Anda di halaman 1dari 11

ISLAM DI SPANYOL DAN PENGARUHNYA TERHADAP RENAISANS DI EROPA

MAKALAH
Disampaikan pada diskusi kelas jurusan Tadris IPA F dalam mata kuliah S. Peradaban Islam

Oleh kelompok; 4

Meni Salfitri :2114080055

Yudha Michael Tampani :2114080035

Dosen Pembimbing:

Rosdialena,S.Sos.I,MA

JURUSAN TADRIS IPA KOSENTRASI FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI IMAM BOMJOL PADANG
2021

1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT , atas segala limpahan
serta rahmat dan karunia-NYA kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang bertemakan “Peradapan Islam Di Spanyol”.
Kami menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak , untuk didalam
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini .
Dan kami pun juga menyadari bahwa di dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna baik materi maupun penulisan nya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat menyelesaikannya . Kami dengan tangan terbuka menerima masukan atau saran
dan usul guna penyempurnaan makalah ini . Dan semoga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan teman-teman . Aamiin ya rabbal
‘alamin ………….

2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah berakhirnya periode klasik islam, ketika islam mulai memasuki
masa kemunduran, Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Kebangkitan itu
bukan saja terlihat dalam bidang politik dengan keberhasilan Erop mengalahkan
kerajaan-kerajaan islam dan bagi dunia lainnya, tetapi terutama dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, kemajuan dalam bidang ilmu dan
teknologi itulah yang mendukung keberhasilan politiknya.
Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak bisa dipisahkan dari pemerintahan
islam di Spanyol. Dari Islam Spanyol di Eropa banyak menimba ilmu. Pada
periode klasik, ketika Islam mencapai keemasannya, Spanyol merupakan pusat
peradaban islam yang sangat penting, menyayang Baghdad di Timur. Ketika itu,
orang-orang Eropa Kristen banyak belajar di perguruan-perguruan tinggi Islam di
sana. Islam menjadi “guru” bagi orang Eropa. Karena itu, kehadiran Islam di
Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

B. Rumusan Masalah
Pokok bahasan dalam makalah yang berjudul “Peradapan IslamDi Spanyol“,
penulis membagi bahasan yang akan menjadi rumusan masalah yaitu sebagai
berikut :
1. Bagaimana masuknya islam di spanyol ?
2. Bagaimana perkembangan islam di spanyol ?
3. Bagaimana kemajuan peradapan islam di spanyol ?
4. Bagaimana kemunduran dan kehancuran peradapan islam di
spanyol ?

C. Tujuan
tujuan dari makalah yang berjudul “Peradapan Islam di Spanyol” ini
diharapkan anda mampu :
1. Mengetahui masuknya islam di spanyol
2. Mengetahui perkembangan islam di spanyol
3. mengetahui kemajuan peradapan islam di spanyol
4. Mengetahui kemunduran dan kehancuran peradapan islam di
spanyol

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. MASUKNYA ISLAM KE SPANYOL


Spanyol diduduki umat Islam pada zaman Khalifah Al-Walid (705-715),
salah seorang khalifah dari Bani Umayah yang berpusat di Damaskus. Sebelum
penakluk Spanyol, umat islam telah menguasai Afrika membuka jalan untuk
penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Untuk itu, Musa ibn Nushair perlu
melibatkan diri dalam gelanggang pertempuran dengan maksud membantu
perjuangan Thariq. Dengan suatu pasukan yang besar, ia berangkat menyebrangi
selat itu dan satu per satu kota yang dilewatinya dapat ditaklukannya. Setelah
Musa berhasil menaklukan Sidonia, Karmona, Seville, dan Merida serta
mengalahkan penguasa kerajaan Gothic, Theodomir di Orihuela, ia bergabung
dengan Thariq di Toledo. Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh kota
penting di Spanyol, termaksud bagian utaranya, mulai dari Saragosa sampai
Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa
pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdul Azis tahun 99 H/717 M. Kali ini, sasaran
ditujukan untuk menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis
Selatan. Pimpinan pasukan dipercayakan kepada Al-Samah, tetapi usahanya itu
gagal dan ia sendiri terbunuh pada tahun 102 H. Selanjutnya, pimpinan pasukan
diserahkan kepada Abd Al-Rahman ibn Abdullah Al-Ghafiqi. Dengan
pasukannya, ia menyerang kota Bordesu, Poiter, dan dari sini ia mencoba
menyerang kota Tours. Akan tetapi, di antara kota Poiter dan Tours itu ia ditahan
oleh Charles Martel, sehingga penyerangan ke Prancis ggal dan tentara yang
dipimpinnya mundur kembali ke Spanyol.
Sesudah itu, masih juga terdapat penyerangan-penyerangan seperti ke
Avirignon tahun 734 M, ke Lyon tahun 743 M, dan pulau-pulau yang terdapat di
Laut Tengah. Majorca, Corsia, Sardina, Creta, Rhodes, Cyprus, dan sebagian dari
Sicilia juga jatuh ke tangan Islam di zaman Bani Umayah. Gelombang kedua
terbesar dari penyerbuan kaum Muslimin yang geraknya dimulai pada permulaan
abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan menyebar jauh
menjangkau Prancis Tengah dan bagian-bagian penting dari Italia.
Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak begitu
mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal
yang menguntungkan.
Yang dimaksud faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di
dalam negri Spanyol sendiri. Pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-orang
Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negri itu berada dlam keadaan
menyedihkan. Secara politik, wilayah Spanyol terkoya-koya dan terbagi-bagi
kedalam beberapa negri kecil. Bersamaan dengan itu, penguasa Gothic bersikap
tidak toleran terhadap aliran agama yang dianut oleh penguasa, yaitu aliran

4
Monofisit, apalagi terhadap penganutagama lain, yaitu Yahudi. Penganut agama
Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis
menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia di siksa dan dibunuh secara bruntal.
Rakyat dibagi-bagi kedalam sistem kelas, sehingga, keadaanya diliputi oleh
kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Didalam situasi seperti
itu, kaum tertindas menanti kedatangan juru pembebas dan juru pembebasnya
mereka temukan dari orang islam. Berkenaan dengan itu, Ameer Ali, seperti
dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika (Timur dan Barat) menikmati
kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan
tetangganya di jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah
kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic. Di sisi lain, kerajaan berada dalam
kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan
yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan
dan pembrontakan. Perpecahan dalam negri Spanyol ini banyak membantu
keberhasilan campur tangan Islam di tahun 711 M. Perpecahan itu amat banyak
coraknya dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.
Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ketika
Ialam masuk ke Spayol, ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Padahal,
sewaktu Spanyol berada dibawah pemerintahaan Romawi, berkat kesuburan
tanahnya, pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri, dan
perdagangan karena didukung oleh sarana transpormasi yang baik. Akan tetapi,
setelah Spanyol berada bibawah kekuasaan kerajaan Gothic, perekonomian
lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan
terlantar tanpa di garap, beberapa pabrik di tutup, dan antara satu daerah dan
daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan.
Buruknya kondisi sosial, ekonomi, dan keagamaan tersebut disebabkan
oleh keadaan politik yang kacau. Kondisi terburuk terjadi pada masa
pemerintahan Raja Roderick,Raja Goth terakhir yang dikalahkan islam.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang
terdapat dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan, dan para prajurit islam
yang terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin
adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentara kompak,bersatu, dan penuh percaya diri.
Merekapun cukup berani dan tabah dalam menghadapi setiap persoalan,yang tak
kalah pentingnya adalah ajaran islam yang ditunjukan oleh tentara islam, yaitu
toleransi, persaudaraan, yang terdapat dalam pribadi kaum muslimin itu
menyebabkan penduduk Spanyol menyabut kehadiran islam di sana.
B. PERKEMBANGAN ISLAM DI SPANYOL
Sejak pertama kali islam menginjakan kaki di tanah Spanyol hingga
jatuhnya kerajaan islam terakhir di sana, islam memainkan peran yang sangat
besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang
di lalui umat islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi empat periode, yaitu:
1. Periode Pertama (711-755 M)

5
Pada periode ini, Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang di
angkat oleh Khalifah Bni Umayah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini
stabilitas politik negri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-
gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari
dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa, terutama akibat
perbedaan etnis dan golongan. Selain itu, terdapat perbedaan pandangan antara
khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan.
Masing-masing mengaku bahwa, merekalah yang paling berhak menguasai
daerah Spanyol ini. Oleh karena itu terjadi dua puluh kali pergantian wali
(gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandangan
politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara.
Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh islam di Spanyol yang
bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah
tunduk kepada pemerintahan islam. Gerakan ini terus memperkuat diri setelah
berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir islam dari
bumi Spanyol.
Karena sering terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh
dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan
pembangunan dibidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan
datangnya Abd Al-Rahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138H/755M.
2. Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang
bergelar amir (panggilan) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam
yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama
adalah Abdurrahman I, yang memasuki Spanyol tahun 138H/755 M dan diberi
gelar Al-Dakhil. Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari
kerajaan Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukan Bani Umayyah
di Damaskus. Selanjutnya, ia berhasil mendirikan dinasti Bani Umayyah.
Pada periode ini, umat islam Spanyol mulai memproleh kemajuan-
kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban.
3. Periode Ketiga (912-1013 M)
ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd Al-Rahman III yang bergelar
“An-Nasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan
Muluk al-Thawaif. Pada periode ini, Spanyol diperintahkan oleh penguasa dengan
gelar khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai
kepada Abdurrahman III, bahwal Al-Muktadir, Khalifah daulat Bani Abbas di
Baghdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri.
Pada periode ini umat islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan
kejayaan, menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Adb Al-Rahman Al-
Nashir mendirikan Universitas Cordava. Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan
ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada masa
ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran.
6
4. Periode Keempat (1013-1086 M)
Pada periode ini, Spanyol terpecah lebih dari tiga negara kecil di
bawah pemerintahaan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif yang
berpusat di suatu kota seperti Sevillean, Cordova, Toledo, dan sebagainya.
Yang terbesar di antaranya adalah abbadiyah di Seville. Pada periode ini umat
Islam spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau
terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu meminta
bantuan raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa
keadaan politik islam itu, untuk pertama kalinya, orang-orang Kristen pada
priode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik
tidak stabil,namun kehidupan intlektual terus berkembang pada periode ini.
Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari satu istana ke istana lain.
5. Periode Kelima (1086-1248 M)
periode ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa
negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti
Murabithun (1086-1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti
Murabithun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh
Yusuf ibn Tasyfin di Amerika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan
sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Pada tahun 1143 M, kekuasaan
dinasti ini berakhir, baik di Amerika Utara maupun di Spanyol dan digantikan
oleh dinasti Muwahhidun. Pada masa dinasti Muwahhidun, Saragossa jatuh ke
tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Kekuasaan Spanyol berada di bawah
penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian, umat islam tidak mampu
bertahan dari serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh
ke tangan penguasa Kristen dan Seville jatuh tahun 1248 M. Seluruh sepanyol
kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6. Periode Keenam (1248-1492 M)
Pada periode ini, islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah
dinasti Bani Ahmar (1232-1492). Peradaban kembali mengalami kemajuan
seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi secara politik dinasti ini
hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan islam yang merupakan
pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir, karena perselisihan orang-orang istan
dalam merebutkan kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang
kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya
menjadi raja. Dia membrontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam
pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibn Sa’ad.
Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan Isabella untuk
menjatuhkannya. Dua penguasa keristen ini dapat mengalahkan penguasa yang
sah dan Abu Abdullah naik tahta.
Tentu saja, Ferdenand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan
kristen melalui perkawinan. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-
serangan orang kristen tersebut dan akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan
7
kekuasaan kepada Ferdenand dan Isabella kemudian hijrah ke afrika utara.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat
islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan,masuk Kristen atau pergi dari
Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh di katakan tidak ada lagi umat islam di
daerah ini.
C. KEMAJUAN PERADABAN
Dalam masa lebih dari tujuh abad, kekuasaan islam di Spanyol, umat
islam telah sampai ke jayaan di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh ,
bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia kepada kemajuan
yang lebih kompleks.
1. Kemajuan intlektual
Spanyol adalah negri yang subur, kesuburan itu juga mendatangkan
penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan
pemikir, yakni dalam bidang sebagai berikut :
a. Filsafat
b. Sains
c. Fiqih
d. Musik dan kesenian
e. Bahasa dan Sastra

2. Kemegahan Pembangunan Fisik


Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam
sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang
pertanian demikian juga. Sistem irigsi baru diperkenalkan kepada masyarakat
Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya.
Disamping pertanian dan perdagangan , juga merupakan tulang punggung
ekonomi Spanyol di antaranya adalah tekstil, kayu,kulit,logam,dan barang-barang
industri terbaik
Namun demikian pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol
adalah pembangunan gedung-gedung, istana, masjid, permukiman, dan lain-lain.
Diantara pembangunan yang megah dalah masjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana
Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmum, masjid Seville,dan
istana Al-Hamra di Granada
a. Cordova
Cordova adalah ibu kota spanyol sebelum islam, yang kemudian diambil oleh
Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini di bangun dan di perindah
b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat islam di Spanyol. Di sana
berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam.
8
3. Faktor-faktor pendukung kemajuan
Spanyol islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa
yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat
islam seprti Abdd Al-Rahman Al-Dakhil,Abd Al-Rahman Al-Wasith dan Abd Al-
Rahman Al-Nashir.
D. PENYEBAB KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN
1. Konflik islam dengan Kristen
Para penguasa muslim tidak melakukan islamisasi secara sempurna.
Meraka hanya puas hanaya menagih upeti dari kerajaan-kerajaan Kristen
taklukannya , dan memebiarkan mereka mempertahankan hukum dan adat
mereka , termasuk posisi hirarki tradisional , asal tidak ada perlawanan
bersenjata. Sehingga menyebabkan kehidupan Negara islam di spanyol tidak
pernah berhent dari pertentangan antara islam dan Kristen. Dan akhirnya pada
abad-11 M umat Kristen mengalami kemajuan yang sangat pesat, sementara
umat islam sedang mengalami kemunduran.

2. Tidak adanya ideologi pemersatu


Kalau tempat-tempat lain, para mukalaf diperlakukan sebagai orang islam
yang sederajat , di spanyol , sebagaimana politik yang dijalankan oleh Bani
Ummayah di Damaskus, orang-orang arab tidak pernah menerima orang-orang
pribumi. Hal itu berlangsung sampai abad-10 M . Mereka selalu merendahkan
orang-orang pribumi dengan ungkapan yang dinilai tidak pantas. Akibatnya,
kelompok non-arab yang ada sering merusak perdamaian dan mengadu
domba. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi yang dapat memberi
makna persatuan.

3. Kesulitan ekonomi
Di paruh kedua masa islam di spanyol, para penguasa membangun kota dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dengan sangat serius, sehingga mereka
lalai akan membina perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang
amat memberatkan dan mempengaruhi kondisi politik serta militer.

4. Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan


Hal ini menyebabkan perebutan kekuasaan ahli waris. Bahkan , karena
inilah kekuasaan bani ummayah runtuh dan Mulk Al-Tawif muncul. Granada
yang menjadi pusat kekuasaan islam terakhir di spanyol jatuh ketangan
Ferdinand dan Isabela, diantaranya juga disebabkan karena ini .

5. Keterpencilan
Spanyol islam bagaikan terpencil dari dunia islam yang lain. Ia selalu
berjuang sendirian , tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara.
Dengan demikian, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung
kebangkitan Kristen disana.

9
BAB III
PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Kemajuan eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang
budi kepada khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode
klasik. Memnag banyak saluran bagaimana peradapan islam mempengaruhi eropa,
seperti sicilia dan perang salib, tetapi saluran yang terpenting adalah Spanyol
Islam.

Spanyol adalah tempat yang paling utama bagi eropa menyerap peradapan
islam, baik dalam bentuk hubungan politik ,social, maupun perekonomian, dan
peradapan antar Negara. Orang-orang eropa menyaksikan kenyataan bahwa
spanyol berada dibawah kekuasaan islam jauh meninggalkan Negara-negara
tetangganya eropa, terutama dalam bidang pemikiran dan sains disamping
bangunan fisik.

Walaupun islam akhirnya terusir dari negeri spanyol dengan cara yang sangat
kejam , tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di eropa. Gerakan-
gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan yunani klasik (renaissance)
pada abad ke-14 Masehi , rasionalisme pada abad ke-14 M , dan pencerahan pada
abad ke-18 M .

10
DAFTAR PUSTAKA

1. Nasution, Harun. 1985. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta : UI Press
2. Spuler, bertold. 1960. The Muslim Word : A Historical Survey.Leiden: EJ Brill
3. W.Arnold, Thomas. 1983. Sejarah Dakwah Islam. Jakarta: Wijaya
4. Mahmudunnasir , Syed. 1981. Islam Its Concept & History. New Delhi: Kitab
Bhavan
5. Wassenstein, David. 1985. Politics and sociality in Islamic spain. New Jersey:
Prinseton University Press
6. Zaidan, jurji. Tanpa tahun. Tarikh al-tamaddun al-islami, juz III. Kairo: Dar Al-
Hilal
7. Fakhri, Majid. 1986. Sejarah Filsafat Islam. Jakarta: Pustaka Jaya

11

Anda mungkin juga menyukai