Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Wudhu dan Tayamum


Disusun guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Fiqih
Dosen Pengampu: Siti Fatimah, M.S.I

Disusun oleh:
Khalilah Nasywa Aprilia
(22.0101.0682)
Horriyatul Ahdiah
(22.0101.0680)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH BALIKPAPAN


PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang
"Wudhu dan Tayamum".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi bagi pembaca.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


Kata Pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Bab I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
Bab II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu Dan Tayamum ...................................................... 3
B. Syarat Wudhu Dan Tayamum ............................................................. 4
C. Rukun Dan Sunnah Wudhu Dan Tayamum ........................................ 6
D. Tata Cara Berwudhu Dan Tayamum................................................... 8
E. Hal-Hal Yang Diperbolehkan Bertayamum ........................................ 10
F. Hal-Hal Yang Dapat Membatalkan Wudhu ........................................ 11
Bab III: PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 13
B. Penutup................................................................................................ 14
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam, sebagai agama yang menekankan kebersihan fisik dan spiritual,
mewajibkan umatnya untuk bersuci sebelum melakukan ibadah tertentu. Ini
dilakukan untuk menghilangkan hadas, yaitu keadaan yang dianggap najis dan
menghalangi seseorang untuk berhubungan dengan Allah SWT dalam shalat
dan ibadah lainnya.

Wudu adalah cara bersuci yang utama. Ini dilakukan dengan membasuh
anggota tubuh tertentu dengan air yang bersih dan suci. Tata cara wudu telah
ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Melaksanakan wudu dengan benar merupakan syarat sah untuk shalat dan
beberapa ibadah lainnya.

Meskipun wudu adalah cara bersuci utama, Islam memberikan


keringanan bagi umatnya dalam kondisi tertentu. Tayamum adalah metode
bersuci alternatif yang menggunakan debu bersih sebagai pengganti air. Allah
SWT memberikan rukhsah (keringanan) untuk melakukan tayamum dalam
situasi seperti: Tidak ada air yang tersedia atau tidak cukup untuk wudu,
Mengakses air sulit atau membahayakan kesehatan, Dalam perjalanan dan tidak
memungkinkan untuk wudu, dan Sakit atau terluka sehingga bersentuhan
dengan air menimbulkan kesulitan.

Wudu dan tayamum merupakan bagian penting dalam ritual ibadah


Muslim. Melaksanakannya dengan benar tidak hanya menjamin kesucian fisik
tapi juga spiritual. Dengan demikian, seorang Muslim dapat menghadap Allah
SWT dengan hati yang bersih dan tenang. Selain itu, wudu dan tayamum juga
memiliki manfaat kesehatan, seperti menjaga kebersihan kulit dan
meningkatkan aliran darah.

1
2

Oleh karena itu Wudu dan tayamum adalah dua cara bersuci yang
penting dalam Islam. Keduanya memiliki landasan hukum yang jelas dan tata
cara yang khusus. Memahami dan melaksanakan wudu dan tayamum dengan
benar merupakan kewajiban bagi setiap Muslim agar dapat menjalankan ibadah
dengan sah dan sempurna.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun Rumusan makalah ini sebagai berikut :
1. Jelaskan Pengertian wudhu dan tayamum?
2. Apa saja syarat wudhu dan tayamum?
3. Sebutkan rukun dan sunnah wudhu dan tayamum?
4. Jelaskan tata cara berwudhu dan tayamum?
5. Sebutkan hal-hal yang diperbolehkan bertayamum?
6. Apa saja hal-hal yang dapat membatalkan wudhu?

C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengertian wudhu dan tayamum
2. Untuk Mengetahui syarat wudhu dan tayamum
3. Untuk Mengetahui rukun dan sunna wudhu dan tayamum
4. Untuk Mengetahui tata cara berwudhu dan tayamum
5. Untuk Mengetahui hal-hal yang diperbolehkan bertayamum
6. Untuk Mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan wudhu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wudhu dan Tayamum
Ada beberapa pengertian wudhu dan tayamum yaitu:
1. Pengertian Wudhu
Dari segi bahasa, wudhu memiliki pengertian sama dengan al-
hasanu dan an- nazhafatu. Wudhu diambil dari masdar widha'an dengan
huruf wawu dibaca kasrah. Kata widha'an sendiri mempunyai arti yang
sama dengan hasarien dan nazhafun. Jadi, dalam segala kondisi pengertian
wudhu adalah istilah lain dari bersuci (nazhafah). 1
Pengertian ini mengandung makna syar'i, karena wudhu menurut
syar'i hanya sebatas nizhafah, bebersih, atau bersuci. Adapun pengertian
wudhu menurut syar'i adalah penggunaan air pada beberapa anggota badan
secara khusus, meliputi bagian wajah, kedua tangan, dan anggota-anggota
wudhu yang lain dengan cara-cara tertentu.
2. Pengertian Tayamum
Menurut pengertian lughawi (bahasa), tayamum adalah
"menyengaja". Sedangkan menurut syara' adalah "bersuci dari hadats kecil
atau besar dengan mengusapkan tanah (debu) ke muka dan tangan sebagai
pengganti air karena alasan tertentu yang ditetapkan oleh syariat".2
Tayamum adalah keringanan yang diberikan kepada orang-orang
yang tidak mendapatkan air, atau untuk orang yang tidak bisa menggunakan
air karena udzur (halangan) tertentu yang bisa membahayakannya jika ia
menggunakan air.
Jadi, pengertian wudhu dan tayamum yaitu du acara bersuci untuk
melaksanakan suatu ibadah, hanya saja jika wudhu memakai air yang suci, akan
tetapi untuk bertayamum yaitu menggunakan debu sebagai pegganti wudhu
apabila tidak ada air.

1
Asmaji Muchtar, Dialog Lintas Mazhab (Fiqih Ibadah & Muamalah), (Jakarta: Amzah,
2015), hlm. 58.
2
Khalilurrahman Al-Mahfani, Buku Pintar Shalat (Pedoman Shalat Lengkap Menuju
Shalat Khusyuk), (Jakarta: PT Wahyu Media, 2008), hlm. 21.

3
4

B. Syarat Wudhu dan Tayamum


Ada beberapa syarat-syarat dari wudhu dan tayamum yaitu:
1. Syarat Wudhu
Yang dimaksud dengan syarat-syarat wudhu adalah perkara- perkara
yang harus dipenuhi oleh orang yang hendak berwudhu. Di antara syarat-
syarat wudhu adalah:3
a. Islam
Wudhu merupakan salah satu bentuk ibadah dalam Islam di
mana orang yang melakukannya dengan ikhlas serta sesuai dengan
tuntunan Allah SWT akan diberi pahala. Adapun orang kafir, amalan-
amalan mereka seperti debu yang beterbangan yang tidak akan diterima
oleh Allah ta'ala.
b. Berakal
Orang yang gila tidak wajib dan tidak sah wudhunya, yaitu pada
waktu gila ataupun pada waktu penyakit ayannya kambuh. Wudhu juga
tidak diwajibkan bagi orang yang tidur dan yang lupa Wudhu tidak sah
bila dilakukan oleh kedua orang. Pendapat ini menurut mayoritas ulama
selain madzhab Hanafi, karena tidak ada niat pada orang yang tertidur
atau lupa.
c. Tamyiz (Dewasa)
Wudhu tidak wajib bagi anak-anak dan tidak sah kecuali dari
seorang mumayyiz. Mumayyiz juga menjadi syarat sahnya wudhu.
d. Niat
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya sedekah itu
tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapat apa yang dia
niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, barangsiapa yang pura-pura berwudhu, namun
niatnya hanya untuk mendinginkan badan atau menyegarkan badan
tanpa berniat menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya dalam

3
Mukhsin Matheer, Rahasia Butiran Air Wudhu Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah,
(Jakarta: Lembar Langit Indonesia, 2014), hlm. 13.
5

berwudhu dan menghilangkan hadits, maka wudhunya tidak sah. Dan


yang perlu diperhatikan niat disini ada di hati dan tidak perlu diucapkan.
e. Tasmiyah
Yang dimaksud dengan tasmiyah adalah bacaan “bismillah”.
Bisa juga ditambah dengan “Ar-Rohmanir. Tasmiyah ketika hendak
memulai shalat merupakan syarat wudhu yang sah berdasarkan sabda
Nabi Muhammad SAW: “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak
berwudhu, dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak menyebut nama
Allah (terpuji).” (HR. Ibnu Majah, hasan) 4
f. Menggunakan Air Suci
Air dikatakan murni atau masih suci apabila air tersebut tidak
tercampur dengan zat/benda najis sehingga mengubah salah satu dari
tiga sifat yaitu bau, rasa dan warna. Apabila air tersebut telah tercemar
oleh zat-zat pengotor, misalnya air seni atau yang lainnya, maka salah
satu dari ketiga sifat di atas telah berubah, maka air tersebut menjadi
najis berdasarkan konsensus. Jika airnya tercampur dengan sesuatu yang
tidak najis, maka air tersebut masih bisa digunakan untuk berwudhu jika
campurannya hanya sedikit.
g. Menggunakan Air yang Mubah
Jika air diperoleh dengan cara mencuri, maka tidak sah
berwudhu dengan air tersebut. Hal ini berdasarkan sabda Nabi
Muhammad SAW: “Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Baik. Dia tidak
menerima apapun kecuali kebaikan.” (HR.Muslim).
Dapat dipahami bahwa mencuri adalah perbuatan buruk dan
jelas larangannya. Oleh karena itu, air curian (yang merupakan barang
jelek) tidak sah untuk berwudhu.
h. Menghilangkan Sesuatu yang Menghalangi Sampainya Air ke Kulit.
Tidak sah wudhu seseorang yang memakai kutek atau yang
lainnya yang dapat menghalangi sampainya air ke kulit.

4
Ibid,. hlm.15.
6

2. Syarat Tayamum
Mazhab Syafi'i menyebut syarat secara umum tanpa membagi
menjadi syarat wajib dan syarat sah. Syarat tersebut ada delapan, yaitu:5
a. Adanya sebab, misalnya tidak menemukan air atau tidak mampu
menggunakannya.
b. Mengetahui masuknya waktu shalat, tidak sah tayamum yang dilakukan
sebelum masuknya waktu
c. Menghilangkan najis dari badan terlebih dahulu, jika najis tersebut tidak
dimaafkan. Tayamum yang dilakukan sebelum meng- hilangkan najis
hukumnya tidak sah.
d. Islam.
e. Tidak sedang mengalami haid.
f. Tidak sedang mengalami nifas.
g. Tidak adanya perkara yang menghalangi sampainya debu ke muka atau
tangan.
h. Telah mencari air.
C. Rukun dan Sunnah Wudhu dan Tayamum
Ada beberapa rukun dan sunnah dari wudhu dan tayamum yaitu:
1. Rukun dan Sunnah Wudhu
a. Rukun Wudhu
Rukun adalah bagian pokok dari suatu perbuatan. Apabila
kurang salah satu rukun saja, perbuatan tersebut tidak dianggap ada
(tidak sah). Rukun wudhu ada enam, yaitu sebagai berikut:6
1) Niat, yakni secara sadar menyengaja untuk wudhu.
2) Membasuh muka dari tumbuhnya rambut sebelah atas sampai ke
dagu, dari telinga kanan sampai telinga kiri.
3) Membasuh kedua tangan sampai siku.
4) Mengusap sebagian kepala, baik berambut maupun tidak berambut.

5
Asmaji Muchtar, Dialog Lintas Mazhab (Fiqih Ibadah & Muamalah), (Jakarta: Amzah,
2015), hlm. 107.
6
Ahmad Ahyar. Ahmad Najibullah, Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2021), hlm. 14.
7

5) Membasuh kedua kaki sampai mata kaki (mata kaki ikut dibasuh)
6) Tertib, yakni menunaikan wudhu sesuai dengan urutannya,
mendahulukan yang semestinya didahulukan, dan mengakhırkan
mana yang seharusnya diakhirkan.
b. Sunnah Wudhu
Sunnah wudhu adalah perkara-perkara yang dianjurkan untuk
dilakukan saat wudhu. Sunnah adalah perbuatan yang apabila dilakukan
mendapat pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak berdosa. Sunnah-
sunnah wudhu antara lain sebagai berikut.
1) Membaca basmalah ketika memulai wudhu.
2) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan
sebelum memulai wudhu.
3) Berkumur.
4) Memasukkan atau mengisap air ke dalam hidung (kemudian
dikeluarkan lagi)
5) Mengusap seluruh kepala
6) Mengusap dua daun telinga (luar dan dalam).
7) Membasuh tiap-tiap anggota wudhu sebanyak tiga kalı
8) Menyela-nyela jari kedua tangan dan jari kedua kaki
9) Mendahulukan anggota yang kanan dari anggota yang kiri
10) Wudhu dilakukan tanpa pertolongan orang lain, kecuali dalam
keadaan terpaksa (sakit)
11) Pembasuhan anggota wudhu dilakukan secara berturut-turut (tidak
menunggu keringnya satu anggota badan kemudian membasuh
anggota badan yang lain)
12) Berdoa sesudah wudhu
2. Rukun dan Sunnah Tayamum
a. Rukun Tayamum
Rukun-rukun tayamum adalah sebagai berikut:7

7
Dar Al-Ghad Al-Jadid Al-Mansura Mesir, Fikih Sunnah Wanita (Panduan Lengkap
Menjadi Muslimah Shalehah), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), hlm. 66.
8

1) Niat. Karena niat merupakan syarat dalam setiap ibadah.


2) Tanah atau debu yang suci. Karena kita tidak diperbolehkan bersuci
menggunakan najis atau dengan tanah yang najis, melainkan harus
mengusap Ash-Sha'id Ath-Thahir yang bisa berupa debu, tanah,
bebatuan, atau segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah
seperti dinding. Ada juga yang berpendapat, "Semua benda yang
keras, dengan syarat benda tersebut suci seperti kayu, besi, dan
alumunium. Dan sebaliknya.
3) Usapan pertama pada debu atau tanah yang suci. Orang yang
bertayamum haruslah mengusap debu dan tanah tersebut terlebih
dahulu sebelum mengusapkannya pada muka dan kedua tangannya.
4) Mengusap wajah dan kedua tangan sampai ke siku sebanyak satu
kali. Hal ini telah jelas sebagaimana yang disebutkan dalam ayat
tayamum.
b. Sunnah Tayamum
Adapun kesunahan-kesunahan tayamum dapat kita sebutkan
sebagai berikut:
1) Membaca basmalah sebagaimana dalam berwudhu.
2) Mendahulukan bagian tubuh yang kanan.
3) Mempergunakan siwak.
4) Meniup kedua tangan sebelum mengusapkannya ke muka dan kedua
tangan apabila banyak debu yang menempel pada kedua tangannya.
5) Berturut-turut.
6) Tertib.

D. Tata Cara Berwudhu dan Tayamum


Berikut tata cara untuk berwudhu dan tayamum yaitu:
1. Tata Cara Berwudhu
Adapun tata cara berwudhu sebagai berikut: 8

8
Amrin Ra'uf, Hafal Luar Kepala Tata Cara dan Bacaan Shalat Wajib serta Sunnah,
(Yogyakarta: Sabil, 2015), hlm. 10-11.
9

a. Wudhu' diwali dengan membaca "bismillaahir rahmaanir rahiim"


artinya "dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang."
b. Berkumur-kumur sambil membersihkan gigi sebanyak 3 kali.
c. Membasuh kedua lubang hidung sebanyak 3 kali.
d. Niat. Niat dilakukan bersamaan dengan membasuh muka 3x mulai dari
tumbuhnya rambut hingga bagian bawah dagu dan dari telinga kanan
sampai telinga kiri.. Bacaan niat wudhu adalah sebagai berikut:
Nawaitul wudhuua liraf'il hadatsil asghari fardal lillaahi taaalaa.
Artinya :"Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil fardhu
karena Allah Ta'ala."
e. Membasuh kedua tangan hingga siku 3x.
f. Mengusap sebagian rambut kepala 3x.
g. Menyapu kedua telinga dari bagian luar hingga bagian dalam 3x.
h. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki 3x.
i. Tertib. Artinya, fardhu-fardhu di atas harus dilaksanakan secara
berurutan.
j. Seusai wudhu, disunnahkan menghadap kiblat dan ber- doa kepada
Allah Swt. Berikut doa yang disunnahkan dibaca: asyhadu allaa ilaaha
illallaah wahdahuu laa syariika lahuu wa asyhadu anna muhammadan
'abduhuu wa rasuuluh. allaahummaj'alnii minat tawaabiina waj'alnii
minal mutathahhiriina waj'alnii min 'ibaadikash shaalihiin.
Artinya: "Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Tunggal, tiada
sekutu bagi-Nya. Dan, aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah
hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat
dan jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku orang dari
golongan hamba-hamba-Mu yang shalih"
2. Tata Cara Tayamum
Adapun Tata cara tayamum sebagai berikut: 9

9
Ibid,. hlm. 12.
10

a. Tayammum diawali dengan membaca "bismillaahir rahmaanir rahiim"


artinya "dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang."
b. Niat. Adapun bacaan niat, berikut ini: nawaitut tayammuma li
istibaahatish shalaati fardhal lillaahi ta'aalaa.
Artinya :"Saya niat bertayamum untuk dapat melaksanakan shalat,
fardhu karena Allah Ta'ala."
c. Letakkan kedua telapak tangan di atas debu suci yang sudah
dipersiapkan.
d. Usap seluruh muka dengan debu tersebut sebanyak 2 kali.
e. Letakkan kembali kedua telapak tangan di atas debu.
f. Usap kedua tangan hingga siku.
g. Bersihkan debu yang masih menempel pada anggota tubuh yang diusap.
h. Tertib (melaksanakan semua fardhu secara berurutan).

E. Hal-hal yang Di Perbolehkan Bertayamum


Berikut ini penjelasan tayamim dari segi sebab-sebab di perbolehkan
bertayamum yaitu:10
1. Tidak ada air, baik bagi orang yang sakit maupun orang yang sehat,
berpergian maupun mukim.
2. Ada Air, akan tetapi ada salah satu Udzur dari beberapa Udzur sebagai
berikut:
a. Sakit yang dikhawatirkan si penderita ini akan mengalami bahaya
apabila terkena air. Dalam kondisi seperti ini, orang tersebut
diperbolehkan bertayamum selama masih khawatir menggunakan air
meskipun dalam waktu yang lama.
b. Bepergian ataupun bermukim dan dekat air, akan tetapi orang tersebut
khawatir tertimpa musibah atau terkena bahaya jika pergi ke tempat air
tersebut. Orang semacam ini telah mendapatkan air, akan tetapi dia tidak

10
Dar Al-Ghad Al-Jadid Al-Mansura Mesir, Fikih Sunnah Wanita (Panduan Lengkap
Menjadi Muslimah Shalehah), (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009), hlm. 60-63.
11

dapat mencapainya kecuali setelah melewati sejumlah bahaya, seperti


apabila dekat air tersebut terdapat binatang buas atau hal-hal sejenis
lainnya, maka boleh baginya bertayamum.
c. Apabila ada air, akan tetapi air tersebut sangat di butuhkan untuk minum
dan sejenisnya.
d. Apabila ada air, akan tetapi orang tersebut khawatir kehilangan waktu
sholat.

F. Hal-hal yang dapat Membatalkan Wudhu


Adapun hal-hal yang dapat membatalkan wudhu sebagai berikut: 11
1. Keluarnya sesuatu dari dua jalan, misalnya kencing atau buang hajat,"
buang angin (kentut), madzi, wadi, dan mani. Hal-hal yang keluar melalui
dua jalan tersebut, menurut kesepakatan ulama dapat membatalkan wudhu,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibnu Qudamah. Sementara darah
istihadhah juga dapat membatalkan wudhu, demikian menurut pendapat
yang shahih. Dan itu pula yang menjadi pendapat umum para ulama."
2. Keluarnya najis dari sisa-sisa tubuh. Jika yang keluar itu berupa kencing
atau kotoran, maka hal itu membatalkan wudhu, sedikit maupun banyak.
Jika yang keluar selain kencing dan kotoran, seperti misalnya darah,
muntah, dan nanah dalam jumlah yang banyak, dan lain-lainnya, maka ada
yang berpendapat, hal itu dapat membatalkan wudhu jika dalam jumlah
yang banyak lagi najis."
3. Hilang kesadaran karena tidur atau yang lainnya. Mengenai hilang
kesadaran yang disebabkan oleh tidur, maka menurut pendapat yang shahih,
tidur lelap dapat membatalkan wudhu. Didasarkan pada hadits Shafwan bin
Asal Adapun yang lainnya, seperti misalnya hilang ingatan, pingsan,
mabuk, dan beberapa hal yang diakibat- kan oleh obat-obatan yang dapat
menghilangkan akal, maka semuanya itu dapat membatalkan wudhu, baik
sedikit maupun banyak.

11
Muhammad Iqbal, Panduan Bersuci (Bersih dan Suci sesuai Sunnah Rasulullah),
(Jakarta: Sanggar Sastra Pamarsudi Sastra Jawi, 2010), hlm. 87.
12

4. Menyentuh kemaluan dengan tangan, baik dengan telapak tangan maupun


punggung telapak tangan tanpa adanya pembatas. Hal itu didasarkan pada
hadits Jabir dan Basrah binti Shafwan bahwa Rasulullah bersabda:
‫س ذَ َك َرهُ فَلْيَ تَ َوضَّا‬
َّ ‫م ْن َم‬.
َ
Artinya: "Barang siapa menyentuh kemaluannya, hendaklah dia berwudhu."
5. Memakan daging unta.
6. Murtad dari Islam.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1. Pengertian wudhu menurut syar'i adalah penggunaan air pada beberapa
anggota badan secara khusus, meliputi bagian wajah, kedua tangan, dan
anggota-anggota wudhu yang lain dengan cara-cara tertentu. Sedangkan
menurut syara' adalah "bersuci dari hadats kecil atau besar dengan
mengusapkan tanah (debu) ke muka dan tangan sebagai pengganti air
karena alasan tertentu yang ditetapkan oleh syariat"
2. Syarat-syarat wudhu yaitu Islam, berakal, tamyiz (dewasa), niat, tasmiyah,
menggunakan air suci, menggunakan air mubah, dan menghilangkan
sesuatu yang menghalangi sampainya air ke kulit. Sedangkan syarat
tayamim yaitu adanya sebab seperti tidak menemukan air, mengetahui
masuknya waktu sholat, menghilangkan najis dari badan terlebih dahulu,
Islam, tidak sedang mengalami haid dan nifas, tidak adanya perkara yang
menghalangi sampainya dehu ke muka atau tangan, dan telah mencari air.
3. Rukun wudhu yaitu niat, membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai
siku, mengusap sebagian kepala, membasuh kedua kaki sampai mata kaki
dan tertib, kemudian Sunnah wudhu yaitu membaca basmalah, membasuh
kedua telapak tangan, berkumur, memasukkan atau mengisap air ke dalam
hidung kemudian di keluarkan, mengusap seluruh kepala, mengusap dua
daun telinga, membasuh tiap-tiap Anggita wudhu sebanyak 3 kali, menyela-
nyela jari kedua tangan dan jari kedua kaki, mendahulukan anggota yang
kanan, dilakukan tanpa pertolongan orang lain dan berdoa sesudah wudhu.
Sedangkan rukun tayamim yaitu Niat, tanah atau debu yang suci, usapan
pertama pada debu atau tanah yang suci, dan mengusap wajah dan kedua
tangan sampai siku sebanyak satu kali, kemudian Sunnah tayamum yaitu
membaca basmalah, mendahulukan bagian tubuh yang kanan,
mempergunakan siwak, meniup kedua tangan sebelum mengusapkannya
kemuka dan kedua tangan, berturut-turut, dan tertib.

13
14

4. Tata cara berwudhu yaitu membaca basmallah, berkumur-kumur,


membasuh kedua lubang hidung, niat yang dilakukan bersamaan dengan
membasuh muka, membasuh kedua tangan hingga siku, mengusap sebagian
rambut kepala, menyapu kedua telinga, membasuh kedua kaki, tertib dan
berdoa setelah wudhu.
5. Hal-hal yang di perbolehkan bertayamum yaitu, tidak ada air, dan ada air
akan tetapi ada salah satu Udzur dari beberapa Udzur.
6. Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu yaitu keluarnya sesuatu dari dua
jalan, keluarnya najis dari sisa-sisa tubuh, hilang kesadaran karena tidur atau
yang lainnya, dan menyentuh kemaluan dengan tangan.

B. Penutup
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah mencurahkan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang
terdapat didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
pemakalah harapkan demi kebaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Ahyar Ahmad, Najibullah Ahmad. 2021. Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas VII.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Al-Mahfani Khalilurrahman. 2008. Buku Pintar Shalat (Pedoman Shalat Lengkap
Menuju Shalat Khusyuk). Jakarta: PT Wahyu Media.
Dar Al-Ghad Al-Jadid Al-Mansura Mesir. 2009. Fikih Sunnah Wanita (Panduan
Lengkap Menjadi Muslimah Shalehah). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Iqbal Muhammad. 2010. Panduan Bersuci (Bersih Dan Suci Sesuai Sunnah
Rasulullah). Jakarta: Sanggar Sastra Pamarsudi Sastra Jawi.
Matheer Mukhsin. 2014. Rahasia Butiran Air Wudhu Menurut Al-Qur'an Dan As-
Sunnah. Jakarta: Lembar Langit Indonesia.
Muchtar Asmaji. 2015. Dialog Lintas Mazhab (Fiqih Ibadah & Muamalah).
Jakarta: Amzah.
Ra’uf Amrin. 2015. Hafal Luar Kepala Tata Cara Dan Bacaan Shalat Wajib Serta
Sunnah. Yogyakarta: Sabil.

15

Anda mungkin juga menyukai