Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

" THAHARAH "

Disampaikan Pada Diskusi Kelas Tadris Ipa Fisika B.

Dalam Mata Kuliah FIQIH IBADAH

Disusun oleh Anggota Kelompok 1:


Nama Anggota :
Yudha Michael Tampani (2114080035)
Nurshabrina ( 2114080037 )
Dosen Pembimbing :
Rudi Hartono, S.HI, M.A.

JURUSAN TADRIS IPA KONSENTRASI FISIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN


KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2022 / 2023

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat


Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya, dan Maha Suci Engkau yang telah memberi
kemudahan dalam menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah ‘FIQIH IBADAH’,
sehingga makalah yang berjudul “THAHARAH” dapat tersusun sampai selesai dengan baik.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan andil dalam
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi
agar makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh
karena itu, kami berharap adanya bimbingan berupa kritik dan saran yang membangun dari
pembaca dengan harapan penulis dapat menyempurnakan segala kesalahan dan kekurangan dari
makalah ini.

Padang,31Agustus2022.

Pemateri

DAFTAR ISI

2
(A) PENDAHULUAN .........................................................

(B) BERDASARKAN LATAR BELAKANG..........................

(C) PENGERTIAN THAHARAH.........................................

(D) SYARAT WAJIB THAHARAH......................................

(E) FUNGSI THAHARAH................................................

(F) MANFAAT THAHARAH...............................................

(G) TUJUAN THAHARAH MENURUT ULAMA....................

(H) KESIMPULAN.........................................................

(I) PENUTUPAN..........................................................

THAHARAH

A. Pendahuluan

Islam menganjurkan untuk selalu menjaga kebersihan badani selain rohani. Kebersihan badani
tercermin dengan bagaimana umat muslim selalu bersuci sebelum mereka melakukan ibadah
menghadap Allah SWT. Pada hakikatnya tujuan bersuci adalah agar umat muslim terhindari dari
kotoran atau debu yang menempel di badan sehingga secara sadar atau tidak sengaja membatalkan
rangkaian ibadah kita kepada Allah SWT

3
Namun, yang terjadi sekarang adalah, banyak umat muslim hanya tahu saja bahwa bersuci itu sebatas
membasuh badan dengan air tanpa mengamalkan rukun-rukun bersuci lainnya sesuai syariat Islam.
Bersuci atau istilah dalam istilah Islam yaitu “Thaharah” mempunyai makna yang luas tidak hanya
berwudhu saja.

Pengertian thaharah adalah mensucikan diri, pakaian, dan tempat sholat dari hadas dan najis
menurut syariat islam. Bersuci dari hadas dan najis adalah syarat syahnya seorang muslim dalam
mengerjakan ibadah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut sebenarnya banyak sekali manfaat
yang bisa kita ambil dari fungsi thaharah. Taharah sebagai bukti bahwa Islam amat mementingkan
kebersihan dan kesucian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis bermaksud untuk memaparkan penjelasan
lebih rinci tentang thaharah, menjelaskan bagaimana fungsi thaharah dalam menjalan ibadah kepada
Allah, serta menjelaskan manfaat thaharah yang dapat umat muslim peroleh. Dengan demikian umat
muslim akan lebih tahu makna bersuci dan mulai mengamalkannya untuk peningkatan kualitas
ibadah yang lebih baik.

_ Pengertian Thaharah

Thaharah menurut bahasa artinya “bersih” Sedangkan menurut istilah syara’ thaharah adalah
bersih dari hadas dan najis. Selain itu thaharah dapat juga diartikan mengerjakan pekerjaan
yang membolehkan shalat, berupa wudhu, mandi, tayamum dan menghilangkan najis.

Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Dalam kesempatan lain Nabi SAW juga
bersabda:
َ
َ ‫صاَل ِة َأل َّط َه‬
B. ‫ َو َت ْحلِ ْيلُ َها ال َّت ْسلِ ْي ُم‬،‫ َو َت ْح ِر ْي ُم َها ال َّت ْك ِب ْي ُر‬،ُ‫ارة‬ ُ ‫ ِم ْف َتا‬:‫قال عليه الصالة والسالم‬
َّ ‫ح ال‬
Artinya: “Nabi Bersabda: Kuncinya shalat adalah suci, penghormatannya adalah takbir dan
perhiasannya adalah salam.”

Hukum taharah ialah WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan. Dalam hal ini banyak
ayat Al qur`an dan hadist Nabi Muhammad saw, menganjurkan agar kita senantiasa menjaga
kebersihan lahir dan batin.

Firman Allah Swt :

ُ ‫ث َأ َم َر ُك ُم هَّللا‬
ُ ‫ِيض َوال َت ْق َر ُبوهُنَّ َح َّتى َي ْط ُه ْرنَ َفِإ َذا َت َط َّه ْرنَ َفْأ ُتوهُنَّ مِنْ َح ْي‬
ِ ‫سا َء فِي ا ْل َمح‬ ْ ‫ِيض قُلْ ه َُو َأ ًذى َف‬
َ ‫اع َت ِزلُوا ال ِّن‬ ِ ‫َو َي ْسَألُو َن َك َع ِن ا ْل َمح‬
)٢٢٢( َ‫ِب ا ْل ُم َت َط ِّه ِرين‬ ُّ ‫ِب ال َّت َّوابِينَ َو ُيح‬ُّ ‫ِإنَّ هَّللا َ ُيح‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan mencintai orang-orang yang
suci lagi bersih”. (QS Al Baqarh:222)

Selain ayat al qur`an tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda.

Artinya : “Kebersihan itu adalah sebagian dari iman.”(HR.Muslim)[2]

4
Syarat Wajib Thaharah

Setiap mukmin mempunyai syarat wajib untuk melakukan thaharah. Ada hal-hal yang harus
diperhatikan sebagai syarat sah-nya berthaharah sebelum melakukan perintah Allah SWT. Syarat
wajib tersebut ialah :

1. Islam

2. Berakal

3. Baligh

4. Masuk waktu ( Untuk mendirikan solat fardhu ).

5. Tidak lupa

6. Tidak dipaksa

7. Berhenti darah haid dan nifas

8. Ada air atau debu tanah yang suci.

9. Berdaya melakukannya mengikut kemampuan.

3. Bentuk Thaharah

Taharah terbagi menjadi dua bagian yaitu lahir dan batin. Taharah lahir adalah taharah/suci dari najis
dan hadas yang dapat hilang dicuci dengan air mutlak (suci menyucikan) dengan wudu, mandi, dan
tayamun. Taharah batin adalah membersihkan jiwa dari pengaruh-pengaruh dosa dan maksiat,
seperti dengki, iri, penipu, sombong, ujub, dan Ria.

4. Fungsi Thaharah. Dalam kehidupan sehari-hari, thaharah memiliki fungsi yaitu :

a) Membiasakan hidup bersih dan sehat

b) Membiasakan hidup yang selektif

c) Sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan Allah SWT melalui sholat

d) Sebagai sarana untuk menuju surga

e) Menjadikan kita dicintai oleh Allah SWT.

5. Manfaat Thaharah.

Untuk membersihkan badan, pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan
suatu ibadah.

5
a. Dengan bersih badan dan pakaiannya, seseorang tampak cerah dan enak dilihat oleh orang lain
karena Allah Swt, juga mencintai kesucian dan kebersihan.

b. Menunjukan seseorang memiliki iman yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari-harinya karena
kebersihan adalah sebagian dari iman.

c. Seseorang yang menjaga kebersihan, baik badan, pakaian, ataupun tempat tidak mudah terjangkit
penyakit.

d. Seseorang yang selalu menjaga kebersihan baik dirinya, rumahnya, maupun lingkungannya, maka
ia menunjukan cara hidup sehat dan disiplin.

.Empat Keadaan Air Dalam Thaharah

Para ulama telah membagi air ini menjadi beberapa keadaan, terkait dengan hukumnya untuk
digunakan untuk bersuci. Kebanyakan yang kita dapat di dalam kitab fiqh, mereka membaginya
menjadi 4 macam, yaitu :

Air Mutlaq

6. Air mutlaq adalah keadaan air yang belum mengalami proses apapun. Air itu masih asli, dalam
arti belum digunakan untuk bersuci, tidak tercampur benda suci atau pun benda najis. Air
mutlaq ini hukumnya suci dan sah untuk digunakan bersuci, yaitu untuk berwudhu’ dan
mandi janabah. Air yang suci itu banyak sekali, namun tidak semua air yang suci itu bisa
digunakan untuk mensucikan. Diantara air-air yang termasuk dalam kelompok suci dan
mensucikan ini antara lain adalah :
7. · Air Hujan
8. · Salju
9. · Embun
10. · Air Laut
11. · Air Zam-zam
12. · Air Sumur atau Mata Air
13. · Air Sungai
14. Air Musta’mal
15. Jenis yang kedua dari pembagian air adalah air yang telah digunakan untuk bersuci. Baik air
yang menetes dari sisa bekas wudhu’ di tubuh seseorang, atau sisa juga air bekas mandi
janabah. Air bekas dipakai bersuci bisa saja kemudian masuk lagi ke dalam penampungan.
Para ulama seringkali menyebut air jenis ini air musta'mal.
16. Kata musta'mal berasal dari dasar ista'mala - yasta'milu (‫ يستعمل‬- ‫ )استعمل‬yang bermakna
menggunakan. Maka air musta'mal maksudnya adalah air yang sudah digunakan untuk
melakukan thaharah, yaitu berwudhu atau mandi janabah.
17. Air musta’mal berbeda dengan air bekas mencuci tangan, atau membasuh muka atau bekas
digunakan untuk keperluan lain, selain untuk wudhu’ atau mandi janabah. Air sisa bekas cuci
tangan, cuci muka, cuci kaki atau sisa mandi biasa yang bukan mandi janabah, statusnya tetap

6
air mutlak yang bersifat suci dan mensucikan. Air itu tidak disebut sebagai air musta’mal,
karena bukan digunakan untuk wudhu atau mandi janabah. Perbedaan pendapat itu dipicu
dari perbedaan nash dari Rasulullah SAW yang kita terima dari Rasulullah SAW. Beberapa
nash hadits itu antara lain :
18. Artinya: Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Janganlah sekali-kali
seorang kamu mandi di air yang diam dalam keadaan junub. (HR. Muslim)
19. ”Janganlah sekali-kali seorang kamu kencing di air yang diam tidak mengalir, kemudian dia
mandi di dalam air itu”. Riwayat Muslim,”Mandi dari air itu”. Dalam riwayat Abu
Daud,”Janganlah mandi janabah di dalam air itu. (HR. Muslim)
20. Dari seseorang yang menjadi shahabat nabi SAW berkata,”Rasululllah SAW melarang seorang
wanita mandi janabah dengan air bekar mandi janabah laki-laki. Dan melarang laki-laki mandi
janabah dengan air bekas mandi janabah perempuan. Hendaklah mereka masing-masing
menciduk air. (HR. Abu Daud dan An-Nasa’i)
21. Dari Ibnu Abbas ra bahwa Nabi SAW pernah mandi dengan air bekas Maimunah ra. (HR.
Muslim)
22. Riwayat Ashhabussunan: ”Bahwasanya salah satu isteri Nabi telah mandi dalam satu ember
kemudian datang Nabi dan mandi dari padanya lalu berkata isterinya, ”saya tadi mandi
janabat, maka jawab Nabi SAW.: ”Sesungguhnya air tidak ikut berjanabat”.

C. Air Yang Tercampur dengan Barang Yang Najis. Jenis air yang ketiga adalah air yang tercampur
dengan barang suci atau barang yang bukan najis. Hukumnya tetap suci. Seperti air yang tercampur
dengan sabun, kapur barus, tepung dan lainnya. Selama nama air itu masih melekat padanya. Namun
bila air telah keluar dari karakternya sebagai air mutlak atau murni, air itu hukumnya suci namun
tidak mensucikan. Misalnya air dicampur dengan susu, meski air itu suci dan susu juga benda suci,
tetapi campuran antara air dan susu sudah menghilangkan sifat utama air murni menjadi larutan susu.
Air yang seperti ini tidak lagi bisa dikatakan air mutlak, sehingga secara hukum tidak sah kalau
digunakan untuk berwudhu' atau mandi janabah. Meski pun masih tetap suci.

d) Air Mutanajjis
Air mutanajjis artinya adalah air yang tercampur dengan barang atau benda yang najis. Air
yang tercampur dengan benda najis itu bisa memiliki dua kemungkinan hukum, bisa ikut
menjadi najis juga atau bisa juga sebaliknya yaitu ikut tidak menjadi najis. Keduanya
tergantung dari apakah air itu mengalami perubahan atau tidak, setelah tercampur benda
yang najis. Dan perubahan itu sangat erat kaitannya dengan perbandingan jumlah air dan
besarnya noda najis.
Pada air yang volumenya sedikit seperti air di dalam kolam kamar mandi, secara logika bila
kemasukan ke dalamnya bangkai anjing, kita akan mengatakan bahwa air itu menjadi
mutanajjis atau ikut menjadi najis juga. Karena air itu sudah tercemar dengan perbandingan
benda najis yang besar dan jumlah volume air yang kecil.Agar kita bisa menilai apakah air
yang ke dalamnya kemasukan benda najis itu ikut berubah menjadi najis atau tidak, maka
para ulama membuat indikator, yaitu rasa, warna atau aromanya.
- Berubah Rasa, Warna atau Aroma.

7
Bila berubah rasa, warna atau aromanya ketika sejumlah air terkena atau kemasukan barang
najis, maka hukum air itu iut menjadi najis juga. Hal ini disebutkan oleh Ibnul Munzir dan Ibnul
Mulaqqin.
- Tidak Berubah Rasa, Warna atau Aroma.
Sebaliknya bila ketiga krieteria di atas tidak berubah, maka hukum air itu suci dan
mensucikan. Baik air itu sedikit atau pun banyak.
Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat sebagaimana
yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan
Allah Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari-hari yaitu membersihkan badan,
pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah.

KESIMPULAN
Thaharah memiliki pengertian secara umum yaitu mengangkat penghalang (kotoran) yang
timbul dari hadas dan najis yang meliputi badan, pakaian, tempat, dan benda-benda yang
terbawa di badan. Taharah merupakan anak kunci dan syarat sah salat. Hukum taharah ialah
WAJIB di atas tiap-tiap mukallaf lelaki dan perempuan.
Syarat wajib melakukan thaharah yang paling utama adalah beragama Islam dan sudah akil
baligh. Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah adalah air suci, tanah, debu serta
benda-benda lain yang diperbolehkan. Air digunakan untuk mandi dan berwudhu, debu dan
tanah digunakan untuk bertayamum jika tidak ditemukan air, sedangkan benda lain seperti
batu, kertas, tisur dapat digunakan untuk melakukan istinja’.
Thaharah memiliki fungsi utama yaitu membiasakan hidup bersih dan sehat sebagaimana
yang diperintahkan agama. Thaharah juga merupakan sarana untuk berkomunikasi dengan
Allah Swt. Manfaat thaharah dalam kehidupan sehari-hari yaitu membersihkan badan,
pakaian, dan tempat dari hadas dan najis ketika hendak melaksanakan suatu ibadah.

8
PENUTUPAN

Demikianlah Makalah Kami ini, Kami Dari Kelompok 1 Jika ada Makalah
kami Ada Kekurangan Mohon di Maafkan, Makalah kami yang Berjudul
Tentang " THAHARAH " Kami Pemakalah berharap Supaya Makalah kami
ini Bermanfaat dan Berguna di Kehidupan sehari-hari dan Berguna di
Kehidupan Masyarakat.

SEKIAN TERIMA KASIH...

DAFTAR PUSTAKA

H. Moch. Anwar, Buku Fiqih Islam

Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi, Fiqih Islam dan Tasawuf.

Abbas, Abdullah. 2013. Fiqih Thaharah : Tata cara dan Hikmah Bersuci
dalam Islam, Penerbit Lentera Hati.

9
10
11
12

Anda mungkin juga menyukai