ishmaya Putri ( 202005025 )
9. Elisabet Rahametwan ( 202005028 )
10. Meila Setiawati ( 202005036 )
11. Devi Fatimatuz Zahro ( 202005041 )

PRODI S1 KEBIDANAN
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fisiologi kehamilan persalinan nifas dan bayi baru lahir . Selain itu tujuan dari penyusunan
Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih Elis Meilinawati S.B, S. ST., S.Psi., M. Keb selaku
dosen mata kuliah Biologi Reproduksi, kami yang telah membimbing kami agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Mojokerto, 24 Februari 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peristiwa pembentukan sel kelamin ( gamet ) yang kita kenal dengan peristiwa
gametogenesis. Pada laki-laki sel kelamin dibentuk oleh testis, sedangkan pada
wanita dibentuk oleh ovarium. Gametogenesis ada dua yaitu spermatogenesis dan
oogenesis.
Ada dua jenis proses pembelahan sel yaitu mitosis dan miosis. Bila ada sel tubuh
yang rusak makan akan terjadi proses pergantian dengan sel baru melalui proses
pembelahan mitosis, sedangkan sel kelamin atau gamet sebagai agen utama dalam
proses reproduksi manusia menggunakan proses pembelahan meiosis. Seperti yang
sudah kita ketahui bersama bahwa mitosis menghasilkan sel baru yang jumlah
kromosomnya sama persis dengan sel induk yang bersifat diploid ( 2n ) yaitu 23
pasang atau 46 kromosom, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom pada sel baru
hanya bersifat haploid ( n ) yaaitu 23 kromosom.
Secara umum gamet atau sel kelamin mengalami perkembangan melalui tingkatan
sebagai berikut :
1. Tingkatan sebagai calon
2. Tingkat perbanyakan
3. Tingkat pertumbuhan
4. Tingkat pembelahan meiosis
5. Pengeluaran sel kelamin
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian spermatogenesis dan proses spermatogenesis ?
2. Bagaimana tahap-tahap dari spermatogenesis ?
3. Apa sajakah faktor faktor yang memengaruhi spermatogenesis ?
4. Apa saja kecacatan pada spermatogenesis ?
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya
bagi Mahasiswa Stikes Bina Sehat Ppni agar kita semua dapat memahami lebih
mendalam tentang bagaimana proses pembentukan sperma pada laki-laki
( spermatogenesis ). Selain itu tujuan dari penulisan makalah ini agar kita semua, :
1. Mengetahui pengertian spermatogenesis dan prosesnya
2. Mengetahui tahap tahap dari spermatogenesis
3. Mengetahui faktor-faktor yang berkaita dengan spermatogenesis
4. Mengetahui kecacatan yang terjadi pada spermatogenesis
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis dapat didefinisikan sebagai ‘proses yang terjadi pada gonad organisme laki-laki
yang bereproduksi secara seksual, dimana sel-sel germinal pria terdiferensiasi berkembang
menjadi spermatosit, yang kemudian berubah menjadi spermatozoa.
Spermatozoa adalah gamet jantan dewasa yang hadir dalam organisme yang secara melakukan
reproduksi secara seksual, dan itu mirip dengan oogenesis pada wanita. Spermatogenesis
biasanya terjadi pada tubulus seminiferus testis dalam serangkaian tahap, diikuti oleh
kematangan dalam epididimis, di mana mereka menjadi siap untuk disahkan sebagai air mani
bersama dengan sekresi kelenjar lainnya.
Proses ini dimulai pada saat pubertas karena tindakan hipotalamus, kelenjar pituitari, dan sel-sel
Leydig, dan proses hanya berakhir setelah kematian. Namun, jumlah sperma akan berkurang
secara bertahap seiring dengan bertambahnya usia, akhirnya menyebabkan infertilitas.
Fungsi dari spermatogenesis adalah untuk menciptakan gamet jantan dewasa, yang secara efektif
dapat membuahi gamet betina untuk membentuk organisme bersel tunggal yang disebut zigot,
yang akhirnya mengarah ke pembelahan dan perbanyakan sel untuk membentuk janin. Juga,
untuk memiliki keturunan yang sehat, jumlah kromosom harus dipertahankan dalam jumlah tetap
pada tubuh, yang, kegagalan dapat menyebabkan kelainan seperti sindrom Klinefelter, sindrom
Down, atau aborsi janin. Spermatogenesis bekerja untuk menghindari hal ini.
B. TAHAP-TAHAP PEMBENTUKAN SPERMATOGENESIS
Proses spermatogenesis sangat mirip pada hewan dan manusia. Mari kita lihat pada setiap tahap
proses spermatogenesis dalam rincian berikut:
Tahap 1: spermatogonium diploid asli terletak pada tubulus seminiferus memiliki dua kali
jumlah kromosom, yang mereplikasi secara mitosis saat interfase sebelum meiosis 1 untuk
membentuk 46 pasang kromatid kakak.
Tahap 2: kromatid bertukar informasi genetik dengan proses sinapsis, sebelum membagi melalui
meiosis menjadi spermatosit haploid.
Tahap 3: Di divisi meiosis kedua, dua sel anak baru lebih lanjut membagi diri menjadi empat
spermatid, yang memiliki kromosom unik yang memiliki setengah jumlahnya dengan
spermatogonium asli.
Tahap 4: Sel-sel ini sekarang bergerak melalui lumen testis ke epididimis, di mana mereka
tumbuh menjadi empat sel sperma dengan menumbuhkan mikrotubulus pada sentriol,
membentuk axoneme, yaitu, tubuh basal, dan beberapa sentriol memanjang untuk membentuk
ekor sperma, difasilitasi oleh testosteron.
Proses spermatogenesis
Penting untuk dicatat bahwa setiap divisi dalam proses tidak lengkap, dan bahwa sel-sel yang
selalu melekat satu sama lain dengan sitoplasma untuk memungkinkan mereka untuk dewasa
pada saat yang sama. Juga, beberapa spermatogonium mereplikasi diri, bukannya berubah
menjadi spermatid, yang menjamin bahwa pasokan sperma tidak kehabisan. Sepanjang seluruh
proses, sel-sel spermatogenik berinteraksi dengan sel-sel Sertoli, yang menyediakan nutrisi dan
dukungan struktural untuk mereka.
Struktur sperma matang terdiri dari :
 Kepala
Pada bagian ini sperma mengandung suau lapisan tipis sitoplasma dan sebuah inti berbentuk
lonjong dan dan hampi mengisi seluruh bagian dari kepala sperma. Bagian depan disebut
acrosom( memiliki enzim hydrolytic yang terdiri dari acrosin dan hyaluronidase yang dibutuhkan
saat fertilisasi ) dan bagian belakang dinamakan sentriol. Serta bagian ini juga mempuyai inti sel
yang mempuyai arati pentin dalam masalah reproduksi.
 Leher
Daerah ini merupakan bagian yang genting dan mengndung sentriol depan dan bagian depan
filament poros.
 Badan
Bagian badan dari sperma mengandung filament poros mitochondria dan sentriol belakang
berbentuk cincin, sehingga sering disebut bagian badan ini sebagai tenaga pusat sperma karena
mitokondria memiliki enzim yang menggerakkan asam trikakboksilat dan transport electron serta
fosfolirasi oksidatif, yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
 Ekor
Ekor sperma memeiliki 2 bagian : bagian utama dan bagian ujung. Ekor ini mengandung banyak
sekali filament poros / flagellum tetapi sedikit mengandung sitoplasma.terdapat 2 sentriol
terletak di bagian tengah dari. Fibril-fibril yang seperti cilia tersebar dalam ekor dan dikelilingi
oleh cincin yang terdiri dari 9 pasangan fibril perifer. Fibril ini berfungsi menimbulkan gerakan
ekor sperma.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPERMATOGENESIS
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi spermatogenesis yaitu:
1. Peningkatan suhu di dalam testis akibat demam berkepanjangan atau akibat panas yang
berlebihan bisa menyebabkan berkurangnya jumlah sperma, berkurangnya pergerakan
sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal di dalam semen. Pembentukan
sperma yang paling efisien adalah pada suhu 33,5° (lebih rendah dari suhu tubuh). Testis
bisa tetap berada pada suhu tersebut karena terletak di dalam skrotum (kantung zakar)
yang berada diluar rongga tubuh.
2. Faktor lain yang mempengaruhi jumlah sperma adalah pemakaian marijuana atau obat-
obatan (misalnya simetidin, spironolakton dan nitrofurantoin).
3. Penyakit serius pada testis atau penyumbatan atau tidak adanya vas deferens (kiri dan
kanan) bisa menyebabkan azospermia (tidak terbentuk sperma sama sekali.
4. Varikokel merupakan kelainan anatomis yang paling sering ditemukan pada kemandulan
pria. Varikokel adalah varises (pelebaran vena) di dalam skrotum.Varikokel bisa
menghalangi pengaliran darah dari testis dan mengurangi laju pembentukan sperma.
5. Temperature, pada suhu panas metobolisme sperma naik, daya hidup sperma turun, jika
suhu dingin kebalikannya.
6. Ph, jika pH pada celana dalam yang dipakai tinggi, makan sperma akan mengalami
denaturasi sperma. Begitupun sebaliknya.
7. Hormone, testosterone tinggi akan menurunkan metabolism.
8. Kesehatan. Stres oksidasi ( jumlah radikal bebas yang masuk kedalam tubuh lebih banyak
daripada kemampuan tubuh untuk menentralkannya ) juga dapat mempengaruhi dan
menyebabkan pembuahan yang terjadi dapat menjadi gagal atau bermasalah.
9. Makanan. Laju pertumbuhan sperma dapat terjadi karena hal-hal seperti kekurangan
makanan, pemakaian obat kuat, alkohol dan penyakit yang timbul. Jika seseorang
mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang, maka sperma yang dihasilkan akan
berkualitas baik.
 Faktor yang mempengaruhi proses spermatogenesis ini ada bermacam-macam dan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Proses spermatogenesis adalah proses yang sangat sensitif dan mudah di pengaruhi
walaupun pengeruh yang kecil sekalipun yang terjadi di dalam kadar hormon.
2. Perubahan suhu juga ikut mempengeruhi sensitifitas proses ini.
3. Laju pertumbuhan sperma dapat terjadi kerena hal-hal seperti kekurangan makanan,
pemakaian obat kuat, alkohol dan penyakit yang timbul.
4. Stres oksidasi juga dapat mempengaruhi dan menyebakan kerusakan pada DNA pada
sperma dan menyebabkan pembuahan yang terjadi dapat menjadi gagal atau bermasalah.
5. Spermatogeneisis terjadi pada manusia dalam waktu lebih dari 2 bulan. Lebih dari 300
juta spermatogenesis di hasilkan setiap hari, akan tetapi pada akhir akan menghasilkan
100 juta yang telah matang.

D. HORMON YANG BERPERAN DALAM SPERMATOGENESIS


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon yang dihasilkan
kelenjar hipofisis yaitu:
 LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) merupakan hormon yang merangsang sel Leydig untuk menghasilkan
hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen / testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.
 FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel Sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk
memulai proses spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2
hari.
 Hormon Testosteron
Hormon testosteron (androgen) merupakan hormon yang dihasilkan oleh testis Hormon ini
berfungsi merangsang perkembangan organ Seks primer pada saat embrio dan mendorong
spermatogenesis. Selain itu, mempengaruhi perkembangan alat reproduksi dan ciri kelamin
sekunder, seperti tumbuh bulu dan kumis, dan dada menjadi bidang.
E. KECACATAN PADA SPERMATOGENESIS
A. Nondisjunction
Misalnya pada SyndromTurner. Penyebab kelainan sindrom turner iniadalah tidak mendapatkan
kromosom Y; terjadi karenaada nondisjunction pada spermatogenesis sehingga sperma yang
dihasilkan adalah sperma XY dan sperma O. Sperma O (tidak mempunyai kromosom kelamin)
kemudian membuahi ovum X, maka terbentuklah individu 44 A + X.‡
B. Sperma berkepala dua
Ancaman lingkungan dapat mengubah proses pembentukan sperma normal. Sebagai contoh,
beberapa antibiotik umum seperti penisilin dan tetrasiklin dapat menekan pembentukan sperma.
Radiasi, timbal, pestisida tertentu, ganja, tembakau, dan alkohol yang berlebihan dapat
menyebabkan produksi sperma yang abnormal (dua berkepala, dll beberapa ekor).
C. Sperma tanpa akrosom
D. Oligospermia
Oligospermia adalah suatu keadaan dimana sel sperma berkurang dalam cairan semen . Paling
sering oligospermia disebabkan oleh karena varicocele , diet yang terlalu ketat , merokok ,
minum alkohol , menggunakan obat-obat psikotropika , menggunakan pakaian dalam yang
terlalu ketat , stress , terlalu sering melakukan hubungan seksual sehingga kuaalitas sperma
kurang baik (normalnya seminggu 1-2 kali terutama pada saat wanita sedang masa subur ) ,
hindari menggunakan pelumas pada saat berhubungan karena dapat mempengaruhi kondisi
sperma .‡
E. Azoospermia
Azoospermia adalah tidak adanya spermatozoa pada cairan ejakulasi (semen). 1-5 Azoospermia
ditemukan dalam 10% dari kasus infertilitas pria.1,3,4 Azoospermia terjadi karena adanya
obstruksi saluran reproduksi / vas deferens (azoospermia obstruksi) atau adanya kegagalan testis
memproduksi spermatozoa (azoospermianon-obstruksi).
F. Sel sperma berukuran sangat kecil

E. Anatomi sel sperma


Sperma yang sudah matang memiliki kepala yang berbentuk lonjong dan datar serta ekor yang
bergelombang. Sperma tidak bisa dilihat dengan mata telanjang karena sel ini berukuran sangat
kecil, yaitu sekitar 0,05 milimeter terhitung dari kepala hingga ekor.
Bagian kepala sperma memiliki kromosom dan juga memiliki struktur badan yang disebut
akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang keduanya berfungsi
untuk menembus lapisan sel telur. Di bagian tengah akrosom terdapat mitokondria kecil yang
berfungsi menyediakan energi untuk menggerakkan ekor sperma.
F. Tingkatkan kualitas sperma Anda dengan gaya hidup sehat
Berikut beberapa perubahan gaya hidup sehat yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan
kualitas sperma.
1. Perhatikan asupan makanan Anda
Asupan makanan nutrisi seimbang
Nutrisi dalam makanan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sperma sehingga
membantu sperma untuk bergerak dan melakukan pembuahan.
Oleh sebab itu, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa makanan yang Anda makan sehari-
hari mengandung gizi dan nutrisi seimbang. Selain lebih sehat dan bugar, beberapa makanan
penyubur sperma, seperti sayuran hijau, makanan laut, dan gandum utuh yang kaya nutrisi juga
membantu meningkatkan kualitas sperma serta gairah seksual pria.
2. Berhenti merokok
Merokok adalah kebiasaan tidak sehat yang memiliki banyak sekali dampak negatif pada tubuh.
Salah satu yang mungkin terjadi adalah mengganggu kesuburan.
Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa pria perokok aktif berisiko tinggi mengalami
impotensi. Selain itu, kualitas dan kuantitas sperma pria yang merokok juga diketahui lebih
buruk dibandingkan orang yang tidak merokok.
Salah satunya penelitian yang dipublikasikan BMC Public Health, yang menyimpulkan bahwa
kebiasaan merokok memiliki pengaruh pada jumlah sperma yang lebih rendah dan peningkatan
jumlah cacat morfologis spermatozoa. Hal ini tentu berpengaruh pada tingkat kesuburan pria.
3. Rajin olahraga
Olahraga untuk mengatasi obesitas
Obesitas alis kegemukan dapat mengganggu kualitas dan kuantitas sperma, baik dari bentuk
maupun pergerakannya yang tidak bagus. Itu sebabnya menjaga berat badan ideal juga
merupakan salah satu perubahan hidup sehat yang perlu Anda lakukan.
Nah, salah satu cara mengendalikan berat badan secara optimal adalah dengan olahraga teratur.
Lebih jauh, olahraga juga dapat membuat tubuh Anda lebih bugar sekaligus menurunkan kadar
stres Anda.
Tingkat stres yang rendah dapat menimbulkan perasaan senang serta pikiran positif pada diri
Anda. Hal ini tentu baik untuk keberhasilan program kehamilan bersama pasangan Anda.
4. Jaga organ reproduksi Anda
Celana ketat memengaruhi proses pembentukan sperma
Menjaga suhu testis juga merupakan cara lain untuk meningkatkan kualitas sperma. Pasalnya,
menurut beberapa penelitian suhu panas bisa merusak sperma.
Anda bisa mencegah kerusakan sperma dengan menjaga suhu tubuh tetap normal dan
menghindari kebiasaan buruk, seperti berendam di dalam air panas, mengenakan celana yang
ketat, meletakkan laptop di pangkuan paha, atau duduk terlalu lama.
Walaupun efeknya tidak langsung Anda rasakan, suhu tinggi di sekitar skrotum dan testis dapat
menurunkan kualitas sperma sehingga produksi sperma terhambat.
5. Terapkan seks sehat dengan pasangan
Seks sehat untuk meningkatkan kualitas sperma
Anda juga perlu membersihkan penis sebelum dan sesudah berhubungan intim untuk
mendapatkan seks yang sehat dan aman. Hal ini dikarenakan aktivitas seks merupakan salah satu
sumber penyebaran infeksi yang paling besar.
Jika Anda ingin menggunakan alat bantu, seperti sex toy, cucilah benda itu sampai bersih setiap
kali Anda ingin berhubungan seksual.
Hindari bergonta-ganti pasangan saat melakukan hubungan seksual agar terhindar dari risiko
penyakit menular seksual. Selain itu, sebaiknya Anda tidak melakukan hubungan seks saat
mabuk karena hal tersebut justru dapat memicu tindakan berisiko.
BAB III
PENUTUPAN
Kesimpulan
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel
epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang bertujuan untuk
membentuk spermafungsional..Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis
mencakup pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang
bertujuan untuk membentuk spermafungsional. Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga
tahap yaitu, spermatocytogenesis, tahapan meiois, tahapan spermiogenesis.
DAFTAR PUSTAKA
Fungsi.web.id/2015/05/pengertian.fungsi-dan-proses-spermatogenesis.html
Partodiharjo, Soebadi. 1987. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.
Toelihere, Mozes R. 1977. Fisiologi Reproduksi Hewan Ternak. Bandung: Angkasa.
Salisbury, G. W. Dan Van Denmark, N. L. 1985. Fisiologi Reproduksi dan Inseminasi Buatan
pada Sapi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai