i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat,karunia, serta hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
“TasawuF sebagai mefia mewujudkan masyarakat yang sehat, aman,
makmur, sejahtera dan bahagia” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dosen Nawir Radjaming,
S.Ag.,S.Pd.I.,M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Jeneponto,21 Oktober 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
BAB III.............................................................................................................................8
PENUTUP.........................................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9
https://alkhilafahmuslim.wordpress.com/2013/04/26/agama-dan-rasa-aman/............9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern ini,banyak pro dan kontra terhadap tasawuf yang lahir
sebagai gerakan pemikiran dan praktik kehidupan umat islam. Karena meski
tasawuf itu mempunyai dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan Hadits,tetapi dalam
perkembanganya tasawuf mendapat pengaruh dari luar Islam sehingga ada
diantara ajaran tasawuf dianggap tidak sesuai dengan Islam. Untuk menghindari
kecenderungan yang menyimpang ini, maka tasawuf harus dikembalikan kepada
Al-Qur’an dan Hadits.
Selain tasawuf merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka
tasawuf juga berpengaruh dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, aman,
makmur, sejahtera,dan bahagia maka dari itulah tasawuf sangat besar manfaatnya
bagi kehidupan manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masyarakat sehat, aman, makmur, sejahtera, bahagia?
2. Bagaimana pengaruh masyarakat sehat, aman, makmur, sejahtera, bahagia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Kemangi, dapat memperkuat jantung
5. Wortel, dapat memperlancar menstruasi
6. Kopi, dapat menyembuhkan desentri
7. Jeruk, baik untuk jantung dan kulit
8. Madu, dapat menyembuhkan diare
9. Bayam, dapat melembutkan usus besar
10. Jahe, dapat meperbaiki pencernaan, dll. [1]
“Siapa di antara kamu yang telah merasa aman hatinya, sehat badannya
dan memiliki makanan sehari-harinya maka ia bagaikan telah dianugerahi
dunia.” (HR. at-Tirmidzi)
Sedemikian berharga rasa aman bagi manusia, sampai-sampai balasan di
dunia yang dijanjikan Allah kepada mereka yang menyambut ajakan-Nya
antara lain adalah rasa aman itu. Allah berfirman:
“Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik”. (QS. an-Nur [24]:55)[2]
3
c. Pengrtian Masyarakat Makmur
Masyarakat yang makmur ialah masyarakat yang sejahtera, mampu, dan
kaya. Dalam konteks negara, kemakmuran ialah keadaan berkecukupan
yang meliputi kehidupan seluruh rakyatnya. Keadilan Islam lebih tinggi
daripada keadilan formal hukum mana pun yang dibuat manusia.
Hidup sehat merupakan salah satu syarat untuk hidup bahagia. Orang yang
tidak sehat mungkin sekali tidak bahagia. Selain itu, rasa bahagia muncul dari
dalam diri sendiri berupa sikap hidup, bukan dari luar seperti kekayaan,
kekuasaan, popularitas, dan sebagainya. Sikap hidup itu adalah merasa cukup
4
dan mensyukuri apa yang di peroleh, bersabar dan senang dengan
kehidupannya meski kurang beruntung. Optimistis dan mencintai
kehidupannya.
Selain makanan dan minuman, ibadah seperti sholat, puasa,dan dzikir juga
ikut berpengaruh positif terhadap kesehatan. Umat islam wajib mengerjakan
sholat selain untuk beribadah kepada Allah juga pada setiap gerakanya
memberikan dampak positif bagi kesehatan.
ajaran Islam yang pokok (Rukun Islam), seperti mengucapkan dua kalimat
syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji, sangat berkaitan dengan kesejahteraan
5
sosial. Orang yang mengucapkan dua kalimah syahadat adalah orang yang
menegaskan komitmen bahwa hidupnya hanya akan berpegang pada
pentunjuk Allah dan Rasul-Nya. Karena, tidak mungkin orang mau
menciptakan ketenangan jika tidak ada komitmen iman dalam hatinya.
Demikian pula ibadah shalat (khususnya yang dilakukan secara berjama’ah),
juga mengandung maksud agar mau memperhatikan nasib orang lain. Ucapan
salam pada urutan terakhir rangkain shalat berupaya mewujudkan kedamaian.
Tasawuf memiliki ajaran untuk hidup bahagia, yaitu sikap- sikap sufistik.
Seperti qana’ah, syukur, sabar, ridha, raja’, dan mahabbah.
Syukur berarti berterima kasih kepada Allah atas nikmat yang di beri
kepada manusia. Syukur dapat di lakukan dalam hati, lisan, dan badan. Syukur
dengan hati ialah selalu ingat kepada Allah. Syukur dengan lisan berarti
mengucapkan takhmid dan syukur dengan badan ialah mentaati ajaran Allah,
yaitu menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA.
Sabar berarti menahan. Maksudnya menahan diri dari keluh kesah ketika
menjalankan ajaran Allah dan sewaktu mendapat musibah. Kesabaran ada
beberapa macam:
6
a. Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, memelihara terus
menerus, menjaganya dengan ikhlas, dan memperbaikinya dengan
pengetahuan
Ridha berarti senang, maksudnya senang menjadikan Allah sebagai tuhan, senang
kepada ajaran dan takdirnya. Ridha ada 3 macam:
c. Ridha kepada takdir Allah baik dalam keadaan senang maupun sengsara
Raja’ berarti harapan atau optimism yaitu mengharapkan rahmat Allah, optimism
ada 2 tingkat. Tingkat yang paling tinggi adalah harapan para sufi untuk mendekat
dan bertemu kepada Allah, sedangkan yang paling rendah adalah harapan orang
awam yang mengharapkan kesejahteraan di dunia dan keselamatan di akhirat.
Sikap sufistik yang membawa hidup menjadi bahagia adalah mahabah. Mahabah
berarti cinta,yaitu mencintai Allah untuk mendekatkan diri kepadaNya. Selain itu
ada cinta kepada diri sendiri, cinta kepada orang tua yang didalamnya orang
mengetahui kesadarannya tentang sejauh mana keharusan untuk berbuat baik
kepada mereka berdua, sehingga tuhan ridha kepadanya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari Bahasa
Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, dalam bahasa indonesia
masyarakat berarti sekumpulan manusia yang berinteraksi dalam suatu
hubungan sosial. Dalam kehidupan bermasyarakat tasawuf berpengaruh
untuk mewujudkan masyarakat yang sehat(jasmani dan rohani), aman(sesuatu
yang mutlak dibutuhkan),makmur, sejahtera (selamat, sentosa, aman, dan
damai) dan bahagia dengan sikap-sikap sufistik, seperti qana’ah, syukur,
sabar, ridha, raja’ dan mahabah. Orang yang mengamalkan tasawuf dengan
benar akan hidup bahagia.
8
DAFTAR PUSTAKA