I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Menyinggung soal perkembangan sistem pendidikan islam di Indonesia
tidak dapat dilepaskan dari Sejarah pertumbuhan dan perkembangan dan
perkembangan umat islam di bumi Nusantara ini. Sejak Islam masuk ke
Indonesia pada abad VII M. dan berkembang pesat sejak abad VIII M. dengan
munculnya sejumlah Kerajaan islam, maka pendidikan islam juga mengalami
perkembangan seiring dengan dinamika perkembangan islam tersebut. Di mana
saja di Nusantara ini terdapat komunitas umat islam, maka disana terdapat
aktivitas pendidikan islam. Sistem pendidikan islam Ketika itu dilaksanakan
sesuai dengan situasi dan kondisi lokal dimana kegiatan pendidikan itu
dilaksanakan.
Pendidikan Islam di Indonesia pada masa-masa awal Mengambil bentuk
pengajian dasar di rumah-rumah, di langgar dan masjid yang diberikan secara
individual. Waktu Belajar Biasanya diberikan pada waktu petang atau malam
hari, sehingga pelaksanaan pendidikan agama tidak menggangu pekerjaaan
Sahari Hari. Tempat-tempat pendidikan seperti itulah yang merupakan embrio
terbentuknya sistem pendidikan pondok pesantren dan pendidikan islam formal
yang berbentuk madrasah atau sekolah-sekolah yang berdasarkan keagamaan.
Sejalan dengan perubahan zaman dan pergeseran kekuasaan di Indonesia,
maka sistem pendidikan islam mengalami perubahaan. Sistem pendidikan yang
pada awalnya dilaksanakan di surau, langar, masjid atau yang semacamnya
dipandang tidak memadai lagi sehingga perlu diperbaharui dan disempurnakan.
Realisasi dari keinginan ini diperkuat dengan adanya kenyataan bahwa
penyelenggaran pendidikan menurut sistem sekolah seperti sistem barat akan
memberikan hasil yang lebih baik. Justru itulah mulai diadakan usaha-usaha
untuk menyempurnakan sistem pendidikan islam yang ada. Pendidikan islam di
surau langar, masjid atau tempat lain, disempurnakan menjadi pondok
pesantren, madrasah atau Lembaga pendidikan yang berdasarkan keagamaan.
Memasuki abad XX gagasan tentang pembaharuan pendidikan islam
semakin meluas. Dengan kata lain, modernism pendidikan islam tidak bisa
dipisahkan dengan kebangkitan gagasan dan program modernism islam. Sejalan
dengan itu, sejumlah organisasi kemasyarakatan melakukan pembaruan
pendidikan islam yang dilatarbelakangi oleh dua kecenderungan pokok yaitu:
Pertama, adopsi sistem dan Lembaga pendidikan modern secara hampir
menyeluruh. Kedua, titik tolak modernism pendidika islam adalah sistem dan
kelembagaan pendidikan modern (Belanda), bukan sistem lembaga pendidika
islam tradisional. Dengan adanya pemikiran pengembangan sistem pendidikan
islam, maka dengan sendirinya perkembangan sistem kelembagaan pendidikan
islam mengalami kemajuan pesat.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dikemukakan permasalahan
sebagai acuan pembahasan selanjutnya sebagai berikut:
1. Bagaimana Perkembangan Sistem Pesantren dan Madrasah di Indonesia
2. Bagaimana Perkembangan organisasi Pendidikan dan Siapa Tokoh-tokohnya
II. Pembahasan
A. Perkembangan Sistem Pesantren dan Madrasah di Indonesia
1. Perkembangan Sistem Pesantren di Indonesia
Pola pendidikan agama islam di surau, langar atau di masjid pada masa
awal masih sangat sederhana. Modal pokok yang dimiliki oleh para tenaga
pengajar hanya semnagat menyiarkan islam. Dipusat-pusat pendidikan seperti
surau, langar, masjid atau bahkan serambi rumah sang guru, berkumpul
sejumlah murid yang duduk melantai menghadap kepada guru untuk belajar
mengaji. Tempat-tempat pendidikan seperti inilah yang menjadi embrio
terbentuknya sistem pendidikan pesantren dan pendidikan islam formal yang
berbentuk madrasah atau sekolah yang berdasar keagamaan.
Al-Irsyad didirikan pada tahun 1913 M. oleh ahmad surkati dan mendapat
pengesahan dari Belanda pada tanggal 11 Agustus 1915. Salah satu
pembaharuan yang dilakukan al-irsyad adalah pembaharuan di bidang
pendidikan. Pada tahun 1913, didirikan sebuah perguruan modern di Jakarta
dengan sistem kelas. Materi pelajarannya adalah Pelajaran umum, disamping
Pelajaran agama. Pimpinan-pimpinan al-irsyad dalam bidang pendidikan
banyak dipengaruhi oleh pikiran-pikiran Muhammda Abduh.
Salah satu langkah yang cukup baik dilakukan al-Irsyad tahun 1930-an
adalah disediakannya beasiswa untuk beberapa lulusannya untuk belajar ke luar
negeri, terutama di mesir. Upaya penyediaan beasiswa ini merupakan langkah
maju pada saat itu.
3. Persyerukatan Ulama
Persyerikatan ulama merupakan perwujudan dari Gerakan pembaharuan
di daerah mojalengka (Jawa Barat) yang dimulai pada tahun 1911 atas inisiatif
K.H. Abdul Halim.
Dalam bidang pendidikan. K.H. Abdul Halim mulanya
menyelenggarakan Pelajaran agama sekali seminggu untuk orang-orang dewasa.
Pada tahun 1932, Abdul Halim mendirikan “Santi Asrama” sebuah sekolah
berasrama yang dibagi menjadi tiga tingkatan: Tingkat permulaan dasar dan
lanjutan. Kurikulum yang diberikan di sekolah tersebut tidak hanya berupa
pengetahuan agama dan umum, tetapi juga berbagai keterampilan yang bernilai
ekonomi. Para pelajar dilatih dalam pertanian dan pekerjaan tangan. Santi
asrama merupakan model sekolah yang beru dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Model sekolah ini merupakan salah satu bentuk kontribusi yang telah
diberikan oleh Persyerikatan Ulama untuk kemajuan pendidikan dan
Masyarakat islam di Indonesia agar tidak ketinggalan zaman.
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 10 nopember 1912
M./8 Zulhajjah 1330 H. oleh K.H. Ahmad Dahlan. Organisasi ini bergerak di
bidang pendidikan, dakwah dan kemasyrakatan. Tujuannya adalah untuk
membebaskan umat islam dari kebekuan dalam segala bidang dan praktek
keagamaan yang menyimpang dari kemurnian ajaran islam.
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah merumuskan kegiatan untuk
memperbaharui sistem pendidikan islam secara modern sesuai dengan kehendak
dan tuntutan kemajuan zaman. Pada tahun 1915, K.H. Ahmad Dahlan mulai
mendirikan sekolah dasarnya yang pertama. Pada sekolah ini diberikan
pengetahuan umum, disamping pengetahuan agama. Kemudian diikuti dengan
berdirinya sekolah-sekolah Muhammdiyah di pelosok Indonesia.
5. Persatuan Islam (PERSIS)
Persatuan Islam (PERSIS) didirikan secara resmi pada tanggal 12
september 1923 di bandung oleh sekelompok orang islam yang berminat dalam
studi dan aktivitas keagaman yang dipimpin oleh Zam-zam dan Muhammad
Yunus. Ciri dari PERSIS ini adalah kegiatannya dititikberatkan pada
pembentukan paham keagamaan (Islam) dengan melakukan kegiatan pertemuan
umum, tabligh, khutbah-khutbah, kelompok studi, mendirikan sekolah dan lain-
lain.
Organisasi Persatuan Islam (PERSIS) sangat memperhatikan
pengembangan pendidikan, di antaranya adalah taman kanak-kanak HIS tahun
1930, sekolah MULO tahun 1931, sekolah MULO tahun 1931, sekolah guru
tahun 1932 oleh M. Natsir. Selain itu, PERSIS mendirikan pesantren di bandung
tahun 1936 untuk membentuk kader-kader yang mempunyai keinginan
menyebarkan agama. Di pesantren ini telah diajarkan di samping pengetahuan
agama juga pengetahuan umum.
6. Nahdatuk Ulama (NU)
Akan tetapi, usaha tersebut pernah dirintis oleh K.H. Muhammad Ilyas,
murid dari K.H. Hasyim Asy’ari. Beliau pernah mengenyam pendidikan HIS
pada tahun 1925, beliau telah menyelesaikan pendidikan HIS, kemudian
mondok di tebu ireng untuk memperdalam agama. Tahun 1929 K.H. Hasyim
Asy’ari mempercayakan kepada beliau menjadi pengawas umum di pesantren
dan pimpinan pada pesantren salafiyyah. Atas persetujuan K.H. Hasyim
Asy’ari, Muhammad ilyas memperkenalkan Pelajaran umum di pesantren
seperti membaca dan menulis huruf latin, ilmu bumi, Sejarah dan bahasa
melayu. Pembaruan pendidikan yang diterapkan di pesantren merupakan awal
bagi kemajuan pesantren.
III. Penutup
Asrohah, Hanun. Sejarah Pendidkan Islam. Cet. 1; JalGArta: vr. Logos Wacana limu, 1999.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam.' Tradisidan Mcx/arnisasi Menuju Mi/eniurn Baru. Cet.
1; Jakarta : VE. Logos Wacana Ilmu, 1999.
. Surau di Tengah Krisis; Pesantren dalam PerspeklifMasyarakat dalarn
M. Dawan Rahardjo (ed). Enseklopedi al-Qur'an: Tafsir Sosial Berdasarkan KonsepKonsep
Kunci. Cet. 1; Jakarta: Paramadina, 1996.
Depariemen Agama RI., Ensiklopedia Islam. Jakarta: Bimbaga Islam, Proyek Peningkatan
Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/lAIN, 1992/1993.
Dhofir, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren; Studi Tentang Pandangan Hidup Kiyai. Cet. 111;
Jakarta: LP3ES, 1984.
Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Cet. 1; Jakarta: T. Raja Grafindo Persada, 1996.
Madjid, Nurcholish. Bilik-bi/ik Pesantren: Sebuah Potet Perjalanan. Cet. I', Jakarta:
Paramadina, 1997.
Noer, Deliar. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1902. Jakarta: LP3S 1991.
Steenbrink, Karel A. Pesantren, Madrasah, Sekolah: Pendidikan Islam dalam Kurun /%ern.
Jakarta: LP 3 ES, 1986.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam,• Dirasah Islamiyah IL edisi I, Cet. 11; Jakarta: FF.
Raja Grafindo Persada, 1994.
Zuhairini dkk., Sejarah Pendidikan Islam. edisi I, Cet. IV; Jakarta: Bumi Alcara, 1995.