Anda di halaman 1dari 2

Wawancara Konseling Kebidanan

“ABORSI”

Remaja : Selamat pagi Bu Bidan

Bu Bidan : Selamat pagi Mbak (menyalami klien dengan hangat), silahkan duduk Mbak.

Bagaimana kabarnya?

Remaja : Tidak terlalu baik Bu Bidan, (mimik agak sedih)

Bu Bidan : Sakit apa Mbak?

Remaja : Begini Bu, saya dan teman laki – laki saya datang kemari ingin minta tolong untuk
menggugurkan kandungan saya Bu. Kami tidak sengaja melakukan hal tersebut. Saya
takut orang tua saya menentang jika mengetahui hal ini. Ditambah lagi kami masih
sekolah dan akan menghadapi Ujian Nasional.

Bu Bidan : Maaf Mbak, saya tidak bisa membantu untuk menggugurkan kandungannya karena itu
melanggar kode etik dalam profesi saya.

Remaja : Tapi Bu. Bagaimana dengan sekolah dan orang tua saya? Saya takut dikeluarkan dari
sekolah dan orang tua saya akan malu jika mengetahui hal ini.

Bu Bidan : Tenang saja Mbak jangan khawatir, Mbak harus berani bertanggung jawab atas
perbuatan yang Mbak lakukan dengan teman laki – laki Mbak. Saya sarankan mbak
untuk menceritakan hal ini kepada keluarga mbak agar bisa di selesaikan secara
kekeluargaan. Serta masalah Ujian Nasional agar dibicarakan baik – baik dengan pihak
sekolah.

Remaja : Tapi Bu, teman laki – laki masih sekolah dan belum berpenghasilan.

Bu Bidan : Saya mengerti mbak. Namun masalah penghasilan dan biaya hidup menurut saya masih
bisa diselesaikan tanpa harus dengan cara aborsi

Remaja : Bu Bidan saya belum siap mental jika harus menjadi ibu di usia saya yang masih remaja
ini. Saya masih ingin merasakan indahnya masa – masa remaja saya. Saya menyesal telah
melakukan hal tersebut.

Bu Bidan : Mohon maaf Mbak. Bagaimana pun juga saya tidak bisa membantu menggugurkan
kandungan mbak,lagipula resiko dari aborsi itu sendiri juga sangat besar bagi mbak
maupun janin yang dikandung. Mbak bisa mengalami perdarahan, rahim bisa luka,
trauma psikologis, sampai bisa – bisa janin gagal di aborsi dan lahir dalam kondisi cacat.

Remaja laki : Bu Bidan saya akan membayar berapa pun asal Bu Bidan mau mengaborsi janin itu.
Bu Bidan : Sekali lagi maaf mbak, mas, saya tidak bisa mengaborsi bagaimanapun alasannya.
Karena itu akan melanggar kode etik profesi saya. Saya hanya bisa membantu dengan
memberikan mbak konseling tentang bahayanya aborsi serta memberikan panduan –
panduan bagaimana menjadi seorang ibu.

Remaja : Bu Bidan apa tidak ada cara lain Bu?

Bu Bidan : Sebaiknya mbak menerima kenyataan ini dengan lapang dada dan ikhlas serta menjalani
berusaha menjalani peran sebagai seorang calon ibu. Karena aborsi itu memang
berbahaya dan dilarang oleh hokum maupun medis tanpa adanya alasan medis yang bisa
membahayakan bagi kesehatan klien.

Remaja : Bu Bidan saya takut… huhuhu T.T

Bu Bidan : Tenang saja mbak saya akan berusaha membantu bagaimana menjadi seorang calon ibu
dan cara – cara merawat bayi. Dan untuk mas nya saya harap mas juga mau untuk
bertanggung ja\wab atas perbuatan yang dilakukan dan mau menanggung resiko bersama

Remaja : Baiklah Bu Bidan saya akan berusaha menceritakan hal ini kepada orang tua kami
terlebih dahulu.

Bu Bidan : Iya, itu akan lebih baik bagi kebaikan mbak dan janinnya

Remaja : Terima kasih Bu atas saran dan konselingnya. Saya akan berusaha menjaga bayi saya ini
dan tidak akan melakukan hal – hal yang buruk yang bisa membahayakan saya dan janin
saya ini lagi.

Bu Bidan : Iya Mbak sama – sama semoga bermanfaat dan mbak bisa tetap tegar dalam
menghadapi masalah ini.

Remaja : Baiklah Bu Bidan kalau begitu saya permisi pulang. Assalamualaikum

Bu Bidan : Iya ibu hati-hati di jalan. Waalaikumsalam

Anda mungkin juga menyukai