DI SUSUN OLEH :
NUR DEWI (213312008)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah kelompok ini.
Saya sebagai Tim Penyusun telah mengusahakan kesempurnaan dalam
penulisan makalah ini. Namun, kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi isi maupun dari segi
teknik penulisan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.
Nur Dewi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
B. Daftar Pustaka.........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka muncul
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari hukum waris yang ditinjau dari perspektif hukum
Islam?
2. Bagaimana hukum waris Islam menempatkan khuntsa musykil dalam
suatu peristiwa mewaris?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang diharapkan dari hasil penulisan ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian hukum waris yang ditinjau dari
perspektif hukum Islam
2. Untuk mengetahui bagian harta warisan bagi khuntsa musykil
dalam peristiwa mewaris yang ditinjau dari hukum waris Islam
BAB II
HUKUM PERDATA ISLAM:
BAGIAN WARIS UNTUK KHUNTSA MUSYKIL
A. Simpulan
Hukum waris menurut tinjauan Islam yaitu hukum yang mengatur segala
sesuatu tentang perpindahan berbagai hak dan kewajiban tentang kekayaan
seseorang yang meninggal dunia kepada orang lain yang masih hidup dengan
memenuhi syarat dan rukun dalam mewarisi. Adapun rukun mewaris adalah
Pewaris/muwarrist, Ahli waris/al-waris dan Harta warisan/almaurust. Sedangkan
syarat- syarat mewaris adalah meninggalnya seseorang (pewaris) baik meninggal
secara hakiki, hukmi maupun takdiri; pemindahan hak kepemilikan dari pewaris
harus kepada ahli waris yang secara syariat benar- benar masih hidup; seluruh ahli
waris diketahui secara pasti, termasuk jumlah bagian masing-masing.
Khuntsa adalah orang yang mengalami ketidakjelasaan kelamin karena
mempunyai dua jenis kelamin sekaligus. Meskipun demikian, sekalipun khuntsa
tersebut berkelamin ganda, ia tetap berhak untuk menjadi ahli waris dan berhak
menerima warisan. Menurut pendapat yang paling kuat dan mu’tamad dalam
mazhab Syafi’i sebagaimana diisyaratkan oleh penyusun kitab Manzhumah Ar-
Rahabiyyah, khuntsa mendapat bagian harta warisan yang kurang dari hak
semestinya. Adapun tata cara pembagian harta waris ini dilakukan melalui dua
tahap. Pada tahap pertama khuntsa dianggap sebagai laki-laki dan pada tahap
kedua dia dianggap sebagai perempuan. Harta waris yang akan khuntsa terima
nantinya adalah kurang dari pada hak yang semestinya tersebut. Adapun selisih
pembagian untuk sementara waktu dibekukan hingga jelas keadaannya, ataupun
para ahli waris itu berdamai menentukan bagiannya itu.
DAFTAR PUSTAKA