TENTANG THAHARAH
DOSPEM : DENI WAHYUNI, S. Pd. I. MA
DI SUSUN OLEH :
1. VELISA MUTIARA RAMADANI (2301061052)
2. ZAHWA OKTAVIANA RAHMADHANA (2301061058)
3. AGIT SURYA MORA (2301062002)
4. DINI RHAMADANY (2301062015)
KELOMPOK 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kesulitan dalam
membuat makalah ini, namunn berkat penyertaan-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.
Makalah yang berjudul “THAHARAH” ini guna untuk memenuhi materi kuliah
Agama. Kami berharap makalah ini dapat bermamfaat kepada para pembacanya.
Makalah ini jauh dari kata Kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami berharap akan ada yang
mengembangkan makalah ini di masa yang akan datang.
08 Oktober 2023
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................II
DAFTAR ISI....................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................2
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH.................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. PENGERTIAN THAHARAH...............................................................................3
B. SYARAT WAJIB THAHARAH............................................................................4
C. SARANA MELAKUKAN THAHARAH.............................................................7
D. BENTUK THAHARAH........................................................................................9
E. PENGERTIAN HADAS DAN NAJIS................................................................13
F. FUNGSI TAZKIYAH DAN THAHARAH DALAM SHOLAT DAN
KEHIDUPAN SEHARI- HARI...........................................................................15
BAB 3 KESIMPULAN...................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Thaharah secara bahasa dan istilah?
2. Apa saja syarat wajib melakukan thaharah?
3. Apa saja sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah?
4. Apa saja macam-macam bentuk thaharah?
5. Apa pengertian hadas dan najis dan cara menyucikannya?
6. Bagaimana fungsi thaharah dan tazkiyah dalam kehidupan sehari-hari?
1
C. Tujuan Pembuatan Makalah
1. Sarana berbagi ilmu pengetahuan tentang islam khususmya
mengenai ilmu thaharah secara lebih jelas dan rinci.
2. Sarana dakwah karena saling mengingatkan pentingnya mempelajari
ilmu thaharah sebagai syarat suci dalam menjalankan ibadah kepada Allah
SWT.
3. Menyiarkan bahwa mempelajari ilmu thaharah itu adalah suatu keharusan dan
kebutuhan bagi umat islam, karena di dalamnya terdapat berbagai syar’i yang
wajib diketahui dan diamalkan oleh seorang muslim.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Thaharah
Taharah menurut bahasa berasal dari kata ورHH( طهThohur), artinya bersuci atau
bersih.
Menurut istilah adalah bersuci dari hadas, baik hadas besar maupun hadas kecil dan
bersuci dari najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang
terbawa di badan.
Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam kesempatan lain Nabi
SAW juga bersabda:
َو َتْح ِلْيُلَها الَّتْس ِلْيُم، َو َتْح ِرْيُمَها الَّتْك ِبْيُر، ِم ْفَتاُح الَّص اَل ِة َألََّطَهاَر ُة:قال عليه الصالة والسالم
“Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan
perhiasannya adalah salam.”
Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan
perempuan. Dalam hal ini banyak ayat Al qur`an dan hadist Nabi Muhammad saw,
menganjurkan agar kita senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batin.
Firman Allah Swt :
َو َيْس َأُلوَنَك َع ِن اْلَم ِح يِض ُقْل ُهَو َأًذ ى َفاْعَتِز ُلوا الِّنَس اَء ِفي اْلَم ِح يِض َو ال َتْقَر ُبوُهَّن َح َّتى َيْطُهْر َن َفِإَذ ا َتَطَّهْر َن َفْأُتوُهَّن
)٢٢٢( ِم ْن َح ْيُث َأَم َر ُك ُم ُهَّللا ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب الَّتَّواِبيَن َو ُيِح ُّب اْلُم َتَطِّهِر يَن
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai
orang-orang yang suci lagi bersih”. (QS Al Baqarh:222)
Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda.
2
Artinya : “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.”(HR.Muslim)
B. Syarat Wajib Thaharah
Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal
yang harus diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum melakukan
perintah Allah SWT. Syarat wajib tersebut ialah :
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ).
5. Tidak lupa
6. Tidak dipaksa
7. Berhenti darah haid dan nifas
8. Ada air atau debu tanah yang suci.
9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan.
C. Sarana Melakukan Thaharah
Firman Allah:
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َتْقَر ُبوا الَّصالَة َو َأْنُتْم ُس َك اَر ى َح َّتى َتْع َلُم وا َم ا َتُقوُلوَن َو ال ُج ُنًبا ِإال َعاِبِر ي َس ِبيٍل َح َّتى َتْغ َتِس ُلوا
َو ِإْن ُكْنُتْم َم ْر َض ى َأْو َع َلى َس َفٍر َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغاِئِط َأْو الَم ْس ُتُم الِّنَس اَء َفَلْم َتِج ُدوا َم اًء َفَتَيَّمُم وا َص ِع يًدا َطِّيًب ا
َفاْمَس ُحوا ِبُو ُجوِهُك ْم َو َأْيِد يُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع ُفًّو ا َغ ُفوًرا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu solat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri
masjid) sedang kamu dalam keadaan berjunub), terkecuali sekadar berlalu sahaja,
hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau dalam bermusafir atau kembali dari
tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. ”
(Surah Al-Nisa’, 4:43)
Berdasarkan firman Allah diatas dapat disimpulkan bahwa sarana yang dapat
digunakan untuk bersuci adalah sebagai berikut :
1. Air dapat digunakan untuk mandi, wudu, dan membersihkan benda-benda
yang terkena najis.
Sedangkan air untuk bersuci sendiri di bagi menjadi beberapa jenis
berdasarkan fungsinya, yaitu :
a. Air suci dan mensucikan
Adalah air yang dapat digunakan untuk bersuci, baik menghilangkan hadas
maupun najis, dan airnya tidak berubah warna maupun zatnya. Misal air
hujan, air sungai, air sumur, air laut, air salju, air embun dan air sumber lain
yang keluar dari mata air.
3
b. Air suci tetapi tidak mensucikan
Air ini halal diminum, tetapi tidak dapat mensucikan hadas dan najis.
Yang termasuk air suci tetapi tidak mensucikan adalah:
1) Air yang berubah salah satu sifatnya, seperti: air teh, air kopi, air susu,
dsb
2) Air yang kurang dari 2 kollah(jika persegi panjang maka ukurannya
adalah1 ¼ hasta/±216 liter)
3) Air buah-buahan, seperti: air kelapa, perasan anggur dsb
c. Air suci tetapi makhruh hukumnya
Yaitu air yang terjemur sinar matahari dalam wadah selain emas dan perak
d. Air mutanajis
Adalah air yang terkena najis. Apabila airnya kurang dari 2 kollah, terkena
najis, maka hukumnya menjadi najis. Akan tetapi jika airnya lebih dari 2
kollah, maka hukumnya tidak najis dan bisa digunakan untuk bersuci selama
tidak berubah warna, bau, maupun rasanya.
2. Tanah, boleh menyucikan jika tidak digunakan untuk sesuatu fardhu dan tidak
bercampur dengan sesuatu.
3. Debu, dapat digunakan untuk tayamum sebagai pengganti wudu atau mandi.
4. Batu bata, tisu atau benda atau benda yang dapat untuk menyerap bisa
digunakan untuk istinjak.
D. Bentuk Thaharah
Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah
taharah / suci dari najis dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci
menyucikan) dengan wudu, mandi, dan tayamun. Taharah batin adalah
membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat, seperti dengki, iri,
penipu, sombong, ujub, dan ria.
Sedangkan berdasarkan cara melakukan thaharah, ada beberapa macam bentuk
yaitu : wudhu, tayamum, mandi wajib dan istinjak
1. Wudhu
Wudu menurut bahasa berarti bersih. Menurut istilah syara’ berarti membasuh
anggota badan tertentu dengan air suci yang menyucikan (air mutlak) dengan tujuan
menghilangkan hadas kecil sesuai syarat dan rukunnya. Firman Allah SWT dalam
surat Al Maidah ayat 6.
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا ُقْم ُتْم ِإَلى الَّصالِة َفاْغ ِس ُلوا ُوُجوَهُك ْم َو َأْي ِدَيُك ْم ِإَلى اْلَم َر اِف ِق َو اْمَس ُحوا ِبُر ُء وِس ُك ْم َو َأْر ُج َلُك ْم ِإَلى
اْلَكْع َبْيِن َو ِإْن ُكْنُتْم ُج ُنًبا َفاَّطَّهُروا َوِإْن ُكْنُتْم َم ْر َض ى َأْو َع َلى َس َفٍر َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغاِئِط َأْو الَم ْس ُتُم الِّنَس اَء َفَلْم
َتِج ُدوا َم اًء َفَتَيَّمُم وا َصِع يًدا َطِّيًبا َفاْمَس ُحوا ِبُو ُجوِهُك ْم َو َأْيِد يُك ْم ِم ْن ُه َم ا ُيِر يُد ُهَّللا ِلَيْج َع َل َع َلْيُك ْم ِم ْن َح َر ٍج َو َلِكْن ُيِر يُد
)٦( ِلُيَطِّهَر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َتُه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan solat,
maka basuhlah mukamu, kedua tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan
basuhlah kakimu sampai mata kaki.”(QS Al maidah :6)
Syarat Wudu
4
Wudu seseorang dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagai berikut.
a.
Beragama Islam
b.
Sudah mumayiz
c.
Tidak berhadas besar dan kecil
d.
memakai air suci lagi mensucikan
e.
Tidak ada sesuatu yang menghalangi sampainya air ke anggota wudu,
seperti cat, getah dsb.
Rukun Wudu
Hal-hal yang wajib dikerjakan dalam wudu adalah sebagai berikut.
a. Niat berwudu di dalam hati bersamaan ketika membasuh muka. Lafal niat:
نويت الوضوء لرفعالحدث االصغر هلل تعالى
Artinya:”Saya berniat wudu untuk menghilangkan hadas kecil karena Allah
SWT.”
b. Membasuh seluruh muka
c. Membasuh kedua tangan sampai siku
d. Mengusap atau menyapu sebagian kepala.
e. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki, dan
f. Tertib (berurutan dari pertama sampai terakhir
Sunah Wudu
Untuk menambah pahala dan menyempurnakan wudu, perlu diperhatikan hal-hal
yang disunahkan dalam melakukan wudu, antara lain sebagai berikut.
a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak berwudu
b. Membaca ta’awuz dan basmalah
c. Berkumur-kumur bagi seseorang yang sedang tidak berpuasa
d. Membasuh dan membersihkan lubang hidung
e. Menyapu seluruh kepala
f. Membasuh sela-sela jari tangan dan kaki
g. Mendhulukan anggota wudu yang kanan dari yang kiri.
h. Membasuh anggota wudu tiga kali.
i. Mengusap kedua telinga bagian luar dan dalam
j. Membaca do’a sesudah wudu.
Do’a sesudah wudu.
اللهّم اجعلني من الّت ّوابين واجعلني. و اشهد اّن محّم دا عبده ورسوله.اشهد ان ال اٰل ه اّال هللا وحده ال شريك له
منالمتطّهرين
Artinya : “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang Maha Esa, yang
tida sekutu bagi-Nya, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya dan
utusan-Nya. Ya Allah jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang
bertobat, dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci.”
5
Hal yang membatalkan wudu
Wudu seseorang dikatakan batal apabila yang bersangkutan telah melakukan hal-hal
seperti berikut.
1. Keluar sesuatu dari kubul (kemaluan tempat keluarnya air seni) atau
dubur(anus), baik berupa angin maupun cairan(kentut,kencing, tinja,
darah, nanah, mazi, mani dan sebagainya) Firman Allah SWT dalam Al
Qur’an Surah An Nisa’:43.
َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغاِئِط
Artinya : “atau kembali dari tempat buang air ....” (QS.An-Nisa :43)
2. Bersentuhaan kulit laki-laki dan perempuan tanpa pembatas.
Firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah An Nisa :43.
َأْو الَم ْس ُتُم الِّنَس اَء
Artinya : “atau kamu telah menyentuh perempuan.”
3. Menyentuh kubul atau dubur dengan tapak tangan tanpa pembatas.
Sabda Nabi Muhammad SAW.
عن اّم حبيبه قالت سمعت رسول هللا صّلى هللا عليه و سّلم يقول من مّس فرجه فليتوّضاء (رواه
)ماجه وصصحه احمد
Artinya : “Dari Umi Habibah ia berkata saya telah mendengar
Rosulullah SAW bersabda :”Barang siapa menyentuh kemaluannya
hendaklah berwudu.”(HR Ibnu Majjah dan disahkan oleh Ahmad)
4. Tidur dengan nyenyak
5. Hilang akal.
2. Tayamum
Tayamum secara bahasa adalah berwudu dengan debu,(pasir, tanah) yang suci karena
tidak ada air atau adanya halangan memakai air.
Tayamum menurut istilah adalah menyapakan tanah atau debu yang suci ke muka
dan kedua tangan sampai siku dengan memenuhi syarat da rukunnya sebagai
pengganti dari wudu atau mandi wajib karena tidak adanya air atau dilarang
menggunakan air disebabkan sakit.
Firman Allah SWT dalam surat An Nisa ayat 43..
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َتْقَر ُبوا الَّصالَة َو َأْنُتْم ُس َك اَر ى َح َّتى َتْع َلُم وا َم ا َتُقوُلوَن َو ال ُج ُنًبا ِإال َعاِبِر ي َس ِبيٍل َح َّتى َتْغ َتِس ُلوا
َو ِإْن ُكْنُتْم َم ْر َض ى َأْو َع َلى َس َفٍر َأْو َج اَء َأَح ٌد ِم ْنُك ْم ِم َن اْلَغاِئِط َأْو الَم ْس ُتُم الِّنَس اَء َفَلْم َتِج ُدوا َم اًء َفَتَيَّمُم وا َص ِع يًدا َطِّيًب ا
)٤٣( َفاْمَس ُحوا ِبُو ُجوِهُك ْم َو َأْيِد يُك ْم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع ُفًّو ا َغ ُفوًرا
Artinya : “Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat
buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat
air, maka bertayammumlah kamu dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu
dan tanganmu sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS An
Nisa:43).
Syarat Tayamum
Syarat tayamum adalah sebagai berikut :
a. Ada sebab yang membolehkan mengganti wudu atau mandi wajib dengan
tayamum.
b. Sudah masuk waktu salat
c. Sudah berusaha mencari air tetapi tidak menemukan
6
d. Menghilangkan najis yang melekat di tubuh
e. Menggunakan tanah atau debu yang suci.
Rukun Tayamum
a. Niat
b. Mengusap debu ke muka
c. Mengusap debu ke tangan sampai siku
d. Tertib
Sunah Tayamum
Dalam melaksanakan tayamum, seseorang hendaknya memperhatikan sunah-sunah
tayamum sebagai berikut.
a. Membaca dua kalimah syahadat ketika hendak bertayamum
b. Membaca ta’awuz dan basmalah
c. Menepiskan debu yang ada di telapak tangan
d. Merenggangkan jari-jari tangan
e. Menghadap kiblat
f. Mendahulukan anggota tubuh yang kanan dari yang kiri
g. Membaca do’a (seperti do’a sesudah wudu)
7
Artinya : “.......dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS Al Maidah)
8
a. Hal-hal yang dilarang ketika buang air
- Dilarang menjawab suara adzan
- Dilarang menjawab salam
- Bila bersin hendaknya memuji Allah dalam hati saja, tidak boleh
menjawab dengan suara keras
- Dilarang mengucapkan kalimat-kalimat dzikir
- Dilarang sambil makan, minum dan sebagainya
Ayat dan hadist diatas menjelaskan bahwa bersuci untuk menghilangkan hadas dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu berwudu dan mandi.
b. Bermacam hadas dan cara mensucikannya
Menurut fiqih, hadas dibagi menjadi dua yaitu :
1) Hadas kecil
Hadas kecil adalah adanya sesuatu yag terjadi dan mengharuskan seseorang
berwudu apabila hendak melaksanakan salat. Contoh hadas kecil adalah sebagai
berikut :
Keluarnya sesuatu dari kubul atau dubur.
Tidur nyenyak dalam kondisi tidak duduk.
Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan tanpa pembatas.
9
Hilang akal karena sakit atau mabuk.
Hadas besar
2) Hadas besar adalah sesuatu yang keluar atau terjadi sehingga mewajibkan
mandi besar atau junub. Contoh-contoh terjadinya hadas besar adalah sebagai
berikut :
Bersetubuh (hubungan suami istri)
Keluar mani, baik karena mimpi maupun hal lain
Keluar darah haid
Nifas
Meninggal dunia
2. Najis
a. Pengertian Najis
Najis menurut bahasa adalah sesuatu yang kotor. Sedangkan menurut istilah
adalah sesuatu yang dipandang kotor atau menjijikkan yang harus disucikan,
karena menjadikan tidak sahnya melaksanakan suatu ibadah tertentu.
b. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya
Berdasarkan berat dan ringannya, najis dibagi menjadi tiga macam. Najis
tersebut adalah Mukhafafah, Najis Mutawasitah, dan Najis Muqalazah
Najis Mukhafafah
Najis mukhafafah adalah najis ringan. Yang tergolong najis mukhafafah yaitu
air kencing bayi laki-laki yang berumur tidak lebih dua tahun dan belum
makan apa-apa kecuali air susu ibunya.
Cara mensucikan najis mukhafafah cukup dengan mnegusapkan/
memercikkan air pada benda yang terkena najis.
Najis Mutawasitah
Najis mutawasitah adalah najis sedang. Termasuk najis mutawasitah antara
lain air kencing, darah, nanah, tina dan kotoran hewan. Najis mutawasitah
terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
Najis hukmiah adalah najis yang diyakini adanya, tetapi, zat, bau,
warna dan rasanya tidak nyata. Misalnya air kencing yang telah
mengering. Cara mensucikannya cukup dengan mengalirkan air pada
benda yang terkena najis tersebut.
Najis ainiyah adalah najis yang nyata zat, warna, rasa dan baunya.
Cara mensucikannya dengan menyirkan air hingga hilang zat, warna,
rasa dan baunya.
Najis Mugalazah
Najis mugalazah adalah najis berat, seperti najisnya anjing dan babi. Adapun
cara mensucikannya ialah dengan menyiramkan air suci yang mensucikan air
suci yang mensucikan (air mutlak) atau membasuh benda atau tempat yang
terkena najis sampai tujuh kali. Kali yang pertama dicampur dengan tanah
atau debu sehingga hilang zat, warna, rasa, dan baunya. Hal ini sesuai dengan
hadist Nabi Muhammad saw :
قال الّنبي صّلى هللا عليه وسّلم طهور اناء احدكم اذا ولغ فيه الكلب ان يغسله سبع مّرات اوال هّن بالّترا
)ب ( رواه مسلم
10
Artinya: “Nabi Muhammad saw bersabda: Sucinya tempat (perkakas) salah
seorang dari kamu apabila telah dijilat anjing, hendaklah mensuci benda
tersebut sampai tujuh kali, permulaan tujuh kali harus dengan tanah atau
debu.” (HR Muslim).
F. Fungsi Tazkiyah dan Thaharah dalam Sholat dan Kehidupan Sehari-
hari
Takziyah adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat untuk
mengunjungi kerabat dekat atau keluarganya yang tertimpa musibah kematian.
Berikut adalah beberapa fungsi takziyah:
Memberikan dukungan moral dan emosional kepada keluarga yang
ditinggalkan.
Menunjukkan rasa belasungkawa dan empati terhadap keluarga yang
berduka.
Mengingatkan manusia akan kematian dan kefanaan dunia.
Meningkatkan rasa solidaritas dan kebersamaan antar sesama.
Menjalin hubungan sosial dan kekeluargaan yang lebih erat.
Fungsi Thaharah
Adapun fungsi thaharah secara umum adalah sebagai berikut:
Mendapatkan cinta Allah Swt
Shalat tidak diterima jika tidak disertai dengan bersuci
Menyucikan diri dari kotoran berupa hadats dan najis
Sebagai syarat sahnya shalat dan ibadah seorang hamba
Untuk memelihara kesehatan jasmani
Dengan membersihkan badan dan benda yang lainnya dari najis atau kotoran, berarti
membersihkan diri dari gangguan bibit penyakit dan zat-zat berbahaya lainnya yang
merusak kesehatan tubuh, baik langsung maupun tidak
Meningkatkan kewibawaan dan harga diri seseorang sekaligus menghindarkan diri
dari kehinaan.
11
BAB 3
KESIMPULAN
Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat penghalang (kotoran)
yang timbul dari hadas dan najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-
benda yang terbawa di badan. Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat.
Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan.
Syarat wajib melakukan thaharah yang paling utama adalah beragama Islam dan
sudah akil baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah adalah air suci,
tanah, debu serta benda-benda lain yang diperbolehkan. Air digunakan untuk mandi
dan berwudhu, debu dan tanah digunakan untuk bertayamum jika tidak ditemukan
air, sedangkan benda lain seperti batu, kertas, tisur dapat digunakan untuk melakukan
istinja’.
Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat
sebagaimana yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana untuk
berkomunikasi dengan Allah Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari-hari
yaitu membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak
melaksanakan suatu ibadah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Moch. Anwar,Fiqih Islam Tarjamah Matan Taqrib,Bandung: PT Alma’arif, 1987.
Muhammad "awawi alawi,Fiqih Islam dan Tasawuf , Surabaya: Mutiara 'lmu,
Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syari’at Islam, (terj). Faisal Saleh, dkk, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2006), hal. 98.
http://habibana.abatasa.co.id/post/detail/26739/makalah-fiqih.html. Tanggal. 19 Juni
2013.
http://dik8874.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://jatiluhur.kec-rowokele.kebumenkab.go.id/index.php/web/artikel/4/97
13