Assalamualikum Wr.Wb
Bismillahirrohmanirrohim...
Ahamdulillah Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan limpahan Rahmat,Taufik dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukan jalan kebaikan
dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini di susun guna memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Fiqih-
Ushul Fiqh dari Dosen Pengampu Bapak. Hafidz Taqiyuddin M.Ag H.K dan juga
untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi
yang semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun, kami menyadiri bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu
tidaklah sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu
kami selaku Kelompok 4 sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Fiqih
yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
A. Thaharah.........................................................................................................3
B. Najis dan Hadas.............................................................................................11
C. Shalat............................................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
i
BAB I
PENDAHULUAN
Karena fungsinya sebagai alat pembuka pintu shalat, maka setiap muslim
yang akan melakukan shalat tidak saja harus mengerti thaharah melainkan
juga harus tahu dan terampil dijalankannya jadi thaharahnya itu sendiri jarak
sah menurut ajaran ibadah syar’iah.
Dalam seumur hidup umat islam masyarakat percaya ini dan tahu bahwa
shalat merupakan perintah yang harus dilakukan atau dianjurkan oleh ummat
islam itu sendiri dalam pelaksanaan shalat ada beberapa hal yang harus
dilakukan sseorang yang pergi melakukan shalat seperti memiliki wudlu suci
tempat atau pakaiannya. Karena kedua hal
tersebut merupakan salah satu dari syarat sah shalat jadi kompilasi
seseorang melakukan shalat dan sisa ditinggalkan maka hal tersebut bisa
membatalkan shalat seseorang karena kompilasi salah satu sah nya shalat
disisi maka secara langsung shalatnya itu tidak diterima oleh Allah baik itu
shalat yang wajib atau shalat sunnah yang antara itu tidak pernah
dilakukan/dipraktikan oleh nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sehingga sampai sekarang hal itu dilakukan secara berkelanjutan.1
1
Academia, ”Makalah Thaharah dan Shalat, ”Document,
https://www.academia.edu/5470817/MAKALAH_THAHARAH_DAN_SHALAT (akses
September 15, 2019).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang bisa diambil dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengulang kembali pengetahuan terkait thaharah dan shalat. memahami apa
itu Thaharah dan Shalat yangdi mana penjelasannya ini kami kelompok 4
selaku penulis mengambil dari beberapa sumber referensi mulai dari kitab,
buku, dan juga jurnal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Thaharah
a. Pengertian Thaharah
Taharah menurut syara ialah bersih dari hadas baik hadas besar
maupun kecil, hadas kecil seperti sesuatu yang membatalkan wudhu
yaitu keluarnya kotoran dari dua jalan (kubul dan dubur).hadas besar
ialah hadas yang mewajibkan mandi seperti junub.3
2
Imam Taqiyuddin Abubakar Bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhyar (Surabaya,
Indonesia: CV Bina Iman P.O Box, 1137), 6.
3
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqih Ala Madzhahibul Al-arba’ah, (Beyrouth, Lebanon:
darul kutub al-ilmiah, 2003), 5.
4
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqih Ala Madzhahibul Al-arba’ah, (Beyrouth, Lebanon:
3
darul kutub al-ilmiah, 2003), 7.
4
dengan berwudhu jika hadas tersebut kecil, jika hadas besar cara
menghilangkannya dengan cara mandi.5
1. Bersuci lahiriyah
Thaharah (bersuci) yang bersifat lahiriyah adalah membersihkan diri,
tempat tinggal, lingkungan dengan segala bentuk kotoran hadas dan
najis. Membersihkan diri dari najis adalah membersihkan badan,
pakaian, dan tempat yang didiami dari kotoran sampai hilang rasa, bau
dan warnanya.
2. Bersuci Batiniah
Thaharah (bersuci) batiniah adalah membersihkan jiwa dari kotoran
batin berupa dosa dan perbuatan maksiat seperti iri, dengki, takabur
dan sombong. Cara membersihkannya dengan taubatan nasuha (taubat
yang sungguh-sungguh) yaitu memohon ampun kepada Allah SWT
dan berjaji tidak akan mengulangi kembali perbuatan tersebut.7
Macam-macam air yang boleh digunakan untuk bersuci yaitu ada tujuh yaitu :
1. Air hujan
2. Air laut
3. Air telaga
4. Air sungai
5. Air salju
5
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqih Ala Madzhahibul Al-arba’ah, (Beyrouth, Lebanon:
darul kutub al-ilmiah, 2003), 7.
6
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqih Ala Madzhahibul Al-arba’ah, (Beyrouth, Lebanon:
darul kutub al-ilmiah, 2003), 8.
7
Jamaluddin, “ Fiqh Al-bi’ah ramah lingkungan : Konsep Thaharah dan Nadhafah dalam
membangun budaya bersih, “ Thaharah 29, no. 2 (Juli-Desember 2018): 333-334,
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/600
5
6. Air embun
7. Air sumur8
1. Air mutlak adalah “ طاهر مطهر غير مكروهAir yang suci yang tidak di anggap
makruh”, Air mutlak ini ialah air yang bisa dipakai bersuci dan
mensucikan yang dimana air yang sepi (belum tercampur) dari benda
mukholit,dan benda najis.Adapun didalam pembahasan mengenai air
mutlak bahwa sanya madzhab imam syafi’i menyatakan bahwa air yang
dikategorikan sebagai air mutlak ialah air yang lebih dari dua qulah dan
kurang dari dua qulah.Adapun hitungan air yang lebih dari dua qulah
menurut hitungan iraq ialah 500 liter adapun hitungan menurut alat ukur
ialah 60 cm panjangnya,60 cm lebarnya,60 cm dalamnya.Dan ketika air
sudah lebih dari dua qulah ketika berwudhunya boleh tidak menggunakan
mighrofah (gayung) dan ketika air kurang dari dua qulah maka ketika
berwdhunya pun harus menggunakan mighrofah.Adapun madzhab selain
ima syafi’i tidak membahas masalah air dua qulah dan kurang darri dua
qulah.
2. Air musyamas adalah مكروه مطهر طاهرAir yang suci bisa mensucikan namun
8
Imam Taqiyuddin Abubakar Bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhyar, (Surabaya,
Indonesia: CV Bina Iman P.O Box, 1137), 7.
9
Imam Taqiyuddin Abubakar Bin Muhammad Alhusaini, Kifayatul Akhyar, (Surabaya,
6
Indonesia: CV Bina Iman P.O Box, 1137), 7.
7
3. Air musta’mal طاهر غ ير مطهرAir musta’mal adalah air yang suci tetapi
tidak
dapat mensucikan pada yang lain, yaitu air musta’mal yang sudah dipakai
menghilangkan hadas, atau najis dengan catatan jika air terebut tidak
berubah dan tidak bertambah kadar beratnya dari asal mulanya (sebelum
dipakai) setelah diperkirakan adanya air yang meresap pada sesuatu yang
suci.
4. Air mutanajis, Air mutanajis dibagi menjadi dua bagian :
a. Air sedikit yang kurang dari dua kulah kemasukan najis, baik air tadi
berubah atau tidak masuknya kedalam air bangkai (binatang) yang
tidak mempunyai darah yang mengalir ketika sedang dibunuh atau
sedang dibelah. Contohnya seperti lalat. Semut, nyamuk dll.
b. Air yang banyak (dua kulah keatas) lalu berubah sebab kena sesuatu
baik berubahnya itu seikit atau cukup banyak. Contohnya seperti air
yang diperoleh dengan cara ghasab dipakai untuk wudhu atau air yang
disediakan ditepi-tepi jalan untuk minum lalu dipakai untuk wudhu.10
Pengertian Wudhu
Secara Bahasa kata wudhu الوضوءdalam bahasa arab berasal dari kata al-wadha’ah
Q الوضاءةkata ini bermakna an-Nadhzafah yaitu kebersihan.
واماالوضوءفهومن الوضاءةبالمدوهيالنضاافة
Adapun kata wudhu berasal dari wadha’ah yang maknanya adalah kebersihan
adapun secara istilah syari menurut imam asy-syirbin (w. 977 H) dalam kitab
Mughnil Muhtaj Ilaa Ma’rifati Ma’aani Alfadzi al-Minhaj mengatakan:
10
Asy-Syekh Muhammad Bin Qosim Al-Ghazy, Terjemah Fathul Qorib, jilid.1 (Surabaya:
Al-hidayah, tth), 23.
8
وامافي الشرع فهو افعال مخصوصة مفتتحة بانية اواستعمال الماء في اعضاء
Adapun wudhu menurut istilah syar’a adalah aktivitas khusus yang diawali
dengan niat. Atau aktivitas menggunaklan air pada anggota badan khusus yang
diawali dengan niat.11
ْ َ ْ
٦ .…ْ ك ع ب ي ِن َ
كم ْ
وار
َ
ِالى ال ُ
جل
9
َ ُ َ ْ ْ َ ْ َ
حنف ۤا ء و مْٓا ا ِم ُر ْٓوا ِالا ِل ي ع ّٰلل مخ ِل ِص ي ن ل ه
٥ َْ ُ
ۙال ِدي ن ە بدوا ا
11
Muhammad Ajib, Fiqih Wudhu Versi Madzhab Syafi’iy, cet. 1 (Jakarta: Rumah Fiqih
Publishing, 2019), 6.
1
Artinya:
5. Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas
menaati- Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus
(benar)12.
b. Membasuh muka
Membasuh muka diwajibkan berdasarkan perintah membasuh muka
pada surat al-maidah, ayat 6
ْ ُج ُ ْ َ
مو ل س
َ ْ ِ فا.........
غ
Artinya: ك٦ ْ و ه
6. “maka basuhlah wajahmu”13 وا
و
Sunah-sunah wudhu
a. Membaca basmallah, pada permulaan, dan jika lupa disunahkan
membacanya ditengah-tengah
b. Menggosok gigi dengan menggunakan siwak
c. Mencuci dua telapak tangan sampai pergelangan
d. Berkumur-kumur
e. Memasukan atau mengisap air kedalam hidung dan mengeluarkannya
kembali
f. Menyapu kedua telinga
g. Menyilang-nyilangi jenggot yang tebal
h. Menyilang-nyilangi jari tangan dan jari kaki
i. Membasuh dan menyapu setiap anggota wudhu, dilakukan tiga kali
j. Mendahulukan yang kanan daripada yang kiri
k. Berturut-turut membasuh anggota15
12
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah (Bogor : Adhwaul Bayan, tth), 598.
13
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah (Bogor : Adhwaul Bayan, tth), 108.
14
Ibn Rusyd al-Qur’an, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashi (Barut: D’ar al-Fikr,
tth), 6.
15
Ahmad Thib Raya, Siti Musdah Alshodiq, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah dalam Islam
1
(Jakarta: Prenada Media, 2003), 149.
1
Pengertian Mandi
Mandi menurut Bahasa al-ghusl atau al-ghasl berarti mengalirnya alir pada
sesutu. Menurut istilah mengalirnya air keseluruh tubuh dengan niat.
Rukun Mandi
a. Niat
b. Mengalirkan air keseluruh
a. Niat
b. Berkumur dan Istinsaq
c. Membasuh seluruh badan dengan air yang suci dan mensucikan
d. Menggosok tangan
a. Membaca basmalah
b. Wudhu sebelum mandi
c. Menggosok tangan kebadan
d. Al-Muawaalah
e. Tertib
f. Menyiram badan sebanyak 3 kali
Makruh Mandi
1
e. Meninggalkan sunah dari sunah yang dianjurkan.16
Pengertian Tayamum
Syarat-syarat tayamum
Fardhu tayamum
a. Niat
Sunah tayamum
16
Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2011), 98-100.
17
Yahya Marjuqi, Panduan Fiqih Imam Syafi’I Kitab Fathul Qorib Al-Mujib (Jakarta: Al-
Maghfirah, 2012), 18
1
18
Aliy As’ad, Terjemah Fat-hul Mu’in, Jilid. 1 (Yogyakarta: Menara Kudus, 1980), 52.
1
b. Membaca ta’awudz dan basmalah
c. Menipiskan debu yang ada ditelapak tangan
d. Merenggangkan jari-jari tangan
e. Menghadap kiblat
f. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri
g. Membaca do’a (seperti do’a sesudah wudhu) 19
a. Pengertian najis
1. Najis hakikiyah atau ‘Ainiyah, yaitu segala sesuatu yang kotor yang dari
shalat seperti darah dan kencing, najis jenis ini selamanya tidak bisa jadi
suci.
2. Najis hukmiyah atau ma’nawiyah adalah tentang seseorang yang tidak suci
yang membutuhkan shalat, termasuk pembatal wudhu, dan mewajibkan
untuk mandi. Najis hukmiyyah ini suci dengan wudhu dan mandi.
19
Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, Fiqih Islam dan Tasawuf (Surabaya: Mutiara Ilmu,
2013), 64.
20
Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi, Al-Wajiz (Jakarta: Pustaka as-Sunnah, 2011), 120.
1
yang cairan. Asalnya semua benda jamad itu suci, dimana jamad itu bukan
bagian dari hewan, dan bukan dihasilkan dari hewan. Sebagai hewan dan
cairan sebagiannya njis, dan asalnya suci.
3. Bangkai
21
Rumaysho, “ Safinatun najah mengenal mcam-macam najis, “ Thaharoh,
https://rumaysho.com/20770-safinatun-najah-mengenal-macam-macam-najis.html (akses
September 15, 2019).
1
b. Mafu’anhu fiil Mai (air) adalah najis/bangkai (serangga) jatuh
kedaalam air yang kurrang dari dua kulah maka air tersebut masih sah
bila digunakan untuk berwudhu.
2. Najis Mutawasithah merupakan najis sedang yang keluar daari orang yang
sudah baligh. Cara membersihkannya disiram dengan air.
3. Najis Mugaladzhoh merupakan najis besar yaitu najis yang berasal dari
anjing dan babi atau salah satu keturunan anjing dan babi. Cara
membersihkannya yaitu dengan cara membasuhnya dengan air sebanyak
tujuh kali basuhan dari salah satu dari tujuh itu harus dibasuh dengan tanah
(lumpur).22
b.Pengertian Hadas
Hadas adalah keadaan tidak suci pada seorang muslim yang menyebabkan
tidak boleh sholat, tawaf dan lain sebagainya. Hadas menurut cara
mensucikannya dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Hadas besar adalah hadas yang harus disucikan dengan cara mandi.
Contoh haid,junub, nifas dan air mani.
2. Hadas kecil adalah hadas yang bisa disucikan dengan cara berwudhu atau
tayamum. Contoh buang air kecil, buang air besar, atau keluar udara dari
dubur.23
C. Shalat
a. Pengertian Shalat
syara menurut Shalat وهى لغة الدعاءوةشرعاكماقل الرافعي اقوال وافعا ل مفتتحة با لتكبير
مخصوصة مختتمة با لتسليم بشرا ئط Pengertian shalat dari tinjauan bahasa ialah berdo’a
sedangkan menurut syara ialah beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali
dengan ucapan takbir dan diakhiri dengan ucapan salam, hal mana dikerjakan
22
Syekh Muhammad Bin Qasim Al-Ghozi, terjemah Fathul Qorib, Terj. Achmad Sunarto,
Jilid 1 (Surabaya: Al-Hidayah, 1991), 28.
23
Wikipedia, “ Hadas, “ wiki, https://id.wikipedia.org/wiki/Hadas (akses September 15,
2019).
1
dengan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.24 Shalat dikatakan
sebagai doa karena esensi dari seluruh bacaan shalat mengandung maka doa
kepada allah. Karena shalat adalah proses medekatkan diri kepada allah
dengan rasa hormat dan taat, serta semata-mata mecari ridoh allah.25
Syarat syah shalat yaitu suci anggota badan dari hadas kecil dan besar,.
berada ditempat yang suci, menutup aurat, sesuai dengan waktu masuk shalat
dan menghadap kiblat.26
َ
ُ ْ
ْ َ ف ا ِق ي موا ْ ج ك ْ ُ ُ َّ ً َ ُ ْ ُ ُ ْ َ
ط َم أ ن ُ
عو ق يا ما و ق ُ
فا ذ ك روا م ضيت ف ِا ذا ق
مْۚ ن ٰ َ َ ٰ َّ
ْ ُ ْ
ع لى
َّ ً
دا و َه ال ص لو ة
ن ت م ف ِا ْ ا ّٰلل
ِو ب
َ
ذا ا
ً ْ ُ ْ َّ ً ٰ
٣٠١ ك ت با م و ق و تا ْ ُ ْ كا َ ٰ ّ َ َّ َ ٰ ّ َ
ا ل م ؤ ِم ِن َ ال ص لو ۚة ِان ال ص لو ة
َ نت
َ ْ
ي ن ع لى
Artinya:
103. Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan salat(mu), ingatlah Allah
ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian,
apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah salat itu (sebagaimana
biasa). Sungguh, salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.
1. Menurut imam maliki dan hambali
Definisi shalat adalah pekerjaan yang dekat seperti salam dan sujud yakni
pekerjaan yang dekat ialah suatu pekerjaan yang mendekatkan diri kepada
allah.27
24
Syekh Ibrahim AL-baijuri, Kitab Al-bajuri atusyarah Fathul Qarib (Surabaya:
1
Imarotullah, tth), 112.
25
Ibnu Hajar ansori, Nailul Hubbah Harisah, Mohammad Fathan Asyrofi, dan Ahmad
Khoirul Rooziqiin, “Psikologi shalat, “ Shalat 3, no. 1 (September 27, 2019): 31,
https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/spiritualita/article/view/1512
26
Syekh Ibrahim AL-baijuri, Kitab Al-bajuri atusyarah Fathul Qarib (Surabaya:
Imarotullah), 112.
27
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqih Ala Madzhahibul Al-arba’ah, (Beyrouth, Lebanon:
darul kutub al-ilmiah, 2003), 160.
2
2. Menurut imam hanafi
Shalat wajib ada enam (yaitu shalat lima waktu dan shalat witir) Shalat
terbagi menjdai empat bagian yaitu :
c. shalat wajib seperti shalat witir, shalat idul adha, shalat idul fitri
a. shalat yang mencakup atas rukuk dan sujud seperti shalat fardhu dan
sunah
b. shalat yang tidak meliputi rukuk dan sujudnya seperti shalat jenazah
akan tetapi meliputi takbir dan salam.29
28
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqih Ala Madzhahibul Al-arba’ah, (Beyrouth, Lebanon:
darul kutub al-ilmiah, 2003), 160-161.
29
Abdurrahman Al-Jaziri, Kitabul Fiqih Ala Madzhahibul Al-arba’ah, (Beyrouth, Lebanon:
darul kutub al-ilmiah, 2003), 161.
2
2). Shalat sunnah
30
Wikipedia, “Shalat Sunah, “ Wiki, https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_sunah (Akses
September 15, 2019).
2
3. Shalat kusuf (gerhana matahari)
- Dilakukan ketika gerhana bulan.
- Shalatnya dillakukan dua rakaat.
- Pada setiap satu raakaat dilakukan dua kali berdiri dan dua kali rukuk.
- Sunah membaca surat yang panjang.
- Sunah memanjangkan bacaa tasbih.
- Dan malakukan dua khutbah setelah shalat tersebut.
- Disunahkan mengecilkan suara bacaan shalat.
4. Shalat istisqa (Shalat meminta turun hujan)
- Shalat 2 raka’at, raka’at pertama takbir 7 kali sebelum membaca surat
al fatihah.
- Raka’at ke dua takbir lima kali sebelum membaca surat al fatihah.
- Khutbah dua kali atau sekali sebelum atau (setelah) shalat khutbah
setelah shalat lebih utama.
- Sebelum mauk khutbah pertama khotib membaca istighfar 9 kali.
- Sebelum masuk khutbah ke dua khotib membaca istighfar 7 kali.
- Perbanyak do’a dalam khutbah ke dua. 31
31
Imam Taqiyuddin Abi Bakar Bin Muhammad Al-husaini, kitab Kifayatul Akhyar (Darul
Ihya Al-kutub Al-‘arobiyah Indonesia, tth), 86.
2
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wudhu adalah aktivitas khusus yang diawali dengan niat. Atau aktivitas
menggunakan air pada anggota badan khusus yang diawali dengan niat. Syarat
syahnya wudhu ada 4. Rukun wudhu niat, membasuh muka, membasuh tangan,
menyapu kepala, mambasuk kaki, dan tertib.
Mandi adalah mengalirnya air keseluruh tubuh dengan niat. Rukun mandi niat,
dan mengalirkan air keseluruh tubuh. Wajib mandi ada 5. Sunah mandi membaca
basmalah wudhu sebelum mandi mengosok tangan kebadan, dan lain-lain.
Tayamum adalah menempelkan debu yang suci pada tangan sebagai pengganti
wudhu, mandi, atau membasuh anggota tubuh dengan syarat-syarat tertentu.
Syarat- syarat tayamum ada 4.. Wajib tayamum nait, mengusap muka dengan
debu atautanah, menyapu kedua tangan dengan debu atau tanah.
Najis dan hadas, najis adalah sesuatu yang kotor. Najis terbagi 3 yaitu najis
muhafafah, mutawasito, mugaladzhoh. Hadas adalah keadaan tidak suci, Hadas
tebagi dua yaitu hadas besar dan kecil.
Shalat ialah beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan ucapan
takbir dan diakhiri dengan ucapan salam dengan memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan. Syarat syah shalat ada 5. Macam-macam shalat ada dua yaitu
wajib dan sunah.
2
DAFTAR PUSTAKA
Bin Qasim Al-GhozI, Muhammad, Terjemah Fathul Qorib Jilid 1. (Surabaya; Al-
Hidayah. 1991) Terj. Achmad Sunarto
Ibnu Hajar ansori, Nailul Hubbah Harisah, Mohammad Fathan Asyrofi, dan
Ahmad Khoirul Rooziqiin, “Psikologi shalat,“ Shalat
3, no. 1
https://jurnal.iainkediri.ac.id/index.php/spiritualita/article/view/1512
(akses September 25,2019).
Jamaluddin, “ Fiqh Al-bi’ah ramah lingkungan : Konsep Thaharah dan Nadhafah
dalam membangun budaya bersih, “ Thaharah 29, no. 2 (Juli-Desember
2018): hlm. 333-334. https://ejournal.iai-
tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/600 (akses September
25,2019).
Muhammad Bin Qosim Al-Ghazy, Asy-Syekh, Terjemah Fathul Qorib,
(Surabaya: Al-hidayah jilid 1)
Rumaysho, “ Safinatun najah mengenal mcam-macam najis , “ Thaharoh,
https://rumaysho.com/20770-safinatun-najah-mengenal-macam-macam-
najis.html (akses September 15, 2019).
Taqiyuddin Abubakar Bin Muhammad Alhusaini, Imam, Kifayatul Akhyar,
(Surabaya-Indonesia: CV Bina Iman P.O Box 1137)
Taqiyuddin Abi Bakar Bin Muhammad Al-husaini, Imam, Kitab Kifayatul
Akhyar, (Darul Ihya Al-kutub Al-‘arobiyah Indonesia)